LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS

dokumen-dokumen yang mirip
Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TAMAN MINI INDONESIA INDAH DENGAN MENGGUNAKAN ARCVIEW

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

PENGGUNAAN ARCVIEW GIS 3.3 PADA PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI SEKOLAH DI WILAYAH KOTA BOGOR

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Tampilan Data

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

17.2 Pengertian Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA BEKASI UNTUK KANTOR PEMERINTAHAN DAN JALUR TRANSPORTASI KRL ABSTRAK

Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Data GIS. Arif Basofi PENS 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

SILABUS MATAKULIAH. Kompetensi dasar Indikator Materi pokok Strategi Pembelajaran Alokasi waktu

[Type the document title]

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis

yang diperlukan. (Tata Sutabri, S.Kom, MM. 2003: 36). Sistem informasi Geografis Perangkat Lunak Hasil

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

MODEL DATA SPASIAL DALAM SIG

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

C. Prosedur Pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS E - WAKAF PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

Tujuan. Data dan SIG. Arna fariza. Mengerti data dan informasi Mengerti tentang sistem informasi geografis 3/8/2016

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

Sistem Informasi Geografis (AK ) MODEL DATA SPASIAL

BAB IV. Ringkasan Modul:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

VIEW. Menampilkan Data Spasial. - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview

BAB 2 TINJAUAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN DBD DI WILAYAH KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN ARCVIEW

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK PENENTUAN DIVISI KKN ALTERNATIF BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI LPM UNIVERSITAS AHMMAD DAHLAN YOGYAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN JALUR KERETA API DAN ANALISA TRAFFIC

Transkripsi:

LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS 1 Anastasia, Eko Sri, Indah Kusuma Wardani, Nicky Suryo, Prima Gusti Hanum 2 I Wayan S. Wicaksana 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Gunadarma ({anas, eko, indah, nicky, prima}@student.gunadarma.ac.id) 2 Pusat Studi Tekonolgi Sistem Informasi (iwayan@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRAK Di Jakarta kepadatan lalu lintas merupakan permasalahan tersendiri dan penyebabnya bisa beragam dari kecelakaan, jalan rusak, genangan air, demo dan sebagainya. Banyak informasi tersedia dalam format siaran radio, tetapi ada kendala bahwa informasi harus didengar secara on-time kalau terlewatkan kita kehilangan informasi. Untuk itu informasi geografis dengan memanfaatkan teknologi internet untuk penyebarannya.informasi Geografis sangat bermanfaatkan untuk menggambarkan kepadatan lalu lintas sehingga mampu menghasilkan informasi mengenai kepadatan lalu lintas pada lokasi tertentu. Informasi disajikan dalam bentuk peta yang menampilkan warna untuk merepresentasikan setiap kondisi jalan yang berbeda. Masalah yang muncul adalah proses overlay citra raster dengan layer baru sehingga menutupi objek yang bersangkutan. Penelitian yang membahas proses pengubahan data analog menjadi data digital yang disebut dengan Peta Registrasi. Peta Registrasi adalah proses transformasi data secara matematika yang disatukan kedalam sistem koordinat kedalam koordinat lain sehingga banyak layer data bisa di overlay untuk analisa geografi yang valid[1]. Manampilkan entity peta dapat menggunakan model data raster dan model data vektor. Untuk menyajikan informasi kepadatan lalu lintas, penulis menggunakan pendekatan Peta Registrasi. Dengan metode ini dapat mentransformasi data secara matematika dan dapat dilakukan penyatuan sistem koordinat kedalam koordinat lain. Tujuannya agar dapat meng-overlay citra raster. Kata Kunci: GIS, lalu lintas, peta 1. PENDAHULUAN Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang men-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spatial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan [3]. Informasi Geografis sangat bermanfaat untuk menggambarkan kepadatan lalu lintas. Pengguna jalan memperoleh informasi mengenai kepadatan lalu lintas pada lokasi tertentu berdasarkan peta yang dapat diakses melalui internet. Peta dapat menampilkan warna yang berbeda untuk merepresentasikan setiap kondisi jalan yang berbeda sesuai dengan tingkat kepadatan kendaraan. Masalah yang timbul adalah proses overlay pada citra raster untuk menampilkan warna dengan merubah data text menjadi data grafik. Layer berupa citra vektor akan ditempatkan diatas permukaan citra raster sesuai dengan koordinat, warna dan lokasi yang telah ditentukan sehingga layer tersebut akan menutupi layer yang lama. Data input menentukan warna dan penenpatan dalam citra dan dalam peta. Layer bagian atas selalu mengacu pada citra raster yang dioverlay sehingga akan 424 Layering Informasi Peta

