TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

ANALISIS PENENTUAN KOTA MANADO SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

Economics Development Analysis Journal

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( )

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sektor-sektor ekonomi apa

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

ANALISIS DATA/INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAMPAR. Lapeti Sari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

KAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

Determination of the Regional Economy Leading Sectors in Indonesia. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah di Indonesia

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

Analisis Shift share. Shift share. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KEPULAUAN SANGIHE

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 1 Maret 2013 TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN SIAK TAHUN Yudha Prawira dan Wahyu Hamidi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS KEUNGGULAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI MALUKU UTARA PUBLIKASI ILMIAH

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

Transkripsi:

804 TEKNIK PROYEKSI KOTA MEDAN DENGAN RUMUS SUTANTI *) *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA MEDAN. NIDN : 0130128502 Email : sutanti_amrizal@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi dalam daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto () atas dasar harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Mengingat pentingnya data mengenai di Kota Medan baik bagi pemerintah Kota Medan dalam membuat kebijakan maupun bagi masyarakat bisnis dalam membuat keputusan bisnis dan juga bagi masyarakat akademik guna membuat suatu penelitian maka penulis tertarik untuk membuat analisa mengenai proyeksi Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan nilai tambah/produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Pada Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa sektoral Kota Medan dan sektoral Provinsi Sumatera Utara berdasarkan harga konstan tahun 2000. Jenis data yang dikumpulkan berbentuk runtun waktu ( time series) dari tahun 2004 hingga 2013 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan Bank Indonesia Medan. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan melakukan pendekatan deskriptif kuantitatif menggunakan model analisis Shift-Share dengan rumus matematis untuk proyeksi. Kata Kunci : Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi dalam daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari

805 pembangunan nasional. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto () atas dasar harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto () di Kota Medan pada dasarnya sama dengan Produk Domestik Bruto (PDB) di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Berdasarkan data atas dasar harga konstan tahun 2000, diketahui bahwa dari 78 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan merupakan penyumbang terbesar dari seluruh kabupaten/kota yang ada. Dimana pada tahun 2010 hingga 2012, Kota Medan berturut-turut sebesar Rp.35.833,22 triliun, Rp.38.576,23 triliun, dan Rp.41.519,32 triliun. Atau dengan kata lain Kota Medan menyumbang sebesar 30,17% di tahun 2010, 30,47% di tahun 2011, dan 30,88% di tahun 2012. (BPS Provinsi Sumatera : 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa sembilan sektor yang ada di Kota Medan merupakan sektor unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan pengamatan penulis, lembaga-lembaga yang menyediakan kebutuhan data seperti Badan Pusat Statistik Kota Medan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara maupun Bank Indonesia Medan biasanya mempublikasikan data dalam rentang waktu yang cukup lama. Seperti Badan Pusat Statistik yang mengeluarkan data untuk tahun 2013 baru dapat dipublikasikan pada bulan agustus 2014. Data yang dipublikasikan pun baru data untuk skala provinsi sementara untuk skala kabupaten/kota dalam hal ini Kota Medan belum dapat dipublikasikan karena masih menunggu data yang dilaporkan oleh BPS Kota Medan. Mengingat pentingnya data mengenai di Kota Medan baik bagi pemerintah Kota Medan dalam membuat kebijakan maupun bagi masyarakat bisnis dalam membuat keputusan bisnis dan juga bagi masyarakat akademik guna membuat suatu penelitian maka penulis tertarik untuk

806 membuat analisa mengenai proyeksi Kota Medan dan dalam hal ini proyeksi yang dilakukan adalah untuk tahun 2014. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berapa nilai tambah/produk Domestik Regional Bruto Kota Medan pada tahun 2014 berdasarkan harga konstan 2000 dengan rumus proyeksi. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk memproyeksi nilai tambah/produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Pada Tahun 2014. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Shift-Share Analisis Shift-share membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah dengan wilayah nasional dan memberikan penjelasan atau rincian penyebab perubahan atas beberapa variabel dengan menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya yang meliputi penguraian faktor penyebab pertumbuhan berbagai sektor di suatu daerah dalam kaitannya dengan ekonomi nasional. Analisis shift-share disebut juga industrial mix analysis karena komposisi industri yang ada sangat memengaruhi laju pertumbuhan wilayah tersebut, artinya apakah industri yang berlokasi di wilayah tersebut termasuk ke dalam kelompok wilayah industri yang secara nasional memang berkembang pesat dan bahwa industri tersebut cocok berlokasi di wilayah itu atau tidak. Analisis ini dapat menggunakan variabel lapangan kerja atau menggunakan nilai tambah (tingkat pendapatan).

