Draft 21/02/2013 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
21/02/2013 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LINGUA, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya p-issn: dan e-issn: X

PETUNJUK PENULISAN MANUSKRIP

Langkah Sebelum Menulis Artikel Judul (1)

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI)

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah

ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL TEKNOVASI

Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Nilai Perusahaan (PBV) dan Harga Saham terhadap Perusahaan Manufaktur

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

Marsudi Wahyu Kisworo Perbanas Institute

KETENTUAN NASKAH ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

JURNAL MITRA KESEHATAN

TATA TULIS JURNAL. Fakultas Teknik Elektro 1

LAPORAN PENELITIAN A. Tujuan Penyusunan laporan 1. Penelitan Dasar ( Basic Research a. Penelitian Dosen b. Penelitian Mahasiswa ( Student Research

PEDOMAN PENULISAN DAN FORMAT NASKAH JURNAL INFOTEL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DI OJS

PENELITIAN DI JURNAL TERAKREDITASI

KETENTUAN CALL FOR PAPERS SEMIKNAS 2017

PEDOMAN PENULISAN AGRIEKONOMIKA JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN ISSN e ISSN

TELAAH SUBSTANSI ARTIKEL JURNAL ILMIAH BEREPUTASI.

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor

PEDOMAN PENULISAN INFOKOP Tahun 2017

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

PENYUNTINGAN ARTIKEL BERBASIS NON RISET DAN BERBASIS RISET JURNAL AKUNTANSI MULTIPARADIGMA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JOURNAL OF NONFORMAL EDUCATION AND COMMUNITY EMPOWERMENT JURNAL ILMIAH TERBITAN BERKALA NASIONAL ISSN

PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

DASAR-DASAR PENULISAN ARTIKEL (MANUSKRIP) UNTUK PUBLIKASI JURNAL ILMIAH BAGI MAHASISWA BK FIP UNNES

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL DI JURNAL NOMINAL

Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah

PUBLIKASI ILMIAH SEBAGAI WUJUD PROFESIONALISME GURU 1

PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI.

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

Penulisan Kerangka Artikel Ilmiah

Vol. 1 No. 2 September BIODATA PENULIS

PEDOMAN PENULISAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG. 2. Penulisan Judul, Nama dan Alamat Penulis

TATA CARA PENULISAN ARTIKEL PROSIDING. TEMA KEGIATAN Profesionalisme Tenaga Profesi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

PETUNJUK UNTUK PRESENTASI ORAL

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL

PANITIA LKTI DAN NATIONAL EDUCATION PERHIMPUNAN MAHASISWA SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA - MALANG

Vol. 1 No. 1 Maret BIODATA PENULIS

PEDOMAN OPERASIONAL STANDAR JURNAL LINGKAR MUTU PENDIDIKAN

TEKNIK PENYUNTINGAN NASKAH ARTIKEL. Suminar Setiati Achmadi

Judul Artikel Lengkap

Seminar Pendidikan Matematika

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN REGULER UNISNU JEPARA

KETENTUAN PUBLIKASI JURNAL MEDIKA RESPATI P3M UNRIYO

TATA CARA PENULISAN MAKALAH SEMINAR NASIONAL TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH

S O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar

MATERI KULIAH E-LEARNING. PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

Tata Tulis Jurnal. Andre Stafiyan, S.Kom STIKOM Bali 2012

ARTIKEL ILMIAH BERBASIS PENELITIAN. Dwi Harsono

Journal of Managerial Issue WRITING GUIDANCE

TAMPLATE DAN GAYA SELINGKUNG Penulisan Artikel Untuk Tugas HTN TA

Manajemen Penerbitan Microbiology Indonesia 1 LEMBAGA PENERBIT ORGANISASI. 1 LEMBAGA PENERBIT (lanjutan) 1. LEMBAGA PENERBIT (lanjutan)

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL INTERNASIONAL. Oleh : Ir. Nyayu Rahmalia, MM

TEKNIK PENYUNTINGAN DEMI PEMANTAPAN GAYA PENULISAN

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN REGULER UNISNU JEPARA

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan

PELATIHAN ELA PKM KARY KM KAR A Y TULIS

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENULISAN NASKAH PUBLIKASI E-JOURNAL LULUSAN S1

Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

Diklat Teknis IOJS. Manajemen Jurnal

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

KETENTUAN PENULISAN JURNAL EKONOMI PERTANIAN, SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN JAREE (JOURNAL OF AGRICULTURE, RESOURCE AND ENVIRONMENTAL ECONOMICS)

SISTEMATIKA SISTEMATIKA BIOLEARNING JOURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI STKIP MUHAMMADIYAH SORONG

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI. Oleh M. Sarjan Fakultas Pertanian UNRAM 2009

K R E A N O J u r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f- I n o v a t i f

PKM-ARTIKEL ILMIAH (PKM-AI)

PEDOMAN PENULISAN JURNAL ONLINE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PAKUAN

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

Panduan ARTIKEL E-JOURNAL

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

STUDI MAGISTER TERAPAN

PEDOMAN PENULISAN JURNAL ILMIAH. Program Studi Teknik Informatika

FORMAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) 1. Format dan Struktur Penulisan Format Kulit Muka FORMAT KULIT MUKA KARYA TULIS ILMIAH ( ukuran A4)

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

PANDUAN PENULISAN JURNAL TAHUN 2017

MAKALAH PUBLIKASI ILMIAH DALAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 1

PELATIHAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH & PENDAMPINGAN KARYA TULIS ILMIAH. Ir.Agung Astuti, M.Si Fak. Pertanian UMY

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

Indonesian Undergraduate Research Journal for Geoscience (IURJG) Guide for Authors (Pedoman untuk Penulis)

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD INSENTIF PERCEPATAN PUBLIKASI UGM TAHUN ANGGARAN 2012

PEDOMAN KULIAH KERJA LAPANGAN STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO

PANDUAN PENULISAN JURNAL. Buku Panduan Penulisan Jurnal

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA PENULIS : Diketik dengan fontasi 11, tanpa gelar, singkatan nama ditulis sesuai dengan pencantuman untuk daftar pustaka.

