BAB I PENDAHULUAN. nilai material dan nilai formal. Nilai material adalah nilai-nilai penerapan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Penilaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya aljabar, geometri, kalkulus, statistika, dll. Bangun ruang sisi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing untuk menghadapi tantangan yang begitu kompleks. Upaya yang

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Erni Puji Lestari Guru di SMP NEGERI 4 Kabupaten Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendidikan perlu mendapat perhatian dengan lebih serius, karena

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. ujian akhir semester (UAS) ganjil T.A 2011/2012. Ujian Akhir Semester Ganjil TB Rerata Kelas SMP Negeri 2 Pahae Julu

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan. keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta

BAB I PENDAHULUAN. Matematika selain memiliki sifat abstrak, ternyata juga memerlukan

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi. 1. matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsinya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengetahuan Prosedural Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ditambah

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 3 Lamongan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, ISBN , (2014), 5.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bilangan Romawi penting untuk dipelajari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geometri adalah ilmu mengenai bangun, bentuk, dan ukuran bendabenda 1. Geometri merupakan bagian dari pokok bahasan yang ada dalam pembelajaran matematika. Menurut Soemadi, pengajaran geometri mempunyai nilai material dan nilai formal. Nilai material adalah nilai-nilai penerapan geometri serta keterampilan geometri, sedangkan nilai formal adalah nilai-nilai luhur dalam bermasyarakat yang dapat ditumbuhkan melalui pengajaran geometri. Menurut Suydam, tujuan pengajaran geometri adalah untuk mengembangkan intuisi spasial mengenai dunia nyata, menanamkan pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari cabang matematika lain serta untuk mangajarkan membaca dan menginterpretasikan argumen matematika. Tujuan utama dari proses mengajar belajar geometri adalah agar siswa mempunyai wawasan keruangan (imajinasi spasial) yang tinggi. Wawasan keruangan yang berkembang dengan baik akan sangat membantu siswa dalam mempelajari cabang-cabang matematika lain. Hal itu sangat mungkin terjadi karena konsep- 1 Djati Kerami, dkk, Kamus Matematika, (Jakarta : Balai Pustaka 2003) hal.88 1

2 konsep dalam matematika bersifat abstrak, banyak yang dapat diterangkan atau ditunjukkan melalui representasi geometri 2. Menurut pandangan psikologis, mempelajari geometri dapat membantu pengamatan keruangan. Dari segi matematika sendiri, belajar matematika sangat membantu untuk mempelajari struktur matematika. Pada kenyataan dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Eni Muliawati, diperoleh kesimpulan bahwa aspek pemecahan masalah geometri dapat membangkitkan semangat dalam belajar dan sangat bermanfaat, tetapi pelajaran formal geometri dapat menimbulkan frustasi bagi siswa 3. Menemukan rumus pythagoras dalam penerapan rumus pythagoras merupakan salah satu sub dari pokok bahasan geometri yang seringkali membuat siswa mengalami kesulitan memvisualisasikan objek apabila tidak dapat menggambarkan bagaimana tahapan-tahapan untuk menghasilkan menemukan rumus pythagorasnya. Mereka perlu mengkonstruk dan memanipulasikan modelmodel berupa gambar-gambar geometris. Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam memepelajari materi ini. Menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah merupakan salah satu standar kompetensi dari geometri dalam mata pelajaran matematika di kelas VIII semester ganjil. Peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran 2 Eni Muliawati, Pengembangan Tugas kinerja Geometri Dalam Rangka Pelaksanaan Model Kooperatif Tipe STAD di SLTP, tesis, (Program Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya, 2000: Tidak Dipublikasikan) hal.3-4 3 Ibid, hal.4-5

3 memiliki peran yang sangat penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran, yakni untuk menemukan rumus pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah. Guru di sekolah seringkali menjelaskan materi tentang penggunaan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah, akan tetapi tidak menjelaskan tentang bagaimana cara menemukan rumus pythagorasnya terlebih dahulu. Akibatnya,siswa hanya mengetahui sebatas pada penggunaan konsepnya saja, sedangkan aplikasinya masih sangat kurang 4. Sebagian besar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menganggap materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah hanya sebatas menghafalkan rumus-rumus saja. Tahapan-tahapan dalam menemukan rumus pythagoras dapat digunakan dalam memecahkan masalah dianggap kurang penting, selain itu penilaian yang diberikan hanya pada hasil akhir saja. Hal ini membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti alur yang sesuai dengan penjelasan dari guru. Selain itu, ada pula siswa yang mempelajari materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah ini hanya sebatas penggunaan rumus saja, yaitu menghafal rumus-rumusnya untuk mengerjakan soal-soal tentang pythagoras tersebut. Dengan demikian, langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam materi ini kurang begitu diperhatikan 5. 4 Hasil wawancara dengan Retno Pujiati, S.Pd guru matematika SMPN 1 Kota Mojokerto pada tanggal 10 Oktober 2012 pukul 08.20 5 Hasil wawancara dengan Ines Samantha R..P. dan Siska Puspa P. siswi kelas VIII SMPN 1 Kota Mojokerto pada tanggal 05 Oktober 2012 pukul 09.15

