11 Program Prioritas KIB II

dokumen-dokumen yang mirip
Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik

REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah

Disampaikan Pada : Sosialisasi Program RBN Regional

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN NUSA TENGGARA BARAT MENJAGA KUALITAS ETIKA PELAYANAN PUBLIK PADA PELAYANAN. Perijinan dan PTSP

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyelenggaraan Yanlik [Pasal 39 ayat (4)].

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Disampaikan Pada : Sosialisasi Program RBN Regional. April 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

SOSIALISASI PERATURAN MENPANRB BIDANG PELAYANAN PUBLIK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM INFORMASI PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL (SIPP) EMIDA SUPARTI Kepala Bidang Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik

KESIAPAN PUSDIKLAT MIGAS UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (QUICK WINS) DI KESDM

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada Acara : RAKERNAS III BAPPEDA SELURUH INDONESIA Ambon, 9 Februari 2012

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PermenPANRB Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

OMBUDSMAN RI & PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T

BAHAN RAPAT KERJA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN KOMISI II DPR-RI. Jakarta, 13 Februari 2012

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

RINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK

Drs. SIH WAHYUDI, MM. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyuwangi

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan Evaluasi berpedoman pada Peraturan MenPAN RB 14/2014 ttg Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Panel 2 : Konsensus Panel Asesor Penetapan Nilai Pelaksanaan RB dan Rencana Aksi Tindak Lanjut

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

MEKANISME DAN KETENTUAN PEMBAYARAN GANTI RUGI DALAM PELAYANAN PUBLIK

2015, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 ten

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

Transkripsi:

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh: Gatot Sugiharto Asisten Deputi Bidang Pelayanan Perekonomian Deputi Pelayanan Publik Bandung, 18-19 April 2013 1 11 Program Prioritas KIB II NO Pelayanan umum sesuai Program Prioritas KIB II 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan 6. Infrastruktur 7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Energi 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca Konflik 11. Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi 2 1

Reformasi Birokrasi dimaknai sebagai proses perubahan dan pembaharuan secara bertahap, kongkrit, dan mendasar untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, kompeten, dan melayani. Bersih dari KKN dan politisasi; Kompeten yaitu profesional dan berkinerja tinggi; Melayani terhadap masyarakat umum dan dunia usaha. 3 PROGRAM REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK survey Kondisi Birokrasi IPK-TI: 2010 = 2,8 IFC-DOING-B=121 IND-INT-KPK=6 Kualitas Pelayanan buruk: lama, mahal, rumit. Kinerja & SDM rendah; Koruptif; Tidak ada standar PELAYAN AN PUBLIK PRIMA (Sesuai UU No. 25/2009) INVESTASI (pro-growth) KESEMPATAN KERJA (pro-job) PENDAPATAN NAIK (pro-poor) KELESTARIAN LINGKUNGAN (proenvironment) Tingkat Kepuasan Masyarakat 4 2

9 (Sembilan) Program Percepatan RB 1. Penataan Struktur Birokrasi; 2. Penataan Jumlah, Distribusi, dan Kualitas PNS; 3. Sistem seleksi dan promosi secara terbuka; 4. Profesionalisasi PNS; 5. Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah; 6. Peningkatan Pelayanan Publik; 7. Pelaporan Harta Kekayaan Pegawai Negeri; 8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai; 9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas dan Sarana dan Prasarana Kerja Pegawai Negeri. 5 Program Percepatan RB ke 6: RENCANA AKSI Program Peningkatan Pelayanan Publik a.peningkatan Pelayanan Perizinan: Kejelasan Biaya, Persyaratan, dan Waktu pengurusan Perizinan. Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; b. Penguatan Budaya Pelayanan Prima Melalui: Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik dan Maklumat Pelayanan (Melalui Implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik dengan Pembentukan Perwakilan Komisi Ombudsman di Daerah-Daerah); Pemeringkatan Pelayanan Publik Seluruh K/L dan Pemda; Survei IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat); Pengelolaan Pengaduan Masyarakat. 6 3

