Permasalahan dan Tantangan BPR/BPRS. Rakernas dan Seminar Nasional Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

PenerapanGCG dan Manajemen Risiko Dalam Upaya Penguatan Daya Saing Industri BPR/BPRS

Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

SEPUTAR INFORMASI MENGENAI

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

PENGUATAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. Otoritas Jasa Keuangan 2017

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017)

SURVEI KREDIT PERBANKAN

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

SURVEI KREDIT PERBANKAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I. KETENTUAN UMUM

Boks 3 Memperkuat Daya Saing dan Kelembagaan Bank Pembangunan Daerah

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

SURVEI KREDIT PERBANKAN

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

Menuju UKM Mandiri. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Laporan Gabungan Rincian Laba Rugi

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Banking Weekly Hotlist (17 Juli 21 Juli 2017)

PNM Permodalan Nasional Madani

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 30 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

STRATEGI PENGEMBANGAN SDM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING BPR

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 15 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

Permasalahan dan Tantangan BPR/BPRS Rakernas dan Seminar Nasional Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016

2 Perkembangan Industri BPR Perkembangan Keuangan BPR ( milyar) 120,000.00 100,000.00 89,878 101,713 105,867 Laju pertumbuhan periode 2011-2015 meningkat 16% dan sampai 80,000.00 60,000.00 77,376 59,176 50,520 68,391 58,750 74,807 67,266 79,764 70,238 Total Aset Dana Pihak Ketiga Kredit yg Diberikan akhir Juni 2016 mencapai Rp105 triliun (1,6% dari total aset bank umum). Dana pihak ketiga meningkat sampai 40,000.00 Juni 2016 mencapai Rp70 triliun 20,000.00 (70% dalam bentuk deposito). Kredit meningkat mencapai Rp79 - Desember 2013 Desember 2014 Desember 2015 Juni 2016 triliun pada akhir Juni 2016.

3

4

Kinerja BPR berdasarkan MI BPRKU Modal Inti BPR Total a. MI < 1 M 161 b. MI 1 - <3 M 442 c. MI 3 - <6 M 466 d. MI 6 - <15 M 354 BPRKU 1 MI < 15 M 1.423 BPRKU 2 MI 15 - <50 M 174 BPRKU 3 MI >= 50 M 37 Jumlah 1.634 Dari jumlah BPR/S sebanyak 1.797 sebagian besar (1.184 BPR/68%) memiliki Modal Inti (MI) yang terbatas (di bawah Rp 6 M) BPR/S dengan MI di bawah Rp 6 M memiliki : - kinerja cenderung buruk, tercermin dari : NPL/NPF tinggi, BOPO tinggi, ROA rendah (negative) - TKS/CAMELS yang buruk. Posisi Juli 2016 BPRKU Modal Inti BPR Total a. MI < 1 M 22 b. MI 1 - <3 M 52 c. MI 3 - <6 M 41 d. MI 6 - <15 M 34 BPRKU 1 MI < 15 M 149 BPRKU 2 MI 15 - <50 M 9 BPRKU 3 MI >= 50 M 5 Jumlah 163 Sesuai dengan POJK No. 12/POJK.03/2016 tentang kegiatan usaha dan wilayah jaringan kantor bank perkreditan rakyat berdasarkan modal inti, BPR yang tidak dapat memenuhi ketentuan permodalan akan dikenakan sanksi pembatasan wilayah operasional. Sumber : DPIP dan DPbS, diolah 5

6 Permasalahan BPR dengan MI terbatas Keterbatasan Modal Kurangnya kemampuan PSP dalam menambah modal PSP kurang memiliki komitmen dalam pengembangan BPR Ekspansi kredit tidak diimbangi dengan penguatan modal 1 Akibatnya Ketidakmampuan merekrut SDM yang berkualitas dan mengembangkan SDM yang berintegritas Tidak mampu dalam pengadaan IT yang handal Tidak mampu mengelola secara professional/governance Tidak mampu mengembangkan produk dan layanan yang bersaing Tidak tercapainya economic of scale 2 4 Kinerja BPR buruk bahkan mengalami kerugian Mismanagement dan fraud 3

