PENGARUH VARIASI SUDUT TERHADAP KOEFISIEN KERUGIAN PADA PENGGABUNGAN PIPA CABANG

dokumen-dokumen yang mirip
KAJI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN KERUGIAN PADA PERCABANGAN PIPA DENGAN SUDUT 45 0, 60 0 DAN 90 0

Vol. 2, No. 3, September 2017 e-issn: ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

INFO TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 2009 (56-60) ANALISIS KOEFISIEN KERUGIAN PADA PERCABANGAN PIPA

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

ANALISA DISTRIBUSI KAPASITAS ALIRAN FLUIDA DI DAERAH PERCABANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

KERUGIAN-KERUGIAN PADA PIPA LURUS DENGAN VARIASI DEBIT ALIRAN

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

STUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA

Panduan Praktikum 2012

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

ANALISIS PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PIPA TERHADAP BESARNYA HEADLOSSES SISTEM PERPIPAAN DI KAPAL

JURNAL. Analisis Penurunan Head losses Pada Belokan 180 Dengan Variasi Tube Bundle Pada Diameter Pipa 2 inchi

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB 1 PENDAHULUAN. beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PENGGUNAAN TEKNOLOGI POMPA TANPA MOTOR (HYDRAM PUMP) UNTUK MEMBANTU IRIGASI PERSAWAHAN DI PROPINSI LAMPUNG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN OSBORNE REYNOLDS APPARATUS PIPA HORIZONTAL

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL. Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter Penampang, Variasi Material Pipa Dan Debit Aliran Fluida Pada Sambungan Elbow 900

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

POLITEKNOLOGI VOL. 15 No. 3 SEPTEMBER 2016 ABSTRACT ABSTRAK

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

Journal of Mechanical Engineering Learning

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PENGUJIAN HEADLOSS ALIRAN FLUIDA TAK TERMAMPATKAN. Dwi Ermadi 1*,Darmanto 1

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Judul: IMPLEMENTASI POLA ALIRAN STEADY UNSTEADY PEMODELAN FISIK PADA SALURAN KACA DI LABORATORIUM KEAIRAN UNESA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Studi Eksperimental Tentang Head Loss Pada Aliran Fluida Yang Melalui Elbow 90

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

ANALISA ALIRAN FLUIDA PENGARUH ELBOW, FITTING, VALVE DAN PERUBAHAN LUAS PERMUKAAN DALAM SISTEM PERPIPAAN

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

Eksperimental Karakteristik Pressure Drop

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

LAJU ALIRAN AIR AKIBAT PENEMPATAN AMBANG SETENGAH SILINDER DI SALURAN MODEL LABORATORIUM KEAIRAN UNESA. Djoni Irianto, Ardhisa NR

PERENCANAAN DAYA POMPA UNTUK KOLAM RENANG KONVENSIONAL DENGAN KAPASITAS 2000M

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Journal of Mechanical Engineering Learning

Analisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PENGARUH VARIASI JARAK ANTAR RING BERPENAMPANG SETENGAH LINGKARAN PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP KOEFISIEN DRAG

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PRESSURE DROP PADA SAMBUNGAN T (TEE) UNTUK POSISI FRONTAL DENGAN VARIASI KEMIRINGAN UNTUK SISTEM PERPIPAAN

KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

ANALISIS DEBIT AIR DAN RUGI BELOKAN PADA PIPA TEE.

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

Pengaruh Serat (Fiber) Daun Pandan Terhadap Koefisien Gesek Aliran Dalam Pipa Spiral

PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

RANCANG BANGUN PERANGKAT UJI RUGI-RUGI HEAD DENGAN FLUIDA KERJA AIR (H 2 O) DAN ANALISISNYA. Oleh : Tris Sugiarto ABSTAK

Transkripsi:

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 PENGARUH VARIASI SUDUT TERHADAP KOEFISIEN KERUGIAN PADA PENGGABUNGAN PIPA CABANG Kadir Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo, Kendari Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar kerugian akibat melewati suatu penggabungan aliran. Aliran fluida yang melalui system instalasi perpipaan banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan major dan rugi tekanan minor ( kerugian akibat fluida melewati suatu penggabungan). Penggabungan aliran fluida pada penggabungan pipa adalah suatu proses irreversible, yangdidaam aplikasi teknik akan menurungkan unjuk kerja dari sistem. Dalam penelitian ini dilakukan dengan variasi ( ) pada penggabungan aliran ( ) 9,45 dan 3 dengan menggunakan pipa PVC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan variasi bilangan Reynols (Re) antara 1, x 1 4 hingga 3,1 x 1 4 untuk aliran cabang 1-3 mengakibatkan peningkatan nilai koefisien kerugian (K 1-3 ) antara,8 dan 1,33 serta (K 2-3 ) antara,5 dan 1,. Perbandingan laju aliran (Q 1 /Q 3 ) bervariasi antara,8 dan,93 dengan nilai koefisien total (K tot ) berkisar antara,76 sampai dengan 2,23. Variasi laju aliran cabang 2-3, pada Re dari 1361 sampai dengan 3184, koefisien kerugian (K1-3) berkisar antara,3 dan 1,25 serta (K 2-3 ) berkisar,46 dan 1,76 untuk Q 2 /Q 3 ) bervariasi antara,2 dan,73 dengan (K tot ),76 sampai 2,63). Perubahan laju aliran memengaruhi nilai koefisien kerugian untuk pipa cabang. Abstract The aim of the study was to the scover the due to passing a flow combination. The flow of fluid pasing trough piping instation system causes many losses of pressure called major and minor pressure losses. The combination of the flow of fluida at pipe combination is an irreversible in witch the irreversibility in technical application decreases the performancesystem. The results of the study indicate that variations at the flow combination ( ) 3,45 dan 9 by using PVC pipe. With the variation of Reynolds (Re) between 1, x 1 4 to 3,1 x 1 4 for branch flow 1-3 causing the increase of the coefficient of loss ( K 1-3 ) between,8 and 1,33 and (K 2-3 ) between,5 and 1,. The comparison of the flow rate (Q 1 /Q 3 ) varies between,8 and,93 with the total coefficient value (K tot ) ranging from,76 to 2,32. The variation of branch flow rate at Re from 1361 to 3184, coefficient of loss (K 1-3 ) ranges from,3 to 1,25 and (K 2-3 ) ranges from,48 to 1,37 for (Q 2 /Q 3 ) varies between,2 and,73 with (K tot ) between,76 and 2,63. The change of flow rate affects the coefficient of loss value for all angular pipes. Keywords: effek, variation, coefficient, loss flow, combination 1. Pendahuluan Penelitian aliran dalam pipa (internal flow) dimulai oleh seorang maha guru dari Jerman th 185, Julius Weisbach meneliti rugi pada hulu pipa, yang kemudian dilanjutkan oleh Insinyur Perancis, Henry Darcy pada tahun 1857 yang melakukan eksperimen aliran pipa dan pertama kalinya mengungkap efek kekasaran pada hambatan pipa yang dikenal dengan persamaan Darcy- Weisbach. Kemudian Osborne Reynold melakukan eksperimen melalui pipa klasiknya pada tahun 1883 yang memperlihatkan pentingnya bilangan reynolds dalam aliran fluida. 1

