SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN DI TRANS TV

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

Pengaruh Tayangan Program Musik Dahsyat Terhadap Sikap Remaja. Yanti Trianita Ilmu Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S-

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PESAN MISTIK DALAM PROGRAM ACARA DUA DUNIA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB III METODELOGI PENELITIAN

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP GAMBARAN LAKI-LAKI DALAM IKLAN L-MEN VERSI GAIN MASS 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

Modul ke: Departemen Program. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON VIDEO KLIP PSY-GANGNAM STYLE DI YOUTUBE

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE)

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Stasiun Globaltv

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu dan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya dan membawa dampak yang tidak kecil bagi masyarakat dunia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah televisi. Televisi merupakan sarana media massa yang paling efektif

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan masyarakat akan pemahaman dan pengertian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi (Kuswandi ; 2008:99).

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

JURNAL. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan strata 1. Penyusun. Nama : Theresia Dita Anggraini : D2C607050

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

Sikap Pemirsa Iklan TV Tropicana Slim di Surabaya Versi Dion Wiyoko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

Transkripsi:

JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALKSHOW @Show_Imah DI TRANS TV Livia Paranita K, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya livia_thie@yahoo.com Abstrak Sikap masyarakat terhadap tayangan talkshow @Show_Imah berbeda satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini peneliti meneliti mengenai sikap masyarakat di Surabaya. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori SOR (stimulus-organisms-response) dan elemen talkshow. Dalam teori SOR tersebut terdapat komponen sikap yang terbagi menjadi komponen kognitif, afektif, dan komponen perilaku. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan cara survey. Penelitian ini mengacu pada teori SOR (stimulus-organisms-response) dan elemen talkshow. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang pernah menonton tayangan talkshow @Show_Imah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sikap positif terhadap tayangan talkshow @Show_Imah di Trans Tv. Kata Kunci : SOR, Sikap, talkshow, @Show_Imah Pendahuluan Program acara @Show_Imah di Trans TV adalah suatu acara di Trans TV yang selalu dipandu dengan acara-acara yang menghibur serta bisa memberikan inspirasi bagi para penontonnya. Soimah dalam program acara @Show_Imah selalu tampil sebagai perempuan polos, apa adanya dan serba mau tahu, bahkan sering pamer dengan status-status bintang tamunya yang disebutnya sebagai artis papan atas. Jadi gue harus bilang WOW gitu? adalah kalimat yang dipopulerkan oleh Soimah lewat program acara @Show_Imah. Kalimat tersebut diucapkan dengan nada tajam dan ekspresi mengajak bertengkar, Soimah justru sukses membuat jutaan penonton latah untuk menirukan kalimat yang dipopulerkannya. Talkshow adalah program yang mengkombinasikan talk dan show, serta materi acara berupa structured conversation, yaitu materi acara yang sudah didesain sedemikian rupa misalnya, tentang tema yang akan disampaikan, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya (Lusia, 2006, p. 83). Disebutkan oleh Masduki (2006, p. 45) bahwa talkshow mengacu pada arti katanya sendiri yaitu talk (obrolan) dan show (gelaran). Talkshow sejatinya merupakan bincang-bincang atau wawancara dengan narasumber yang mempunyai otoritas atau kapasitas tertentu yang sesuai dengan topik pembahasan. Dalam format talkshow yang sebenarnya, narasumber memegang peranan pokok, dan untuk kepentingan industri maka televisi melakukan penyesuaian dalam mengemasnya. Talkshow