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra

Transkripsi:

Draft 21/02/2013 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 1

DAFTAR ISI PENDAHULUAN DASAR ILMIAH TUJUAN DAN PENGERTIAN JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN ARTIKEL JURNAL KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL A. Kaidah B. Etika C. Pengelolaan Bank Artikel PENULISAN ARTIKEL ILMIAH A. Bagian Umun B. Bagaian Pembuka Artikel C. Bagaian Abstrak dan Kata Kunci D. Bagaian Utama Artikel E. Bagaian Akhir Artikel 2

PENDAHULUAN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki sejarah dan kompetensi di bidang penelitian dan pegembangan (litbang) yang memiliki salah satu tugas sebagai instansi pembina Jabatan Fungsional Peneliti semua peneliti di Indonesia. Salah satu bentuk kewenangan dan tanggung jawab pembinaan peneliti adalah melakukan akreditasi jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam lingkup lembaga litbang. Kualitas jurnal ilmiah yang dinilai tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas karya tulis ilmiah (KTI) yang dimuat di dalamnya. Sebagai wujud tanggung jawab terhadap peningkatan publikasi hasil litbang di Indonesia, LIPI berupaya menjaga keseragaman persepsi dan kualitas isi atas KTI dengan memberikan pedoman penyusunan penulisan KTI, terutama diperuntukkan bagi peneliti di unit litbang pemerintah. Pedoman KTI ini telah dibahas dengan melibatkan tim penyusun yang profesional dan berpengalaman. Selain itu, latar belakang keilmuan yang beragam juga menambah kedalaman isi pedoman ini dengan harapan mampu mengakomodasi berbagai sudut pandang. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE Ditjen Dikti) No. 152 Tahun 2011 mengatakan bahwa menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. Lebih lanjut surat edaran tersebut mengatakan bahwa perbedaan antara publikasi ilmiah dan tugas akhir adalah dalam format penulisan dan pada publikasinya. Pertama, tugas akhir ditulis lebih panjang dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi, sementara publikasi ilmiah ditulis ringkas yang disebut artikel. Peringkasan dilakukan karena jurnal ilmiah hanya memiliki halaman yang terbatas sehingga hanya dapat memuat artikel yang padat namun tetap memuat informasi yang diperlukan untuk memahami proses dan hasil penelitian tersebut. Kedua, tugas akhir tidak wajib dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah atau artikel harus dipublikasikan. Kewajiban publikasi berhubungan dengan aturan dan hak kekayaan intelektual serta prinsip-perinsip pengembangan ilmiah yang menyatakan bahwa publikasi ilmiah paling tidak berisi salah satu dari aspek-aspek berikut ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik dan pengembangan gagasan atau usulan baru. Publikasi dilakukan dengan mengunggah naskah pada laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda Rujukan Dijital (Garuda) yang dimiliki Ditjen Dikti, dan portal-portal lain yang dapat diakses untuk kepentingan Pascasarjana UNJ, sehingga sebuah publikasi ilmiah dapat dibandingkan dengan naskah lain dan Ditjen Dikti atau Pascasarjana UNJ dapat melakukan scanning terhadap kemungkinan seorang penulis melakukan plagiarism bagi lulusan suatu perguruan tinggi. Selain itu, volume artikel pada masing-masing fakultas/lembaga riset/pascasarja 3

UNJ dengan adanya sistem pendataan artikel secara terpadu (BANK ARTIKEL) semakin bertambah, maka kesempatan menjadi salah satu world class university di dunia semakin mendekat. Dua hal penting dalam artikel ilmiah adalah bentuk dan isi artikel. Bentuk artikel berhubungan dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada masing-masing jurnal (gaya penulisan selingkung/in house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh kemampuan dan keterampilan penulis yang menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu. Penulis dianjurkan mempelajari pola penyajian, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju untuk memperbesar kemungkinan artikel dimuat, naskah yang memerlukan banyak penyuntingan akan membuka peluang ditolaknya naskah. Isi artikel berhubungan dengan substansi gagasan di dalam naskah, dimana isi artikel ilmiah adalah kajian masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah dan menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah. Seiring waktu, timbul kesepakatan bahwa isi artikel ilmiah juga dapat didasarkan atas kajian konseptual (theoretical review) yaitu pengkajian masalah oleh seorang atau sekelompok pakar yang berisi pengembangan konsep atau teori. DASAR ILMIAH KTI didefinisikan sebagai suatu tulisan oleh seseorang yang mengungkapkan buah pikiran sebagai dasar ilmiah, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, evaluasi, kajian, atau peninjauan terhadap sesuatu obyek atau subyek yang disusun menurut metodologi dan sitimatika tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara formal. Hasil KTI merupakan sesuatu tulisan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim yang memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang ditaati oleh masyarakat keilmuan. Gay, L.R dalam buku Educational Research (1987: hal. 467-468) mengatakan bahwa preparation of a research report for publication in a professional journal serves the interests of the professional community as well as those of researcher. Dessertation, and theses are not read nearly as often as professional journals; thus publication in a frequently read journal permits the largers possible audience to read about and use the findings of a research study. Based on your review of related literature and your references, you should be able to identify two or three journals which publish studies in the area of research represented by your study. Bertolak dari kutipan ini, tidak hanya disertasi yang dapat dipublikasi sebagai jurnal, tetapi juga tesis, dan sekripsi, serta jenis karya ilmiah lain asalkan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah. Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian umat manusia yang paling penting. Bahkan tulisan diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk perdaban manusia saat ini. Pemikiran kompleks dari generasi ke generasi untuk kemudian dikembangkan hanya dapat dilalukan secara 4

