LAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

METODE DAN KONTROL PELAKSANAAN BETON PRATEGANG SISTEM VSL

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

Alternatif Desain dan Biaya Pelaksanaan Jembatan bentang 25 meter di Pacitan. Ir Arifin, MT, MMT ABSTRAK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

III. METODE PENELITIAN

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

Konsep Dasar. Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

Metode Prategang & Analisis Tegangan Elastis Pada Penampang

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

TUGAS ARTIKEL BETON PRATEGANG ARIZONA MAHAKAM 3MRK2/

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa, lembah yang dalam, alur sungai

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB VI PENUTUP. Panjang Tendon. Total UTS. Jack YCW 400 B 1084 (Bar) T1 ki T1 ka ,56 349, ,56 291,37

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Transkripsi:

LAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN

1 FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1. Persiapan Material (1) Agregat Agregat yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu agregat halus yang berasal dari ex. Galunggung dan agregat kasar berasal dari Maloko yang diproduksi oleh PT. Sido Manik berlokasi di Tanggerang. (2) Semen Semen yang digunakan diproduksi oleh PT. Semen Cibinong Tbk. yang berlokasi di Cibinong, Bogor. (3) Air Air untuk fabrikasi beton ini berasal dari sumur bor yang ada di pabrik. (4) Bahan Tambahan Cair (Admixture) Bahan tambahan cair yang digunakan adalah Daracem, yang diproduksi oleh PT. Grace Specialty Chemicals Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Bekasi. (5) Cetakan, terbuat dari plat baja dengan tebal ± 10 cm. (6) Bahan Grouting (7) Kabel Prategang a. Kabel (strand) ex. Walsin. Jenis : Uncoated sevent wire stress relieved ASTM A 416, grade 270 low relaxation Diameter : 0,5 (12,7 mm) Luas Penampang eff : 98,70 mm²

2 Strand didatangkan dalam bentuk potongan, sesuai dengan panjang kabel yang dibutuhkan. Penempatan dilakukan pada ruang yang bebas dari air dan diletakkan di atas balok penumpu. Strand yang dikirim disertai lampiran sertifikat dari pabrik pembuatnya. b. Wedges Terdiri dari sepasang baji berbentuk kerucut terbelah dan bagian dalamnya bergerigi. c. Casting Bagian dari angkur yang tertanam dalam beton. Permukaan luar casting berfungsi untuk meneruskan gaya prategang ke dalam beton. Sama halnya dengan angkur hidup, ukuran casting ini sesuai dengan besar gaya yang ditanam. Pasangan angkur hidup dengan casting biasa dikenal sebagai angkur hidup. d. Kepala Angkur (anchor head) Bagian dari angkur yang berfungsi untuk mengikat atau mengunci baja prestressed setelah dilakukan pekerjaan stressing. e. Dead End (angkur mati) Berfungsi untuk menahan gaya stressing dan bukan sebagai pengunci. f. Bursting Steel Berupa rangkaian tulangan besi dipasang dan tertanam dibelakang casting, yang berfungsi sebagai perkuatan untuk menahan penyebaran gaya arah radial yang terjadi akibat prategang yang bekerja pada casting. g. Selubung (duct), diameter 65 dan 68 (coupler)

3 Berbentuk seperti pipa berfungsi sebagai tempat kedudukan baja prestressed sehingga posisi sesuai dengan yang direncanakan setelah beton dicor, juga untuk menjaga agar baja prestressed bebas dari ikatan dengan beton. Sambungan antara bagian saluran merupakan sambungan logam dan harus disegel dengan menggunakan pita tahan air untuk mencegah kebocoran adukan. Sambungan harus bebas dari retak, dan saling mengikat rapat dengan adukan. h. Grout vent Pipa untuk lubang memasukkan bahan grouting atau dapat juga sebagai lubang ventilasi pada saat pekerjaan grouting dilakukan. Biasanya dipasang pada posisi tertinggi dan terendah. (8) Besi tulangan, yang digunakan adalah besi dengan diameter 13 mm, 10 mm, dan 8 mm. 2. Perakitan Tulangan atau Selubung Alat-alat yang digunakan untuk perakitan adalah alat potong besi, mesin las, meteran, alat pembengkok, gegep, dan batu gurinda. Sedangkan materialnya adalah besi beton, selubung, masking tape, minyak cetak, kawat ikat, kawat las, dan mesin gurinda. Pekerjaan perakitan tulangan dan selubung ini adalah sebagai berikut : besi beton dipotong atau dibengkokkan menurut keperluan (bentuk dan ukurannya) sesuai dengan daftar rakitan tulangan. Kemudian dirakit sesuai dengan gambar rencana di atas cetakan yang terbuat dari plat baja yang sebelumnya dibersihkan serta diolesi atau dilapisi minyak cetak, agar beton tidak lengket pada cetakan.

