ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-RAY MACHINE DIAGNOSTIC (Case Study in one of the General Hospital inbanda Aceh)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

Maintaining Quality Control by using general Radiological film

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

REFURBISHING PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK EKS. LITBANG BATAN

SKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Uji Akurasi Tegangan Tinggi Alat Rontgen Radiography Mobile. Wadianto¹, Azis Muslim²

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

UNTUK MENGURANGI RESIKO RADIASI P ADA OPERATOR. Ferry Suyatno PRPN -BAT AN PEREKA YASAAN SISTEM PESA W AT SINAR-X FLUOROSCOPY

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

UJI KESESUAIAN AKURASI DAN LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA PESAWAT CT-SCAN SUITABILITY ACCURACY AND LINEARITY OUTPUT RADIATION CT- SCAN TEST

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

TANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR X UNTUK DIAGNOSTIK.

ANALISIS PEMBENTUKAN GAMBAR DAN BATAS TOLERANSI UJI KESESUAIAN PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

EFFICIENCY TEST OF COLIMATOR SHUTTER AT THE X RAY TUBE IN RADIODIAGNOSTIC LABORATORY OF POLTEKKES JAKARTA 2 AND TWO CLINICAL HOSPITALS IN JAKARTA

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

ANALISIS PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN RUANG RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT DENGAN PROGRAM DELPHI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESELAMATAN PESAWAT SINAR-X DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

ABSTRAK

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pengukuran dan Analisis Dosis Radiasi Keluaran pada Pesawat Sinar-X yang Berusia Lebih dari 10 Tahun pada Rumah Sakit di Kota Medan

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

Physics Communication

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

BAB II LANDASAN TEORI

UJI KESESUAIAN KUALITAS CITRA DAN INFORMASI DOSIS PASIEN PADA PESAWAT MAMMOGRAFI

BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK. secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan

Transkripsi:

Jurnal Natural Vol. 12, No. 1, 2012 ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-RAY MACHINE DIAGNOSTIC (Case Study in one of the General Hospital inbanda Aceh) Evi Yufita, Rini Safitri 1 Jurusan Fisika, FMIPAUniversitas Syiah Kuala Email: eviyufita@yahoo.com, rsafitri@unsyiah.net Abstract. Currently, several regional general hospitals in Banda Aceh now have excellent support facilities, one of which is a diagnostic X-ray machine. The performance of diagnostic X-ray machine should be checked to determine if the dose received does not harm a patient and produce a good image and provide diagnostic information in a timely and accurate, therefore there are necessary for quality control activities on the machine X- ray. Factors that affect the dosing and imaging results, among others, the amount of the provision of current and voltage. From the research shows that the value of the output voltage generated is not much different from the value of the input voltage with a percentage value below 5%. This value shows a good output machinex-ray because it is still under the maximum tolerance limit of 10%. So the overall results of observations on the machinex-ray is in hospital, the quality control measurements gave values still within safe limits. Then by giving a higher input voltage turns also affect the amount of energy produced, thus affecting also absorbed dose X-rays are produced. Keywords: Quality control, diagnostic X-ray machine I. PENDAHULUAN Sinar-X merupakan salah satu penemuan di bidang fisika yang memberikan perubahan mendasar dalam bidang kedokteran yaitu dengan memanfaatkan kemampuan daya tembus sinar X yang tinggi, dimana mampu menembus jaringan tubuh sehingga dapat membentuk gambar atau bayangan dari bagian tubuh yang disinarinya. Sinar-X yang berenergi tinggi mampu membentuk bayangan, sedangkan yang energinya rendah diserap oleh fbahan obyek. Besarnya penyerapan oleh bahan tergantung dari panjang gelombang sinar-x, susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-x, dan ketebalan serta kerapatan bahan.dalam kegiatan medik, sinar-x dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi.sinarx mampu membedakan kerapatan dari berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya.dengan penemuan sinar-x ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu dilakukan pembedahan [1, 2]. Saat ini pesawat sinar X sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.perlu diatur suatu sistem pelayanan yang baik yang berhubungan dengan ketepatan diagnosa pada pasien. Salah satu rumah sakit umum di Banda Aceh saat ini telah memiliki fasilitaspendukung yang sangat baik antara lain tersedianya Pesawat Sinar-X. Optimalisasi hasilpemeriksaan PesawatSinar-X ini sangat diperlukan agar citra yang dihasilkan memiliki kualitas baik dengan radiasi yang diberikan ke pasien tetap dalam jumlah sekecil mungkin dan berada dalam nilai batasan yang aman.pembentukan gambar pada peristiwa pencitraan pesawat sinar-x tergantung dari beberapa faktor antara lain ;pengaruh arus dan tegangan pada tabung. 21