sebagai tayangan mata, maka talkshow di televisi harus menarik dan mengangkat topik yang up to date. Masyarakat tentu akan memiliki sikap terhadap apa yang mereka alami atau perhatikan, khususnya yang akan dibahas dalam penelitian ini terkait dengan sikap masyarakat terhadap acara @Show_Imah. Azwar (2012, p. 198) mengemukakan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif disebut juga dengan komponen perceptual yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional dan informasi dari orang lain. Komponen afektif atau biasa disebut dengan komponen emosional, yaitu komponen yang menunjukkan dimensi emosional subjektif individu terhadap objek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) atau negatif (rasa tidak senang), dan komponen konatif atau komponen perilaku, yang merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. Sikap dalam penelitian ini adalah sikap kognitif, afektif dan konatif yang terdapat di masyarakat Surabaya setelah menonton program acara talkshow @Show_Imah di Trans TV. Setiap tayangan program acara yang disiarkan televisi, sudah pasti akan mempengaruhi sikap penontonnya, baik itu sikap positif, netral dan negatif. Beberapa penelitian tentang sikap terhadap program televisi pernah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Salah satu di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Masril (2011). Peneliti ini melakukan penelitian tentang pengaruh terpaan menonton tayangan Warung Anda terhadap mahasiswa pendatang Universitas Brawijaya. Hasil penelitian yang diperoleh menyimpulkan bahwa tayangan televisi mempengaruhi sikap penonton. Pada penelitian eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan sikap antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen yang diberikan treatment berupa tontonan tayangan Warung Anda lebih terpengaruh sikapnya baik aspek kognitif, afektif dan konatif dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan tontonan tayangan. Selain itu, penelitian lain tentang sikap terhadap program televisi juga pernah dilakukan terhadap program acara televisi Dahsyat. Penelitian yang dilakukan oleh Trianita (2012) tentang pengaruh tayangan program musik dahsyat terhadap sikap remaja menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat antara tayangan program musik Dahsyat di RCTI terhadap sikap remaja Kelurahan Tugu Kelapa Dua, Depok. Hal terebut menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi intensitas, dan durasi menonton program musik Dahsyat di RCTI maka pengaruh terhadap sikap remaja semakin kuat. Demikian halnya dengan program acara @Show_Imah di Trans TV. Berdasarkan pada hasil wawancara pendahuluan tentang sikap positif dan negatif yang ditunjukkan oleh masyarakat, maka peneliti melakukan penelitian tentang gambaran sikap masyarakat Surabaya terhadap tayangan talkshow @Show_Imah. Peneliti memilih Surabaya. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti dengan melalui wawancara, 51% penonton talkshow secara keseluruhan di Surabaya, Jurnal e-komunikasi Hal. 2

terbanyak adalah masyarakat Surabaya (wawancara dengan tim kreatif Trans TV, Budi Supriono, Senin, 20 Mei 2013). Selain itu Surabaya sebagai pusat perekonomian Jawa Timur yang memiliki berbagai ragam sosial, budaya, agama. Dengan keanekaragaman tersebut menjadikan masyarakat Surabaya juga terdapat perbedaan karakteristik, polapikir dan lain-lain, karena dalam setiap tayangan Soimah sebagai host seringkali menggunakan bahasa serta logat Jawa, dan di Surabaya dalam kehidupan sehari-hari, masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa. Sesuai dengan uraian yang telah disampaikan maka hal yang akan diteliti pada penelitian ini adalah, bagaimana sikap masyarakat Surabaya terhadap acara @Show_Imah di Trans TV? Tinjauan Pustaka Teori S-O-R Teori S-O-R atau Stimulus-Organism-Response, menjadi landasan dari proses komunikasi dalam penelitian ini. Teori ini berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen; sikap, opini, perilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003, p. 115). Menurut teori stimulus response ini, dalam proses komunikasi, berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek how bukan what dan why. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benarbenar melebihi semula. Dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting yaitu perhatian, pengertian, penerimaan (Effendy, 2003, p. 254-255). Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999, p. 71). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: Pesan (Stimulus, S), Komunikan (Organism, O), dan efek (Response, R). Sikap Sikap seseorang terhadap objek dapat dipandang sebagai evaluasi dalam sebuah skala, mulai dari ujung yang favorable hingga ujung lain yang unfavorable. Secara umum, terdapat tiga jenis sikap manusia, yaitu (Liliweri, 2005, p. 197): 1. Kognitif, yaitu yang berkaitan dengan apa yang dipelajari dan tentang apa yang diketahui tentang suatu objek. 2. Afektif, yaitu sering disebut sebagai faktor emosional yang berkaitan dengan perasaan (bagaimana perasaan tentang objek). Jurnal e-komunikasi Hal. 3

