IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

Makalah Seminar Tugas Akhir

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI PEMBUAT TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN HAAR WAVELET DAN ALGORITMA PROPAGASI BALIK LEVENBERG MARQUARDT

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol.03, No. 02, Juli 2015

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PENGARUH UJI TUKEY TERHADAP VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAP

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON

KLASIFIKASI CITRA BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

Pengenalan Tanda Tangan melalui Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function

IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

Sistem Identifikasi Smartcard-Rfid dan Pengenalan Tanda Tangan Menggunakan Metode Backpropagation Dengan Kohonen Sebagai Pembanding

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

KNIT-2 Nusa Mandiri ISBN: SISTEM BIOMETRIK TELINGA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

KLASIFIKASI POLA BATIK DENGAN DETEKSI TEPI (LAPLACIAN DAN ROBERT) BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

BAB III RANCANG BANGUN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ADAPTIVE RESONANCE THEORY TWO (ART-2)

ABSTRAK. Michael Parlindungan ( ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

PENGENALAN TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERCEPTRON DAN BACKPROPAGATION

METODOLOGI PENELITIAN

Pengenalan Pola Huruf Arab Tulis Tangan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Perambatan Balik

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION PADA APLIKASI PENGENALAN TANDA TANGAN

SISTEM IDENTIFIKASI KODE TANGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN BACKPROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Karakteristik Spesifikasi

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

PENGENALAN CITRA RETINA MENGGUNAKAN METODE NON OVERLAPPING BLOCK DAN JARAK EUCLIDEAN

SLOPE CORRECTION PADA TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB III METODE PENELITIAN

KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

Identifikasi Pribadi Berdasarkan Citra Telinga dengan Jaringan Syaraf Propagasi Balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION) Achmad Hidayatno, R. Rizal Isnanto, Dian Kurnia Widya Buana Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang Jl. Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275 E-mail: rizal_isnanto@yahoo.com; rizal@elektro.ft.undip.ac.id Abstract Human signature identification is a process for identifying and obtaining a person who has the signature. Signature identification technology includes in biometrics system which uses a behavioral human nature characteristics. For the time being, there are many signature forgeries which are generally make a harm for people who have the signatures. Signature forgery occurs easily for which a system which can assist to identify a person s signature is required. Identification system which will be implemented uses Backpropagation Neural Network model and is supprorted by Delphi programming language. In order to identify a signature, image of signature firstly needs a preprocessing and features extraction. In the preprocessing, there are three stages which have to be performed, there are: converting the grayscaled image, contrasting the image, and edge detection of the image. Features extraction process is performed by segmenting the image in the form of rows and columns which has a purpose to get a significant feature information of the image of signature, as well as to get a data value which will be an input for neural network. Neural network training is performed to get an accurate classification from trained data input of signatures. A signature can be identified when the signature is comprised in one of classes which formed of training process. The research uses 150 images of signatures which consist of 10 responders for database for which it requires 10 data from each responder and 5 responders from outer side of database for which it requires 5 data from each responder. Conclusions of the research are that the application system has a 95% percentage of success level for identifying the signatures from the testing of trained data, while it has only 88% percentage of success level from the testing of outer side of database. Keywords: Signature identification, biometrics, feature extraction, backpropagation neural network. PENDAHULUAN Identifikasi merupakan proses yang penting untuk mengenali dan membedakan sesuatu hal dengan hal lainnya, hal ini dapat berupa hewan, tumbuhan, maupun manusia. Identifikasi ini dilakukan dengan mengenali ciri khas yang dimiliki sesuatu hal tersebut. Pengembangan dari metode dasar identifikasi dengan menggunakan karakteristik alami manusia sebagai basisnya kemudian dikenal sebagai biometrik. Biometrik mencakup karakteristik fisiologis dan karakteristik perilaku. Karakteristik fisiologis adalah ciri fisik yang relatif stabil seperti sidik jari, siluet tangan, ciri khas wajah, pola iris, atau retina mata. Sedangkan karakteristik perilaku, seperti tanda tangan, pola ucapan, atau ritme mengetik, selain memiliki basis fisiologis yang relatif stabil, juga dipengaruhi kondisi psikologis yang mudah berubah. Saat ini, tanda tangan banyak digunakan sebagai sistem identifikasi untuk mengenali seseorang. Pada umumnya, untuk mengidentifikasi tanda tangan masih dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan tanda tangan pada waktu transaksi dengan tanda tangan yang sah. Tekstur citra tanda tangan yang unik pada setiap orang dapat dianalisis untuk diidentifikasi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu menganalisa karakteristik tanda tangan sehingga mempermudah dalam mengidentifikasi tanda tangan seseorang. Dengan menggunakan jaringan saraf tiruan metode perambatan-balik (backpropagation) dapat dibuat sebuah sistem yang mampu menganalisis dan mengidentifikasi tanda tangan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan melakukan implementasi perangkat lunak yang berfungsi untuk mengidentifikasi tanda tangan menggunakan jaringan saraf tiruan perambatan-balik. PENGENALAN TANDA-TANGAN Sistem Biometrik dan Tanda-tangan Biometrik merupakan pengembangan dari metode dasar identifikasi dengan menggunakan karakteristik alami manusia 100