efektif melalui tulisan, sekali lagi TULISAN. Gelb (1969: 221-222, dalam Pardede, P, 2010), sejarawan Amerika yang memelopori penelitian system tulisan, menyimpulkan bahwa jika bahasa membedakan manusia dari binatang, maka tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain bahwa tulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak akan ada tanpa tulisan. Jadi seseorang yang mengaku dirinya berbudaya, artinya manusia pemikir menciptakan budaya, seharusnya menjadikan aktifitas menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya sehari-hari. Dalam kehidupan modern, pada hakekatnya tidak seorang pun yang bisa mengelak dari tulisan (Pardede, P, 2010). TUJUAN DAN PENGERTIAN Tujuan penulisan artikel jurnal ilmiah ini adalah (1). Memberikan acuan bagi peneliti, dosen dan mahasiswa dalam penyusunan artikel ilmiah; (2). Menyediakan standar minimal dalam hal kaidah penulisan artikel ilmiah; dan (3). Membangun terjadinya kesamaan persepsi dalam penulisan artikel ilmiah. Pengertian artikel jurnal ilmiah adalah suatu tulisan naskah artikel yang berada dalam jurnal publikasi yang memenuhi syarat-syarat KTI secara nyata, mengandung data dan informasi yang memajukan iptek, dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah, serta diterbitkan secara berkala. Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya sebagai dasar ilmiah, dapat dibedakan ke dalam sepuluh jenis karya ilmiah, yaitu dalam bentuk: (1) laporan, (2) makalah, (3) kertas kerja, (4) sekripsi, (5) tesis, (6) disertasi, (7) resensi, (8) kritik, (9) esai, (10) artikel ilmiah. Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam, terdapat lima ciri khas yang membedakan dengan ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yaitu accurate, brief, clear, ethical, dan logical (ABCEL). Ke sepuluh jenis karya ilmiah tersebut dapat ditulis melalui delapan tahapan penulisan menurut Gardner dan Johnson (1977), yaitu: (1) pra-menulis, (2) pembuatan draft awal dengan menuangkan ide di atas kertas, (3) pembacaan ulang dengan menggunakan kaidah2 penulisan, (4) pemeriksaan mitra bestari, (5) revisi dengan perbaikan ulang melalui mitra bestari, (6) pengeditan dengan perbaikan teknis penulisan dan ejaan, (7) penulisan naskah akhir, dan (8) penerbitan dengan mengirim naskah ke redaktur. Jadi, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah pada hakekatnya merupakan kegiatan pikiran-tulis-pikiran-tulis (THINK-WRITE-THINK- WRITE). Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh penulis agar naskah artikel dapat diterima dengan lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah adalah: (1) Cermati petunjuk bagi calon penulis yang dicantumkan pada setiap penerbitan jurnal dan tulis naskah sesuai ketentuan yang dipersyaratkan; (2) Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian dibaca kembali agar 5

menemukan kesalahan yang tidak terdeteksi; dan (3) Serahkan naskah kepada tim pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki sesuai saran Tim Pembimbing Kirimkan Naskah Kepada Dewan Redaksi. A. Jenis JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN ARTIKEL JURNAL Jenis KTI terdiri atas: (1) Hasil penelitian dan pengembangan (litbang) dan (2) Tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis. KTI disusun berdasarkan jenisnya, tetapi tetap dibuat dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap tentang subjek yang ditinjau/diulas dan dikaji. Isi dari tulisan ini tentu sesuai dengan kedalaman analisis setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara komprehensif dan mencerminkan perkembangan menyeluruh di bidang keilmuannya serta memproyeksikan dampak dan menawarkan solusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. B. Bentuk KTI dapat dipublikasikan dalam bentuk Jurnal Ilmiah. Jurnal ilmiah wajib memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut: (1) Memiliki Internasional Standard Serial Number (ISSN); (2) Memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (3) Diterbitkan secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam satu tahun, kecuali jurnal ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi, dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun; (4) Bertiras tiap kali penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali jurnal ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal) dan jurnal ilmiah yang menerapkan sistem daring (online) dengan persyaratan sama dengan persyaratan jurnal ilmiah tercetak; dan (5) Memuat artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit lima, selain dapat ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang dibatasi paling banyak tiga buah. C. Cakupan Cakupan karya tulis meliputi (1). Lingkup pedoman KTI merupakan substansi minimal yang harus dipenuhi dalam penyusunan KTI; (2) Pengembangan teknis penulisan KTI disesuaikan dengan gaya selingkung yang berlaku di setiap pengelola jurnal ilmiah, lembaga penerbitan atau instansi lain dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang benar; (3) Wilayah pedoman penulisan KTI ini mencakupi KTI yang merupakan terbitan lokal/nasional dan regional/internasional dengan pengelolaan di Indonesia. 6

KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL A. Kaidah Sumber data dan informasi ilmiah yang dijadikan dasar dalam penyusunan KTI adalah tulisan yang mengandung data dan informasi yang memajukan iptek serta ditulis sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah KTI terdiri atas sifat-sifat berikut: (1) Logis, berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu; (2) Obyektif, berarti data dan informasi sesuai dengan fakta sebenarnya; (3) Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang konsisten/berkelanjutan; (4) Andal, berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang; (5) Desain, berarti terencanakan dan memiliki rancangan; dan (6) Akumulatif, berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang berkembang. B. Etika Penyusunan Etika penyusunan KTI meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat dan saksama; (2) Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya dan informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap yang diperolehnya untuk disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang; (3) Peneliti/penulis memberikan pengakuan melalui: (a). penyertaan sebagai penulis pendamping; (b). Pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain; dan/atau (c) pernyataan ucapan terima kasih yang tulus kepada pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penelitiannya dan secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud serta mengikuti dari dekat jalannya penelitian; dan (4) Meskipun hasil dari suatu kegiatan/penelitian merupakan sesuatu yang sangat rumit, penulis/peneliti dapat menyampaikan dalam bentuk yang padat/ringkas, tetapi tidak etis bila menyampaikan dalam bentuk yang sederhana/pendek. Peneliti/penulis juga harus menampilkan seluruh informasi yang secara langsung mendukung kegiatannya dan menyampaikan/ melaporkan seluruh aspek yang mungkin akan sangat penting bagi penelitian lainnya; (5) Dalam melakukan atau menghasilkan suatu kegiatan/penelitian, penulis/peneliti menjunjung tinggi nilai kejujuran, menghindari upaya plagiasi dan pemalsuan informasi yang dapat mengakibatkan kerugian pada eksistensi penulis asli baik secara profesi maupun materi dan juga dapat menghambat perkembangan ilmu pengetahuan bahkan kondisi social dan ekonomi. Pemalsuan yang dimaksud adalah penipuan dengan cara manipulasi data, informasi, dan hasil/kesimpulan yang bertujuan 7