3. Psikomotorik atau konatif, yaitu perilaku (behavioral) yang terlihat melalui predisposisi suatu tindakan. Rakhmat (2005, p. 39-40) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sedangkan Pane (2009, p. 11) sikap merupakan suatu perilaku yang mencerminkan pola berpikir, suasana batin, dan motif seseorang. Hal demikian dikarenakan bahwa pola berpikir, suasana batin dan motif yang baik akan lebih memudahkan seseorang memiliki perilaku yang baik, dan sebaliknya. Azwar (2007, p.220) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Televisi Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006, p. 16) mendefinisikan bahwa: Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa, sehingga mereka telah hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002, p. 122). Talk Show WordIQ Dictionary & Encyclopedia mendefinisikan talkshow sebagai suatu program televisi atau radio, tempat audience berkumpul bersama untuk mendiskusikan bermacam-macam topik yang dibawakan oleh seorang pembawa acara. Pengertian yang lain tentang talkshow adalah program yang mengkombinasikan talk dan show, serta materi acara berupa structured conversation, yaitu materi acara yang sudah didesain sedemikian rupa misalnya, tentang tema yang akan disampaikan, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya (Lusia, 2006, p. 83). Program-program acara talkshow di televisi dewasa ini mendatangkan cukup banyak penonton dan memiliki daya tarik luas yang didasarkan pada dinamika dari arketipe loyalis. Menurut Wertime (2003, p. 180) format dan gaya dari sebagian besar talkshow merupakan pendekatan dua sahabat didapur yang merupakan trik yang sangat efektif dalam pemasaran produk, yaitu mencakup pada tata letak yang secara fundamental tata letak ditujukan untuk menciptakan atmosfir keserasian dan relaksasi yang mencerminkan atmosfir antarsahabat lama Jurnal e-komunikasi Hal. 4

yang saling berinteraksi dan bertukar pikiran; dan sebagian besar pemandu talkshow mengiklankan diri mereka sebagai pribadi yang baik, mau memahami dan menarik pribadi yang bisa dipercaya. Menurut Morissan (2005, p. 135-145) ada beberapa elemen-elemen yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu program tersebut diterima di masyarakat yang dinamakan sebagai elemen keberhasilan. Agar program acara talkshow tersebut banyak diminati oleh pemirsa maka program acara talkshow tersebut harus memenuhi elemen-elemen pendukungnya yaitu konflik, kesukaan, durasi, konsistensi, energi, timing, dan trend. Metode Definisi Konseptual Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2000, p. 5). Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Talkshow adalah program yang mengkombinasikan talk dan show, serta materi acara berupa structured conversation, yaitu materi acara yang sudah didesain sedemikian rupa misalnya, tentang tema yang akan disampaikan, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya (Lusia, 2006, p. 83). Menurut Morissan (2005, p. 135-145) ada beberapa elemen-elemen yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu program tersebut diterima di masyarakat yang dinamakan sebagai elemen keberhasilan. Elemen-elemen tersebut antara lain konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi, timing, dan tren. Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konseptual) tersebut secara operasional, secara praktik, secara riil, dan secara nyata dalam lingkup objek penelitian atau objek yang diteliti. Dengan demikian peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel sikap masyarakat Surabaya, dan peneliti dapat mengetahui baik dan buruknya pengukuran tersebut: 1. Komponen Kognitif, berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. a. Penonton mengetahui adanya benturan karakter dan benturan kepentingan pada program acara @Show_Imah. b. Penonton mengetahui bahwa program acara @Show_Imah tayang selama 60 menit. c. Penonton mengetahui bahwa pembawa acara dan bintang tamu yang hadir dalam program acara @Show_Imah ikut menentukan keberhasilan program acara @Show_Imah ini. Jurnal e-komunikasi Hal. 5