Arus tabung Arus tabung dalam besaran ma berasal dari pemanasan filamen, jika pemanasan filamen ditingkatkan maka arus dalam tabung sinar-x juga meningkat. Dengan peningkatan arus akan menambah intensitas sinar-x dan penurunan arus akan mengurangi intensitas, sehingga semua intensitas sinar-x atau derajat terang/brightnessakan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-x di titik fokus. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah arus.intensitas sinar-x yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang sama antara satu dengan yang lainnya. Pengaruh tegangan tinggi tinggi (HV) dalam besaran kv akan berpengaruh pada daya tembus sinar-x terhadap obyek. Semakin besar tegangan masukan maka semakin besar energi yang dihasilkan, sehingga dosis serap sinar-x yang dihasilkan juga semakin meningkat.dengan demikian akan berpengaruh pada pembentukan gambar, karena dengan perubahan tegangan menyebabkan perubahan total pada intensitas berkas sinar-x. Hal ini terjadi dengan tanpa perubahan arus tabung [2,3]. Penelitian uji kesesuain (qualitas control) pada Pesawat Sinar-X telah banyak dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pesawat sinar-x. Salah satu dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian/pengaturan arus dan tegangan tabung yang tepat pada pesawat sinar-x sangat penting dalam suatu diagnose karena sangat mempengaruhi hasil pencitraan sehingga menjamin keselamatan terhadap pasien, operator, dan lingkungan [4]. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, di salah satu RSU di Banda Aceh, diketahui sejak lima tahun terakhir peralatan Pesawat Sinar-X di RSU ini belum pernah dilakukan uji kesesuaian (quality control)untuk mengetahui kondisi pesawat sinar-xtersebut. Dengan demikian, untuk memastikan apakah salah satu ppesawat Sinar-X di RSU ini memenuhi persyaratan keselamatan radiasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Informasi tentang diagnosis yang akurat dan dosis yang tepatsehingga akan menghasilkan kualitas citra radiografi yang baik, maka perlu dilakukan kegiatan kendali mutu untuk memonitor kondisi parameter-parameter yang berhubungan dengan teknik pemeriksaan agar tetap konsisten sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan diperbolehkan secara nasional. Target dari hasil pemantauan ini adalah untuk mendapatkan parameter referensi dari Pesawat Sinar-X meliputi nilai arus dan perbandingan nilai teganganinput dengan teganganoutput dari detektor, sehingga nantinya dari hasil pengamatan parameter yang diperoleh dapat menjadi acuan pada saat penggunaan Pesawat Sinar-X diwaktu yang akan datang dengan menghasilkan hasil pencitraan radiografi yang lebih berkualitas [5,6]. Setiap pengukuran pasti memiliki ketidakpastian bergantung pada teknik pengu-kuran dan peralatan yang digunakan.oleh karena itu batas toleransi untuk suatu parameter harus dimasukkan ke dalam ketidak-pastian pengukuran. Untuk peman-tauan quality control dari pesawat sinar-x di rumah sakit dilakukan dengan menggunakan detektor nero 4000M+. Pelaksanaan peman-tauan ini bekerja sama dengan Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN). II. Peralatan METODOLOGI Kontrol panel sinar X (PHILIPS), REF/Model 9890 000 86091, Permanent Filtration= 2,5 AI/75, Nominal Voltage = 150 Kv., detektor nero 4000 M+, survey meter. Metode Penelitian Pada tahap awal, diperlukan persiapan alat Pesawat Sinar-Xyang digunakan, dimana pesawat yang digunakan berjarak 100 cm antara meja pasien dan tabung sinar-x. Pengumpulan data dilakukan dengan 22