7

Pemenuhan Jumlah Pengurus posisi Juli 2016 BPRK Kekurangan Jumlah Pengurus Memenuhi BPR 1 Dir 1 Kom 2 Dir 2 Kom Min 2 % Min 3 BPR KU 1 1.423 288 210 1.009 70,91 BPR KU 2 174 13 18 142 81,61 BPR KU 3 37 1 2 22 22 35 94,59 10 Total *) 1.634 302 230 22 22 1.186 72,58 10 BPRS BPR DIR < 1 KOM < 1 DIR & KOM < 1 DIR < 2 KOM < 2 <15 M 149 38 16 8 108 99 15- <50 M 9 1 0 0 6 3 >=50 M 5 1 0 0 1 3 Total 163 40 16 8 115 105 Kekurangan jumlah pengurus mengakibatkan timbulnya fraud, mismanagement, keterbatasan pengembangan BPR karena minimnya pengawasan dan ide-ide baru untuk mengembangkan BPR oleh pengurus Sumber : DPIP dan DPbS, diolah. *) Terdapat 1 BPR yang tidak mengirimkan laporan data pokok 8

9 Permasalahan SDM BPR BPR Presentase Tingkat Pendidikan SDM S3 S2 S1 D3 SLTA < SLTA Jumlah SDM BPRKU 1 0,1% 0,7% 38,9% 11,6% 44,8% 4,0% 39.994 BPRKU 2 0,1% 0,9% 45,3% 9,6% 40,1% 4,1% 1.539 BPRKU 3 0,0% 1,3% 47,8% 9,4% 38,9% 2,6% 7.915 Total 0,1% 0,8% 42,0% 10,7% 42,6% 3,8% 69.658 Permasalahan SDM BPR dengan modal terbatas : Kekurangan pengurus SDM banyak namun terkonsentrasi pada low management dengan kompetensi terbatas Kompetensi dan pengalaman calon pegawai kurang Kecilnya gaji dan fasilitas yang ditawarkan BPR Bekerja di BPR belum menjadi pilihan BPR KU 1 belum memenuhi ketentuan jumlah Direksi sebanyak 20%, jumlah Komisaris 15% KU 1 memiliki SDM dengan tingkat pendidikan mayoritas SMA

10

11 Penyebab BPR CIU Tahun Jumlah BPRK Jumlah BPRS Fraud Self Liquidation MisManagement BPRK BPRS BPRK BPRS BPRK BPRS 2011 14 0 14 0 0 0 0 0 2012 3 1 1 0 2 0 0 1 2013 10 1 8 0 1 0 1 1 2014 6 0 5 0 0 0 1 0 2015 3 1 2 0 0 0 1 1 2016 7 1 5 1 0 0 2 0 Total 43 4 35 1 3 0 5 3 Persentase 100% 100% 81% 25% 7% 0% 12% 75% Tahun No. Perkembangan Agustus 2014 2015 2016 1 BPRK CIU 6 3 7 2 BPRS CIU 0 1 1 16 BPR (89%) memiliki MI < Rp3M Terjadi fraud (deposito fiktif, rekayasa kredit, penggelapan angsuran kredit, rekayasa pemberian kredit, penggelapan hasil penjualan AYDA) Lemahnya internal control (tidak memiliki SPI) Intervensi PSP Penerapan tata kelola yang lemah Fraud merupakan faktor dominan yang menyebabkan BPR dilikuidasi Cabut izin usaha terhadap BPR yang bermasalah merupakan upaya untuk menciptakan industri BPR yang sehat sehingga dapat melayani masyarakat dengan baik.

12

KELEMAHAN DALAM SISTEM IT Beberapa kelemahan yang terdapat dalam system IT yang dapat mengakibatkan terjadinya fraud atau error : 1. Sistem tidak dapat memvalidasi data yang telah diinput. 2. Sistem yang dimiliki masih memungkinkan untuk diintervensi atau dimanipulasi. 3. Tidak ada otorisasi baik untuk kegiatan operasional harian maupun khusus. 4. Tidak ada limit jumlah transaksi yang dapat dilakukan Teller tanpa melalui otorisasi. 2% 75% 0% 0% 4% 19% Tidak Mengisi Manual Manual & Spreadsheet Komp. Parsial Komp. Terintegrasi Lainnya Sistem Pengelolaan Transaksi dan Administrasi yang umum diterapkan pada BPR adalah Komputerisasi, sekitar 94% BPR menggunakan sistem komputerisasi. Manajemen Risiko Teknologi Informasi akan menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat banyak BPR yang menggunakan sistem komputerisasi. Sumber: Penelitian mengenai TI - DPNP OJK, tahun 2014. Total responden 1635 BPR namun hanya 1455 BPR yang mengembalikan kuesioner 13

14 DAMPAK DARI KELEMAHAN BPR GAMBAR LACK 1. Terbatasnya produk dan layanan yang disediakan 2. Sulitnya mendapatkan sumber dana murah tingginya biaya dana 3. Tidak tercapainya economic of scale menyebabkan inefisiensi 4. Biaya overhead yang tinggi disebabkan oleh biaya tenaga kerja.