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 Pada saat ini teknologi semakin maju khususnya pada pengembangan bentuk bodi, para ahli dan ilmuwan selalu berusaha untuk mencari penemuan-penemuan baru pada bentuk bodi yang lebih aerodinamis untuk mengurangi separasi dan drag, misal pada industriindustri Otomotif, Aeroplane dan perkapalan. Demikian juga pada industri yang banyak menggunakan instalasi perpipaan yang berfungsi untuk mengalirkan fluida ke tempat tujuan. Pada instalasi ini, banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk membelokan, membagi aliran menjadi bercabang dan menggabungkan aliran. Penggabungan aliran fluida pada percabangan sendiri adalah suatu proses irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan menurunkan unjuk kerja dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan Major (Major Head loss) dan rugi tekanan Minor (Minor Head loss) (ME-15, 23). Kerugian Major adalah rugi tekanan yang terjadi karena gesekan fluida dengan dinding sepanjang pipa dan kerugian Minor adalah kerugian akibat fluida melewati sambungan. Dalam Basset, MD (21) dengan judul Calculation of steady flow pressure loss coefficints for pipe junctions menunjukan bahwa pada susut cabang ( ) menghitung koefisien kerugian (K), Penelitian ini dilakukan pada aliran turbulen dengan bilangan Reynolds 8. 11. untuk aliran gabungan dengan pengukuran variasi laju aliran cabang (Q 1 ) dan variasi laju aliran langsung (Q 2 ) Tumbukan yang terjadi pada percabangan pipa mengakibatkan aliran menjadi turbulen, sehingga koefisien gesek menjadi tinggi dan menyebabkan penurunan tekanan yang akan berpengaruh pada energi yang dibutuhkan oleh Pompa. Didaerah mana terjadinya penurunan tekanan dan seberapa besar pengaruh variasi sudut cabang terhadap koefisien kerugian pada penggabungan pipa. Berdasarkan pemikiran dan uraian di atas maka untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Variasi Sudut Cabang Terhadap Koefisien Kerugian Pada Penggabungan Aliran 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin Universitas Haluoleo Kendari, dengan terlebih dahulu, mempersiapkan alat penelitian berikut bahan yang akan digunakan. Fluida yang akan digunakan adalah air. Instalasi pengujian seperti terlihat pada Gambar 1 dan alat uji seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 1. Instalasi Penelitian Keterangan Gambar : 1.Tangki bawah 7. Rotameter 2. Pompa 8. Sesi uji 3. Tangki atas 9. Tangki ukur 4. Plat koridor 1. Pipa over flow 5. Pipa sirkulasi 11. Katup 6. Pipa distribusi 12. Manometer papan 2 θ 1 Gambar 2. Alat Penelitian Dari data hasil pengujian tabel A1 lampiran A diolah dan menghitung : debit pada cabang 1 (Q 1 ) dan cabang 2 (Q 2 ), kemudian menghitung debit Q 3 = Q 1 + Q 3 Kecepatan pada masing-masing cabang (U 1, U 2 dan U 3 ) dimana : Q1 U1, Q2 U 2 dan Q3 U 3 A1 A2 A3 Bilangan Reynolds (Re 1, Re 2, dan Re 3 ) dimana Re dicari dengan persamaan (12) 2

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 Membaca tinggi tekanan statis pada setiap cabang (h 1, h 2, dan h 3 ) Koefisien kerugian (K 1-3 ) dan (K 2-3 ) Koefisien Total dengan cara menjumlahkan koefisien (K 1-3 ) dan (K 2-3 ). Membuat grafik hubungan antara bilangan Reynolds (Re) tiap sudut cabang Vs koefisien kerugian (K 1-3 dan K 2-3 ). Membuat grafik hubungan antara bilangan Reynolds (Re) tiap sudut cabang Vs koefisien kerugian total (K tot ). Membuat grafik hubungan antara Rasio laju aliran (Q 1 /Q 3 ) Vs Koefisien Kerugian (K 1-3 dan K 2-3 ). Membuat grafik hubungan antara Rasio laju aliran (Q 1 /Q 3 ) Vs Koefisien Kerugian total (K tot ). Membut grafik kecenderungan hasil eksperimen dengan hasil penelitian sebelumnya. 3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran laju aliran pada pipa cabang (Q 1 ) dan pipa (Q 2 ) yang diukur dengan menggunakan Rotameter (Flow Meter) serta pipa keluaran (Q 3 ), maka untuk memperoleh grafik hasil pengujian masing-masing sudut cabang harus dihitung kemudian hasilnya ditabelkan seperti pada lampiran B. Adapun dalam analisis akan diberikan satu contoh perhitungan untuk sudut cabang 9 dengan diameter pipa,25,4 x,25,4 m yang dianalisis secara eksperimen. Dari data hasil pengukuran laju aliran yang melintasi pipa cabang 1 (Q 1 ) dan aliran pada pipa cabang 2 (Q 2 ) maksimum dengan mengambil contoh data hasil pengukuran Tabel 1 dan dan hasil analisis Tabel 2. dan dianalisa sebagai berikut : Variasi Laju Aliran Cabang 1 ( Q 1 ) Koefisien Kerugian (K 1-3 ) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds K1-3 1.6 1.4 1.2 1..8.6.4.2. 5 1 15 2 25 3 35 Re θ = 9 θ = 75 θ = 6 θ = 45 θ = 3 L Gambar 3. Grafik Koefisien Kerugian (K 1-3 ) Terhadap Re Cabang 1-3 Koefisien Kerugian (K 2-3 ) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds K2-3 1.2 1..8.6.4.2. 5 1 15 2 25 3 35 Re θ = 9 θ = 75 θ = 6 θ = 45 θ = 3 Gambar 4. Grafik Koefisien Kerugian (K 2-3 ) Terhadap untuk Re Cabang 1-3 Koefisien Kerugian Total (K tot ) Sebagai Fungsi dari Bilangan Reynolds K tot 2.5 2. 1.5 1..5. 5 1 15 2 25 3 35 Re θ = 9 θ = 75 θ = 6 θ = 45 θ = 3 Gambar 5. Grafik Koefisien Kerugian total (K tot ) terhadap Re Cabang 1-3 3

