BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KONFIGURASI DI BPPT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

-2- Teknologi tentang Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni Teknologi Keramik Porselin Bali dengan Peraturan ini; Mengingat :

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

Mengingat -2- : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi Tata Kerja Lembaga Pemerin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

b. penyelenggaraan pembinaan dan pelatihan olahraga bagi olahragawan; c. penyelenggaraan pembinaan prestasi olahraga bagi olahragawan; d. penerapan me

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2001 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERJANJIAN KINERJA 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Presiden No. 101 Tahun 2001 Tentang : Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Menteri Negara

BAB XVIII BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

d. pengendalian perencanaan dan operasional rehabilitasi/ e. pelaksanaan urusan ketatausahaan; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas s

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

d. Kepala Seksi Bahan dan Peralatan; e. Kelompok Jabatan Fungsional.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi.

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

2015, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang. pangan serta percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 57 Tahun : 2016

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Pemu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 103/2001, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Arsip Nasional Republik Indonesia

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERMENLHK RI NO: P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam sebuah organisasi memiliki tujuan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan bisnis organisasi. Pengembangan dan penerapan TI disesuaikan dengan jenis organisasi dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Penerapan teknologi yang sesuai dan selaras dengan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan tersebut. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) merupakan lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu dalam ruang lingkup bidangbidang departemen yang membawahinya. LPND memberikan peran dalam memberikan arah kebijakan kepada pemerintah di berbagai bidang. Setiap LPND memiliki kewajiban mendukung pemerintah dengan menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Sebagai LPND di bidang riset dan teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan LPND yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek). BPPT memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang berkaitan dengan riset dan teknologi. Dalam menjalankan tupoksi tersebut BPPT menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, salah satunya adalah infrastruktur TI untuk membantu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Infrastruktur TI yang dibangun harus dapat beradaptasi disesuaikan dengan perubahan kebutuhan strategis organisasi. Infrastruktur TI yang adaptif dapat diukur dari kecepatan implementasi layanan baru, mampu mengakomodasi peningkatan beban, dan kemudahan menambah komponen baru. Alasan mengapa suatu organisasi membutuhkan infrastruktur TI yang adaptif [3], yaitu : 1. Perubahan yang lebih banyak terjadi di dunia bisnis dibandingkan dengan dunia teknologi informasi, sehingga mau tidak mau bisnis harus dapat mengatasinya. 2. Banyaknya kemungkinan perkembangan yang tidak terlihat dan kebutuhan bisnis yang kompetitif. Lingkungan dalam dunia bisnis 1

2 tidak mentolerir infrastruktur yang kaku dan mahal. Karena bisa jadi ketika infrastruktur TI sudah siap, momentum bisnis sudah terlewati dan organisasi menjadi beberapa langkah tertinggal dibandingkan dengan pesaingnya. Infrastruktur yang bersifat adaptif memungkinkan organisasi beradaptasi dengan perubahan kebutuhan strategis organisasi yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghindari risiko infrastruktur yang tidak terpakai atau harus diganti akibat tidak adaptif terhadap perubahan kebutuhan organisasi. Selain itu, perancangan infrastruktur yang bersifat adaptif memungkinkan orgasisasi dapat lebih memperkirakan peningkatan penggunaan (scale), adaptasi (adapt), mengikuti perubahan (change), dan kemampuan berkembang (grow) dalam menghadapi perubahan kebutuhan strategis organisasi di masa yang akan datang. Organisasi juga lebih memiliki kecepatan dalam implementasi layanan baru, kemudahan dalam menambah komponen baru, serta kemampuan dalam mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan komponen oleh aplikasi secara bersama, efektifitas pada interoperabilitas dan integrasi pada komponen, dan fleksibilitas terhadap perubahan pada komponen-komponen sistem aplikasi yang dapat mengurangi kompleksitas. Terdapat beberapa pendekatan dalam perancangan infrastruktur TI. Salah satu model dalam perancangan infrastruktur adalah Service-oriented infrastructure (SOI) [4]. SOI merupakan model perancangan arsitektur infrastruktur yang berorientasi pada layanan, dimana sumberdaya-sumberdaya infrastruktur dapat dikonfigurasi sebagai suatu komputasi (compute), penyimpanan (storage), serta hardware dan software jaringan (networking) untuk mendukung jalannya aplikasi-aplikasi. SOI memfasilitasi penggunaan bersama (reuse) dan alokasi dinamis sumberdaya-sumberdaya infrastruktur yang diperlukan. 1.2 Perumusan Masalah BPPT didirikan pada 21 Agustus 1978 melalui Surat Keputusan Presiden No.25 tahun 1978, kemudian diperbarui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991. BPPT merupakan salah satu LPND yang berada di bawah koordinasi

3 Kementerian Riset dan Teknologi, memiliki tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BPPT juga memiliki visi menjadi pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum. Fungsi yang diemban oleh BPPT yaitu : 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. 3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi. 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Kewenangan yang dimiliki oleh BPPT adalah : 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya. 4. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu : a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. b. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi.