Komponen Biaya Dana BPR/BPRS Posisi : Juli 2016 Struktur Sumber Dana BPRK Nominal Share Tabungan 21.326.849 24,18% Deposito 50.247.898 56,97% Penempatan daribank Lain 3.647.612 4,14% Pinjaman Bank Lain 12.983.374 14,72% Total Sumber Dana BPR 88.205.733 100,00% Komponen Biaya Dana BPRK Nominal Share Beban bunga kontraktual i. Tabungan 487.453 11,23% ii. Deposito 2.652.178 61,12% iii. Simpanan dari bank lain 175.166 4,04% iv. Pinjaman yang diterima 0,00% a. Dari Bank Indonesia 88 0,00% b. Dari Bank Lain 855.619 19,72% c. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 31.135 0,72% v. Pinjaman Subordinasi 4.442 0,10% vi. Lainnya 90.217 2,08% Biaya Transaksi 42.802 0,99% JUMLAH 4.339.100 100,00% Nominal dalam Rp juta Komponen Biaya Dana BPRS Jumlah Share A. Pihak Ketiga Bukan Bank: 1.Tabungan Mudharabah 19.784 6,41% 2.Deposito Mudharabah 179.689 58,23% 3.Lainnya 5.514 1,79% B. Bank-Bank Lain 1.Tabungan Mudharabah 2.368 0,77% 2.Deposito Mudharabah 23.065 7,47% 3.Lainnya 78.171 25,33% Jumlah Bagi Hasil 308.590 100,00% Kurangnya produk dan layanan keterbatasan sumber dana Biaya dana terbesar bersumber dari dana mahal bunga deposito dan pinjaman dari bank lain (tabungan 5,74%, deposito 9,06%, linkage 12,10%) 15

Komponen Biaya Overhead BPR/BPRS Posisi : Juli 2016 Komponen Biaya Nominal % Biaya Overhead 5.066.931 1. Biaya Tenaga Kerja 2.795.515 55,17 2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan 116.837 2,31 3. Biaya Penelitian dan Pengembangan 1.636 0,03 4. Biaya Sewa 225.369 4,45 5. Biaya Pemasaran 173.009 3,41 6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 97.904 1,93 7. Biaya Kerugian Kredit 652.514 12,88 8. Biaya Penyusutan/Amortisasi Aset dan Inventaris 188.909 3,73 9. Biaya Overhead Lainnya : 0,00 a. Biaya Barang/Jasa dan Administrasi 650.296 12,83 b. Lainnya 164.943 3,26 JenisKredit BPR Jml Rek % Nominal UMKM 1.638.944 54,29 37.209.673 Mikro 1.464.508 48,51 20.462.993 Kecil 149.166 4,94 8.820.325 Menengah 25.270 0,84 7.926.355 Non-UMKM 1.380.167 45,71 42.037.307 TOTAL 3.019.111 100,00 79.246.980 Nominal dalam Rp juta Nama Rekening Jumlah Share A. Beban Bonus Titipan Wadiah: 14.046 3,21% B. Premi: 10.730 2,45% C. Tenaga Kerja 237.682 54,38% D. Pendidikan Dan Pelatihan 9.569 2,19% E. Penelitian Dan Pengembangan 808 0,18% F. Sewa 15.549 3,56% G. Promosi 11.197 2,56% H. Pajak-pajak (tidak termasuk pajak penghasilan) 1.837 0,42% Pemeliharaan Dan Perbaikan Aktiva Tetap Dan I. Inventaris 7.605 1,74% J. Penyusutan/Penyisihan/Amortisasi 56.501 12,93% K. Biaya Barang Dan Jasa 40.026 9,16% L. Lainnya 31.546 7,22% Beban Operasional 437.095 100,00% BPR memiliki biaya tenaga kerja yang tinggi disebabkan oleh sistem jemput bola, tercermin dari rekening tabungan sebanyak 10.401.949 dengan saldo rata-rata sebesar Rp2 juta dan rekening kredit mikro sebanyak 1.474.538 dengan rata-rata baki debet sebesar Rp14 juta 16

