PENGUJIAN REFRIGERAN HYCOOL HCR-22 PADA AC SPLITE SEBAGAI PENGGANTI FREON R-22

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus

ANALISA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DAN COP PADA AC SPLIT 900 WATT MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON MC-22 DAN R-22

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

ANALISA KERJA KOMPRESOR TERHADAP PENGGUNAAN REFRIGERAN R12 DAN HIDROKARBON JENIS PIB (PROPANE ISO BUTANE)

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB IV METODE PENELITIAN

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

Oleh: Daglish Yuliyantoro Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Aplikasi Refrigeran Hidrokarbon Terhadap Performansi Mobile Air Conditioning

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

Simposium Nasional RAPI XVI 2017 FT UMS ISSN

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut memerlukan suatu alat untuk mengkondisikan udara. didalam ruangan bangunanbangunan tersebut seperti Air Conditioner

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

KOMPARASI KINERJA SISTEM AIR CONDITIONING (AC) DENGAN REFRIGERAN PROPAN ISOBUTAN DAN FREON R-12 PADA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu :

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

UJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN BERPENDINGIN UDARA, DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN REFRIGERAN R407C.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Ahad, 7 Mei :50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono

Pengaruh High Pressure Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigerasi Dengan Menggunakan R-134a Dan Refrigeran Hidrokarbon

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Perubahan Refrigeran-22 Dengan Musicool-22 Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-cooling

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

HIDROKARBON SEBAGAI PENGGANTI REFRIGERAN FREON DALAM KULKAS YANG RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC)

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN LPG SEBAGAI FLUIDA PENDINGIN PENGGANTI REFRIGERANT R22 PADA MESIN PENGKONDISIAN UDARA

PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC)

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

Menggunakan Musicool HC yang Hemat Listrik & Ramah Lingkungan Pada Mesin AC Sebagai Pengganti Freon

Bab III Metodelogi Penelitian

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

2.1 SEJARAH REFRIGERAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II LANDASAN TEORI

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

Perbandingan COP Pada Refrigerator Dengan Refrigeran CFC R12 Dan HC R134a Untuk Panjang Pipa Kapiler Yang Berbeda

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Pengujian Model Water Chiller System dengan Hidrokarbon sebagai Refrigeran Primer

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

STUDI TENTANG SISTEM REFRIGERASI DENGAN AIR SEBAGAI REFRIGERAN DAN EJEKTOR SEBAGAI PENGGANTI KOMPRESOR

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

PERBANDINGAN COP PADA REFRIGERATOR DENGAN REFRIGERAN CFC R12 DAN HC R134a UNTUK DIAMETER PIPA KAPILER YANG BERBEDA. Abstraksi

Bab III. Metodelogi Penelitian

Kemas. Ridhuan PROSES DAUR ULANG REFRIGERAN YANG TERCEMAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGHEMATAN

PENGARUH VARIASI BEBAN PENDINGIN TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN DENGAN REFRIGERAN R12 DAN LPG

EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B

Transkripsi:

PENGUJIAN REFRIGERAN HYCOOL HCR-22 PADA AC SPLITE SEBAGAI PENGGANTI FREON R-22 Arijanto 1), Ojo Kurdi 2) Abstrak Rusaknya lapisan ozon dan efek pemanasan global antara lain disebabkan oleh penggunaan bahan yang mengandung unsur Chlor (Cl) dan salah satunya adalah ditimbulkan oleh refrigeran dari golongan CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang mempunyai beberapa unsur Cl. Unsur chlor ini akan mengikat ozon (O 3 ), dengan chlor sebagai katalisator, ozon akan terurai dan menjadi semakin tipis yang akhirnya membentuk lubang. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya, menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat menganggu ketahanan pangan, dan bencana alam lainnya. Mata rantai dampak penipisan lapisan ozon berikutnya adalah terjadinya pemanasan global (global warning). Gas karbon dioksida (CO2) memiliki kontribusi paling besar sekitar 50 persen, diikuti chloroflourcarbon (CFC) 25 persen, gas methan 10 persen, dan sisanya gas lain terhadap pemanasan global. Pemanasan global juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Benua Antartika. Akibatnya, muka air laut global naik sampai 25 cm di akhir abad ke-20. Sehingga terjadi ketidakseimbangan iklim, dimana di suatu tempat terjadi bencana kekeringan, dan di tempat lainnya terjadi bencana banjir. Salah satu alternatif untuk menjaga lingkungan digunakan refrigeran hidrokarbon pengganti yang terdapat berbagai merk antara lain, Safe, Rossy, Artek, Hycool, Musicool dan masih banyak lagi, pada pengujian ini dipilih refrigeran Hycool HCR-22 yang akn diuji pada AC Splite dan ternyata cukup memuaskan karena performansi dan prestasi mesin pendingin makin baik. Kata kunci : Refrigeran hycool PENDAHULUAN Sistem pendingin bekerja menggunakan refrigeran yang pada umumnya berbahan sintetik seperti R-12, R-22, R-502 dan lain-lain. Dapat dimaklumi bahwa penggunaan refrigeran sintetik ini lebih disukai karena mempunyai sifat teknis yang lebih baik, namun sifat yang merusak lingkungan menyebabkan para pakar refrigerasi mulai berusaha menemukan refrigeran yang memiliki sifat ramah terhadap lingkungan. Dan ternyata dari berbagai penelitian menemukan zat pendingin alami yang berasal dari alam, seperti Propana, Butana dan Iso- Butana yang kemudian dikenal dengan Refrigeran Hidrokarbon (HC atau Non CFC). Solusi dimana Hidrokarbon dapat digunakan sebagai refrigeran pengganti adalah karena refrigeran HC mempunyai sifat yang sama baik dengan refrigeran yang biasa digunakan. Hycool HCR-22 merupakan zat pendingin alami yang terbuat dari bahan Hidrokarbon yang kompatibel dengan mesin pendingin yang biasa memakai R-22, selain itu kinerja dari HC ini sebaik CFC. 1) & 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, adalah : 1. Mengetahui kemungkinan penerapan refrigeran hidrokarbon Hycool HCR-22 pada sistem refrigerasi yang menggunakan AC split, sebagai refrigeran pengganti R-22, tanpa dilakukan modifikasi apapun pada konstruksi sistem. 2. Menganalisa performansi mesin pendingin AC split dengan membandingkan fluida kerja R-22 terhadap Hycool HCR-22. dengan memvariasikan massa refrigeran. DASAR TEORI Ac splite makin banyak digunakan masyarakat, pada kebanyakkan mesin pendingin didominasi oleh sistim kompresi uap. Siklus termodinamis kompresi uap merupakan siklus yang terbanyak digunakan dalam sistem refrigerasi. Di dalam siklus ini, uap dikompresikan dan mengalami kondensasi menjadi wujud cair. Selanjutnya cairan tersebut diuapkan kembali pada temperatur rendah. Uap yang dikompresikan dapat berada dalam fasa uap kering disebut kompresi kering, atau dalam fasa campuran uap-cair disebut kompresi basah. Kompresi basah umumnya dihindari karena bersifat merugikan (dapat merusak katup-katup pada kompresor). ROTASI Volume 9 Nomor 2 April 2007 42