807 2.1.1. Konsep dan Definisi Menurut Tarigan (2012 : 86) Pertambahan lapangan kerja (employment) regional total ( E r ) dapat diuraikan menjadi komponen shift dan komponen share atau nasional share (N). 1. Komponen nasional share (N) adalah banyaknya pertambahan lapangan kerja seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan nasional selama periode studi. Ini sebagai kriteria lanjutan bagi daerah yang bersangkutan untuk mengukur apakah daerah itu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan nasional rata-rata. 2. Komponen shift adalah penyimpangan ( deviation) dari nasional share dalam pertumbuhan lapangan kerja regional. Penyimpangan ini positif di daerahdaerah yang tumbuh lebih cepat dan negatif di daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat/merosot dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja secara nasional. Di setiap daerah, shift netto dapat dibagi menjadi dua komponen yang memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat ektern dan yang bersifat intern, yaitu : a. Proportional shift component (P), dikenal sebagai komponen struktural atau industrial mix, mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri di daerah yang bersangkutan. Komponen ini positif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh cepat, dan negatif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh dengan lambat atau bahkan sedang merosot. Komponen ini merupakan akibat dari pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja secara nasional. b. Differential shift component (D), dinamakan sebagai komponen lokasional atau regional yaitu sisa kelebihan. Komponen ini mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh sektor-sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan daripada tingkat nasional yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern. Daerahdaerah yang mempunyai keuntungan lokasional seperti sumber daya yang melimpah/efisien akan mempunyai Differential shift component yang positif,

808 sedangkan daerah yang secara lokasional tidak menguntungkan akan mempunyai komponen yang negatif. Komponen ini merupakan akibat dari pengaruh faktorfaktor yang bekerja khusus di daerah yang bersangkutan. Dengan menggunakan notasi aljabar, berbagai hubungan antara komponenkomponen di atas dapat dinyatakan sebagai berikut: E r = E r, t - E r, t-n persamaan ini berlaku untuk total lapangan kerja di wilayah yang bersangkutan. Artinya, pertambahaan lapangan kerja regional adalah banyaknya lapangan kerja pada tahun akhir (t) dikurangi dengan jumlah lapangan kerja pada tahun awal (t-n). E r, i = E r, i, t - E r, i, t-n persamaan ini berlaku untuk total lapangan kerja per sektor di wilayah yang bersangkutan. Artinya, pertambahaan lapangan kerja regional sektor i adalah jumlah lapangan kerja sektor i pada tahun akhir (t) dikurangi dengan lapangan kerja sektor i pada tahun awal (t-n). Pertambahan lapangan kerja regional sektor i ini dapat diperinci atas pengaruh dari National Share, Proportional Shift, dan Differential Shift sebagai berikut : E r, i, t = (NS i + P r, i + D r, i ) Dimana : NS i, t = E r, i, t-n ( E N,t / E N,t-n ) - E r, i, t-n P r, i, t = {( E N, i, t / E N, i, t-n ) (E N, t / E N, t-n )} x E r, i, t-n Atau P =,, D = E E E E Atau D = Keterangan : Peranan National Share (NS i ) adalah seandainya pertambahan lapangan kerja regional sektor i tersebut sama dengan proporsi pertambahan lapangan kerja nasional secara rata-rata. Proportional Shift (P r, i ) adalah melihat pengaruh sektor i secara nasional terhadap pertumbuhan lapangan kerja sektor i pada region yang dianalisis.

809 Differential shift (D r,i ) menggambarkan penyimpangan antara pertumbuhan sektor i di wilayah analisis terhadap pertumbuhan sektor i secara nasional. Perlu diingat bahwa bila kita hendak melihat pengaruhnya terhadap seluruh wilayah analisis maka angka untuk masing-masing sektor harus ditambahkan. Sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut : E r = (NS + P r + D r ) Dimana: =,,, =,,, = Perlu diingat bahwa : E N,i,t = E N,t E r,i,t = E r,t Dan seterusnya. 2.2.2. Rumus Untuk Proyeksi Seandainya secara nasional telah dibuat proyeksi lapangan kerja per sektor untuk tahun t+m maka lapangan kerja di daerah tersebut dapat diproyeksikan sebagai berikut : NS i, t+m = E r, i, t ( E N,t+m / E N,t ) - E r, i, t P r, i, t+m = {( E N, i, t+m / E N, i, t ) (E N, t+m / E N, t )} x E r, i, t D = D x E E Atau E = E E E Keterangan Simbol : + m n D D = Pertambahan, angka akhir (tahun t) dikurangi dengan angka awal (tahun t-n)