mengunakan detektor nero 4.000 M+ yang dapat mengamati nilai yang dikeluarkan oleh pesawat sinar-x yaitu nilai tegangan rata-rata, tegangan efektif, tegangan maksimum, dan dosis. Adapun parameter pengamatan yang akan dilihat adalah: 1. Stabilitas tegangan. Untuk mengukur ketepatan tegangan dapat digunakan alat kvp meter yang diletakan di bawah kolimator. yang digunakan untuk pengujian sebesar 70 kv, arus sebesar 160 ma dan waktu 0,012 s dengan pengamatan dilakukan perulangan sebanyak 3 kali. 2. Akurasi teganganinput dengan tegangan output (tegangan efektif) dari detektor. Variasi tegangan yang dipilih adalah 40, 50, 60, dan 70 kv dengan arus sebesar 160 ma. 3. Akurasi arus.untuk data akurasi arus digunakan arus sebesar 50 dan 250 ma dengan tegangan masukan sebesar 70 kv dan waktu 0,012 s. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian kestabilan tegangan pada pesawat sinar x Pengamatan nilai tegangan input di kontrol panel terhadap nilai tegangan output pada detektor bermaksud untuk melihat ketepatan nilai tegangan yang dihasilkan pada pesawat sinar-x. Pesawat sinar-x dikatakan stabil apabila memiliki nilai tegangan masukan di kontrol panel sama dengan nilai tegangan output dari detektor atau terdapat selisih nilai tegangan sehingga tidak melebihi batas teloransi yang telah ditetapkan.adapun toleransi perbedaan tegangan tersebut yaitu pada batasan ± 10 %.Dengan demikian nilai tegangan yang dihasilkan oleh detektor berada dalam batasan yang dapat diterima. Sebelum dilakukan penelitian untuk mengamati akurasi beberapa tegangan input 40,50,60, dan 70 kv pada pesawat sinar-x, kegiatan awal dilakukan adalah pengamatan stabilitas tegangan dan akurasi arus bertujuan untuk melihat kestabilan alat yaitu dipilih pada satu nilai tegangan input saja yaitu pada nilai 70 kv.dari hasil pengamatan yang tercatat dari detector nero 4000 M+ diperoleh data seperti Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel.1 Data pengamatan stabilitas tegangan pada pesawat sinar-x dengan pengamatan perbandingan nilai teganan output dan tegangan input sebesar 70 kv. PENGATURAN PANEL masukan Arus (ma) ratarata HASIL TERUKUR Dosis (µ Gy) efektif max 70 160 0,012 70,05 0,121 95,54 69,93 70,78 70,09 0,121 98,18 69,85 70,92 70,15 0,121 101,5 69,69 70,82 Nilai rata-rata 70,09 0,121 98,40 69,87 70,84 Tabel 2. Data pengamatan akurasi arus pada pesawat sinar-x PENGATURAN PANEL HASIL TERUKUR 70 Arus (ma) tegangan ratarata Dosis (µ Gy) Efektif Max 50 70,19 0,0115 29,65 69,71 71,69 0,012 250 69,95 0,122 156,8 69,72 70,14 Pada pemberian tegangan input yang tetap yaitu 70 kv, terlihat pada Tabel 1 bahwa nilai tegangan output yang dihasilkan mendekati dengan tegangan input yaitu dengan tegangan 23

output rata-rata sebesar 70,09 kv dengan persentase pergeseran tegangan sebesar 1 % dan nilai ini berada di bawah nilai batas standar (persen teloransi) yang dibolehkan yaitu di bawah 5%. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan pengujian untuk nilai tegangan yang lain. Data pengamatan untuk tegangan yanglain dapat dilihat pada Tabel 3. Dari data variasi arus pada Tabel 2, dengan pemberian arus yang berbeda pada tegangan konstan terlihat bahwa pemberian arus tidak begitu mempengaruhi nilai tegangan keluaran yang dihasilkan. Tabel 3. Data pengamatan variasi tegangan input dengan tegangan output dari pesawat sinar-x Teganga Nilai input rata-rata Persen (%) Max Nilai output pada detector Persen (%) Efektif Persen (%) 40 39,25 1,8 39,4 1,3 39,1 2,2 50 48,41 3,2 48,5 3,2 48,3 3,4 60 59,09 1,5 59,2 1,2 58,9 1,7 70 69,67 0,5 69,8 0,24 69,4 0,8 Pada Tabel 3, variasi tegangan diberikan bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap nilai output dari PesawatSinar-X. Disini terlihat bahwa tegangan output yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan nilai tegangan input dengan nilai persentase di bawah 5%. Nilai tersebut menunjuk-kan keluaran yang baik dari pesawat sinar-x karena masih berada di bawah batasan toleransi maksimum yaitu 10% sesuai peraturan dari BAPETEN [7].Dengan demikian keluaran tegangan tinggi pada Pesawat Sinar-X memenuhi standar, sehingga aman digunakan. Teramati juga bahwa semakin besar tegangan input yang diberikan maka semakin besar pula nilai output yang dihasilkan. Selain itu besar tegangan akan berpengaruh pada daya tembus sinar-x terhadap obyek. Semakin tinggi tegangan input maka semakin tinggi daya tembusnya serta menyebabkan perubahan total pada intensitas berkas sinar-x, dengan kata lain energi radiasi sinar-x yang di hasilkan meningkat sehingga nilai dosis serap sinar-x pun bertambah besar. Pengaruh tegangan masukan terhadap dosis serap yang dihasilkan. Radiasi yang dihasilkan dari pesawat sinar-x. tidak dapat dideteksi dengan indra manusia sehingga manusia tidak mengetahui kapan ia dalam kondisi berbahaya atau tidak. Untuk memonitor radiasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan radiasi atau laju dosis di suatu area digunakan peralatan surveymeter.dari hasil pembacaan melalui surveymeter, ternyata pemberian variasi tegangan masukan mempengaruhi dosis serap sinar-x yang dihasilkan, ini terlihat dari data pada Tabel 4 Tabel 6. Data nilai dosis serap sinar-x sebagai fungsi tegangan Nilai input Nilai output pada detector Dosis serap (µ Gy) 40 24,62 50 44,28 60 73,08 70 106,1 Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dosis serap yang diterima obyek akan semakin tinggi bila pemberian tegangan ditingkatkan seperti terlihat pada Tabel.4. Dengan peningkatan tegangan input maka energi yang dihasilkan semakin besar pula sehingga intensitas sinar-x yang dihasilkan semakin tinggi maka dengan demikian mempengaruhi besar dosis serap yang diterima oleh objek. Besarnya nilai intensitas sinar-x ini, selain dipengaruhi oleh tegangan yang diberikan, juga dipengaruhi oleh pemberian arus, pengaturan jarak pesawat sinar-x terhadap pasien dan waku pencitraan (waktu 34