sebagai basisnya. Pada Penelitian ini, karakteristik yang dibahas adalah pola tandatangan. Hal ini disebabkan karena tandatangan memiliki tingkat akurasi untuk identifikasi yang cukup tinggi. Perbandingan tingkat akurasi teknologi biometrik dengan mengacu perbandingan antara kesalahan proses identifikasi dengan ketepatan proses identifikasi dalam kondisi yang acak dapat dilihat pada Tabel 1. TABEL 1 PERBANDINGAN KEAKURATAN TEKNOLOGI BIOMETRIK Biometrik Tingkat Akurasi Pemayaran retina 1 : 10.000.000 Pemayaran iris 1 : 131.000 Pola Sidik Jari 1 : 500 Geometri Tangan 1 : 500 Dinamika tanda tangan 1 : 50 Dinamika Suara 1 : 50 Segmentasi Citra Segmentasi dilakukan untuk memilih dan memisahkan objek dari citra secara keseluruhan. Objek tersebut merupakan bagian dari citra yang akan diolah atau dianalisis. Salah satu teknik segmentasi berdasarkan intensitas warna adalah metode klasterisasi rerata (mean clustering). Pada klastering rerata, dilakukan pembagian gambar dengan membagi histogram citra. Pertama-tama mencari intensitas maksimum dan minimum yang dipergunakan dalam citra. Dari intensitas minimum ke maksimum, dilakukan pembagian sejumlah N klaster (kelompok). Misalnya pembagian citra histogram menjadi dua klaster (N=2), hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. N ini menentukan jumlah obyek yang diharapkan ada pada gambar. Setelah dilakukan pembagian, histogram akan terbagi menjadi bagian-bagian yang dinamakan klaster (kelompok). Kemudian pada gambar dilakukan penelusuran untuk seluruh titik. Setiap titik akan digolongkan ke klaster yang terdekat sehingga hasil akhir dari proses ini ialah, jumlah warna pada gambar menjadi N. Proses terakhir ialah mencari hasil rerata (mean) dari seluruh titik pada setiap klaster, kemudian mengganti warna seluruh titik didalam grup-grup tersebut dengan rata-rata dari grup masing-masing. Hasil pembagian dari proses klasterisasi, seluruh titik pada setiap klaster diganti dengan rerata klaster sehingga menghasilkan gambar dengan 2 warna. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. Ekstraksi Ciri Gambar 1 Pembagian 2 Cluster (N=2) Gambar 2 Hasil Clustering dengan 2 warna Setelah citra mengalami tahap segmentasi, tahap selanjutnya adalah melakukan ekstraksi ciri-ciri tertentu pada citra. Pada tahap ini, citra dibagi-bagi menjadi beberapa baris M dan kolom N. Setiap kotak dilakukan pemayaran piksel untuk menentukan piksel dengan nilai intensitas rendah yang ada didalamnya. Dalam hal ini, intensitas rendah identik dengan warna gelap, misal hitam. Apabila kotak tersebut bernilai intensitas rendah (hitam) maka kotak akan bernilai 1, sedangkan apabila bernilai intensitas tinggi (putih) maka kotak akan bernilai 0. Data yang disimpan dalam bentuk matriks M N sebagai masukan data untuk diproses melalui jaringan saraf tiruan perambatan balik. Gambar 3 menunjukkan proses ekstraksi ciri citra tandatangan dengan menghasilkan keluaran berupa data biner (0,1) yang akan digunakan sebagai masukan pada jaringan saraf tiruan perambatanbalik. Gambar 3 Proses ekstraksi ciri Jaringan Saraf Tiruan Perambatan-Balik Hidayatno, Identifikasi Tanda-Tangan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Perambatan-Balik 101