4 Besi penyangga selubung dipasang (las) pada rakitan tulangan dengan posisi/elevasi sesuai dengan gambar kerja. Kemudian potong atau sambung selubung sesuai gambar kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan panjang segmen. Perakitan, Pemasangan Tulangan dan Cetakan 3. Posisi/Elevasi Selubung Kabel Untuk menetukan posisi selubung dilakukan pengukuran perpanjangan segmen yang telah ditentukan. Pengukuran dilakukan dari bagian bawah struktur beton ke bagian tengah dan bawah dari selubung. Jarak dari bagian bawah struktur ke bagian tengah selubung disebut titiktitik y1. Titik-titik ini bila dihubungkan merupakan garis letak kabel prategang dan merupakan hasil perhitungan pada perencanaan dari perencanaan untuk tata letak kabel. Sedangkan jarak dari bagian bawah selubung disebut titik y2, dimana titik ini berguna untuk menentukan dan menempatkan selubung kabel prategang. Setelah titik-titik y2 diketahui, pemasangan selubung baru dapat dilaksanakan. Pada setiap titik, selubung diikatkan pada tulangan penahan dengan

5 kawat, sedangakan tulangan penahan tersebut diikat juga dengan kawat pada tulangan sengkang atau tulangan memanjang. Pada bagian ujung selubung dipasang baja spiral yang disebut bursting steel, yang berfungsi untuk menahan gaya prategang pada daerah blok ujung (end block) untuk mencegah beton pada daerah tersebut tidak hancur. Kemudian pada ujung selubung dipasang casting yang merupakan tempat dipasangnya angkur. 4. Pemasangan Tulangan dan Selubung Alat-alat yang digunakan adalah cetakan (end plate), gegep, dan obeng/kunci. Sedangkan materialnya adalah bendrat, beton decking (spacer), selubung, minyak cetak, casting, baut seng, dan besi beton. Pemasangan tulangan dan selubung dilakukan secara berselang-seling dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut : Tahap I : Pada landasan I, dipasang untuk selubung segmen nomor ganjil. Pada landasan II, dipasang untuk segmen nomor genap. Tahap II : Pada landasan I, dipasang untuk selubung segmen nomor genap. Pada landasan II, dipasang untuk nomor ganjil. Untuk landasan III dan IV, dan seterusnya, proses pemasangan tulangan dan selubung sama seperti landasan I dan II. Landasan catakan dibersihkan dan diolesi minyak cetak, kemudian ditempatkan rakitan tulangan diatas landasan catakan sesuai tahapan tersebut diatas. Untuk pemasangan selubung kabel (duct), mula-mula tulangan penyangga (support rebar) diikat dengan kawat beton dan dipasang/dirakit pada tulangan

6 sengkang dengan ketinggian menurut profil kabel pada gambar kerja. Jarak antara tulangan penyangga dibuat maksimum satu meter. Setelah pemasangan tulangan penyangga selesai dikerjakan dan diperiksa, selubung kabel (duct) dipasang diatas tulangan penyangga tersebut dan diikat dengan kawat pengikat pada tulangan penyangga tersebut. Pasang casting pada end plate pada kedua ujung segmen untuk pengecoran tahap kedua (yaitu antara dua segmen yang telah dicor sebelumnya, tidak diperlukan end plate), dan pasang ujung segmen gambar kerja. Pada sambungan antara selubung kabel (duct) digunakan coupler (lihat Gambar, yaitu selubung kabel dengan diameter sedikit lebih besar dari diameter selubung terpasang, dan dilengkapi dengan pita perekat (seal tape) untuk menghindari masuknya air atau adukan beton ke dalam selubung. Demikian juga digunakan pita perekat pada sambungan antara selubung kabel (duct) dengan terompet angkur (anchorage guide). Coupler sebagai Alat Penyambung Tendon

7 Pemasangan Selubung 5. Pemasangan Dinding Cetakan Alat-alat yang digunakan adalah dinding cetakan, kunci ring pas, martil/palu, benang, portal crane, dan penyangga (jack brace). Sedangkan materialnya adalah spons, lem, dan minyak cat. Pemasangan dinding cetakan dilakukan selang-seling dalam dua tahap yaitu sesuai tahapan pemasangan tulangan dan selubung. Bersihkan dan olesi dinding cetakan dengan minyak cetak. Pasang dinding cetakan satu sisi dengan menggunakan portal crane (yaitu dinding cetakan yang berdekatan antara kedua landasan, saling membelakangi) dengan bantuan penyangga (jack brace). Lakukan penjepitan dengan menggunakan klem pada bagian bawah dinding cetakan. Atur jack brace sehingga dinding cetakan lurus/segaris satu sama lain dan vertikal. Gunakan benang yang diikatkan pada tiang pengarah di kedua ujung cetakan. Lalu pasang cetakan sisi lain dengan menggunakan portal crane. Hubungkan kedua sisi dinding cetakan bagian atas dengan menggunakan besi pengikat (separator), dan atur sampai sejajar dan tegak lurus dengan jarak sesuai ukuran balok.