4 Siswa cenderung meremehkan materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah karena materi tersebut dianggap hanya sebagai bentuk materi hafalan saja. Siswa yang hanya menghafal materi tersebut seringkali lupa dengan cara menemukan rumus pythagoras, sehingga untuk menggunakan rumus pythagoras tersebut dalam memecahkan masalah pada pembelajaran matematika masih sering merasa kebingungan 6. Untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa, maka guru sebagai pendidik perlu menyadari bahwa kemajuan pendidikan lebih bergantung kepada dedikasi guru serta kreativitasnya setelah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai tempat. Guru yang menyadari bahwa anak didiknya akan hidup dalam kurun waktu yang lebih penuh persaingan, semestinya perlu berusaha untuk selalu memperbaiki pelajaran dan pembelajarannya. Seorang pendidik matematika (termasuk guru atau pengajar matematika) perlu sekali memahami secara cukup matematika yang akan digunakannya sebagai wahana pengembangan peserta didik 7. Sebagaimana peran guru sebagai pendidik, maka guru perlu menyadari bahwa kemajuan pendidikan lebih bergantung kepada dedikasi guru serta kreativitasnya setelah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai tempat. Guru yang menyadari bahwa anak didiknya akan hidup dalam kurun waktu yang lebih penuh persaingan, semestinya perlu berusaha untuk selalu 6 Hasil wawancara dengan Iluk Nailur Rohmah, siswa kelas IX SMPN 5 Mojokerto pada tanggal 05 November 2012 pukul 18.30 7 Soedjadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Depdikbud : 1998/1999) hal.106

5 memperbaiki pelajaran dan pembelajarannya. Seorang pendidik matematika (termasuk guru atau pengajar matematika) perlu sekali memahami secara cukup matematika yang akan digunakannya sebagai wahana pengembangan peserta didik 8. Untuk mendukung hal ini maka diperlukan semacam alat evaluasi atau cara penilaian dalam pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan belajar matematika sekolah yang baik. Penilaian terhadap siswa juga dapat mengetahui kualitas siswa tersebut. Untuk mengukur ranah psikomotor siswa, dapat menggunakan tes dan observasi yang diarahkan untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) siswa. Cara ini lebih dikenal dengan nama penilaian kinerja (performance assessment) 9. Penilaian kinerja merupakan sebuah alternatif penilaian yang mampu menilai kemajuan siswa yang sangat dibutuhkan, karena masih didominasi oleh tes tertulis dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk dapat mengoptimalkan potensi dapat pula dikaitkan dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya mengenai situasi nyata dalam konteks tertentu. 10 Penilaian kinerja ini dapat diterapkan untuk menemukan rumus pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah. Hal ini disebabkan karena pada materi ini perlu adanya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Apabila siswa 8 Ibid 9 Ratumanan, Tanwey Gerson, dkk, Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Surabaya: UNESA University Press 2003), hal 109 10 Ibid, hal 110

6 mengikuti dengan baik proses pembelajaran, maka mereka mampu menerima materi dan juga mampu memahami materi yang dipelajari tersebut. Keberhasilan siswa dapat terukur oleh banyaknya siswa yang berhasil dalam proses pembelajaran tersebut. Penilaian kinerja juga dapat mengevaluasi apa yang dapat dilakukan siswa serta memberikan informasi kepada siswa tentang pengetahuan apa yang telah diperoleh. Penilaian kinerja juga lebih memudahkan siswa dalam memahami apa yang sedang dipelajari karena siswa sendiri yang mengerjakan dan menganalisis apa yang ditugaskan pada siswa tersebut sehingga lebih memudahkan siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan. Dengan adanya keterkaitan yang erat antara penilaian kinerja dengan materi menemukan rumus pythagoras, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Student s Performance Assessment) dalam Menemukan Rumus Pythagoras. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusun pertanyaan penelitian yang akan diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana proses pengembangan penilaian kinerja siswa (student s performance assessment) dalam menemukan rumus pythagoras? 2) Bagaimana implementasi pengembangan penilaian kinerja siswa (student s performance assessment) dalam menemukan rumus pythagoras?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mendiskripsikan proses pengembangan penilaian kinerja siswa (student s performance assessment) dalam menemukan rumus pythagoras. 2) Mengetahui implementasi pengembangan penilaian kinerja siswa (student s performance assessment) dalam menemukan rumus pythagoras. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dari pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) adalah sebagai berikut: 1) Menjadi alternatif penilaian dalam geometri, khususnya untuk menemukan rumus pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan masalah. 2) Memberikan informasi bagi peneliti peneliti lebih lanjut yang berkaitan dengan pengembangan penilaian kinerja. E. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran pada penelitian ini, maka peneliti menjelaskan beberapa istilah yang digunakan pada penelitian, yakni sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan cara

8 menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun kinerja dalam kegiatan kelompok. 2. Pengembangan penilaian kinerja adalah proses penyusunan penilaian kinerja yang sesuai dengan alur model pengembangan penilaian kinerja tertentu. Model pengembangan penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan Dick and Carrey. Pengembangan ini terdiri dari lima tahapan, yakni Analysis, Design, Development, Implementasi, dan Evaluation. 3. Implementasi penilaian kinerja yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pelaksanaan penerapan dari penilaian kinerja yang telah dikembangkan. F. Batasan Penelitian Untuk menghindari meluasnya pemahaman dalam penelitian ini maka ditetapkan keterbatasan penelitian sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja yang dibuat terbatas dalam menemukan rumus pythagoras. 2. Uji coba/implementasi dalam penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII- C SMPN 1 Mojokerto.