BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Namun bagaimana masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan berbagai pihak, meliputi kepentingan perusahaan (klien) dan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu informasi akuntansi yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. lain: pemilik (principal), investor, kreditur, lembaga keuangan pemerintah dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Standar Auditing & Kode Etik

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab (responsibility), mereka harus peka serta memiliki pertimbangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut setiap pembaca akan mengetahui bagaimana keadaan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tersebut. Pada dasarnya laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu keadaan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan ekonomi. Informasi keuangan agar lebih efektif dan lebih akurat harus disusun oleh penyaji dan harus dapat dipercaya, serta dapat diproses lebih lanjut oleh penerima. Disinilah peran profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen, yang menjamin bahwa penyaji benar-benar telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum atau Generally Accepted Accounting Principle atau di Indonesia dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan. Independensi merupakan suatu hal yang menjadi tuntutan terpenting bagi seorang akuntan publik. Independensi merupakan tujuan yang harus selalu diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu. Arti penting independensi diungkapkan di dalam definisi auditing. Kode etik akuntan dan pernyataan standar juga menekankan arti penting independensi. Kantor akuntan 1

publik diharuskan untuk mengikuti beberapa praktik untuk meningkatkan independensi dari semua personilnya. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti audit yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Dalam melaksanakan profesionalnya akuntan publik harus mampu melaksanakan tanggungjawabnya dalam mewujudkan kepekaan profesional dan memberikan penilaian serta pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka. Penilaian yang diberikan oleh akuntan publik akan sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan ekonomi, sehingga akuntan publik harus mengendalikan mutu audit dan memberikan jasa yang terbaik bagi kliennya. Kegagalan akuntan publik untuk menjalankan tugasnya secara profesional dan independen akan membawa dampak terhadap penurunan kredibilitas dari setiap hasil kerja profesinya. Dan bagi mahasiswa akuntansi akan menjadi pembelajaran yang sangat menarik dalam hal pembelajaran audit mengenai independensi. Untuk menjadi seorang yang independen, auditor harus secara intelektual jujur. Sedangkan agar dapat diakui pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun ia harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independennya. 2

Penelitian ini menyangkut masalah persepsi yang pada dasarnya adalah kemampuan untuk memahami suatu proses atau proses memahami sesuatu atau peristiwa dengan pemikiran. Aspek yang diteliti adalah menyangkut independensi dalam kenyataan (independence in fact) maupun independensi dalam penampilan (independence in appearance). Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini dan dalam menghadapi era globalisasi yang akan menuntut profesi akuntan publik Indonesia untuk lebih meningkatkan independensinya untuk dapat menghadapi persaingan dari luar. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai persepsi mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai laporan keuangan terhadap independensi akuntan publik. Oleh karena itu peneliti mengambil penelitian yang berjudul Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi, Auditor Internal, dan Pemakai Informasi Laporan Keuangan Terhadap Independensi Akuntan Publik. 1.2 Identifikasi Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Apakah mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan mempunyai persepsi yang sama atau berbeda mengenai independensi akuntan publik? 3

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perbedaan atau persamaan persepsi mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan terhadap independensi akuntan publik. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga. Diantaranya sebagai berikut: 1. Menyediakan bahan masukan bagi Ikatan Akuntansi Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia mengenai persepsi masyarakat mengenai independensi akuntan publik. 2. Menyediakan gambaran bagi akuntan publik mengenai persepsi yang ada di masyarakat pengguna informasi laporan keuangan mengenai independensi dan pofesionalismenya dalam melakukan praktek sebagai akuntan publik. 3. Memberikan masukan bagi pengembangan pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan akuntan publik yang tidak hanya kompeten tetapi juga dapat bersikap independen baik dalam kenyataan maupun dalam penampilannya. 4. Bagi penulis hasil penelitan ini berguna sebagai tambahan pengetahuan di samping pengetahuan teori yang telah penulis dapatkan dan pelajari selama duduk di bangku kuliah. 4

5. Penyusunan hasil penelitian ini juga merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam rangka menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. 1.5 Rerangka Penelitian Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan kode etik akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dalam masyarakat. Stephen P. Robbins (2006:169) mendefinisikan persepsi, yaitu: Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan mereka. Individu berperilaku dengan cara tertentu yang didasarkan tidak pada cara lingkungan luar yang sebenarnya tetapi, lebih pada apa yang mereka lihat atau yakini. Begitu pula mengenai independensi akuntan publik, setiap individu memiliki pandangannya masing-masing mengenai independensi yang dimiliki oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah profesi yang mempunyai posisi unik. Pada satu sisi mendapat honor dari klien, tetapi dalam melaksanakan praktik publik ia harus bersikap independen, yaitu tidak memihak kepada salah satu pihak, baik klien maupun pihak lainnya. Akuntan publik harus memperlihatkan profesionalnya dan kredibilitasnya mengenai profesinya sebagai akuntan publik yang independen kepada publik yang dalam hal ini yaitu kepada mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keungan. Mahasiswa akuntansi adalah 5