Arsitektur perambatan balik diperlihatkan pada Gambar 4 dimana jaringan memiliki satu lapis tersembunyi (hidden), meskipun pada dasarnya perambatan balik dapat memiliki lebih dari satu lapis tersembunyi sesuai kebutuhan sistem. Jumlah simpul terhubung pada lapis masukan dan lapis keluaran ditentukan dari jumlah pola-pola masukan dan pola-pola keluaran. X 1 X 2 X n Wh1 W12 Wh2 W1n Whn W22 W2n?1n?2n W11 W21 W11 I 1 O 1 W21 Wk1 W22 I 2 O 2 I h?hn 1 1 W12 Wk2 W1h?1h Wkh W2h Gambar 4 Arsitektur JST Perambatan- Balik Algoritma umpan maju diuraikan dalam langkah-langkah atau alur prosedur sebagai berikut : 1. Setiap unit masukan (X n, n = 1,, n) menerima sinyal-sinyal masukan x n dan mengirimkan sinyal-sinyal ini ke unit-unit selanjutnya (unit-unit tersembunyi). 2. Setiap unit tersembunyi (I h, h = 1,, h) menjumlahkan sinyal-sinyal terbobotnya: i _ inh = θ hn + xnwhn Kemudian menerapkan fungsi aktivasinya untuk menghitung sinyal keluarannya : I h = f (i_in h ) lalu mengirimkannya pada semua unit lapis lapis keluaran. 3. Setiap unit keluaran (O k, k = 1,, k) menjumlahkan sinyal masukan terbobotnya: o _ ink = θ kh + ihwkh Kemudian menerapkan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal keluarannya : n h?2h?kh O k o k = f (o_in k ) Setelah sinyal keluaran didapatkan maka dimulai tahapan prosedur penghitungan kesalahan dan selanjutnya perambatan balik nilai kesalahan ke lapis tersembunyi lalu ke lapis keluaran sebagaimana dijelaskan dalam langkah langkah berikut : 4. Pada setiap unit keluaran (O k, k = 1,, k) menerima sebuah pola keluaran target yang berhubungan dengan pola masukan pelatihan, untuk menghitung informasi kesalahannya, δ k = (t k o k ) f (o k ) Lalu menghitung besar koreksi bobotnya (untuk memperbaiki w kh ) : Δ w kh = ηδ k I h Selanjutnya menghitung besar koreksi biasnya (yang akan digunakan untuk memperbaiki θ kh ) Δθ kh = ηδ k dan mengirimkan δ k ke unit-unit lapis tersembunyi. 5. Pada setiap unit tersembunyi (I h, h = 1,, h) jumlahkan masukan deltanya (dari unit-unit lapis keluaran): δ _ in h = k δ w Kemudian hasil ini akan digunakan untuk menghitung besar informasi informasi kesalahannya, δ h = δ_in h f (i h ) Lalu menghitung besar koreksi bobotnya (untuk memperbaiki w hn ), Δ w hn = ηδ h x n Dan menghitung koreksi biasnya (untuk memperbaiki θ hn ), Δ θ hn = ηδ h Prosedur selanjutnya adalah proses perbaikan bobot dan bias dari unit input dan unit tersembunyi, diuraikan dalam langkah-langkah berikut : 6. Masing-masing unit keluaran O k, (k = 1,, k) diperbaiki bobot dan biasnya : w kh (baru) = w kh (lama) + Δw kh θ kh (baru) = θ kh (lama) + Δ θ kh 7. Masing-masing unit tersembunyi (I h, h = 1,, h) diperbaiki bobot dan biasnya : w hn (baru) = w hn (lama) + Δ w hn θ hn (baru) = θ hn (lama) + Δ θ hn 8. Proses berhenti pada saat koreksi kesalahan mencapai minimum. k kh 102