exposure). exposure yang lama juga akan meningkatkan intensitas dari sinar-x. Semakin lama waktu eksposure yang digunakan, maka electron-elektron yang di hasilkan dari pesawat sinar-x semakin banyak sehingga meningkatkan radiasi sinar-x yang dikeluarkan sehingga dapat membahayakan pasien. Dalam hal ini diharapkan lamanya waktu exposure yang diberikansesingkat mungkin pada saat pelaksanaan diagnosa karena untuk menghindari efek negatif dari radiasi yang dihasilkan terhadap pasien. Untuk itu dalam setiap pengoperasian Pesawat Sinar-X selalu dilakukan pengaturan waktu, arus dan tegangan yang bergantung pada kondisi objek yang disinari, dalam hal ini objek yang dimaksud adalah seorang pasien misalnya berat dan usia pasien Selain itu besarnya intensitas sinar-x yang diberikan sangat mempengaruhi kualitas pencitraan yang dihasilkan. Dari hasil keseluruhan kegiatan kendali mutu pada pesawat sinar-x yang ada di salah satu rumah sakit umum Banda Aceh ini, maka pesawat sinar-x tersebut masih menunjukkan nilai pengukuran yang sesuai standard yang berlaku (ketetapan BAPETATEN) dengan nilai teloransinya di bawah 5%. KESIMPULAN Dari hasil keseluruhan pengamatan pada pesawat sinar-x yang ada di salah satu rumah sakit umum Banda Aceh, maka kegiatan kendali mutu (quality control) memberikan nilai beberapa parameter yaitu arus dan tegangan pada pesawat sinar-x yang masih berada dalam batas maksimum yang aman dan sesuai peraturan BAPETEN yaitu berada di bawah 5% dari batas teloransi maksimum 10%. Untuk nilai stabilitas tegangan, nilai input sebesar 70 kv dan nilai output yang dihasilkan sebesar40, 50, 60, dan 70 kv pada PesawatSinar-X tersebut tidak berbeda jauh dengan nilai tegangan output yang dihasilkan yaitu masing-masing sebesar 39,1, 48,3, 58,9, dan 69,4 kv. Dari hasil tersebut terlihat bahwa persen toleransi parameter tersebut masih di bawah 5%. Nilai tersebut menunjukkan keluaran yang baik dari Pesawat Sinar-X karena masih berada di bawah batasan toleransi yang dianjurkan. Selain itu dosis serap yang diterima obyek akan semakin besar bila pengaturan tegangan dan arus ditingkatkan dan juga mempengaruhi besarnya intensitas dan daya tembus sinar-x yang dihasilkan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak PTKMR BATAN yang telah membantu dalam proses pengambilan data di lapangan, juga kepada M. Arif.S.Si yang telah membantu penelitian ini sekaligus penyelesaian tugas akhirnya. REFERENSI 1. A. Mukhlis, 2000, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi, Rieneka Cipta, Jakarta.. 2. G.F. Knool, 2000, Radiation Detection and Measurement,3 rd, New York, John Wiley. 3. Ks Krane,1992, Fisika Modern, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 4. S.C. Husniah, 2005, Characterization of a Dose Area Dosemetere, thesis Master, Universiti Sains Malaysia, Malaysia. 5. Suyatno dan B. Sigit, 2011, Prosiding, Analisis Pembentukan Gambar dan Batas Toleransi Uji Kesesuaian Pada Pesawat Sinar-X Diagnostik,Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir -BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 6. P. Sprawls, 1995, The Physicsal Principal in Medical Imaging, 2 nd, Madison Wisconsin: Medical Physics Publishing. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1250/MENKES/XII/ 2009, Pedoman kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik, Jakarta. 25

26 26