d. Penonton mengetahui bahwa program acara @Show_Imah selalu konsisten pada tema yang dibangun, yaitu hiburan yang menarik bagi pemirsa televisi. e. Penonton mengetahui bahwa program acara @Show_Imah mempunyai perbedaan dengan program-program acara lainnya (daya tarik, gambar yang kuat). f. Penonton mengetahui bahwa penayangan program acara @Show_Imah tepat dan tidak ketinggalan zaman. g. Penonton mengetahui bahwa penayangan program acara @Show_Imah selalu mengikuti tren yang ada di masyarakat. 2. Komponen Afektif, menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen ini dibentuk oleh perasaan terhadap objek tersebut yang dirasakan sebagai hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. a. Penonton suka dengan adanya benturan karakter dan benturan kepentingan dalam program acara @Show_Imah. b. Penonton suka dengan program acara @Show_Imah yang tayang selama 60 menit. c. Penonton suka dengan pembawa acara dan bintang tamu yang hadir dalam program acara @Show_Imah sebagai penentu keberhasilan program acara. d. Penonton suka dengan program acara @Show_Imah yang selalu konsisten terhadap tema yang dibangun, yaitu hiburan yang menarik bagi pemirsa televisi. e. Penonton suka dengan program acara @Show_Imah yang mempunyai perbedaan dengan program-program acara lainnya (daya tarik, gambar yang kuat). f. Penonton suka dengan program acara @Show_Imah karena penayangannya tepat dan tidak ketinggalan zaman. g. Penonton suka dengan penayangan program acara @Show_Imah yang selalu mengikuti tren yang ada di masyarakat. 3. Komponen Perilaku/Konatif, dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasarkan bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. a. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui adanya benturan karakter dan benturan kepentingan dalam program acara @Show_Imah. b. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa program acara @Show_Imah tayang selama 60 menit. c. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa pembawa acara dan bintang tamu yang hadir dalam program acara @Show_Imah ikut menentukan keberhasilan program acara. Jurnal e-komunikasi Hal. 6

Subjek Penelitian d. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa program acara @Show_Imah selalu konsisten terhadap tema yang dibangunnya, yaitu hiburan yang menarik bagi pemirsa televisi. e. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa program acara @Show_Imah memiliki perbedaan dengan program-program acara yang lainnya. f. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa program acara @Show_Imah penayangannya tepat dan tidak ketinggalan zaman. g. Audience tetap menonton program acara @Show_Imah karena mengetahui bahwa program acara @Show_Imah mengikuti tren yang ada di masyarakat. Ukuran populasi penelitian ini adalah warga Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Utara dan Surabaya Pusat dengan batasan usia 15-24 Tahun yaitu sebanyak 488,319 jiwa (BPS, 2010), dan yang telah menonton tayangan @Show_Imah minimal dua kali dalam seminggu, maka untuk menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut menggunakan rumus Slovin sehingga dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan non-probability sampling yaitu setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui (Siregar, 2011, p. 148). Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yaitu distribusi frekuensi. Perhitungan data dengan distribusi frekuensi ini dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data tersebut yang diperoleh. Temuan Data Uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa 7 item pertanyaan pada komponen kognitif memiliki r hitung lebih besar dari r tabel 0.361, sehingga itemitem pertanyaan yang mengukur komponen kognitif dinyatakan valid. Selain itu, 7 item pertanyaan pada komponen afektif memiliki r hitung lebih besar dari r tabel 0.361, sehingga item-itempertanyaan yang mengukur komponen afektif dinyatakan valid. Untuk 7 item pertanyaan pada komponen konatif memiliki r hitung lebih besar dari r tabel 0.361, sehingga item-item pertanyaan yang mengukur komponen konatif dinyatakan valid. Komponen kognitif, afektif dan konatif memiliki nilai alphacronbachlebih besar dari nilai kritis 0.6 (sesuai teori), sehingga kuesioner yang mengukur komponen kognitif, afektif dan konatif dinyatakan reliabel. Jurnal e-komunikasi Hal. 7