Inti Muatan Undang-Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik Mengatur Hak, Kewajiban dan Larangan Hak-hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Pelayanan Kewajiban dan Larangan bagi Penyelenggara Pelayanan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat diikutsertakan dalam penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan, sampai dengan pengawasan dan pemberian penghargaan Masyarkat berhak menyampaikan pengaduan, dan wajib untuk ditangani oleh penyelenggara Kewajiban pokok Penyelenggara (Pemerintah) Menyelenggarakan pelayanan prima dengan penyusunan standar pelayanan dan pengelolaan pengaduan. Terdapat sanksi administratif, ganti rugi pelayanan publik, dan sanksi pidana. Tugas dan kewajiban Men.PAN Pasal 7, UU 25/2009 ttg Yanlik (3) Menteri pendayagunaan aparatur negara bertugas: dst melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan yanlik. (4) Menteri wajib: membuat peringkat kinerja penyelenggara secara berkala; dan memberikan penghargaan kepada penyelenggara sesuai dengan peraturan perundang undangan. 8 4

Penyelenggara Pelayanan Publik (UU 25/2009 dan PP 96/2012) meliputi: institusi penyelenggara negara dan/atau satuan kerja penyelenggara di lingkungannya; korporasi berupa BUMN/BUMD dan/atau satuan kerja penyelenggara di lingkungannya; lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang dan/atau satuan kerja penyelenggara di lingkungannya; atau badan hukum lain yang menyelenggarakan pelayanan publik dalam rangka pelaksanaan misi negara. Pembina Pelayanan Publik: Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah; Penanggung Jawab Pelayanan Publik: Kepala Sekretariat K/L dan Pemda atau Pejabat lain yang ditunjuk. Pelaksana Pelayanan Publik: Pejabat, Pegawai, Petugas, dan setiap orang yang bekerja dalam Organisasi Penyelenggara. 9 Inti Muatan Peraturan Pemerintah No. 96/2012 ttg. Pelaksanaan UU Pelayanan Publik Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Pelayanan Terpadu dapat diselenggarakan; Wajib PTSP untuk bidang investasi. Standar Pelayanan Publik Penyelenggara wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan Standar Pelayanan (sesuai PermenPAN dan RB No 36/2012) Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik Diikutsertakan dalam penyusunan standar pelayanan. Berhak menyampaikan pengaduan untuk ditangani. Ruang Lingkup, Pelayanan Berjenjang; Proporsi Akses; Kategori Kelompok Masyarakat; Pembinaan; Sanksi. 5

Pelayanan Terpadu (UU 25/2009, pasal 9 dan PP 96/2012, pasal 14) Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu (UU) Sistem pelayanan terpadu secara fisik dilaksanakan melalui: sistem pelayanan satu atap, dan/atau sistem pelayanan satu pintu. Sistem pelayanan terpadu secara virtual adalah sistem pelayanan yang dilakukan dengan memadukan pelayanan secara elektronik. 11 TUJUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat; mendekatkan pelayanan kepada masyarakat; memperpendek prosedur pelayanan; mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan. 12 6

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) (PP 96/2012) PTSP dilakukan dengan cara memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu; Penyelenggaraan sistem PTSP wajib dilaksanakan untuk jenis pelayanan perijinan dan non perijinan bidang penanaman modal, kecuali yang sudah efektif diselenggarakan selama ini. 13 Standar Pelayanan (Pasal 1 angka 7, UU 25/2009) Tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, dan terjangkau, dan terukur 14 7

Langkah-langkah Penyusunan Standar (PermenPAN dan RB No. 36/2012) PENYUSUNAN RANCANGAN Standar Pelayanan (SP) s.d. PENERAPAN Penyusunan Rancangan SP (oleh tim internal/plus masyarakat); Pembahasan SP (dengan masyarakat dan pihak terkait); Public Hearing (kepada masyarakat umum yang berkepentingan); /Menjaring masukan (dari masyarakat umum dan mengolah untuk perbaikan Rancangan SP); Penetapan (oleh Penyelenggara dan dapat dikuatkan oleh Pejabat yang berwenang); Maklumat (Pengumuman kesanggupan melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan); Penerapan SP (tahap implementasi). Perbaikan berkelanjutan. Keikutsertaan Masyarakat dalam: Penyiapan rancangan SP; Pembahasan SP Masukan masyarakat Umum Penerapan Pengawasan SP 15 14 KOMPONEN STANDAR PELAYANAN (Psl 25) PP No.96 Th 2012 1. Dasar hukum 2. Persyaratan 3. Sistem, mekanisme, dan prosedur 4. Jangka waktu penyelesaian 5. Biaya/tarif 6. Produk pelayanan 7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas 8. Kompetensi pelaksana 9. Pengawasan internal 10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan 11. jumlah Pelaksana; 12. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; 13. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keraguraguan; dan 14. evaluasi kinerja Pelaksana. 8