untuk mengubah makna, interpretasi serta menyajikan suatu fakta yang berbeda dengan kondisi penelitian; (6) Penulis/peneliti memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan/melaporkan bila ada hal yang bertolak belakang dengan pandangannya. Bila ditemukan kelemahan pada metode yang digunakan, maka harus disampaikan; (7) Kolaborasi antara pengajar atau peneliti senior dan siswa atau peneliti junior harus mengikuti kriteria yang adil. Pengawas atau pimpinan instansi harus memastikan bahwa mereka tidak memasukkan nama seseorang yang kurang atau tidak sama sekali berkontribusi atau selain yang berpartisipasi dalam pekerjaan/penelitian. Dalam ilmu pengetahuan, penulis bayaran merupakan hal yang tidak etis dan tidak dapat diterima; (8) Seluruh penulis/peneliti bertanggung jawab atas keakuratan dan kejujuran suatu kegiatan/penelitian, baik penulis utama maupun pendamping dan juga bertanggung jawab atas kontribusi masing-masing. Seluruh penulis harus dapat menjelaskan kontribusinya masing-masing bila diperlukan; (9) Sebagai bentuk tanggung jawab penulis/peneliti terhadap hasil penelitian dan/atau pengembangan yang dilakukan, KTI yang dipublikasikan harus dapatdibuktikan dengan dokumentasi wujud nyata hasil dari penelitian dan/atau pengembangan tersebut dan dapat diakses bagi pihak yang berkepentingan; dan (10) Seluruh penelitian harus dilakukan dengan standar prosedur dan etika baik terhadap manusia maupun hewan. C. Pengelolaan Bank Artikel Prosedur pengelolaan artikel mulai dari diterimanya artikel sampai dinyatakan layak terbit dimulai dari diserahkannya draft artikel oleh penulis kepada pengelola jurnal. Artikel akan diperiksa oleh Editor dalam waktu 1 minggu. Dari hasil pemeriksaan oleh editor, jika paper tidak memiliki ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi atau memiliki kesalahan metodologi, maka draft artikel langsung akan ditolak. Sebaliknya, jika artikel memiliki ruang ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi, maka artikel lebih lanjut akan diperiksa peer reviewer atau blind reviewer dalam waktu 3 minggu. Artikel yang telah diperiksa dan memilikikesalahan fundamental, maka akan langsung ditolak, dan sebaliknya jika artikel hanya memiliki kesalahan minor, akan dikembalikan kepada penulis utk direvisi dalam 1 minggu. Mekanisme tersebut dapat dikembangkan melalui suatu system informasi databased yang memiliki perinsip bahwa komunikasi antara pengelola jurnal dengan penulis artikel adalah amat penting. Kelasifikasi peringkat kualitas artikel perlu dibangun dalam suatu system agar penulis artikel merasa terbantu dan terlayani karena pelayanan yang dilakukan oleh pengelola jurnal. Karena itu, pembangunan bank artikel akan menjadi penting dalam pelayanan penerbitan jurnal berkala secara berkelanjutan. 8

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH A. Pedoman Umum Ketentuan umum dan gaya penulisan yang digunakan pada penlisan artikel ilmiah pada jurnal di lingkungan UNJ, mengacu pada format dari Unesco seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan mengenai gaya penulisan artikel ilmiah telah disampaikan pada bab sebelumnya mengneai. Bagian ini khusus membahas tentang teknik meringkas hasil penelitian mahasiswa agar menjadi format artikel ilmiah. Hasil penelitian yang diringkas dapat berasal dari skripsi, tesis, dan disertasi. Gaya pengutipan, pengacuan dan referensi yang tidak diatur dalam peraturan tersebut menggunakan gaya yang umum digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan Harvard style atau APA style. Pedoman penulisan wajib dipahami dan ditaati oleh penulis yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal nasional atau internasional. Ketentuan umum yang berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal adalah sebagai berikut: 1). Artikel adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penelitian konseptual dari suatu bidang yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding atau penerbitan lain dan penulis adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap hal ini dengan menuliskan Surat Pernyataan bermaterai. 2). Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah dipaparkan secara naratif (hindari penomoran kecuali terpaksa). 3). Artikel akan ditelaah oleh redaktur untuk kesesuaian format, penerimaan maupun penolakan pemuatan artikel akan diberitahukan kepada penulis dan penulis artikel berkesempatan melakukan revisi berdasarkan catatan dari redaktur. 4). Manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menjadi hak milik jurnal sehingga hanya pengelola jurnal yang berhak menerbitkan manuskrip tersebut dalam berbagai bentuk untuk tujuan ilmiah. 5). Jumlah halaman antara 15-20 halaman dengan margin atas/bawah/kiri/kanan berurutan: 4/3/4/3 cm, satu kolom dengan jarak 2 spasi menggunakan huruf Times New Roman. Paragraf diberi first line 1 cm sementara antar paragraf tidak diberi spasi ganda, istilah yang bukan kata dalam bahasa Indonesia dicetak miring dan satuan ukuran menggunakan International Unit System (IUS). 6). Artikel yang diserahkan kepada redaktur harus disertai soft copy. Sesuai dengan format yang diamanatkan oleh Dikti maka publikasi ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian yaitu bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan ucapan terimakasih dapat ditampilkan dalam sub-bab 9

tersendiri setelah referensi sebagaimana umumnya jurnal ilmiah internasional. Ucapan terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang membantu seperti pemberi dana, bahan dan sarana penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih harus sudah dikonfirmasi oleh penulis. Ucapan terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak berlebihan dan lugas. B. Bagian Pembuka Artikel 1. Judul. Judul naskah yang dibuat hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut. Judul dibuat sederhana,spesifik, lugas mencerminkan isi artikel dan menarik Judul merupakan pernyataan ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan variabel atau isu teoretis yang diteliti. Judul maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris. Judul dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran huruf 14pt, bold, center. 1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel. Judul harus spesifik, dan mencerminkan isi artikel dimana secara eksplisit maupun implisit mencerminkan masalah penelitian (research problem). Dengan membaca judul, pembaca akan segera dapat memutuskan apakah perlu atau tidak membaca laporan/tulisan tersebut lebih lanjut. Masalah penelitian yang berbeda akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda sehingga menggunakan variabel yang berbeda dan akan melahirkan judul yang berbeda. Perbedaan juga dapat timbul karena wilayah (tempat) penelitianyang berbeda walaupun masalah penelitiannya sama. Perbedaan wilayah penelitian membutuhkan cara pemecahan masalah yang berbeda dan berkonsekuensi terhadap penggunaan variabel serta judul penelitian yang berbeda. Masalah penelitianyang dihadapi peneliti akan berbeda baik menurut jurusan, maupun konsentrasi. 2). Menunjukkan hakekat obyek, metode dan wilayah penelitian. Fungsi pokok judul adalah menunjukkan kepada pembaca mengenai hakekat obyek penelitian, metode dan wilayah yang digunakan. Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Metode secara implisit tersirat pada tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan, apakah deskriptif, komparatif, asosiatif/prediktif, model, etnografi, kasus, dan sebagainya. Jika peneliti melakukan penelitian dengan tingkat eksplanasi asosiatif, maka masalah penelitiannya mencerminkan persoalan pada dependen variabel yang diteliti dan memuat variabel-variabel dan hubungan antar variabel jika tingkat eksplanasinya asosiatif. Wilayah menjelaskan tempat penelitian dilakukan. 3). Maksimal 12 kata (Bahasa Indonesia), dan 10 kata (Bahasa Inggris). Jika judul skripsi, tesis, atau disertasi yang akan diringkas ternyata melebihi 12 kata dalam bahasa Indonesia atau melebihi 10 kata dalam bahasa Inggris, maka judul harus diringkas tanpa merubah esensi judul. Jika dalam meringkas judul artikel menghadapi kendala jumlah kata yang terlalu banyak sehingga tidak dapat 10

