GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129 / HUK / 2008 TENTANG

, BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG SOSIAL PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 44 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 913 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 90 SERI E

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : Tahun 2016

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2012 NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN UNTUK PASAR BUNGO TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi. Hasil pelaksanaan urusan Sosial tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 49 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

Transkripsi:

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 dan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, dipandang perlu menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, dan merupakan prioritas kelembagaan daerah yang menerapkan SPM dalam bidang yang bersangkutan dengan membentuk Peraturan Gubernur tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 447) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4967); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4967); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Penyelenggaraan Kepala Daerah DPRD, dan Informasi Laporan LPPD Kepada Masyarakat; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 477); 1

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 11. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota; 12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 111/HUK/2009 tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial; 1. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 15/HUK/2009 tentang Standar Nasional Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Bawah 5 (lima) tahun; 14. Peraturan Menteri Sosial Nomor 128 Tahun 2011 tentang Kampung Siaga Bencana. Berita Negara RI Tahun 2011 Nomor 69) ; 15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 184 Tahun 2011 tentang Lembaga Kesejahteraan Sosial( Berita Negara RI Tahun 2011 No. 91 ); 16. Peraturan Menteri Sosial Nomor 02 Tahun 2012 tentang Taman Anak Sejahtera(Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 102 ); 17. Peraturan Menteri Sosial Nomor 0 Tahun 2012 tentang Standar Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika, Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika (Napza). Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 10 ); 18. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 80/HUK/2010 tentang Panduan Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kab/Kota; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG STÁNDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 2

. Gubernur adalah Gubernur Jambi. 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi selanjutnya disebut Dinas. 5. Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah adalah UPTD dibawah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi. 6. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Sosial adalah standar pelayanan yang Bidang Kesejahteraan Sosial yang harus dilaksanakan oleh setiap unsur pelaksana Provinsi Jambi. 7. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat PMKS adalah Perorangan, keluarga atau komunitas yang mengalami disfungsi secara fisik, psikologis, ekonomi, sosial atau budaya sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. 8. Indikator SPM adalah Tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. 9. Pelayanan Dasar Bidang Sosial adalah Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar PMKS dalam kehidupan sosial. 10. Bantuan Sosial adalah Bantuan berupa dana, akses dan layanan agar seseorang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. 11. Pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan dalam panti untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. 12. Jaminan sosial adalah Skema yang melembaga untuk menjamin PMKS mempunyai daya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. 1. Panti Sosial Pemerintah adalah Panti sosial sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 14. Panti Sosial Non Pemerintah adalah Panti Sosial yang diselenggarakan oleh masyarakat/institusi di luar Pemerintah yang memiliki aspek legal sesuai ketentuan yang berlaku. 15. Sarana dan Prasarana Sosial adalah segala fasilitas dan instrumen yang diperlukan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial. 16. Tanggap Darurat Bencana adalah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. 17. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Luar Panti adalah segala upaya bimbingan mental, sosial, keterampilan, jaminan, dan bantuan bagi PMKS yang diselenggarakan dilingkungan keluarga dan masyarakat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Penyusunan SPM Bidang Sosial sebagai acuan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam penyelenggaraan pelayanan Sosial dasar kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan menjamin kesejahteraan sosial secara merata melalaui pelayanan dasar kepada masyarakat.

BAB III JENIS PELAYANAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET Pasal Penyelenggaraan pelayanan dasar bidang sosial sesuai dengan SPM Bidang Sosial, yang terdiri atas : a. Jenis pelayanan; b. Indikator kinerja;dan c. Target. Pasal 4 (1) Jenis pelayanan dasar bidang sosial sebagaimana dimaksud pada Pasal, merupakan pelayanan dalam rangka penanggulangan masalah sosial terdiri atas : a. pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial; b. penyediaan sarana dan prasarana sosial; c. bantuan penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat; dan d. pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu. (2) Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. pemberian bantuan sosial bagi PMKS; dan b. pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS dalam panti sosial. () Penyediaan sarana prasarana sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. penyediaan sarana prasarana panti sosial; dan b. penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti. (4) Penanggulangan korban bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. bantuan sosial bagi korban bencana; dan b. evakuasi korban bencana; (5) Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi penyelenggaraan jaminan sosial bagi: a. penyandang cacat fisik dan mental; dan b. lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu. Pasal 5 (1) Pelaksanaan Program/Kegiatan Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri atas : a. pemberian Bantuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang meliputi : 1. persentase fakir miskin yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 7,00% pertahun. 4