Hasil gambaran subjek menunjukkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini berusia 21 tahun (44%) dan 22 tahun (30%) dan sejumlah kecil subjek yang berusia 19 tahun (6%), 24 tahun (1%), dan tidak ditemukan subjek yang berusia 25 tahun (0%). Jumlah lelaki dan perempuan pada penelitian ini adalah sebanyak 57% dan 43%. Mayoritas responden penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan S1 sebanyak 79%. Hal ini juga sesuai dengan sebaran usia responden yang kebanyakan berusia di 22 tahun ke atas, yang merupakan usia-usia fresh graduate. Analisis dan Interpretasi Berdasarkan aspek kognitif, mayoritas subjek memahami dengan baik beberapa komponen acara @Show_imah di Trans TV. Ini bisa dilihat dari data penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian paham atau memiliki pengetahuan tentang konflik: benturan kepentingan karakter pada acara @Show_Imah; durasi: lama penayangan program pada acara @Show_Imah; kesukaan: kesukaan terhadap bintang tamu/pembawa acara pada acara @Show_Imah; konsistensi: memiliki konsistensi terhadap tema dan karakter yang dibangun pada acara @Show_Imah; energi: kekuatan program untuk menarik pada acara @Show_Imah; timing: waktu penayangan pada acara @Show_Imah; dan trend: mengikuti tren di masyarakat pada acara @Show_Imah. Komponen kognitif dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. Ini sesuai dengan topik pembicaraan yang disajikan dalam acara @Show_Imah, yang membahas beberapa masalah tren dan gosip yang sedang beredar. Terkait dengan hal ini, subjek penelitian mayoritas memiliki sikap kognitif yang positif, yang membuat subjek memiliki kepercayaan atau menganggap bahwa objek terkait dengan @Show_Imah adalah sesuatu yang benar. Selain itu dari sisi konatif, mayoritas subjek setuju dengan apa yang disajikan dalam acara @Show_imah di Trans TV, dalam hal ini subjek akan menunjukkan kecenderung berperilaku berupa menonton acara @Show_Imah. Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Ini yang membuat subjek memutuskan untuk menjadi penonton rutin dari acara @Show_Imah. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan caracara tertentu. Subjek yang memiliki tingkat pendidikan SLTA / SLTP cenderung menyukai acara ini, berbeda dengan subjek yang memiliki latar belakang pendidikan S1. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan individu mereka akan semakin muncul kecenderungan untuk kurang suka dengan acara @Show_Imah. Selain itu,hanya responden yang berusia 21 tahun ke atas (21 tahun sebanyak 6.82%, 22 tahun sebanyak 10%, 23 tahun sebanyak 50%, dan 24 tahun sebanyak 100%) yang memiliki sikap negatif terhadap acara @Show_imah di Trans TV. Jurnal e-komunikasi Hal. 8

Responden yang berusia di bawah 21 tahun tidak ada yang memiliki sikap yang negatif namun ada menunjukkan sikap yang netral. Hal ini berhubungan dengan tingkat kedewasaan subjek di mana subjek yang berusia 21 tahun ke atas lebih menerima budaya dan norma sosial dan membentuk suatu sikap yang cenderung kurang setuju dengan konsep yang kurang sesuai dengan budaya yang mereka anut (perilaku Soimah yang kadang tidak sesuai dengan image wanita dalam budaya Jawa). Simpulan Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa mayoritas pemirsa acara @Show_Imah di Trans TV yang menjadi responden penelitian ini memiliki sikap yang positif pada acara ini. Hanya sebagian kecil subjek yang menunjukkan sikap yang negatif. Subjek juga mayoritas menunjukkan rasa suka terhadap beberapa komponen acara @Show_imah di Trans TV (aspek afektif). Ditinjau dari sisi pendidikan, hanya subjek dengan latar belakang pendidikan S1 yang memiliki sikap yang negatif terhadap acara @Show_Imah di Trans TV. Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah jumlah responden yang tidak setara antar usia dan tingkat pendidikan, sehingga pembahasan untuk perbedaan sikap dari sisi usia dan tingkat pendidikan kurang mendalam. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan jumlah subjek penelitian yang setara antar usia dan latar belakang pendidikan. Selain itu, bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara kualitatif misalnya analisis penerimaan dengan menggali lebih dalam lagi sikap masyarakat terhadap komponen-komponen yang disajikan dalam acara @Show_Imah. Daftar Referensi Buku Azwar, S.( 2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Azwar, S. (2012). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. (2th Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baksin, A. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa. Effendy, O. U. (2003). Ilmu Komunikasi Teoridan Praktek. Cetakan kesembilan belas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: Lkis. Lusia, A. (2006). Oprah Winfrey: Rahasia Sukses Menaklukkan Panggung Talkshow. Jakarta: Gagasmedia. Jurnal e-komunikasi Hal. 9

Masduki. (2006). Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: Lkis. Morissan. (2005). Media Penyiaran: StrategiMengelola Radio dantelevisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa. Rahmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Rosda Wertime, K. (2003). Building Brands & Believers: Membangun Merek dan Pengikutnya. Jakarta: Erlangga. Jurnal e-komunikasi Hal. 10