memasukkan semua kriteria yaitu obyek, metode dan wilayah penelitian maka yang paling mungkin tidak dimunculkan adalah wilayah penelitian seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi, namun dalam bahasan di artikel tetap harus ada penjelasan tentang dimana wilayah penelitian dilakukan. 4). Menunjukkan tingkat eksplanasi artikel. Tingkat eksplanasi artikel bisa berada pada pendekatan analisis kuantitatif, seperti tingkat deskriptif, komparatif, asosiatif, dan model, dan pada pendekatan analisis kualitatif, seperti kasus, etnografi, dan sejarah. Tingkat eksplanasi ini harus tercermin pada judul artikel. 2. Identitas Penulis. Indentitas penulis meliputi (Nama, lembaga afiliasi dan media komunikasi penulis). Nama (para) penulis ditulis lengkap tanpa gelar dan tanpa jabatan. Lembaga afiliasi adalah lembaga yang secara hukum menaungi penulis saat menulis artikel. Media komunikasi penulis adalah e-mail (akan dipublikas). Pada artikel dengan penulis lebih dari satu maka media komunikasi yang dicantumkan hanya media komunikasi penulis pertama karena komunikasi hanya dilakukan dengan penulis pertama. Nama penulis ditebalkan (bold), lembaga afiliasi dan media komunikasi penulistidak ditebalkan. Seluruhnya dibuat dengan huruf ukuran 12pt, center, 1 spasi, ditulis berderet ke bawah (dalam hal penulis lebih dari 1) dimulai dari penulis utama. B. Bagian Abstrak dan Kata Kunci (keywords) Abstrak adalah rangkuman lengkap tentang artikel.abstrak memuat persoalan yang diteliti, subyek penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan penelitian dan memuat simpulan dan saran penelitian yang penting. Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10 pt, spasi 1, indent kiri kanan 0.5 cm, justify. Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan kisaran 75 150 kata. Kata kunci mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak miring, huruf kecil, 3 sampai 5 kata, menggunakan kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis satu baris. Abstrak ditulis secara ringkas dan padat serta mencerminkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak memuat masalah penelitian berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai contoh diharapkan kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun kenyataannya malah sebaliknya. Contoh lain misalnya target produksi atau penjualan tidak tercapai, semangat kerja pegawai terus menurun, tingkat pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin meluas, dan sebagainya. Semua contoh tersebut merupakan masalah penelitian yang menjadi dasar penelitian dilakukan, hal ini berarti di dalam abstrak minimal menjelaskan tentang adanya kesenjangan informasi tentang sesuatu dan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengambilan 11

keputusan. Berdasarkan isu atau masalah penelitian tersebut maka di dalam abstrak dapat dirumuskan tujuan dan metode penelitian yangdigunakan. Penjelasan tentang metode penelitian di dalam abstrak cukup menyebutkan tentang lokasi penelitian, responden/sampel penelitian, teknik sampling,serta teknik analisis data. Kata kunci yang dimasukkan dapat berupa teori dasar, variabelvariabel penelitian, seperti variabel dependen, independen, atau responden penelitian. C. Bagian Utama Artikel Bagian utama naskah penulisan artikel menguraikan pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan pembahasan. 1. Pendahuluan Pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis tentang permasalahan yang diteliti dan yang ditulis, sehingga secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pemecahan masalah yang akan dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Di awal bagian pendahuluan, penulis dapat memberikan uraian yang menjelaskan garis besar logika penelitian dan alasan penelitian sementara pada bagian akhir pendahuluan perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel dan hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan tujuan penelitian. Van Cappellen (2000) mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam pendahuluan adalah (1) nature and scope of problem,(2) review of relevant literature, (3) your hypothesis, (4) Your approach used in this study (justification for this approach), (4) principal results, dan (5) main conclusions. Penulisan skripsi/tesis/disertasi memisahkan antara latar belakang dan kajian pustaka, sedangkan penulisan article ilmiah kedua hal ini diuraikan dalam satu bagian. Latar belakang membahas tentang pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan (alasan penelitian). Pemahaman tentang pentingnya topik tersebut dapat diperoleh melalui kepustakaan yang dibaca atau yang diacu. Setelah selesai membahas tentang pentingnya topik penelitian, uraian dalam pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian permasalahan/isu yang menjadi fokus penelitian. Kajian kepustakaan yang dibahas secara ringkas dalam pendahuluan meliputi teori-teori yang digunakan serta hasil-hasil penelitian yang mendukung. Hasil penelitian yang mendukung dapat bersumber dari jurnal nasional maupun jurnal internasional. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas secara lengkap dan terperinci karena diasumsikan pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan yang cukup pada bidang ilmu tersebut sehingga tidak memerlukan penjelasan panjang lebar. Penelitian sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi gambaran atau sejarah tentang konteks penelitian. Dengan demikian pendahuluan akan memuat sebagian besar dari pustaka yang ada dalam referensi. 12