2. persentase anak terlantar yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 16% pertahun.. persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 14% pertahun. 4. persentase wanita tuna susila (PSK) yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 4% pertahun. 5. persentase Penyandang Cacat yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 2% pertahun. 6. persentase Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 8% pertahun. 7. persentase Penyandang Korban Narkoba/Napza yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 2% pertahun. 8. persentase anak dengan HIV/AIDS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 10% pertahun. b. pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS dalam panti sosial, yang meliputi : 1. persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh pembinaan melalui panti anak dan remaja sebanyak 14% pertahun. 2. persentase wanita tuna susila (PSK) yang memperoleh pembinaan melalui panti wanita sebanyak 4% pertahun.. persentase lanjut usia yang memperoleh pembinaan melalui panti Asuhan/Panti Jompo sebanyak 1,5% pertahun. (2) Pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri atas : a. penyediaan sarana prasarana panti sosial, yang meliputi : 1. persentase jumlah prasarana, sarana dan mobilitas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dilakukan perawatan 100 % pertahun 2. persentase jumlah panti sosial Pemerintah yang memenuhi Standar Operasional Prosedur 100% pertahun.. persentase jumlah panti sosial Pemerintah yang direnovasi/dilakukan perawatan 100 % pertahun b. penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti sosial Non Pemerintah yang mendapat fasilitas dan aksebilitas dalam penyelenggaraan pelayanan sosial sebesar 16% pertahun. () Bantuan penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, terdiri atas : a. persentase korban bencana alam/sosial yang memperoleh bantuan sosial berupa buffer stock/logistik 10% pertahun; b. presentasi korban bencana alam/sosial yang memperoleh bantuan makanan siap saji 10%, pertahun; c. persentase korban bencana alam/sosial yang memperoleh bantuan evakuasi sebesar 10% pertahun; d. persentase korban bencana alam/sosial yang memperoleh tempat penampungan sementara/shelter 10% pertahun; e. persentase korban bencana alam/sosial yang memperoleh bantuan Bahan Bangunan Rumah 10% pertahun; 5

f. persentase jumlah satuan penanggulangan bencana yang terampil dan siap siaga menghadapi bencana 15% pertahun. (4) Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, meliputi pemberian jaminan sosial bagi penyandang cacat berat dan lanjut usia tidak potensial sebesar 15% per tahun. Pasal 6 Penetapan indikator kinerja dan target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, merupakan target minimal yang harus dicapai secara bertahap mulai Tahun 201. Pasal 7 (1) Indikator kinerja dan target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal huruf b dan Pasal 4 tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan Gubernur ini. (2) Target SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 8 (1) SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 merupakan acuan dalam perencanaan program target rencana pencapaian SPM secara bertahap oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang didukung dengan data akurat. (2) Penyelenggaraan pelayanan bidang sosial sesuai dengan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan oleh tenaga profesional dengan kualifikasi dan kompetensi di bidangnya. () Data akurat SPM Bidang Sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan berdasarkan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini BAB V PEMBINAAN Pasal 9 (1) Kepala Dinas selaku Kepala SKPD berkewajiban melakukan pembinaan dalam pelaksanaan SPM Bidang Sosial kepada UPTD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan melalui pemberian fasilitas, bimbingan dan bantuan teknis. () Hasil pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 10 Pembiayaan atas penyelenggaraan pelayanan bidang sosial untuk pencapaian target sesuai dengan SPM Bidang Sosial pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan masing-masing UPTD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi. 6

BAB VII PENGENDALIAN Pasal 11 (1) Pengendalian terhadap pelaksanaan SPM Bidang Sosial dilakukan oleh Kepala Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi. (2) Dalam rangka pelaksanaan pengendalian pelaksanaan SPM Bidang Sosial, Kepala Dinas dibantu oleh Tim Pengendalian yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. () Hasil pengendalian terhadap pelaksanaan SPM Bidang Sosial dilaporkan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada Gubernur melalui Sekretaris daerah setiap 1 (satu) tahun sekali. (4) Dalam pelaksanaan Tim Pengendalian pelaksanaan SPM Bidang Sosial ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (5) Dalam rangka pelaksanaan pengendalian, Kepala Dinas dapat mengakomodasikan pengelolaan data dan informasi SPM Bidang Sosial ke dalam sistem informasi daerah yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi. Ditetapkan di Jambi pada tanggal 2 Nopember 2012 GUBERNUR JAMBI ttd Diundangkan di Jambi pada tanggal 2 Nopember 2012 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAMBI, ttd SYAHRASADDIN H. HASAN BASRI AGUS BERITA DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2012 NOMOR 44 7

LAMPIRAN II : PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TANGGAL 2 11-2012 No Jenis PMKS Jumlah KK Jiwa 1 Keluarga Miskin/Fakir Miskin 4,180-2 Lanjut Usia (Umur 60 tahun ke atas) - 10,85 Lanjut Usia Terlantar - 16,654 4 Anak Terlantar - 85 5 Anak Yang Berhadapan Dengan Masalah - Hukum 15 6 Anak dengan HIV/AIDS - 250 7 Wanita Rawan Sosial/TS Ekonomi - 1,125 8 Orang dengan kecacatan - 1,429 9 Tuna Susila (termasuk waria) - 1,125 10 Gelandangan dan Pengemis - 749 11 Eks. Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan - (LP) 4,25 12 Korban Penyalahgunaan NAPZA - 5,61 1 Orang dengan HIV/AIDS - 568 14 Eks. Pengidap Penyakit Kronis (kusta, - Prikotik,dll) 740 15 Keluarga bermasalah sosial psikologis 570-16 Komunitas Adat Terpencil (KAT) 8 Kabupaten 4.464-17 Korban Tindak Kekerasan - 106 18 Pekerja migran bermasalah sosial - 55 19 Penduduk bertempat tinggal di rawan bencana 75,095 - Jambi, 2 Nopember 2012 GUBERNUR JAMBI ttd H. HASAN BASRI AGUS 8

LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TANGGAL 2 Nopember 2012 N o Jenis Pelayanan Dasar Indikator Rumus Indikator Pembilangx100=%SPM Penyebut Batas Waktu Pencapaian 201 2014 2015 2016 2017 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 1 Pelaksanan Pogram /Kegiatan Bidang Sosial 1. Pemberian Bantuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) a. Persentase fakir miskin yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar b. Persentase anak terlantar yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar c. Persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar d. Persentase wanita tuna susila (PSK) yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar e. Persentase penyandang cacat yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar f. Persentase Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar g. Persentase Korban Narkoba/ Napza yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar h. Persentase anak dengan HIV/AIDS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 2,400 X 100 = 7.02 4,180 10 X 100 = 11.76 85 5 X 100 = 11.11 15 5 X 100 =.11 1.125 270 X 100 = 2.01 1,429 250 X 100 = 5.60 4,464 80 X 100 = 1.4 5,61 15 X 100 = 6.00 250 2400 10 5 5 271 250 80 15 7,02 11,76 11,11,11 2,02 5,60 1,4 6,00 2400 12 40 40 272 00 85 20 7,02 14,12 12,70,56 2,0 6,72 1,51 8,00 2400 14 40 40 272 00 85 20 7,02 16,47 14,29 4,00 2,0 7,84 1,60 10,00 2400 16 50 50 274 400 95 0 7,02 18,82 15,87 4,44 2,04 8,96 1,69 12,00 2400 18 55 55 275 450 100 5 7,02 21,18 17,46 4,89 2,05 10,08 1,78 14,00 Target % capaian SPM/Thn 7,00 16,00 14,00 4,00 2,00 8,00 2,00 10,00 9

-2-1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 2. Pelayanan dan Rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) a. Persentase anak yang berhadapan dengan masalah hukum yang memperoleh pembinaan melalui panti anak dan remaja 5 X 100 = 11.11 15 5 11.11 40 12.70 45 14.29 50 15.87 55 17.46 14.00 b. Persentase wanita tuna susila (PSK) yang memperoleh pembinaan melalui panti wanita 5 X 100 =.11 1.125 5.11 40.56 45 4.00 50 4.44 55 4.89 4.00 c. Persentase lanjut usia terlantar yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 150 X 100 = 0.90 16.654 150 0.90 200 1.20 250 1.50 00 1.80 50 2.10 1.50 2 Penyediaan Sarana Prasarana dan 1. Penyediaan Sarana Prasarana Panti social a. Persentase jumlah prasarana, sarana dan mobilitas yang dilakukan perawatan X 100 = b. Persentase jumlah panti sosial pemerintah yang memenuhi standar Operasional Prosedur X 100 = c. Persentase jumlah panti sosial pemerintah yang direnovasi/ dilakukan perawatan X 100 = 10

-- 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 2. Penyediaan Sarana prasara 1 X 100 = 16.67 pelayanan luar panti sosial n 6 pemerintah yang mendapat fasili dan aksesibilitas dal penyelenggaraan social 1 16.67 1 16.67 1 16.67 1 16.67 1 16.67 16.67. Bantuan Penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat 1. Penyediaan bantuan bagi korban bencana alam/sosial a. Persentase korban bencana alam/ sosial yang memperoleh bantuan sosial berupa buffer stock/logistic 1.000 X 100 = 0 1000 b. Persentase korban bencana alam/ sosial yang memperoleh bantuan makanan siap saji 1.000 X 100 = 0 1000 c. Persentase korban bencana alam/ sosial yang memperoleh bantuan evakuasi 1.000 X 100 = 0 1000 d. Persentase korban bencana alam/ sosial yang memperoleh tempat penampungan sementara/shelter 1.000 X 100 = 0 1000 e. Persentase korban bencana alam/ sosial yang memperoleh bantuan bahan bangunan 1.000 X 100 = 0 1000 f. Persentase jumlah satuan penanggulangan bencana yang terampil dan siap siaga menghadapi bencana 15 X 100 = 15.00 100 15 15.00 15 15.00 15 15.00 15 15.00 15 15.00 15.00 11

-4-1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 4 Pelaksanaan dan Pengembangan Jaminan Sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial 1. Pemberian Jaminan Sosial bagi penyandang cacat berat dan lanjut usia tidak potensial a. Persentase jumlah penyandang cacat berat dan lanjut usia yang memperoleh jaminan sosial 75 X 100 = 15.00 500 15.00 75 15.00 75 15.00 75 15.00 75 15.00 15.00 GUBERNUR JAMBI ttd H. HASAN BASRI AGUS 12