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan serta gambar grafik dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dianalisis berupa evaluasi data pengukuran dan perhitungan dengan mempelajari kecenderungan yang terjadi sesuai dengan tujuan yang dicapai: a. Enam variasi laju aliran cabang 1-3 dan untuk setiap bilangan Reynolds (Re) bervariasi antara 1361 dan 3184 pada 9 pengujian menghasilkan nilai koefisien kerugian (K 1-3 ) antara,8 dan 1,33,demikian pula nilai koefisien kerugian (K 2-3 ) antara,5 dan 1, dengan hasil ditabelkan pada lampiran B dan diringkas dalam gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 grafik Koefisien kerugian (K) terhadap bilangan Reynolds dan rasio laju aliran (Q 1 /Q 3 ) dituangkan dalam gambar 4.4, hal ini terjadi karena arah aliran dari cabang 1-3 dibelokan akibat adanya tumbukan dari aliran langsung (cabang 2) yang tidak mengalami perubahan arah. b. Variasi laju aliran cabang 2-3, dengan meningkatnya bilangan Reynolds (Re) dari 1361 sampai 3184 mengakibatkan nilai koefisien kerugian (K 1-3 ) berkisar,3 dan 1,25 demikian pulah nilai Koefisien kerugian (K 2-3 ) berkisar,46 dan 1,37 hal ini lebih besar bila dibandingkan dengan koefisien kerugian (K 1-3 ), karena aliran cabang 2-3 mengalami hambatan akibat tumbukan aliran dari cabang 1. 4. Kesimpulan dan Saran Variasi laju aliran cabang 1 : Hasil penelitian yang diperoleh untuk koefisien kerugian tiap cabang adalah: o K 1-3(9 ) = (,44-1,33), K 2-3(9 ) = (,18 1,) o K 1-3(75 ) = (,35 1,24), K 2-3(75 ) = (,12,86) o K 1-3(6 ) = (,28-1,17), K 2-3(6 ) = (,1 -,8) o K 1-3(45 ) = (,21 1,3), K 2-3(45 ) = (,8 -,7) o K 1-3(3 ) = (,8,85), K 2-3(3 ) = (,5 -,61) o o ΔH tot (45 ) = (,16,86) m ΔH tot(3 ) = (,7,73) m Variasi debit aliran cabang 2 : Hasil penelitian yang diperoleh untuk Koefisien kerugian tiap cabang adalah: o K 1-3(9 ) = (,55 1,25), K 2-3(9 ) = (,72 1,37) o K 1-3(75 ) = (,5 1,18), K 2-3(75 ) = (,66 1,29) o K 1-3(6 ) = (,41 1,5), K 2-3(6 ) = (,61 1,2) o K 1-3(45 ) = (,35,55 ), K 2-3(45 ) = (,55 1,11) o K 1-3(3 ) = (,3,83), K 2-3(3 ) = (,46 1,2) Koefisien kerugian total adalah: o K tot(9 ) = (1,27-2,63) o K tot(75 ) = (1,16 2,48) o K tot(6 ) = (1,1-2,24) o K tot(54 ) = (,91 2,4) o K tot(3 ) = (,76 1,84) Kerugian head totan (ΔH tot ) untuk setiap: o ΔH tot (9 ) = (,7 -,139) m o ΔH tot (75 ) = (,6 -,123,) m o ΔH tot (6 ) = (,21-,98) m o ΔH tot (45 ) = (5,11) m o ΔH tot(3 ) = (,4,92) m Saran 1. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan memvariasikan diameter pipa utama agar dapat membandingkan kenaikan koefisien keruagian dan drop energi yang terjadi pada sambungan pipa dengan penggabungan aliran. 2. Dalam instalasi perpipaan sebaiknya dihindari penggabungan aliran yang arah aliranya berlawanan denagan sudut cabang. Dapat dikembangkan untuk penelitian tentang besarnya tumbukan aliran balik setelah penggabungan aliran Koefisien kerugian total (K tot ) adalah: o K tot(9 ) = (,62 2,32) o K tot(75 ) = (,47 2,1) o K tot(6 ) = (,38 1,97) o K tot(45 ) = (,29 1,73) o K tot(3 ) = (,13 1,46) Kerugian head totan (ΔH tot ) untuk setiap: o ΔH tot (9 ) = (,3,115) m o ΔH tot (75 ) = (,3,14) m o ΔH tot (6 ) = (,21,98) m 4