Selain latar belakang dan kajian pustaka, pendahuluan juga dapat memuat harapan dari hasil penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kaitan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang hipotesis,desain penelitian dan implikasi teoretis penelitian dan barulah pada bagian akhir pendahuluan diuraikan tujuan penelitian. Pendahuluan mencakup latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya (disarankan acuan primer dan wajib mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi pendahuluan sekitar 15% dari total artikel. Bagian utama artikel ditulis dengan huruf Times New Roman 12pt, 2 spasi, first line 1 cm. Mengikuti pola penulisan yang dianjurkan dalam Keputusan Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi yang mencantumkan kerangka teori, pernyataan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan sejenisnya. Pembagian artikel ke dalam sub-sub bagian menggunakan sub-heading. Judul bab ditulis dengan huruf kapital, bold tanpa mencantumkan nomor bab. Judul sub-heading dibuat tebal (bold) dan tanpa penomoran di depan sub-heading dengan maksimal tiga peringkat sub-heading. 2. Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan diharapkan dapat membuat pembaca mengevaluasi ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil penelitian serta memungkinkan peneliti lain mereplikasi penelitian. Penjelasan tentang metode dapat dibagi dalam beberapa subbagian yang diberi judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya dibuat dalam sub-bagian tersendiri adalah deskripsi tentang populasi dan sampel, instrumen dan dan prosedur penelitian. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari seluruh artikel. Bagian metode penelitian menguraikan tentang beberapa hal yaitu: (1). Lokasi penelitian. Lokasi penelitian dapat berupa wilayah makro atau wilayah regional seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional Indonesia, dan juga dapat berupa lokasi penelitian mikro seperti perusahaan, lembaga pemerintah, kumpulan dari beberapa perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara. Alasan ilmiah pemilihan lokasi penelitian harus disampaikan dan bukan alasan yang bernuansa subyektif. Alasan ilmiah dapat dihubungkan dengan isu atau masalah penelitian yang melandasi penelitian dilakukan di lokasi tersebut. (2). Sumber data. Sumber data secara umum ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data atau kedua-duanya untuk menjawab tujuan penelitian. Jika masih memungkinkan, perlu juga disampaikan secara singkat contoh data sesuai dengan sumber yang digunakan. (3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel,. Naskah harus menjelaskan populasi, jumlah sampel dan metode penentuan sampel. Populasi tidak hanya orang tetapi segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti. Cara menentukan jumlah sampel yang digunakan harus 13

disampaikan berbagai metode penentuan sampel. Sebutkan metode penentuan sampel yang digunakan untuk kemudian diklasifikasikan apakah tergolong random sampling atau non random sampling. Sub-heading yang khusus menjelaskan tentang suatu bagian penelitian dapat dibuat apabila dirasa perlu menilai hasil penelitian dari sub-heading ini.sub-heading juga dapat dibuat tentang instrumen seperti tentang reliabilitas dan validitas instrument atau prosedur penelitian yang merangkum langkah-langkah pelaksanaan penelitian seperti pemilihan lokasi penelitian. (4). Instrumen dan teknik pengumpulan data. Instrumen tertentu untuk mengumpulkan data biasanya digunakan pada penelitian dengan metode survei dengan jumlah sampel yang relatif banyak. Bagian ini perlu menjelaskan secara singkat tentang instrumen yang digunakan dan uji validitas serta reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik uji validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan secara singkat. Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan harus diberikan penjelasan secara singkat namun memadai. Umumnya teknik pengumpulan data antara laian metode observasi, angket/kuesioner, wawancara/interview, dan indepth interview (wawancara mendalam). Menerangkan bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Bagian ini diuraikan secara naratif dan langsung membahas metode yang digunakan dan tidak perlu menguraikan teori statistik yang digunakan. (5). Teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitian. Tiga teknik analisis data yang sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya adalah teknik statistik deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan satu atau lebih teknik statistik semasih sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data juga perlu disesuaikan dengan derajat kelulusan mahasiswa, seperti S1, S2, dan S3 dimana semakin tinggi derajat kelulusan, maka seyogyanya teknik analisis data yang digunakan semakin luas dan mendalam. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian, sehingga nilai-nilai statistik yang diungkap dalam hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian dan sesuai dengan kuantitas dari tujuan penelitian. Jika terdapat tiga tujuan penelitian, maka paling sedikit harus ada tiga nilai-nilai statistik yang dikutip dan dimasukkan ke dalam tulisan/naskah. Hasil statistik yang ditujukan bukan untuk mencapai tujuan penelitian juga dapat diungkapkan apabila hasil statistik itu memperkuat analisis. Sebagai contoh jika penulis menganalisis hubungan kualitas SDM dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman dengan produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif melalui hasil statistik deskriptif tentang kondisi variabel pendidikan dan pengalaman responden. Penjelasan hasil statistik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penyajian data seperti grafik, tabel, maupun diagram.pembahasan tentang variable yang tercantum dalam tabel/grafik maupun diagram dilakukan dengan cara menginterpretasikannya dan bukan dengan 14

menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam tabel/grafik/diagram. Pada dasarnya, yang harus dilakukan peneliti dalam menginterpretasi adalah dengan melihat kecenderungan data tersebut, atau jika memungkinkan dapat juga membandingkan dengan data lain yang bersifat lebih umum/makro. Pada bagian pembahasan, penulis bebas menjelaskan serta menarik simpulan dari hasil penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi, generalisasi dan kesimpulan tidak boleh melebihi skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian pembahasan difokuskan terhadap beberapa hal yaitu sumbangan penelitian terhadapbidang ilmu, sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah serta konsekuensi teoretis dari hasil penelitian. Hasil merupakan bagian artikel yang menguraikan hasil bersih (tanpa proses analisis data) dan hasil pengujian hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel atau grafik untuk memperjelas hasil. Hasil menjelaskan tentang data dan penerapan statistik terhadap data tersebut. Hasil penelitian yang dirasa penting serta relevan dinarasikan dengan ringkas dan jangan memasukkan data mentah. Pembahasan adalah bagian terpenting dari artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian, menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. Bagian hasil dan pembahsan mencakup sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel. 4. Kesimpulan Bagian ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dan kesimpulan ini difokuskan atau disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak secara implicit kesimpulan yang disampaikan sesuai dengan rumusan tujuan penelitian.saran yang disampaikan harus didasarkan atas analisis yang dibuat pada bagian pembahasan dan tidak embuat saran yang hanya didasarkan atas apa yang ada dalam logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil analisis dan pembahasan. kesimpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian. Saran-saran mengacu pada hasil penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya. Seluruhnya ditulis dalam bentuk esai dan bukan dalam bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar 5% dari seluruh artikel D. Bagian Akhir Bagian akhir naskah berupa referensi/daftar pustaka/sumber bacaan yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi adalah seperti berikut: (1) Semua acuan di dalam artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan semua referensi harus diacu di dalam teks. Agar penulisan referensi lengkap, maka sebaiknya dibuat sebagai tahap akhir penulisan.; (2) Referensi yang baik adalah 80 persennya merupakan acuan primer (artikel dalam jurnal), dengan masa terbitan 10 tahun terakhir. Lebih dipilih yang mereferensi artikel yang diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya mengirim tulisan untuk dimuat pada Jurnal Penilaian, maka artikel 15