810 N = Nasional/wilayah nasional / wilayah yang lebih tinggi jenjangnya. r = Region atau wilayah analisis; E= Employment atau banyaknya lapangan kerja; i = Sektor industri; T = Tahun; t-n = Tahun awal; t+m = Tahun proyeksi; Ns = National Share; P= Proportional Shift; D = Differential Shift. 2.3. Penelitian Terdahulu Penelitian Nudiatulhuda tahun 2007 berjudul Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil analisis shift-share menunjukkan tidak terdapat sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif di semua kabupaten/kota, tetapi memiliki spesialisasi di 6 kaputen/kota. Sedangkan hasil analisis LQ, shift-share,tipologi daerah dan pertumbuhan sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi priorotas utama pengembangan adalah kabupaten Tojo dan Una-una. 3. METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Data sektoral Kota Medan dan data Provinsi Sumatera Utara diambil di kantor BPS Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jl.Asrama No.179, Medan. Penelitian (pengambilan data sekunder, pengumpulan dan pengolahan data serta penganalisisan data) dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2014. 3.2.Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa sektoral Kota Medan dan sektoral Provinsi Sumatera Utara

811 berdasarkan harga konstan tahun 2000. Jenis data yang dikumpulkan berbentuk runtun waktu ( time series) dari tahun 2004 hingga tahun 2013. Data tersebut diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain : 1. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumatera Utara Dalam Angka 2004-2013). 2. Bank Indonesia Medan (Buku Kajian Ekonomi Regional Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004-2013). 3.3.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh melalui telaah kepustakaan ( library research) dari hasil publikasi baik dari buku-buku yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, maupun Bank Indonesia Medan. 3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1. Analisis Proyeksi Untuk memproyeksikan Kota Medan pada tahun yang akan datang (2014) maka digunakan rumus sebagai berikut : NS i, t+m = r, i, t ( N,t+m / N,t ) - r, i, t P r, i, t+m = {( N, i, t+m / N, i, t ) ( N, t+m / N, t )} x r, i, t D = D x Atau = Keterangan Simbol : +...(1) = Pertambahan, angka akhir (tahun t) dikurangi dengan angka awal (tahun t-n) N = Nasional/wilayah nasional / Provinsi Sumatera Utara r = Region atau Kota Medan = Nilai Tambah/Tingkat Pendapatan (Produk Domestik Regional Bruto) i = Sektor industri T= Tahun t-n = Tahun awal

812 t+m = Tahun proyeksi Ns = National Share P= Proportional Shift D = Differential Shift 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Proyeksi Kota Medan Berdasarkan studi literatur yang dilakukan peneliti dari beberapa instansi, penulis memutuskan menggunakan data yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan dari Bank Indonesia Medan. Data yang bersumber dari BPS Provinsi Sumatera Utara adalah untuk Provinsi Sumatera Utara dan untuk Kota Medan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012. Untuk data Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 penulis menggunakan data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Medan. Sementara untuk data Kota Medan tahun 2013 penulis menggunakan data berdasarkan hasil proyeksi dengan menggunakan rumus proyeksi : = + m n D D Data Provinsi Sumatera Utara menggunakan proyeksi berdasarkan consensus forcast terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per maret 2014. Dimana hasil proyeksinya menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5,5% sampai dengan 5,9%. Oleh karena itu penulis memproyeksikan Provinsi Sumatera Utara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% pada tahun 2014. Sehingga dapat diproyeksikan di Kota Medan untuk tahun 2014 langsung dengan menggunakan rumus proyeksi.