4 BPPT juga memiliki misi dalam menjalankan tupoksinya. Misi BPPT adalah : 1. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing indusri. 2. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah. 3. Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa. Dalam menjalankan tupoksi, BPPT dipimpin oleh seorang kepala dan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari satu Sekretariat Utama (Setama), yang terdiri dari enam biro dan pusat, dan lima kedeputian, yang masing-masing terdiri dari beberapa direktur dan dibantu dengan beberapa unit pelaksana teknis atau balai. Balai-balai tersebut terletak di beberapa kota yaitu di Serpong (Puspiptek), Lampung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Masing-masing unit kerja dan balai memiliki tugas dan fungsi masing-masing dalam menjalankan program-program BPPT. Untuk mencapai misinya BPPT memiliki beberapa program prioritas. Salah satu program prioritas BPPT adalah Pengembangan dan Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi, baik dalam suatu aplikasi maupun infrastruktur TI, dikelola oleh Pusat Data, Informasi, dan Standardisasi (PDIS) sebagai unit TI di BPPT. Aplikasi-aplikasi di BPPT yang ada saat ini belum terintegrasi, karena masih ada unit kerja unit kerja yang membangun sendiri aplikasi-aplikasi untuk kebutuhan unit kerja tersebut. Infrastruktur TI yang ada juga belum terintegrasi. Kondisi infrastruktur TI BPPT saat ini baru terpusat di kantor Jalan M.H Thamrin Jakarta saja. Balai-balai yang berlokasi di beberapa tempat, seperti di Serpong, Lampung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar, memiliki infrastruktur TI sendirisendiri yang belum terintegrasi. Saat ini BPPT sedang menyusun IT Master Plan, yang salah satu kajiannya adalah merancang dan melakukan evaluasi infrastruktur TI. Rancangan infrastruktur TI harus mengakomodir aplikasi-aplikasi yang selama ini masih terpisah dan belum terintegrasi. Sehingga perlu dirumuskan bagaimana

5 membangun model infrastruktur TI yang adaptif terhadap perubahan kebutuhan strategis BPPT. 1.3 Batasan Masalah Lingkup masalah pada penelitian ini adalah perancangan infrastruktur teknologi informasi di BPPT. Pembahasan penelitian dibatasi pada proses-proses bisnis Administrasi Rutin (Back Office) BPPT, berdasarkan dokumen-dokumen yang didapatkan sampai dengan tahun 2008. Keluaran rancangan meliputi arsitektur sistem informasi, dan arsitektur infrastruktur teknologi informasi. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah merancang model infrastruktur teknologi informasi adaptif di BPPT. Manfaat dari penelitian ini adalah : Adanya model infrastruktur teknologi informasi adaptif yang menjadi acuan dalam mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengelola infrastruktur teknologi informasi BPPT. Memberikan gambaran dan acuan kepada unit kerja unit kerja dalam menentukan standar pengembangan dan implementasi aplikasi. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : BAB 1 : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis. BAB 2 : LANDASAN TEORI Menguraikan dan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan yang berhubungan erat dengan pokok-pokok landasan berpikir, yang relevan dengan topik penyusunan tesis ini, seperti pengertian infrastruktur teknologi informasi, hal-hal yang terkait

6 dengan konsep service-oriented infrastructure (SOI), serta metode-metode pendukung. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Berisi uraian mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, termasuk di dalamnya alur pikir penelitian dan kerangka berpikir yang digunakan pada penyusunan tesis ini. BAB 4 : ARSITEKTUR DAN INFRASTRUKTUR TI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Berisi uraian singkat mengenai profil BPPT, proses bisnis administrasi rutin BPPT dan infrastruktur TI saat penelitian dilakukan. BAB 5 : PERANCANGAN ARSITEKTUR TI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Berisi uraian dan analisis perancangan arsitektur teknologi informasi. Bab ini akan menghasilkan usulan model infrastruktur teknologi pendukung sistem informasi masa depan BPPT. BAB 6 : PENUTUP Bab ini merupakan penutup dimana penulis berusaha menyimpulkan temuan-temuan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya penulis mencoba memberikan saransaran yang kiranya dapat berguna untuk perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan maupun perbaikan untuk penelitian selanjutnya.