BAB I PENDAHULUAN. SMK-Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Tanjungsari merupakan. sekolah menengah kejuruan pertanian dengan salah satu kompetensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses bimbingan siswa yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iman Fushsilat, 2014

EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL (MPVT) PADA MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensi peserta didik dalam kemanusiaannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagus Riawan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN (MACROMEDIA FLASH) DENGAN PENDEKATAN KONTRUKTIVIS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP GAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan siswa dengan tujuan yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

NERIS PERI ARDIANSYAH,

Oleh: Jatmika Alif Nurhidayatullah, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Alifah Ulfah, 2014 Pengembangan Media Audio Visual Pada Kompetensi Penerapan Teknik Perlakuan Kimiawi Enzimatis Di Smkn 2 Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga-tenaga yang mempunyai kompetensi khusus sesuai bidang dan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Adapun penjelasannya sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMK-Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Tanjungsari merupakan sekolah menengah kejuruan pertanian dengan salah satu kompetensi keahliannya yakni Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Tujuan dari kompetensi keahlian APTH adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam menerima serta memproses/menerapkan kompetensi tanaman pangan dan hortikultura. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang digunakan di SMK-PP Negeri Tanjungsari, salah satu standar kompetensi yang terdapat pada mata pelajaran produktif teknologi produksi tanaman hortikultura kelas X semester I (satu) adalah memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa yakni memahami dan melakukan pemilihan bahan tanam, menyiapkan bahan dan alat untuk perbanyakan tanaman, melakukan perbanyakan tanaman serta memelihara bahan tanam. Ada banyak teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif, salah satu diantaranya adalah teknik perbanyakan vegetatif tanaman secara sambung/grafting. Informasi yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran teknik produksi tanaman hortikultura pada kelas X semester I (satu) tahun ajaran 2011/2012, pembelajaran grafting tanaman disampaikan menggunakan metode pembelajaran ceramah dengan media pembelajaran

2 powerpoint, pokok bahasannya lebih banyak terfokus kepada teori serta tahapan grafting tanaman dijabarkan dalam bentuk dokumentasi/gambar diam sehingga mengandung kesan lebih abstrak dan kurang jelas dipahami siswa khususnya cara melakukan grafting tanaman. Hasilnya, setelah dilakukan tes tertulis dan tes praktek grafting tanaman menunjukkan persentase nilai siswa di bawah standar KKM (nilai kurang dari 75) mencapai 65% dan persentase kegagalan hasil grafting tanaman mencapai 78% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan bersamaan dengan praktek pengalaman lapangan (PPL) di sekolah ini, penggunaan media pembelajaran powerpoint dengan memaparkan materi tertulis dan gambar diam teknik grafting tanaman membuat beban siswa untuk dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi jauh lebih sulit apabila tidak didukung dengan gambaran materi grafting yang nyata/jelas. Pada akhirnya saat pelaksanaan ujian, permasalahan yang banyak dihadapi oleh siswa adalah kesulitan dalam menjawab tes tertulis serta melakukan tes praktek. Media pembelajaran merupakan wahana dalam penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada mata pelajaran produktif, diharapkan dapat membantu guru dalam mendemonstrasikan materi pelajaran yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat meningkat. Salah satu media pembelajaran yang perlu diuji coba pada pembelajaran grafting

3 selain dengan media pembelajaran powerpoint diantaranya adalah dengan penggunaan video pembelajaran. Video sebagai salah satu media pembelajaran dapat membantu para guru untuk mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik belajar. Menurut Zubaidah (1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian isiisi pengajaran lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai dengan yang diajarkan dalam video. Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Grafting Tanaman Menggunakan Media Powerpoint dan Video Pembelajaran (Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK-Pertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran grafting tanaman dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint? 2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran grafting tanaman dengan menggunakan video pembelajaran?

4 3. Bagaimanakah perbandingan hasil belajar siswa pada pembelajaran grafting tanaman antara yang menggunakan media pembelajaran powerpoint dengan yang menggunakan video pembelajaran? C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas dalam pelaksanaannya, maka pelaksanaan penelitian dibatasi dalam hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran produktif teknik produksi tanaman hortikultura materi teknik grafting tanaman khususnya grafting pucuk (top grafting) tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L). 2. Keterampilan proses yang diamati adalah hasil belajar siswa melalui tes perbuatan praktek grafting yang ditunjukan melalui kemampuannya dalam mempersiapkan alat dan bahan, melakukan tahapan prosedur kerja grafting, hasil kerja grafting, keberhasilan grafting serta kemampuan dalam menjawab tes tertulis terkait materi teknik grafting tanaman. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mencoba alternatif media pembelajaran lain yang lebih baik dalam menjelaskan materi teknik grafting tanaman melalui penggunaan video pembelajaran. 2. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa kelas X semester I (satu) tahun ajaran 2012/2013 pada pembelajaran grafting tanaman antara yang

5 menggunakan media powerpoint dan yang menggunakan video pembelajaran. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru mata pelajaran teknik produksi tanaman hortikultura Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dalam menggunakan alternatif media pembelajaran yang tepat, sehingga dapat mempermudah guru dalam membantu siswa memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran teknik produksi tanaman hortikultura. 2. Bagi siswa SMK-PP Negeri Tanjungsari kelas X semester I (satu) pada mata pelajaran teknik produksi tanaman hortikultura Penggunaan alternatif media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif yang salah satunya adalah teknik grafting tanaman. 3. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat mendasari penelitian lain terkait media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK Pertanian khususnya pada mata pelajaran produktif. F. Asumsi Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran agar tidak terjadi keragu-raguan dalam penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (Suharsimi Arikunto, 2006:65)

6 bahwa anggapan dasar atau postulat adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dalam penelitian ini yang menjadi asumsi adalah: 1. Gagne dan Briggs (1975) menyatakan bahwa media merupakan sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 2. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 3. Nilai tes awal dan tes akhir merupakan gambaran dari tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran penelitian skripsi ini, maka perlu dijelaskan istilah sebagai berikut: 1. Hasil belajar Hasil belajar merupakan gambaran nyata yang dimiliki siswa berupa pemahaman dan kemampuan setelah menerima pengalaman belajarnya, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar itu diperoleh atau diukur berdasarkan penilaian guru dan penilaian hasil tes yang telah dinyatakan dalam bentuk nilai. 2. Grafting tanaman Grafting tanaman merupakan salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan melakukan penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang

7 utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Sambung pucuk (top grafting) merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas atau pucuk dari batang bawah. 3. Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut E. De Corte, yaitu suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional (Winkel, 1989). 4. Media Pembelajaran Powerpoint Media pembelajaran powerpoint adalah perangkat lunak (software) yang dalam penyampaian materi pembelajarannya mampu menggabungkan berbagai unsur media seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik serta animasi. 5. Video Pembelajaran Video pembelajaran adalah alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur atau teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. H. Sistematika Penulisan

8 Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan laporannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, definisi operasional serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS Sesuai dengan judulnya, bab ini menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Dalam karya ilmiah, kajian pustaka memiliki peran yang sangat penting. Fungsi dari penulisan kajian pustaka sebagai landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dibahas. Sedangkan kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diajukan oleh peneliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau kajian pustaka. BAB III METODE PENELITIAN

9 Bab metode penelitian memuat beberapa komponen seperti metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi penelitian, instrumen penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian, analisis uji coba instrumen, hasil uji coba instrumen, dan teknik pengolahan data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan penelitian dan saran.