813 No Tabel 1. Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 21.465,42 4.518,46 5.506,60 23.856,15 25.300,64 26.526,93 28.040,20 29.390,58 30.778,67 32.010,00 2 3 4 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih 1.009,92 1.074,75 1.119,58 1.229,05 1.304,35 1.322,98 1.400,65 1.494,85 1.525,32 1.609,00 20.337,03 21.305,37 22.470,57 23.615,20 24.305,23 24.977,11 26.015,21 26.548,66 27.513,10 28.641,00 681,20 716,25 738,31 739,92 772,94 816,00 872,15 943,75 976,09 1.016,00 5 Bangunan 4.883,08 5.515,98 6.085,61 6.559,30 7.090,65 7.554,36 8.066,15 8.754,63 9.348,16 9.999,00 6 7 8 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 15.230,32 15.984,93 17.095,26 18.386,28 19.515,52 20.575,43 21.919,34 23.693,43 25.406,77 27.397,00 6.702,18 7.379,92 8.259,20 9.076,56 9.883,24 10.630,44 11.633,90 12.799,43 13.856,60 14.915,00 5.077,30 5.440,50 5.977,57 6.720,62 7.479,84 7.939,21 8.795,15 9.992,49 11.111,51 12.042,00 9 Jasa-Jasa 7.942,51 8.288,79 8.876,81 9.609,20 10.519,96 11.216,75 11.976,16 12.969,81 13.947,74 14.936,00 Total 83.328,95 70.224,94 76.129,52 99.792,27 106.172,36 111.559,22 118.718,90 126.587,62 134.463,95 142.565,00 Sumber : BPS Dan Bank Indonesia Medan

814 No Tabel 2. Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 1 Pertanian 661,96 670,58 673,09 707,71 735,25 765,95 771,33 792,91 849,53 831,61 2 3 4 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih 0,77 0,78 0,73 0,66 0,57 0,57 0,55 0,55 0,55 0,46 3.725,21 3.842,15 4.095,43 4.344,56 4.514,29 4.591,60 4.792,16 4.960,37 5.144,02 5.393,55 404,19 413,36 435,64 423,39 442,54 464,92 497,66 519,21 532,92 523,48 5 Bangunan 2.522,96 2.712,63 3.011,37 3.205,06 3.463,84 3.748,68 4.005,47 4.308,78 4.612,72 4.995,23 6 7 8 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 6.202,57 6.850,44 7.271,81 7.703,59 8.134,82 8.824,16 9.584,51 10.449,37 11.238,28 13.013,49 4.308,89 4.637,20 5.255,76 5.813,39 6.287,38 6.866,78 7.346,13 7.914,58 8.619,36 9.009,40 3.343,87 3.507,54 3.685,67 4.158,05 4.586,68 4.720,84 5.133,72 5.599,35 6.084,63 5.627,05 9 Jasa-Jasa 2.452,72 2.637,75 2.804,95 2.996,51 3.208,58 3.446,55 3.690,69 4.031,12 4.437,33 5.005,19 Total 23.623,14 25.272,42 27.234,45 29.352,92 31.373,95 33.430,05 35.822,22 38.576,23 41.519,32 44.399,47 Sumber : BPS Dan Bank Indonesia Medan.

815 No Lapangan Usaha Medan 2013 Tabel 3. Perhitungan Differrential Shift Sumut 2013 Sumut 2008 (b) Medan 2008 (b) X (c) D r,i,t E r,i,t E N,i,t E N,i,t-n E r,i,t-n (a) E N,i,t / E N,i,t-n = (b) (c) (d) (a) - (d) 1 Pertanian 831,610 32.010,000 25.300,637 1,265 735,254 930,232-98,622 2 Pertambangan & 0,462 1.609,000 1.304,347 1,234 Penggalian 0,567 0,700-0,238 3 Industri Pengolahan 5.393,545 28.641,000 24.305,226 1,178 4.514,289 5.319,587 73,958 4 Listrik, Gas & Air 523,484 1.016,000 772,943 1,314 Bersih 442,537 581,696-58,212 5 Bangunan 4.995,230 9.999,000 7.090,648 1,410 3.463,837 4.884,589 110,641 6 Perdagangan, Hotel & 13.013,492 27.397,000 19.515,523 1,404 Restoran 8.134,822 11.420,126 1.593,366 7 Pengangkutan & 9.009,400 14.915,000 9.883,239 1,509 Komunikasi 6.287,379 9.488,414-479,014 8 Keuangan, Persewaan, 5.627,053 12.042,000 7.479,836 1,610 Jasa Perusahaan 4.586,683 7.384,230-1.757,177 9 Jasa-Jasa 5.005,188 14.936,000 10.519,959 1,420 3.208,584 4.555,474 449,714 Total 44.399,464 142.565,000 106.172,360 31.373,952 44.565,047-165,583 Sumber : BPS dan Bank Indonesia Medan ( Data Diolah)

