PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN BANGKA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 20 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 15 Tahun 2007 Seri : B Nomor 06

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2004 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

P E R A T U R A N D A E R A H

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MIMIKA,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PENYIMPANAN BAHAN BAKAR MINYAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

NOMOR : 27 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 12/B TAHUN : 1999 SERI : B

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Struktur dan besarnya tarif Retribusi PUSKESMAS ditentukan sebagai berikut : I. TARIF RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP. JASA PELAYANAN (Rp)

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 37 SERI C NOMOR SERI 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 22 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TARIF PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2002 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 20 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah guna menunjang pelaksanaan pemerintahan pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, maka setiap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kabupaten Bangka Barat dikenakan retribusi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dengan huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kabupaten Bangka Barat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3699) 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 3 Tahun 2005 tentang Kewenangan Kabupaten Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2005 Nomor 3 Seri D); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT dan BUPATI BANGKA BARAT MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN BANGKA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Bangka Barat. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Barat. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi masalah kesehatan di Kabupaten Bangka Barat

6. Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Bangka Barat yang terdiri dari puskesmas tidak dengan tempat perawatan dan puskesmas dengan tempat perawatan. 7. Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan secara terpadu oleh tenaga medis, tenaga paramedis dan non paramedis di puskesmas yang ditujukan kepada seseorang dalam bentuk rawat jalan, rawat inap dan konsultasi kesehatan dan akibat-akibatnya. 8. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal dirawat inap; 9. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau perawatan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. 10. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian atau cacat. 11. Tindakan medik dan terapi adalah tindakan pembedahan, tindakan pengobatan menggunakan alat dan tindakan diagnosis lainnya yang diperinci sesuai dengan jenis masing-masing tindakan. 12. Retribusi pelayanan kesehatan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan Puskesmas. 13. Jasa rumah sakit adalah imbalan bagi rumah sakit untuk pemakaian fasilitas peralatan dan ruang yang diberikan kepada pasien rumah sakit, sesuai dengan keperluannya. 14. Pelayanan medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilaksanakan oleh tenaga medik. 15. Pelayanan penunjang medik adalah pelayanan untuk penunjang penegakkan diagnosis dan terapi. 16. Pelayanan penunjang nonmedik adalah pelayanan yang diberikan di rumah sakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik (transportasi, akomodasi, apotek). 17. Pelayanan konsultasi khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi psikologi, gizi dan konsultasi lainnya. 18. Pelayanan Medico-Legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum. 19. Pemulasaraan/perawatan jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleh rumah sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses peradilan. 20. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di rumah sakit, yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya. 21. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemakaian sarana, fasilitas rumah sakit, bahan, obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi. 22. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan/mendapat pelayanan di rumah sakit.

23. Unit Cost adalah hasil perhitungan total biaya operasional pelayanan yang diberikan rumah sakit. BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK, WAJIB DAN GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 2 Setiap pelayanan kesehatan di Puskesmas dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan. Pasal 3 Objek retribusi adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas meliputi : a. pelayanan rawat jalan; b. pelayanan rawat inap; c. pelayanan unit gawat darurat; d. pemeriksaan penunjang medik; e. tindakan medik dan terapi; f. pelayanan konsultasi khusus; g. pelayanan mobil ambulance; h. pelayanan pengujian kesehatan; i. pelayanan persalinan; j. pelayanan KIA/KB; k. pelayanan kesehatan gigi; l. pelayanan pemakaian oksigen. Pasal 4 Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas. Pasal 5 Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum atau penjamin yang melakukan pembayaran atas pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pasal 6 Retribusi pelayanan kesehatan termasuk jenis retribusi jasa umum. BAB III CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 7 Tingkat penggunaan jasa dihitung untuk pelayanan kesehatan pada Puskesmas didasarkan pada : a. jenis pelayanan yang diperoleh; b. jenis alat yang digunakan; c. kelas perawatan.