kelompok masyarakat akademik yang terdiri dari orang-orang yang mengenal profesi akuntan publik secara umum dan terdidik tetapi tidak terlibat langsung di dalamnya. Akuntan publik harus memberikan suatu contoh yang baik dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan teori yang dipelajari oleh para mahasiswa di bangku kuliah sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi para mahasiswa. Selain kepada mahasiswa, akuntan publik juga menjadi suatu perbandingan bagi auditor internal yang pada dasarnya auditor internal juga dituntut bersikap independen dalam menjalankan fungsinya. Fungsi audit internal adalah memberikan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen dalam membentuk fondasi bagi pengembangan pengelolaan perusahaan, karena fungsi audit internal pada prinsipnya merupakan suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Akuntan publik juga memiliki kepentingan kepada para pemakai infomasi laporan keuangan yaitu antara lain pemerintah, investor, kreditur, manajer keuangan atau akuntansi, staf keuangan, manajer kredit dan staf kredit, direktur, dan terutama kepada para pemegang saham. Akuntan publik harus mampu mempertahankan sikap indepedensinya kepada publik dan menjaga agar publik memiliki pandangan yang sama mengenai independensi akuntan publik dengan akuntan publik itu sendiri karena banyak pihak yang menggantungkan kepercayaannya kepada kebenaran laporan keuangan berdasarkan laporan auditor yang dibuat oleh akuntan publik yang independen. 6

Kepemilikan independensi merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan. Di dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dinyatakan bahwa tujuan audit umum atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang materiil, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dilakukan oleh auditor yang independen. Dengan demikian tujuan audit umum akan tercapai jika auditor yang memeriksanya adalah seorang akuntan publik yang independen. Independen yang dikemukakan oleh Arens, adalah : Mampu membebaskan diri dari semua kepentingan yang dapat mengganggu integritas dan objektivitas. Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Independensi harus dipandang sebagai salah satu ciri auditor yang paling penting karena banyak pihak yang menggantungkan kepercayaan mereka terhadap kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor. Bukan hanya penting bagi akuntan publik untuk memelihara sikap mental independen dalam memenuhi tanggungjawab mereka, tetapi penting juga bahwa pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan terhadap independensi dalam kenyataan (independence in fact) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance). Independensi dalam kenyataan akan ada apabila kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya. Sedangkan independensi dalam penampilan adalah hasil interpretasi pihak lain mengenai independensi ini. 7

Mulyadi (2002:26) mendefinisikan independensi sebagai: Keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Independensi merupakan salah satu ciri paling penting yang dimiliki oleh profesi akuntan publik, karena banyak pihak yang menggantungkan kepercayaannya kepada kebenaran laporan keuangan berdasarkan laporan auditor yang dibuat akuntan publik. Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias. Independensi akuntan merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria objektivitas dan keterbukaan. Dalam peraturan 101 kode perilaku profesional American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) tentang independensi, mengatakan bahwa: Setiap anggota harus mempertahankan sikap independen. Ia harus bebas dari semua kepentingan yang bisa dipandang tidak sesuai dengan integritas maupun objektivitasnya. Tanpa tergantung efek sebenarnya dari kepentingan itu. (dikutip dari Messier/Glover/Prawitt, 2005:389) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa independensi sangat penting bagi profesi akuntan publik, yaitu merupakan dasar bagi akuntan publik untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa sehingga laporan keuangan yang telah diperiksa tersebut akan menambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak yang berkepentingan. 8

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti membuat hipotesis bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan terhadap independensi akuntan publik. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan tingkat kristalisasi yang terformulasi (formulized), artinya bahwa desain penelitian telah terstruktur dengan baik dan hipotesis, prosedur maupun sumber-sumber data penelitian telah ditetapkan dengan jelas. Sifat penelitian yang akan dilakukan adalah bersifat survei. Karena bersifat survei, lingkungan penelitian ini adalah lingkungan yang sebenarnya (lapangan). Studi lapangan merupakan studi korelasional yang dilakukan dalam organisasi. (Sekaran, 2003). Dimensi waktu dalam penelitian ini adalah Cross sectional, artinya sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan. Peneliti tidak dapat mengendalikan variabel, disebabkan variabel itu sendiri sudah ada atau karena mereka tidak dapat dikendalikan atau dimanipulasi. Adapun sifat hubungan variabel dalam penelitian ini adalah komparatif. Modus komunikasi yang akan digunakan adalah kuesioner yang dibagikan sendiri oleh penulis dan diisi sendiri oleh responden. 9

1.6.1 Merumuskan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyajikan (H 0 ), dan (H 1 ), sebagai berikut: H 0 :Tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan mengenai independensi akuntan publik. H 1: Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiwa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan mengenai independensi akuntan publik. 1.6.2 Mengidentifikasi Variabel yang Diteliti Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable), yaitu persepsi mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan. 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu independensi akuntan publik. 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari: a. Riset Lapangan (field research). Riset lapangan yaitu penelitian untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan kuesioner, dengan maksud untuk memperoleh data dan 10

informasi yang diperlukan. Kuesioner adalah alat komunikasi antara peneliti untuk diisi oleh responden. a. Riset Kepustakaan (library research). Riset kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menganalisis data tertulis yang diperoleh dari berbagai buku, surat kabar, majalah, artikel, maupun terbitan-terbitan khusus yang digunakan sebagai landasan teori. 1.6.4 Metoda Statistik Dalam melakukan pengujian hipotesis, penulis menggunakan uji statistik dengan menggunakan alat uji One-Way ANOVA dan uji F Pengujian dengan statistik F perhitungannya sebagai berikut: F = r 2 (n 2) 1- r 2 r = nσxy Σx Σy nσx 2 (Σx) 2 nσy 2 - (Σy) 2 Keterangan: n = Banyaknya sampel 11

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui studi survei pada mahasiswa akuntansi, auditor internal, dan pemakai informasi laporan keuangan yang dimulai pada bulan September 2007 sampai dengan bulan Februari 2008. 12