( 804-818 ) 816 Medan 2013 Tabel 4. Proyeksi Kota Medan Langsung Dengan Rumus Sumut 2014 Sumut 2013 indek s Differensi al Shift Medan 2008 (b) + (c X d) Medan 2014 No Lapangan Usaha (b) (d) E r,i,t E N,i,t+m E N,i,t m/n D r,i,t E r,i,t-n (a) E N,i,t / E N,i,t = (b) (c) D r,i,t / E r,i,t-n = (d) (e) (a) X (e) 1 Pertanian 831,610 33.834,570 32.010,000 1,057 1-98,622 735,254-0,134 0,923 767,465 2 Pertambangan & Penggalian 0,462 1.700,713 1.609,000 1,057 1-0,238 0,567-0,419 0,638 0,295 3 Industri Pengolahan 5.393,545 30.273,537 28.641,000 1,057 1 73,958 4.514,289 0,016 1,073 5.789,340 4 Listrik, Gas & Air Bersih 523,484 1.073,912 1.016,000 1,057 1-58,212 442,537-0,132 0,925 484,463 5 Bangunan 4.995,230 10.568,943 9.999,000 1,057 1 110,641 3.463,837 0,032 1,089 5.439,515 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 13.013,492 28.958,629 27.397,000 1,057 1 1.593,366 8.134,822 0,196 1,253 16.304,212 7 Pengangkutan & Komunikasi 9.009,400 15.765,155 14.915,000 1,057 1-479,014 6.287,379-0,076 0,981 8.836,541 8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 5.627,053 12.728,394 12.042,000 1,057 1-1.757,177 4.586,683-0,383 0,674 3.792,048 9 Jasa-Jasa 5.005,188 15.787,352 14.936,000 1,057 449,714 3.208,584 0,140 1,197 5.992,009-165,583 - Total 44.399,464 150.691,205 142.565,000 31.373,952 0,760 8,753 47.405,886 Sumber : BPS dan Bank Indonesia Medan ( Data Diolah)

( 804-818 ) 817 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Kota Medan untuk sektor Pertanian sebesar Rp. 767,465 Miliar. Sektor Pertambangan & Penggalian sebesar Rp. 0,295 Miliar. Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp. 5.789,340 Miliar. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih sebesar Rp. 484,463 Miliar. Sektor Bangunan sebesar Rp. 5.439,515 Miliar. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar Rp. 16.304,212 Miliar. Sektor Pengangkutan & Komunikasi sebesar Rp. 8.836,541 Miliar. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan sebesar Rp. 3.792,048 Miliar. Sektor Jasa-Jasa sebesar Rp. 5.992,009 Miliar. 5.2. Saran Perhitungan menggunakan rumus proyeksi mudah dilakukan akan tetapi ketepatan dalam perhitungannya sangat tergantung pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang digunakan untuk melakukan proyeksi, jadi alangkah lebih baik jika lembaga-lembaga yang berkewajiban mengeluarkan data dapat lebih cepat mempublikasikannya sehingga para pembuat kebijakan maupun para peneliti dapat lebih mudah membuat analisisnya. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Amir, Hidayat, & Riphat, Singgih, 2005. Analisis Sektor Unggulan untuk Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur menggunakan Tabel I-O 1994 dan 2000. Jurnal Keuangan dan Moneter-Departemen Keuangan RI. Armida.,S.Alisyahbana. 2000. Desentralisasi Fiskal dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah: Makalah disampaikan pada kongres ISEI XIV, 21-23 April, di Makasar. Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN. Bank Indonesia Cabang Medan. 2013. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara. BPS. 2013. Sumatera Utara dalam Angka.

( 804-818 ) 818 Fachrurrazy. 2009. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Badan Kebijakan Fiskal. Consensus Forecast Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014 & 2015 per Maret 2014. Marhayanie. 2003. Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan. Tesis. Program Pascasarjana USU, Medan. Pemerintah Daerah Kota Medan. 2012. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2013. Robinson Tarigan. 2012. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara. Sadono Sukirno. 1999. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : Penerbit FE UI dengan Bina Grafika. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Padang : Penerbit Baduose Media. Supangkat, Harlan. 2002. Analisis Penentuan Sektor Prioritas dalam Peningkatan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan dengan menggunakan Pendekatan Sektor Pembentuk. Tesis. Pascasarjana USU, Medan. Suyatno. 2000. Analisa Econimic Base terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat II Wonogiri : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2. Hal. 144-159. Surakarta : UMS.