menyesuaikan diri jika layer bagian bawah mengalami perubahan atau perpindahan. Menurut Carter[1], untuk mendapatkan data digital diperlukan transformasi data untuk mengubah data analog menjadi data digital yang disebut dengan peta registrasi. Peta Ragistrasi adalah proses transformasi data secara matematika yang disatukan dalam system koordinat kedalam koordinat lain sehingga banyak layer data dapat di overlay untuk analisa geografis yang valid. Untuk mengetahui posisi suatu entity di dalam peta maka harus diketahui koordinat dari entity tersebut[1]. Citra adalah bentuk representasi grafis dari objek-objek spasial penting (pada umumnya unsur-unsur yang terdapat dipermukaan bumi). Untuk kepentingan proses analisis, manipulasi dan penyajian informasi ke dalam berbagai bentuk atau media, citra disimpan (representasi) dalam bentuk dijital-citra raster dijital (bilanganbilangan yang membentuk struktur matriks dan disimpan kedalam suatu media sehingga dapat dibaca oleh sistem komputer). Citra dijital merupakan type data spasial yang berbasis matriks, dimana setiap kepingan informasi disimpan ke dalam setiap piksel yang dimilikinya[5]. Citra Raster merupakan tipe gambar yang dikomputerisasi yang terdiri dari barisbaris titik (pixel) [1]. Untuk merepresentasikan objekobjek seperti bentuk bangunan, batas-batas wilayah, garis-garis jalan raya, sungai, posisi pilar, dan sebagainya, yang dapat dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang memiliki atribut geometri[2]. Terdapat dua model data yang digunakan menyajikan entity spasial yaitu model data Raster dan model data vektor. Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pikselpiksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsurunsur petanya. Model data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir [2]. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributatributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data vektor terdapat tiga entity yaitu Entity Titik, Entity Garis dan Entity Poligon. 2. METODE PENELITIAN Untuk menyajikan informasi kepadatan lalu lintas, penulis menggunakan pendekatan Peta Registrasi. Transformasi bertujuan untuk mengubah data analog menjadi data digital guna mendapatkan sistem koordinat yang disatukan dengan sistem koordinat lain. Tranformasi koordinat digunakan untuk merealisasikan sistem koordinat tanah dengan peta atau layer data atau untuk meng-adjust suatu layer data sedemikian rupa sehingga layer tersebut dapat dioverlay-kan secara tepat diatas layer(s) yang lain. Prosedur yang digunakan untuk mengaplikasikan koreksi ini disebut dengan istilah registrasi-beberapa layer yang berbeda diregistrasi terhadap sistem koordinat bersama atau terhadap salah satu layer yang dianggap sebagai peta dasar atau standart. Layer dengan area yang sama harus diregistrai sedemikian rupa sehingga setiap lokasi yang terdapat didalam overlay memiliki koordinat yang sama[5]. Informasi disajikan dalam bentuk data spasial dan data nonspasial. Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana Layering Informasi Peta 425

didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir[4]. Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi[4]. Selain data spasial dapat juga ditambahkan data-data nonspasial tlain berupa teks atau angka yang juga akan dimasukkan ke dalam tabel. Data-data spasial dan nonspasial yang sudah diolah akan menghasilkan tampilan SIG yang dapat dikomunikasikan kepada pengguna. Data Spasial Pada pemanfaatannya data spasial yang diolah dengan menggunakan komputer (data spasial digital) menggunakan model sebagai pendekatannya. Data spasial terdiri dari dua model dalam data, yaitu model data raster dan model data vektor. Selain memiliki karakter yang berbeda, keduanya memiliki ketergantungan terhadap masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyek-obyek geografi yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer[4]. Data Raster Struktur data raster tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu, atribut tersendiri dan nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi[4]. Model raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam dan ditandai dengan nilai-nilai tertentu. Luas suatu area direpresentasikan dalam setiap sel/piksel dengan lebar dan panjang yang sama. Data Vektor Model data vektor berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon)[4]. Titik (point) merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Garis (line) merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Area (poligon) merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. ArcView GIS ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Kemampuankemampuan perangkat SIG Arc View ini secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pertukaran data: membaca dan menúliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya. 2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis. 3. Menampilkan Informasi (basisdata) spasial maupun atribut. 4. Menjawab query spasial maupun atribut. 5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG. 6. Membuat peta tematik. 7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip 8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG Arc View). Komponen-komponen pada ArcView : 1. Project, merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView yang dapat digunakan untuk 426 Layering Informasi Peta

menyimpan, mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua komponenkomponen program : view, theme, tabel, chart, layout, dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Sebuah project merupakan kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan selama bekerja dengan ArcView. Project Arc View dimplementasikan ke dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama belakang (extension) ".APR". 2. Theme, merupakan suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulandari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu 'tematik' tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster. 3. View, mengorganisasikan theme. Sebuah view merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa "layer" atau "theme" informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). 4. Tabel, merupakan representasi data. Sebuah tabel akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basis data spasialnya, setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling, atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan. 5. Chart, merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga bisa mendukung hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie. 6. Layout, digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, tabel, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak. 7. Script, merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Peta berasal dari digitasi peta analog, hasil survey, poto udara, citra satelit dan data hasil scanning. Peta yang diperlukan diproses menggunakan komputer atau didigitasi dan disimpan dengan ekstension.shp. ArcView dapat menampilkan atribut dasar dari peta yang sudah didigitasi dalam bentuk tabel berisi shape dan id peta. Data-data nonspasial berupa text atau angka dapat juga ditambahkan kedalam tabel. Data-data spasial dan nonspasial yang sudah diolah di dalam area Arc View menghasilkan tampilan SIG yang dapat dikomunikasikan kepada pengguna. Diagram dibawah ini menjelaskan tentang proses digitasi peta. Gambar 3. Alur proses Overlay Citra Aturan yang harus diikuti oleh pengguna untuk memastikan bahwa suatu theme vektor dapat di-overlay-kan terhadap citra digital dengan baik adalah sebagai berukut: Jika nilai-nilai koordinat-koordinat sumber data vektornya disimpan dalam satuan derajat desimal, maka pengguna sebaiknya menentukan proyeksi peta dan satuan koordinat yang digunakan. Sebagai contoh, jika pengguna memiliki citra dijital yang koordinatkoordinatnya disimpan dalam satuan feet dengan menggunakan proyeksi Layering Informasi Peta 427