Penerapan Standar Pelayanan (UU 25/2009 dan PP 96/2012 ) Penyelenggara wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan Standar Pelayanan 6 bulan setelah PP disahkan; Penyelenggara yang telah memiliki standar wajib menyesuaikan dalam waktu 6 bulan setelah PP disahkan; Penyelenggara yang baru dibentuk wajib menetapkan, dan menerapkan Standar Pelayanan dalam waktu 6 bulan setelah terbentuknya. 17 Pasal UU/PP Pasal 20 (1) UU Sanksi (UU 25/2009 dan PP 96/2012) Dikenakan atas kewajiban yang tidak dijalankan dan merupakan penjabaran Sanksi yang telah ada dalam Undang-undang, misalnya: Pasal 20 (2) UU Pasal 26 (1) PP Pasal 27 (1) PP Pasal 20 (3) UU Pasal 30 (1) PP Pasal 33 (1) PP Uraian Kewajiban Penyelenggara Wajib menyusun dan menetapkan SP Wajib mengikutsertakan Masyarakat dalam Penyusunan SP Pembahasan Rancangan SP wajib ikutkan masy. Rancangan SP yang telah dibahas wajib dipublikasikan Wajib menerapkan SP Wajib menyusun dan menetapkan Maklumat Pelayanan Wajib meninjau ulang SP yang telah ditetapkan dalam waktu 3 tahun Ancaman Sanksi Dengan sanksi Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri Dengan sanksi Pembebasan dari Jabatan Tegoran tertulis Tegoran tertulis Dengan sanksi Pembebasan dari Jabatan Pembebasan dari jabatan Pembebasan dari jabatan 18 9

SURVEI ATAS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) Penyelenggara Pelayanan Publik perlu melakukan Survei IKM: Keputusan Men.PAN No. : 25/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah Undang-Undang No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik : Pasal 38: Penilaian Kinerja Pelayanan dengan indikator Standar Pelayanan. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 20/2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 (sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden No. 81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi) IKM sebagai salah satu Indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi. SE MenPAN dan RB No.4/2012 tentang Pelaksanaan Survei IKM Pada Seluruh Unit Penyelenggara Pelayanan Publik SE MenPAN dan RB No. B/907/2012 Perihal Penilaian dan Pemeringkatan Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik tingkat Pembina / Penanggung Jawab dan tingkat Satuan Kerja Penyelenggara Pelayanan pada Instansi Pusat (K/L) dan Pemerintah Provinsi mempertimbangkan unsur IKM. 19 Pembinaan (PP 96/2012) Pembinaan sesuai perundang-undangan. Pembinaan dan Pengawasan pelayanan publik dilakukan oleh Pembina masing-masing instansi. Pembinaan dan Pengawasan umum pelayanan publik di daerah dilakukan oleh Mendagri. Mendagri menjatuhkan sanksi kepada pembina di daerah yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah ini. Pembinaan dan Pengawasan teknis pelayanan publik oleh Menteri/Pimpinan Lembaga teknis. 20 10

Penilaian-Pemeringkatan Pelayanan Publik Penilaian dan Pemeringkatan terhadap Kementerian, Lembaga, dan Provinsi, Kabupaten, Kota; Obyek Penilaian: (secara terintegrasi) - Instansi - Pembina / Penanggung Jawab; - Unit Penyelenggara di bawahnya secara sampling (berdasarkan usulan dan ada yang ditentukan) Hasil yang diharapkan: 1. Pemeringkatan Pembina/Penanggungjawab (K/L, Pemda) dalam Pelayanan Publik; 4. Pemberian Penghargaan kepada K/L, Pemda, dan Unit Penyelenggara. 21 Penutup Kementerian/Lembaga dan Pemda wajib mengimplementasikan UU 25/2009 dan PP-nya: Menetapkan Kebijakan internal, pembinaan, monev, dan pengawasan; Membentuk PTSP perijinan dan non-perijinan sekurangkurangnya bidang Penanaman Modal Menyusun, menetapkan, menerapkan Standar Pelayanan; Menyelenggarakan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP); Mengelola Pengaduan Melaksanakan kewajiban lainnya, dll. MenPAN wajib menyiapkan kebijakan nasional, menyelenggarakan SIPP Nasional, melakukan penilaian (monitoring dan evaluasi), dan membuat pemeringkatan (dimulai Tahun 2012/2013). 22 11

wassalamu alaikum wr.wb Deputi Bidang Pelayanan Publik KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 23 12