8 6. Pemasangan Angkur Bagian angkur yang tertanam dalam beton (casting) dipasang sesuai dengan ordinat pada kerja, dibaut pada box formwork dan bagian tepi sambungan ditutup dengan masking tape yang bertujuan untuk mencegah masuknya air semen ke dalam angkur. Di belakang angkur dipasang pembesian bursting steel yang sesuai dengan gaya prategang yang bekerja. 7. Pengeluaran Produk dari Cetakan Setelah kekuatan beton dicapai sesuai dengan yang direncanakan, maka dinding cetakan dan sekat pemisah dibuka. Alat-alat yang digunakan adalah kunci ring pas, mertil/palu, portal crane, mal penandaan. Sedangkan materialnya yang digunakan adalah cat. Urutan pelaksanaan pengeluaran produk dari cetakan adalah sebagai berikut : 1) Buka separator, jack brace, dan baji 2) Buka baut-baut pengikat cetakan dan end plate 3) Angkat dinding cetakan, tempatkan pada tempat yang telah disediakan 4) Periksa dan kualifikasikan produk berdasarkan instruksi kerja 5) Beri tanda atau identitas masing-masing segmen produk 6) Jika landasan ada segmen gelagar yang cacat maka segmen tersebut diperbaiki diluar. 7) Lepas masing-masing gelagar dan pindahkan produk jadi keluar landasan

9 PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1. Setting dan Stressing Gelagar Segmental Sebelum dilakukan mobilisasi gelagar, maka lahan untuk stressing bed diratakan dahulu kemudian dibuatkan bantalan beton. Untuk pelaksanaan Fly Over Cimindi ini menggunakan badan jalan aspal yang ada. Pekerjaan setting dan stressing dilakukan di lapangan (site) diambil lokasi terdekat dengan lokasi erection. Karena proyek Fly Over Cimindi ini berada di kawasan pasar dan ramai kendaraan, maka untuk pekerjaan setting dan stressing ini perlu menutup satu jalur kendaraan sehingga penduduk masih dapat beraktifitas seperti biasanya walaupun sedikit terganggu dengan adanya proyek tersebut. Pekerjaan yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stressing adalah sebagai berikut : - Penyusunan gelagar = 3 hari - Pemasangan strand = 2 hari - Stressing dan grouting = 2 hari - Umur grouting = 3 hari - lain-lain = 2 hari Total Waktu = 12 hari

10 Penarikan Strand (stressing) 2. Pemasangan kabel Baja Prategang Strand dimasukkan ke dalam selubung (duct) dengan cara ditusukkan satu per satu secara manual, setelah gelagar-gelagar segmental disusun dengan baik. Pemasangan dilakukan pada saat pekerjaan penarikan kabel akan dimulai. 3. Pekerjaan Penarikan (Stressing) Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan PCI Girder ini adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu ketujuh segmen balok girder yang telah menjadi satu kesatuan, dijajarkan sesuai bagiannya. Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan. Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya

11 kabel strand dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan perencanaan. Lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan (stressing) dilakukan sampai tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan tegangan 1.000-2.000 Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum penarikan. Hasil Stressing Balok Segmental Postensioning (Gelagar 26,5 meter, 29,2 meter, dan 31,9 meter) 4. Grouting Grouting dilakukan setelah penarikan tendon, dimaksudkan untuk memberi perlindungan terhadap korosi dan membuat suatu lekatan antara tendon dan beton di sekelilingnya. Grouting terdiri dari semen portland, air, dan campuran pengembang (expansive) ditambah pelambat (retarder). Tidak boleh ada campuran yang mengandung klor (chloride) atau nitrat. Langkah-langkah pekerjaan grouting adalah sebagai berikut :

12 1) Setelah hasil stressing mendapat persetujuan dari pihak konsultan, maka pekerjaan grouting baru dapat dilaksanakan. 2) Awal dari pekerjaan grouting adalah perpotongan kabel baja prategang (strand) yang berada pada angkur. Strand dipotong minimum 3 cm dari tepi terluar baji. 3) Jika pemotongan telah selesai dilaksanakan, maka angkur ditutup dengan adukan semen dan pasir (patching) untuk mencegah keluarnya suhu grouting dari sela-sela strand. 4) Satu hari = 24 jam setelah pekerjaan patching, maka pekerjaan grouting dapat dilaksanakan. 5) Sebelum pekerjaan grouting dilaksanakan, selubung (duct) yang berisi strand dibersihkan dengan mengalirkan air bersih kedalamnya, kemudian dengan menggunakan kompresor, selubung tersebut dikeringkan. 6) Pada pelaksanaan pekerjaan grouting, semen, air, campuran pengembang dan pelambat diaduk dengan menggunakan electrical mixer sebelum dipompakan ke dalam selubung dengan electrical grouting pump. Bahan grouting dipompakan dengan tekanan sekitar 0,5 N/mm² dan setelah keluar pada grout vent dan grout inlet, maka grout outlet dan grout inlet ditutup dan pekerjaan grouting selesai. 7) Sejak pekerjaan grouting selesai sampai 3 hari kemudian, gelagar pratekan tidak boleh dibebani dan setelah 3 hari baru dapat dipasang

Jenis-jenis Kawat (Wire) 13

14 Sifat-sifat Strand Stress Relieved dengan Tujuh Kawat Tanpa Pelapisan (ASTM A 416)