BAB IV KEBIJAKSANAAN TARIF Pasal 8 (1) Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (2) Biaya penyelenggaraan Puskesmas Kabupaten Bangka Barat ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bersama masyarakat dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat. BAB V PRINSIP, SASARAN SERTA KOMPONEN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 9 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi didasarkan pada kebijaksanaan pemerintah daerah, dengan mempertimbangkan besarnya biaya penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan kesehatan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan yang dijabarkan dalam komponen retribusi. (2) Komponen retribusi terdiri dari : a. jasa sarana; b. jasa pelayanan; c. biaya farmasi. Pasal 10 (1) Tarif retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan atau kelas perawatan. (2) Struktur tarif retribusi ditetapkan untuk setiap jenis pelayanan sebagai berikut : a. pelayanan rawat jalan; b. pelayanan rawat inap; c. pelayanan unit gawat darurat; d. pemeriksaan penunjang medik; e. tindakan medik dan terapi; f. pelayanan konsultasi khusus; g. pelayanan mobil ambulance; h. pelayanan pengujian kesehatan; i. pelayanan persalinan; j. pelayanan KIA/KB; k. pelayanan kesehatan gigi; l. pelayanan pemakaian oksigen. (3) Besaran tarif retribusi untuk masing-masing jenis pelayanan kesehatan sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. BAB VI KERJASAMA DENGAN PIHAK KE TIGA Pasal 11

Bagi Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan, Purnawirawan ABRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan dan keluarganya, peserta wajib PT.Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES), diberikan pelayanan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 Kepala SKPD dapat menjalin kerjasama kemitraan dengan Pihak Ke Tiga dalam mengadakan alat kesehatan/obat-obatan/bahan kimia laboratorium dan radiologi untuk kepentingan operasional yang dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan perundag-undangan yang berlaku, dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan. Pasal 13 Pelayanan bagi masyarakat yang dijamin oleh pihak tertentu, ditetapkan secara tertulis atas dasar kesepakatan, melalui suatu ikatan perjanjian. BAB VII PENGURANGAN DAN KERINGANAN RETRIBUSI Pasal 14 (1) Pada kasus-kasus yang luar biasa Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan biaya perawatan. (2) Pemberian pengurangan atau keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan pasien. (3) Pembebasan biaya perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana atau kesulitan. BAB VIII PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 15 (1) Semua hasil penerimaan pelayanan kesehatan disetor ke kas Daerah oleh Bendaharawan penerima. (2) Pengembalian retribusi pelayanan kesehatan seperti dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Bupati berdasarkan usulan dari Kepala SKPD. (3) Direktur atau Pejabat yang diberi wewenang untuk mengelola seluruh pendapatan setelah disetor ke Kas Daerah sebagai belanja operasional. (4) Kepala satuan kerja perangkat daerah yang diberi kewenangan dibidang kesehatan diberi wewenang untuk peringanan dan membebaskan biaya bagi pengguna jasa pelayanan kesehatan atau pelayanan medik Kelas III A yang tidak mampu sesuai prosedur. BAB IX PENYIDIKAN Pasal 16

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi Wewenang Khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tidak pidana di bidang retribusi daerah. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat ( 1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan catatan dan dokumentasi lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana retribusi daerah; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruang atau tempat pada saat pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang bertanggung jawab. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 17 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam hukuman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 Terhadap objek retribusi yang telah ditetapkan utang retribusinya sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dan belum dibayar maka

besarnya retribusi yang terutang didasarkan pada Peraturan Daerah yang berlaku terdahulu. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan oleh Peraturan Bupati. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat. Ditetapkan di Muntok pada tanggal 30 Oktober 2007 BUPATI BANGKA BARAT, dto H. PARHAN ALI Diundangkan di Muntok pada tanggal 6 November 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT, dto RAMLI NGADJUM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2007 NOMOR 6 SERI C

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 14 Tahun 2007 Tanggal 30 Oktober 2007 DAFTAR BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS KABUPATEN BANGKA BARAT I.PELAYANAN RAWAT JALAN 1 Poliklinik Umum 3000 II. PELAYANAN RAWAT INAP 1 Ruangan /perhari 7000 2 Biaya makan/hari 10000 3 Biaya 0bat/bahan habis pakai 5000 III. PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT 1 Luka tanpa jahitan 1500 2 Luka 1-5 jahitan 2500 3 Luka 6-10 jahitan 3500 4 Luka 11-20 Jahitan 5000 5 Luka > 20 jahitan 10000 6 Ganti balutan/angkat jahitan 500 7 Ektraxsi benda asing 1000 8 Pasang spalek 2000 9 Luka gigitan binatang 2500 10 Luka bakar < 5 % 1000 11 Luka bakar 6-10 % 3000 12 Luka bakar > 10 % 10000 13 Pengambilan benda asing di mata,hidung,telinga 3500 IV. PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIK 1 LED 250 2 Hematokrit 250 3 HB 250 4 Eritrosit 250 5 Leukosit 250 6 Reticolosit 250 7 Hitung jenis lecosit 500 8 Trombosit 250 9 Eusonofil 250 10 Malaria 500 11 Golongan darah 500 12 Gula darah kuasa 1000 13 Asam urat darah 1500 14 Kolesterol 1500 15 Ureum urine 1000 16 Urine rutin 500 17 Tinja rutin 250 18 Test widal 1000 19 Test kehamilan 1000