Konvergensi akan lebih cepat dicapai bila menggunakan penambahan metode momentum untuk perbaikan bobot. Dalam metode momentum, perbaikan bobot sebelumnya harus disimpan karena perubahan bobot baru didasari oleh bobot sebelumnya. Perumusan bobot unit keluaran perambatan balik dengan momentum terlihat dalam persamaan berikut : w kh (t + 1) = w kh (t) + ηδ k i h + α [ w kh (t) - w kh (t - 1)] atau, Δw kh (t + 1) = ηδ k i h + α Δ w kh (t) dan perbaikan pada unit tersembunyi : w hn (t + 1) = w hn (t) + ηδ h x n + α [w hn (t) w hn (t - 1)] atau, Δw hn (t + 1) = ηδ h x n + αδ w hn (t) Langkah 6 dan langkah 7 sebelumnya diubah dengan persamaan dengan momentum sehingga prosedur standar perbaikan bobot perambatan balik, menjadi perambatan balik dengan momentum yang hasil iterasi pelatihannya akan lebih cepat. Mulai Akuisisi data Segmentasi citra Ekstraksi ciri latih? Y Tentukan Target JST / Cari Bobot T Gunakan Bobot Akhir (Basisdata) Target diketahui PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perangkat lunak yang dibuat bertujuan untuk mengenali pola suatu citra tanda tangan manusia agar dapat dikenali pemiliknya. Diagram alir untuk proses di atas bisa dilihat pada Gambar 5. Tahapan proses pengenalan tanda-tangan adalah akuisisi data citra tanda-tangan sebagai masukan, segmentasi menggunakan mean clustering, ekstraksi ciri, dan pelatihan dengan JST perambatan-balik. Simpan Bobot Akhir (Basisdata) Pengenalan Selesai PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah simpul pada lapis tersembunyi, laju pembelajaran, dan momentum terhadap kinerja sistem, serta mengukur tingkat keberhasilan sistem dalam mengenali suatu tanda-tangan. Pengaruh Jumlah Simpul Pengaruh jumlah simpul pada lapis tersembunyi terhadap kinerja sistem dapat dilihat pada tabel 1 dengan µ = 0,3 dan α = 0,3. Gambar 5 Diagram alir perangkat lunak Tabel 1 Pengujian pengaruh jumlah simpul lapis tersembunyi dengan µ = 0,3 dan α = 0,3 No. Simpul Epoch Waktu 1 10 2182 42 menit 7 detik 2 20 1665 36 menit 16 detik 3 30 1335 31 menit 43 detik 4 40 917 23 menit 36 detik 5 50 648 17 menit 53 detik 6 60 941 28 menit 3 detik 7 70 1254 3 menit 7 detik 8 80 1280 41 menit 47 detik 9 90 1321 43 menit 47 detik 10 100 1393 47 menit 35 detik Hidayatno, Identifikasi Tanda-Tangan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Perambatan-Balik 103

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa dengan bertambahnya jumlah simpul pada lapis tersembunyi maka jumlah epoch akan semakin berkurang hingga jumlah simpul 50 kemudian akan semakin bertambah setelah jumlah simpul lebih dari 50. Jumlah simpul yang terbaik dari 10 percobaan adalah dengan 50 simpul. Pengaruh Laju Pembelajaran (µ) Pengaruh jumlah simpul pada lapis tersembunyi terhadap kinerja sistem dapat dilihat pada tabel 1 dengan α = 0,3 dan jumlah simpul 50. Tabel 2 Pengujian pengaruh parameter laju pembelajaran dengan α = 0,3 dan jumlah simpul 50 No. µ Epoch Waktu 1 0,1 2300 59 menit 27 detik 2 0,15 1524 39 menit 51 detik 3 0,2 1169 31 menit 2 detik 4 0,25 924 24 menit 10 detik 5 0,3 761 19 menit 48 detik 6 0,35 806 21 menit 12 detik 7 0,4 883 22 menit 42 detik 8 0,5 1090 28 menit 8 detik Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa semakin besar nilai laju pembelajaran menyebabkan penurunan jumlah epoch untuk nilai µ 0,3. Penambahan nilai laju pembelajaran untuk µ > 0,3 menyebabkan kenaikan jumlah epoch. Dari tabel dapat dilihat bahwa sistem akan bekerja maksimal dengan laju pembelajaran sebesar 0,3 karena pada keadaan ini jumlah epoch paling sedikit dan waktu yang dibutuhkan paling cepat saat proses pelatihan. Pengaruh Momentum (α) Pengaruh jumlah simpul pada lapis tersembunyi terhadap kinerja sistem dapat dilihat pada tabel 1 dengan µ = 0,3 dan jumlah simpul 50. Tabel 3 Pengujian pengaruh parameter momentum dengan µ = 0,3 dan jumlah simpul 50 No. Momentum Epoch Waktu 1 0,01 845 22 menit 6 detik 2 0,1 813 21 menit 16 detik 3 0,2 783 20 menit 29 detik 4 0,3 761 19 menit 55 detik 5 0,4 741 19 menit 18 detik 6 0,5 724 18 menit 52 detik 7 0,7 672 17 menit 32 detik 8 0,9 623 16 menit 18 detik Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa dengan semakin bertambahnya nilai momentum akan berpengaruh pada berkurangnya jumlah epoch. Hal ini menyebabkan proses pelatihan/pengujian jaringan akan semakin cepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bertambahnya nilai momentum akan menyebabkan proses pelatihan/pengujian jaringan akan semakin cepat. Hasil Pengenalan Tanda-Tangan 1. Data yang Dilatihkan Pengujian dilakukan terhadap data tandatangan yang telah dilatihkan sebelumnya. Hasil pengenalan terhadap tanda-tangan yang telah dilatihkan dapat dilihat pada Tabel 4. 104