17

KEBIJAKAN PEMERINTAH YANG MENJADI TANTANGAN BPR 18 Penurunan suku bunga kredit menjadi single digit Penyaluran KUR dengan bunga 9% Kewajiban Penyaluran Kredit UMKM oleh Bank Umum LAKU PANDAI Masyarakat Ekonomi Asean Persaingan dengan LK lain (Koperasi, LKM)

19 KREDIT USAHA RAKYAT 2016 1. Per 30 Desember 2015, suku bunga 9% dimana selisih antara bunga yang seharusnya diterima bank dengan bunga yang dibayar oleh debitur menjadi subsidi pemerintah (berkisar antara 3-7%) 2. Skema : KUR Mikro (maksimal Rp25jt), KUR Retail (maksimal Rp500jt), dan KUR TKI (maksimal Rp25jt) 3. Menggunakan online system SIKP (Sistem Informasi Kredit Program) sebagai basis data UMKM. TARGET 2016 : 100 120 T Subsidi pemerintah dalam bentuk bunga akan meningkatkan minat masyarakat terhadap KUR. Target penyaluran KUR yang ditetapkan pemerintah dan pembatasan maksimal plafond KUR Mikro sebesar Rp 25 juta akan berpengaruh pada pangsa pasar BPR.

20 Jenis Usaha Posisi Juli 2016 Suku bunga 9% Suku bunga > 9% TOTAL Rek Nominal Nomin al/rek POTENSI PERPINDAHAN KREDIT BPR KE SKIM KUR Terdapat potensi perpindahan kredit dari BPR ke Bank Umum bagi kredit BPR dengan suku bunga di atas 9% sebesar Rp76 T, terutama pada kredit mikro yang menjadi pangsa pasar KUR sebesar Rp 19,9 T (26% dari total kredit). Rek Nominal Nomin al/rek dalam Rp juta % Rek Nominal Nominal /Rek Mikro 31.411 577.464 18 1.433.097 19.885.529 14 26 1.464.508 20.462.993 14 Kecil 5.963 350.507 59 143.203 8.469.818 59 11 149.166 8.820.325 59 Menengah 642 238.366 371 24.628 7.687.989 312 10 25.270 7.926.355 314 Non UMKM 41.221 2.176.840 53 1.338.946 39.860.467 30 53 1.380.167 42.037.307 30 Jumlah 79.237 3.343.178 42 2.939.874 75.903.802 26 100 3.019.111 79.246.980 26 Sumber : DPIP

KEWAJIBAN PEMBERIAN KREDIT UMKM OLEH BANK UMUM Melalui PBI No. 14/22/PBI/2012, Bank Indonesia mewajibkan setiapbank Umum untuk menyalurkan Kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20% dari total kredit atau pembiayaan yang disalurkan, dengan tahapan sebagai berikut : Tahun Ketentuan Penyaluran Kredit UMKM Bagi Bank Umum 2015 Paling Kurang 5% dari total kredit atau pembiayaan 2016 Paling Kurang 10% dari total kredit atau pembiayaan 2017 Paling Kurang 15% dari total kredit atau pembiayaan 2018 Paling Kurang 20% dari total kredit atau pembiayaan TANTANGAN PELUANG PERSAINGAN DI PASAR KREDIT UMKM SEMAKIN KETAT POTENSI BERMITRA DENGAN BANK UMUM LINKAGE PROGRAM 21