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 TABEL 1. HASIL PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN, Re, K DAN ΔH PADA SUDUT 9 1. Variasi debit aliran cabang ( Leg 1) Q 1 Q 2 Q 3 V 1 V 2 V 3 (m 3 /s) (m 3 /s) (m 3 Q 1 /Q 3 Q 2 /Q 3 /s) (m/s) (m/s) (m/s) 1.133.333.167.8.2.2633.658.3291 2.2.333.233.86.14.3949.658.467 3.267.333.3.89.11.5265.658.5924 4.333.333.367.91.9.6582.658.724 5.4.333.433.92.8.7898.658.8556 6.467.333.5.93.7.9214.658.9873 Re 1 Re 2 Re 3 f 1 f 2 f 3 hf 1 hf 2 hf 3 1 8289 272 1361.32.39.28.4.2.85 2 12433 272 1456.3.39.28.83.2.167 3 16578 272 1865.28.39.26.138.2.256 4 2722 272 22795.26.39.25.21.2.367 5 24867 272 26939.25.39.24.278.2.493 6 2911 272 3184.23.39.23.348.2.628 hf act1 hf act2 hf act3 K 1-3 K 2-3 K tot ΔH 1-3 ΔH 2-3 ΔH tot 1.69.63.57.44.18.62.2.1.3 2.764.81.67.63.32.95.7.3.1 3.1242.132.16.83.48 1.31.15.9.23 4.1752.189.145.97.66 1.63.26.18.43 5.2178.238.169 1.15.84 2..43.31.74 6.2612.288.189 1.33 1. 2.32.66.5.115 2. Variasi debit aliran langsung ( Leg 2) Q 1 Q 2 Q 3 V 1 V 2 V 3 (m 3 /s) (m 3 /s) (m 3 Q 1 /Q 3 Q 2 /Q 3 /s) (m/s) (m/s) (m/s) 1.133.33.167.8.2.2633.658.3291 2.133.1.233.57.43.2633.1975.467 3.133.167.3.44.56.2633.3291.5924 4.133.233.367.36.64.2633.467.724 5.133.3.433.31.69.2633.5924.8556 6.133.367.5.27.73.2633.724.9873 5

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 Re 1 Re 2 Re 3 f 1 f 2 f 3 hf 1 hf 2 hf 3 1 8289 272 1361.32.31.3.4.2.91 2 8289 6217 1456.32.35.28.4.24.167 3 8289 1361 1865.32.3.26.4.58.256 4 8289 1456 22795.32.28.26.4.16.382 5 8289 1865 26939.32.26.24.4.163.493 6 8289 22795 3184.32.24.225.4.224.615 hf act1 hf act2 hf act3 K 1-3 K 2-3 K tot ΔH 1-3 ΔH 2-3 ΔH tot 1.441.48.39.55.72 1.27.3.4.7 2.815.85.67.7.86 1.56.8.9.17 3.1249.126.96.84 1.1 1.85.15.18.33 4.1826.179.133.98 1.13 2.11.26.3.56 5.258.241.174 1.15 1.26 2.41.43.47.9 6.3249.37.216 1.25 1.37 2.63.62.68.13 TABEL 2 HASIL PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN, Re, K DAN ΔH PADA SUDUT 75 1. Variasi debit aliran cabang ( Leg 1) Q 1 Q 2 Q 3 V 1 V 2 V 3 (m 3 /s) (m 3 /s) (m 3 Q 1 /Q 3 Q 2 /Q 3 /s) (m/s) (m/s) (m/s) 1.133.333.167.8.2.2633.658.3291 2.2.333.233.86.14.3949.658.467 3.267.333.3.89.11.5265.658.5924 4.333.333.367.91.9.6582.658.724 5.4.333.433.92.8.7898.658.8556 6.467.333.5.93.7.9214.658.9873 Re 1 Re 2 Re 3 f 1 f 2 f 3 hf 1 hf 2 hf 3 1 8289 272 1361.32.39.3.4.2.91 2 12433 272 1456.3.39.29.83.2.173 3 16578 272 1865.28.39.26.138.2.256 4 2722 272 22795.26.39.26.21.2.382 5 24867 272 26939.25.39.24.278.2.493 6 2911 272 3184.23.39.23.348.2.628 6