Tabel 4 Tingkat keberhasilan tiap Responden Responden Perhitungan Tingkat Keber hasilan Agung = Bambang = Bayu = Pasca = Benar 9 Ratih = Ricky = Sari = Benar 9 Vidi = Benar 7 Riva = Dinar = Benar 95 Seluruh Data = 0 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa sistem memiliki tingkat keberhasilan sebesar 95% untuk mengenali tanda-tangan seseorang yang telah dilatihkan. 2. Data Luar Tabel 5. Tingkat Keberhasilan tiap Responden 90% 90% 70% 95% Pengujian dilakukan terhadap data tandatangan di luar basisdata. Hasil pengenalan terhadap tanda-tangan sebagai data luar dapat dilihat pada tabel 5. Responden Perhitungan Tingkat Keberhasilan Agung BP 80% Danang Peter 80% Sudarmono Teguh 80% Seluruh Data 88% Hidayatno, Identifikasi Tanda-Tangan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Perambatan-Balik 105

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa sistem memiliki tingkat keberhasilan sebesar 88% untuk mengenali tanda-tangan seseorang yang untuk data luar. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, Jaringan syaraf tiruan perambatan-balik yang sudah dilatih dengan data citra tanda-tangan seseorang, dapat digunakan untuk mengenali pemilik tanda-tangan tersebut. Kedua, untuk mendapatkan arsitektur dan parameter jaringan saraf tiruan yang terbaik perlu memperhatikan jumlah simpul lapis tersembunyi, laju pembelajaran, momentum, toleransi galat, dan jumlah epoch. Ketiga, bertambahnya jumlah simpul pada lapis tersembunyi mengakibatkan jumlah epoch kadang berkurang atau bertambah, sedangkan rata-rata lama waktu tiap epoch yang semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah simpul. Keempat, sistem akan bekerja maksimal dengan laju pembelajaran sebesar 0,3 karena pada keadaan ini jumlah epoch paling sedikit dan waktu yang dibutuhkan paling cepat saat proses pelatihan. Kelima, semakin bertambahnya nilai momentum akan berpengaruh pada berkurangnya jumlah epoch yang menyebabkan proses pelatihan/pengujian jaringan akan semakin cepat. Beberapa hal yang dapat diperhatikan ialah: Pertama, penelitian dapat dilanjutkan secara waktu nyata (real time), yang dapat dilakukan dengan cara menghubungkan alat pemindai tanda-tangan dan perangkat lunak secara langsung. Kedua, perlu dilakukan proses prapengolahan yang lebih kompleks pada citra tanda-tangan sehingga diperoleh ciri citra tanda-tangan yang lebih detail. Ketiga, perlu dilakukan penelitian pengenalan tanda-tangan dengan metodemetode selain JST perambatan-balik, misalnya menggunakan metode PCA, ICA, HMM, atau algoritma genetic kemudian dibandingkan agar diperoleh metode terbaik untuk mengenali tanda-tangan. Saraf Tiruan Umpan Maju (Feedforward) dengan Pelatihan Perambatan Balik, Skripsi Mahasiswa S-1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang, 2005. [3] Kusumadewi, Sri, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu,Yogyakarta, 2003. [4] Munir, R., Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Informatika Bandung, 2004. [5] Puspitaningrum, D., Pengantar Jaringan Saraf Tiruan, ANDI, Yogyakarta, 2006. [6] Schalkoff, R.J., Pattern Recognition : Statistical, Struktural and Neural Approaches, John Wiley & Sons, Inc., 1992. [7] Setiawan,H.D., Peramalan Ketinggian Muka Air Dengan Jaringan Saraf Tiruan Perambatan Balik, Skripsi Mahasiswa S-1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang, 2005. [8] Zainal, A. dan Fauzi, A., Aplikasi Neural Network pada Pengenalan Pola Tanda Tangan, Proyek Akhir Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, 2002. DAFTAR PUSTAKA [1] Kristanto, Andri, Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar, Algoritma, dan Aplikasi), Gava Media, Yogyakarta, 2004. [2] Kurniawan, Sofyan, Pengenalan Pola Sidik Jari Menggunakan Jaringan 106