seyogyanya mereferensi artikel yang pernah dimuat di Jurnal Penilaian;m (3) Cara menulis referensinya disesuaikan dengan aturan yang ada seperti yang telah dibahas. 1. Pengutipan dan Pengacuan Pengutipan dan Pengacuan dilakukan sesuai aturan anti-plagiarisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010. Teknik pengutipan yang sesuai dengan aturan tersebut dapat dilihat pada peraturan tersebut. Pengacuan menggunakan sistem penulisan referensi dalam kurung (author-dateparenthetical referencing) sesuai dengan Harvard Style atau APA style yang ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan tutup yang berisi nama penulis dan tahun artikel. Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan buku teks disertai dengan nomor halaman. Contoh: (Hansen, 2009: 10). Diharapkan tidak melakukan pengacuan bertingkat seperti: Locong (1969) dalam Mongkeg (1998) dalam Sangut (2009), tetapi boleh pengacuan kelompok (Loncong, 1969; Mongkeng, 1998; Sangut, 2009) 2. Referensi Referensi berarti sumber acuan yang dipakai oleh penulis sebagai bahan dalam menyusun tulisannya. Semua acuan yang tertulis dalam artikel harus dituliskan sumbernya secara lengkap dan benar dalam referensi guna menghindarkan penulis dari kemungkinan plagiarism. Penulisan referensi yang benar pada artikel ilmiah adalah ditulis menyambung dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru seperti pada skripsi atau tesis). Referensi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan ditulis dengan besar huruf 12pt. Jarak antara baris dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok dengan pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan ke dalam (indent) sebanyak lima ketukan. Referensi ditulis dengan mengacu pada Harvard style atau APA style (author-date parenthetical referencing) dengan ketentuan umum sebagai berikut: (1). Nama penulis disebutkan secara lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan dilanjutkan dengan namalainnya. Gelar kesarjanaan tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai; (2) Bagian setelah nama penulis adalah tahun penerbitan artikel atau buku; (3) Bagian setelah tahun penerbitan adalah judul buku atau judul artikel; (4). Untuk buku, judul buku disebutkan secara lengkap termasuk judul tambahannya dan cetakan ke berapa dan ditulis miring (italic). Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul dan dipisahkan oleh tanda titik.setelah judul buku adalah bagian yang menerangkan tempat buku diterbitkan dan nama penerbit; (5) Untuk artikel dari jurnal, judul artikel ditulis tegak sedangkan nama jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan tentang volume dan nomor penerbitan jurnal serta diakhiri dengan nomor halaman 16

artikel; (6) Skripsi, Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum dipublikasi dengan seizin penulis asli. Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum diterbitkan dapat dirujuk dengan perkataan in press. 3. Persamaan, Tabel, dan Gambar Persamaan ditulis tersendiri dan tidak diletakkan di dalam kalimat, persamaan diletakkan dengan posisi di tengah (center), diberi nomor berurutan di sebelah kanannya. Jika persamaan terlalu panjang maka dapat digunakan pemotongan (splitting). Persamaan ditulis dengan menggunakan Microsoft Word Equation. Tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa sehingga ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil namun juga tidak melebihi satu halaman dan diusahakan agar gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih).tabel dan gambar diberi judul dengan penomoran yang berurutan dimana judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul tabel maupun gambar ditebalkan (bold) dengan menggunakan huruf besar di awal kata. Gambar dan tabel harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel dan gambar merupakan hasil primer maka disebut sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya. Rujukan ini disebutkan dengan kata Sumber: yang diletakkan di bagian kiri bawah dari tabel dan gambar. Tabel dibuat tanpa menampilkan garis kolom sedangkan garis baris pada table hanya ditampilkan untuk memisahkan judul keterangan tabel dan mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel adalah 10pt sedangkan ukuran huruf gambar menyesuaikan dengan kejelasan informasi yang dikandung oleh gambar tersebut. 17

REFERENSI Jenie, U.A. 2006. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Pusat Pendidikan, Pembinaan dan Pelatihan Peneliti, LIPI, Cibinong, Jawa Barat. Gardner, A., And Johnson, D. 1997. Teaching Personal Experience Narrative in the Elementary and Beyond. Flagstaff, AZ: Northen Ariszona Writing Project Press. Gelb Ignace Jay. 1969. A study of Writing. Cjicago: University of Chicago Press. Hakim, Lukman, 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2012, Jakarta. Hakim, Lukman. 2011. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2011, Jakarta. Munir, Moch. 2006. Panduan Akreditasi Berkala Ilmiah. Keputusan Dirjen Dikti, Nomor 11/DIKTI/Kep./2006. Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Jakarat Pardede, P. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Makalah Presentasi dalam Forum Ilmiah Dwi-Bulanan FKIP-UKI, Jakarta. Van Cappellen, Victoria L.K. (2000). Writing tips for peer-reviewed journal articles. Senior Information Specialist, EAS 18