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 hf act1 hf act2 hf act3 K 1-3 K 2-3 K tot ΔH 1-3 ΔH 2-3 ΔH tot 1.48.5.44.35.12.47.2.1.3 2.87.86.72.52.26.78.6.3.8 3.1242.133.18.72.42 1.14.13.8.2 4.1819.195.153.9.57 1.47.24.15.39 5.2392.258.194 1.6.71 1.77.39.26.66 6.296.32.228 1.24.86 2.1.62.43.14 2. Variasi debit aliran langsung ( Leg 2) Q 1 Q 2 Q 3 V 1 V 2 V 3 (m 3 /s) (m 3 /s) (m 3 Q 1 /Q 3 Q 2 /Q 3 /s) (m/s) (m/s) (m/s) 1.133.33.167.8.2.2633.658.3291 2.133.1.233.57.43.2633.1975.467 3.133.167.3.44.56.2633.3291.5924 4.133.233.367.36.64.2633.467.724 5.133.3.433.31.69.2633.5924.8556 6.133.367.5.27.73.2633.724.9873 Re 1 Re 2 Re 3 f 1 f 2 f 3 hf 1 hf 2 hf 3 1 8289 272 1361.32.31.3.4.2.91 2 8289 6217 1456.32.34.26.4.24.155 3 8289 1361 1865.32.31.26.4.6.256 4 8289 1456 22795.32.26.26.4.98.382 5 8289 1865 26939.32.26.24.4.163.493 6 8289 22795 3184.32.25.23.4.234.628 hf act1 hf act2 hf act3 K 1-3 K 2-3 K tot ΔH 1-3 ΔH 2-3 ΔH tot 1.488.53.44.5.66 1.16.3.4.6 2.795.83.65.63.78 1.41.7.8.15 3.1185.119.91.76.92 1.68.14.16.3 4.188.177.133.92 1.4 1.96.24.28.52 5.2428.233.169 1.7 1.18 2.24.4.44.84 6.3229.35.218 1.18 1.29 2.48.59.64.123 Daftar Acuan [1] Abubaker A. Salem, Saib A. Yousif & Yasser F. Nassar, 23, Study of the Separated and Total losses in Bends, Proceedings of the International Conference on Fluid and Thermal Energy Conversion, Bali, Indonesia. [2] Arip Dwiyantoro, B., 24, Studi Ekperimental Tentang pengaruh Protituding (Tonjolan) pada Pipa Lurus Bercabang 45 dan 6 terhadap 7

Vol. 1, 1, November 29 ISSN : 285-8817 Distribusi Kecepatan dan Tekanan Aliran, ITS, Surabaya. [3] Bird R. B., Stewart W. E. & lighfoat E. N., 1994, Transport Phenomena, John Willey & Sons, Singapore, Toronto. [4] Costa N.P., Mania.R, 26. Edge Effects on the Flow Characteristics in a 9 deg Tee Junction, Journal of Fluids Engineering, Vol. 128, pp. 124:1217, Publishing Company,inc. [5] Miller S. Donald., Internal Flow Sistem, Vol-5, In the BHRA Fluid Engineering Series. [6] Saleh M. Jamal. 22. Fluid Flow Handbook, McGraw-Hll, New York. [7] Schlichting Hermann, 1979. Boundary-layer Theory, MC Graw-Hill Book company, New York. [8] White Frank M, 1994. Fluid Mechanics, Third Edition, Mc Graw-Hill Book Company, New York. 8