20 HBSAg 4500 21 BTA ( sputum ) 500 V. PELAYANAN TINDAKAN MEDIK DAN TERAPI 1 Operasi Kecil dengan anastesi lokal 10000 2 KHitanan ( Sirkumsisi ) 6000 3 Tindik 5000 4 Kateterisasi kandung kemih 1000 5 Insisi Abses 3500 6 Pembuangan arterum 2000 7 Ekstervasi kuku 3500 8 Suntikan 200 9 Impus 250 10 Pemasangan NGT/MAKSELAM 2000 VI. PELAYANAN KONSULTASI KHUSUS 1 Konsultasi KIA/kehamilan 500 2 Konsultasi gizi 500 3 Konsultasi kesehatan lingkungan 500 4 Konsultasi kesehatan umum 500 VII. PELAYANAN AMBULANCE/PUSLING 1 Pelayanan Ambulance/Pusling 2000 (Jarak Tempuh Km) VIII. PELAYANAN PENGUJIAN KESEHATAN 1 Surat keterangan kesehatan 5000 2 Surat keterangan Kelahiran 5000 3 Surat keterangan kematian 5000 4 Surat keterangan asuransi 5000 IX. PELAYANAN PERSALINAN 1 Persalinan normal 30000 2 Persalinan dengan penyulit 50000 3 Persalinan plasenta manual 135000 4 Kuretase 150000 X. PELAYANAN KIA/KB 1 Pemeriksaan kehamilan 1000 2 Imunisasi TT 5000 3 Pasang/cabut IUD 12500 4 Pasang/cabut implant 12500 5 Suntik KB 5000 XI. PELAYANAN KESEHATAN GIGI 1 Pengobatan gigi tanpa pencabutan 300 2 Pencabutan gigi sulung tropikal 500 3 Pencabutan gigi sulung suntikan 1500 4 Pencabutan gigi tetap anterior 1100 5 Pencabutan gigi tetap posterior 1300

6 Pencabutan gigi tetap dengan komplikasi 2300 7 Pencabutan gigi M3 Implikasi 1000 8 Penambalan gigi ( konservasi ) 300 9 Penambalan sementara 300 10 Penambalan amalgam 1400 11 Penambalam silikat/glass ianomer ( Fuji ) 2000 12 Penambalan komposit 3500 13 Perawatan saluran akar 1000 XII. PELAYANAN PEMAKAIAN OKSIGEN 1 Pemakaian oksigen tabung/liter 2000 2 Pemakaian oksigen concentrate/ jam 1000 BUPATI BANGKA BARAT, dto H.PARHAN ALI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN BANGKA BARAT I. UMUM Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa sumber penerimnaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Melalui Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pendapatan asli daerah Kabupaten Bangka Barat yang terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, hasil perusahaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah harus tetap ditingkatkan. Sejalan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan penerimaan daerah guna menunjang pelaksanaan pemerintahan pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, maka setiap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kabupaten Bangka Barat dikenakan retribusi. Keseluruhan hal tersebut tercermin dalam Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Bangka Barat. Dalam Peraturan Daerah ini diatur hal-hal yang bersifat pokok, sedangkan yang bersifat teknis dan operasional akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Istilah-istilah yang telah dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman atas isi Peraturan Daerah ini, sehingga dapat menghindarkan kesalahpahaman dalam penafsirannya. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8

Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 ayat (1) Kasus-kasus luar biasa merupakan kejadian-kejadian dalam hal ini penyakit yang di derita pasien sulit untuk disembuhkan yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. ayat (2) ayat (3) Pasal 15 Pasal 16 ayat (1) Yang dimaksud dengan penyidik di bidang perpajakan daerah dan retribusi daerah adalah pejabat PNS tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat yang diangkat oleh Menteri Kehakiman sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. ayat (2) ayat (3) Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Yang dimaksud dengan ketentuan lebih lanjut adalah hal-hal yang mengatur mengenai pelaksanaannya. Pasal 20 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 26