peta Albers, sementara koordinatkoordinat shapefile-nya (theme yang lain) disimpan kedalam satuan derajat desimal, maka shapefile tersebut dapat di-match-kan terhadap citra dijitalnya dengan menentukan proyeksi Albers sebagai proyeksi peta milik view yang bersangkutan, dan kemudian menentukan satuan koordinatnya dalam feet. Jika pengguna memiliki citra dijital dengan koordinat yang disimpan kedalam satuan derajat desimal (belum diproyeksikan), dan sebuah shapefile yang koordinatnya juga disimpan dalam satuan derajat desimal, maka tidak diharuskan untuk menentukan proyeksi peta yang akan digunakan untuk view-nya. ArcView akan menggambarkan kedua theme yang berbeda model ini dengan memperlakukan koordinat-koordinat geografi ini(λ,φ) sebagaimana koordinat-koordinat bidang datar(x,y) hingga akhirnya kedua theme ini dapat bersesuaian tanpa mengalami perubahan proyeksi peta dan satuan koordinat. Jika koordinat-koordinat theme vektor yang terdapat didalam sebuah view disimpan didalam satuan selain derajat desimal (artinya telah diproyeksikan kedalam proyeksi peta tertentu), theme vektor ini hanya bisa match dengan themes lain (vektor atau raster) yang koordinat-koordinatnya juga disimpan dalam proyeksi peta dengan satuan koordinat yang sama. Jika koordinatkoordinat themes ini tidak disimpan kedalam proyeksi peta yang sama, maka theme yang bersangkutan tidak dapat di-overlay-kan (match) secara benar didalam view. Proses Overlay Peta dalam bentuk citra dijital atau citra vektor ditampilkan kedalam view sebagai peta yang akan di-overlay. Gambar 4. Tampilan citra ke dalam view Untuk meng-overlay objek jalan yang berada pada peta diatas diperlukan citra vektor jalan dalam bentuk shapefile dari sumber peta yang sama. Guna memilih jalan mana yang akan diganti warnanya cukup memilih jalan yang terdapat pada peta, maka akan tampil kotak dialog Identify Results. Dengan demikian akan didapat field yang unik dari atribut jalan yang dipilih. Gambar 5. Tampilan Identify Atribut jalan Dari Identify Results dapat dilihat field Rte_rum1 dengan nilai 40. Nilai ini akan menjadi identitas jalan yang akan dimanipulasi di dalam Legend Editor. Menampilkan Legend Editor dengan cara double-click pada Legend View. Gambar 6. Tampilan Legend Editor Di dalam Legend Editor dapat dilakukan manipulasi warna dan ukuran untuk atribut yang terpilih. Sehingga akan menampilkan informasi mengenai keadaan suatu jalan dengan simbol warna. Tingkat kepadatan lalu lintas diwakili dengan 3 warna yaitu, warna merah mewakili 428 Layering Informasi Peta

tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, warna kuning mewakili tingkat kepadatan sedang, dan warna hijau mewakili tingkat kepadatan lalu lintas rendah. Gambar 7. Tampilan hasil manipulasi 4. KESIMPULAN Tujuan dari penulisan ini untuk mandapatkan informasi mengenai kepadatan lalu lintas yang menampilkan warna untuk merepresentasikan setiap kondisi jalan yang berbeda dengan proses pengubahan data analog menjadi data digital yang disebut dengan Peta Registrasi. DAFTAR ACUAN [1] Charter, Denny., 2007, Register Peta di Map Info Profesional, Ilmu Komputer.com, http://www.dennycharter.multiply.co. Diakses pada 15 Februari 2008 [2] Narwastu, Adeline.,Eri Prasetyo W. Perancangan Sistem Informasi Geografis Daerah Banjir di DKI Jakarta Menggunakan Acr View. Sistem Informasi, Ilmu Komputer Universitas Gunadarma, Access Maret 2008. [3] Hari Prasetyo, Daniel., 2003, Sistem Informasi Geografis (SIG) Ubtuk Tata Guna Lahan, Ilmu Komputer.com, http://if2.ubaya.ac.id/~danie. Diakses pada Maret 2008 [4] Dani Gumelar, 2007, Data Spasial, IlmuKomputer.Com. Diakses pada Februari 2008. [5] Prahasta, Eddy., 2007, Tutorial ArcView, Informatika Bandung, Bandung. Layering Informasi Peta 429