MENULIS ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH Berpengalaman Obyektif Belum Berpengalaman Subyektif Fokus/tema: obyek Fokus/tema: subyek (a.l. penulis) dominasi frasa benda: jumlah klausa efisien dominasi kata kerja: jumlah klausa kurang efisien status benda: adalah, merupakan tindakan subyek: lebih bervariasi kalimat pasif kalimat aktif modalitas: netral modalitas: personal koherensi: ketat koherensi: longgar Strategi belajar: mengamati contoh artikel penelitian yang diterbitkan oleh penulis yang sudah berpengalaman membaca tip menulis karya ilmiah mengukur gap atau jarak antara kualitas tulisan yang dihasilkan oleh penulis yang belum berpengalaman (yang mencerminkan tingkat kemampuan pemelajar) dengan kualitas tulisan yang dihasilkan oleh penulis berpengalaman kualitas tulisan penulis yang belum berpengalaman: sangat dipengaruhi oleh gaya bahasa lisan; kualitas tulis penulis yang sudah berpengalaman: sedikit atau hampir tidak terpengaruh oleh gaya bahasa lisan kualitas tulisan: (1) isi pesan dan (2) cara mengutarakan isi pesan Fokus pengamatan: lihat tabel

ABSTRAK Abstrak memberikan uraian yang singkat dan padat tentang intisari atau poin-poin penting yang dicakup dalam artikel, yang pada umumnya adalah (1) tujuan dan lingkup artikel (laporan) atau tujuan dan lingkup penelitian, (2) metode penelitian, (3) hasil penelitian, dan (4) simpulan dan rekomendasi. Tidak jarang pada awal abstrak diberikan (+1) hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Tip: antara 200-250 words 1

Title: Non-Native Speakers Production of Modified Comprehensible Output and Second Language Learning ALI SHEHADEH This study investigated the ability of NNSs to modify their output toward comprehensibility in the contexts of NS-NNS and NNS-NNS interactions and the degree to which such modified comprehensible output (MCO) was other- or self-initiated. Picture-dictation and opinionexchange tasks were used to collect data from 8 NSs and 24 NNSs of English representing 13 different L1 backgrounds. The 2 tasks were performed in pairs (NS-NNS and NNS-NNS) and were audio taped. The results showed that most repairs were self-initiated and that NNS-NNS interactions produced more other-initiations and other initiated MCOs on the picture-dictation task. The frequency of the these MCOs support the importance of modification toward comprehensible output as a process of second language acquisition. 115 1. 2. 3. 4. Isi Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian Uraian tentang metode yang digunakan Ringkasan hasil penelitian Simpulan dan rekomendasi penulis 114 words This study investigated the ability of NNSs to modify their output toward comprehensibility in the contexts of NS-NNS and NNS-NNS interactions and the degree to which such modified comprehensible output (MCO) was other- or self-initiated. Picture-dictation and opinion-exchange tasks were used to collect data from 8 NSs and 24 NNSs of English representing 13 different L1 backgrounds. The 2 tasks were performed in pairs (NS-NNS and NNS-NNS) and were audio taped. The results showed that most repairs were self-initiated and that NNS- NNS interactions produced more other-initiations and other initiated MCOs on the [picture-dictation task. The frequency of the these MCOs support the importance of modification toward comprehensible output as a process of second language acquisition. 2

Title: Effects of Communication Tasks on the Grammatical Relation Marked by Second Language Learners JONATHAN NEWTON GRAEME KENNEDY This study reports some possible grammatical consequences of interaction in split and shared information tasks undertaken by adult second language learners of English. Based on an analysis of a learners corpus of almost 30,000 words, the study examines the morpho-syntax of taskbased interaction and, in particular, ways of marking relationships between lexicalized concepts and between clauses by means of prepositions and conjunctions, respectively. The study confirmed the main hypothesis that shared information tasks would result in the use of more coordinating and subordinating conjunctions than split information tasks. The paper suggests that both cognitive and pragmatic reasons may explain why inter-propositional relationships are marked more frequently than intra-propositional relationships in the corpus, and why the marking of inter-propositional relationships may be encouraged more shared information tasks tan by split information tasks. The results of the study suggest that communication tasks for language learning can be designed to influence the use of particular linguistic features. 154 1. 2. 3. 4. Isi Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian Uraian tentang metode yang digunakan Ringkasan hasil penelitian Simpulan dan rekomendasi penulis 154 words This study reports some possible grammatical consequences of interaction in split and shared information tasks undertaken by adult second language learners of English. Based on an analysis of a learners corpus of almost 30,000 words, the study examines the morpho-syntax of task-based interaction and, in particular, ways of marking relationships between lexicalized concepts and between clauses by means of prepositions and conjunctions, respectively. The study confirmed the main hypothesis that shared information tasks would result in the use of more coordinating and subordinating conjunctions than split information tasks. The paper suggests that both cognitive and pragmatic reasons may explain why inter-propositional relationships are marked more frequently than intra-propositional relationships in the corpus, and why the marking of inter-propositional relationships may be encouraged more shared information tasks tan by split information tasks. The results of the study suggest that communication tasks for language learning can be designed to influence the use of particular linguistic features. 3

Title: The Effects of Different Lengths of Time for Planning on Second Language Performance UTA MENHERT This article reports on a study that investigated the effect of different amounts of planning time on the speech performance of L2 speakers. Subjects were 4 groups of learners of German (31 in total) performing 2 tasks each. The tasks varied in the degree of structure they contained and the familiarity of information they tapped. The control group had no planning time available; the 3 experimental groups had 1, 5 and 10 minutes of planning time, respectively, before they started speaking. Results show fluency and lexical density of speech increase as a function of planning time. Accuracy of speech improved with only 1 minute planning but did not increase with more planning time. Complexity of speech was significantly higher for the 10-minute planning condition only. No significant differences were found for the effect of planning on the different tasks. This study employed various general and specific constructs for measuring fluency, complexity, and accuracy of speech. The interrelationships and qualities of these measures are also investigated and discussed. 167 1. 2. 3. 4. Isi Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian Uraian tentang metode yang digunakan Ringkasan hasil penelitian Simpulan dan rekomendasi penulis 167 words This article reports on a study that investigated the effect of different amounts of planning time on the speech performance of L2 speakers. - Subjects were 4 groups of learners of German (31 in total) performing 2 tasks each. The tasks varied in the degree of structure they contained and the familiarity of information they tapped. The control group had no planning time available; the 3 experimental groups had 1, 5 and 10 minutes of planning time, respectively, before they started speaking. - This study employed various general and specific constructs for measuring fluency, complexity, and accuracy of speech. The interrelationships and qualities of these measures are also investigated and discussed. Results show fluency and lexical density of speech increase as a function of planning time. Accuracy of speech improved with only 1 minute planning but did not increase with more planning time. Complexity of speech was significantly higher for the 10-minute planning condition only. No significant differences were found for the effect of planning on the different tasks. 4