LAKU PANDAI (POJK No. 19 Tahun 2014) Produk Tabungan Basic Saving Account; Kredit mikro; Asuransi mikro; Produk lainnya berdasarkan persetujuan OJK Kegiatan Laku Pandai (POJK No. 19 Tahun 2014) Perorangan Badan Hukum Agen Laku Pandai menjadi pesaing utama BPR karena produk yang ditawarkan (tabungan BSA dan kredit mikro) sama dan menggunakan mekanisme yang lebih agresif (jemput bola). BPR KU 3 memiliki kesempatan untuk menjadi penyelenggara LAKU PANDAI dengan persyaratan tertentu, sedangkan BPR KU 1 dan KU 2 hanya boleh menjadi agen Posisi Juni 2016 Jumlah Agen Jumlah Nasabah Outsanding BSA KR 1 13.649 116.487 3.500.231.352 KR 2 13.541 185.405 5.891.601.009 KR 3 22.812 1.162.384 39.453.447.093 KR 4 18.181 89.746 5.112.571.818 KR 5 12.508 52.322 4.158.617.319 KR 6 9.424 3.990 1.790.838.360 KR 7 6.057 8.698 1.127.539.161 KR 8 3.721 3.198 1.211.491.372 KR 9 4.814 3.838 1.475.397.121 104.707 1.626.068 63.721.734.605 *) Berdasarkan kantor Bank Umum yang ada di wilayah KR Sumber : DPNP 22

23 Masyarakat Ekonomi Asean DENGAN ADANYA MEA, MAKA : Aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e- commerse, dibuat untuk meningkatkan daya saing Terbukanya akses pemodal asing akan meningkatkan permodalan Bank Umum maupun LKNB lain yang boleh dimiliki asing, namun peluang tersebut tertutup bagi BPR/S yang tidak boleh dimiliki asing. Menguatnya permodalan Bank Umum maupun LKNB lain akan meningkatkan daya saing, di samping brand awareness masyarakat terhadap BPR/S yang masih rendah sehingga BPR/S akan semakin sulit bersaing. Pelaku pasar dalam negri yang merupakan pangsa pasar BPR banyak bersaing dengan produk impor sehingga dapat mengalami kesulitan keuangan

24 Redesign Posisi BPR 1. Apakah BPR telah menjalankan peran sesuai dengan tujuan pendirian sebagaimana diamanatkan dalam UU Perbankan? 2. Apakah ketentuan yang mengatur BPR berdampak positif atau justru merupakan penghambat dalam mendorong kinerja dan kontribusi BPR dalam perekonomian daerah? 3. Mampukah BPR beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam sistem keuangan dan menghadapi perkembangan teknologi saat ini? 4. Perlukah dilakukan redesign posisi BPR dalam sistem keuangan atau deregulasi terhadap industri BPR? 5. Apabila posisi BPR semakin lemah dan kontribusi BPR dalam sistem keuangan sulit untuk ditingkatkan, masihkah keberadaan BPR diperlukan dalam perekonomian Indonesia? 6. Dalam hal keberadaan BPR masih dibutuhkan, perlukah disusun peraturan perundangundangan tersendiri untuk memperkuat kedudukan dan peran BPR?

ARAH PENGEMBANGAN BPR ASPEK BISNIS KERJASAMA KERJASAMA Bank Umum: Dukungan (1) infrastruktur, a.l. networking, capacity building, dan (2) kerjasama jasa-jasa perbankan, a.l. sistem pembayaran, e-cash, j-b bank notes IKNB: produk keuangan non bank Persh Sekuritas: produk pasar modal Pemerintah: (1) BPN: Pembuatan akta/serifikat agunan debitur, (2) Kemendagri: Akses Identitas Tunggal Perusahaan ICT: ASPEK BISNIS Branding/ positioning Peningkatan aneka layanan jasa-jasa perbankan Efisiensi Penurunan cost of fund Penambahan nasabah Perluasan networking dan jangkauan bisnis REGULASI/ KEBIJAKAN REGULASI/KEBIJAKAN Penguatan permodalan, GCG & MR Dukungan akselerasi aspek bisnis yang ingin dikembangkan BPR 25

STRATEGIC PARTNERSHIP DALAM PENGEMBANGAN BPR Etalase produk keuangan Liquidity Support Capacity Building Dukungan Infrastruktur Lingkage Programs Share bisnis Capacity building Bank Umum Pemerintah IKNB Daerah Sekuritas Perijinan Dukungan Kebijakan/ regulasi OJK Pembuatan serifikat agunan debitur Single Identity Lembaga Negara Terkait (a.l BPN, Kemendagri) E-banking Capacity Building Penyediaan/ Sinergi/ standarisasi infrastruktur Networking Marketing Perusahaan ICT B P R Bank Indonesia Perizinan Dukungan regulasi Lembaga Pendidikan Capacity building E-learning Sertifikasi 26

TERIMA KASIH 27