Perbedaan penting siklus kompresi uap aktual dari siklus standar adalah : 1. Terjadi penurunan tekanan di sepanjang pipa kondesor dan evaporator. 2. kondisi sub-cooling cairan yang meninggalkan kondensor masuk alat ekspansi. 3. Pemanasan lanjut uap yang meninggalkan evaporator 4. Terjadi kenaikan entropi pada saat proses kompresi (kompresi tak isentropik). 5. Proses ekspansi berlangsung non-adiabatik. Walaupun siklus aktual tidak sama dengan siklus standar, tetapi proses ideal dalam siklus standar sangat bermanfaat, dan diperlukan untuk mempermudah analisis siklus secara teoritik. Gambar 1. AC Split untuk pengujian Gambar 2. Siklus kompresi uap Pada kenyataannya siklus kompresi uap mengalami penyimpangan dari kompresi uap standar, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut : HIDROKARBON Hidrokarbon (HC) merupakan salah satu refrigeran alternatif pengganti R-22. Refrigeran hidrokarbon tidak berpotensi merusak ozon atau ODP (Ozone Depleting Potential) = 0 dan potensi pemanasan global GWP (Global Warming Potential)kecil serta dapat diabaikan. Refrigeran hidrokarbon juga tidak mengalami reaksi kimia dengan oli pelumas yang digunakan untuk refrigeran R-22. Refrigeran hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan sebagai refrigeran alternatif pengganti R-22, yaitu : 1. Penggantian refrigeran tidak memerlukan penggantian komponen. 2. Tidak merusak lapisan ozon (non-odp) 3. Tidak mempunyai potensi pemanasan global (non-gwp) Keuntungan Produk Hycool adalah : 1. Ramah lingkungan 2. Pengisian hanya 35% dari refigeran lainnya. 3. Penghematan daya listrik sampai dengan 25% 4. Umur komponen mesin lebih tahan lama, tanpa penggantian komponen. 5. Tidak beracun. Hidrokarbon sebagai refrigeran memiliki karakteristik sebagaimana halnya keluarga hidrokarbon seperti solar, bensin, kerosin yang memiliki sifat mudah terbakar Kewaspadaan utama dalam penangan refrigeran hidrokarbon adalah upaya mencegah jangan sampai bahan tersebut terbakar. Syarat untuk terjadi pembakaran harus ada tiga unsur yaitu udara dan bahan bakar yang bercampur pada konsentrasi yang tepat serta sumber api. Bila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak terpenuhi maka tidak terjadi pembakaran. Gambar 3. Penyimpangan siklus kompresi uap ROTASI Volume 9 Nomor 2 April 2007 43

terjadi pada sambungan las ataupun ditengah tengah pipa maka harus di las kembali. Gambar 4. Skema piston dalam silinder Kekurangan Hydro Carbon [HC] adalah dikarenakan mudah sekali terbakar, tapi pada kosentrasi, 2 % volume [Lower Explosion Limit, LEL] hingga 10 % volume [Higher Explosion Limit, HEL].atau 40 gram hinggga 200 gram/m 3 di udara pada tekanan atmosphere. Pengujian dilakukan dengan memasang beberapa alat ukur, termometer, presure gauge, voltmeter, powerfaktormeter, pada instalasi mesin pendingin, dengan fluida kerja adalah refrigeran R-22 dan HCR-22. Gambar 5. Skema Refrigerator Menguji Kebocoran Pada Peralatan 1. Untuk menguji kebocoran, terlebih dahulu kita memvakum sistem mesin pendingin dengan menggunakan alat vakum yang telah dilengkapi indikator tekanan. Jika proses vakum dihentikan pada tekanan tertentu dan ditunggu beberapa saat terjadi kenaikan tekanan berarti dalam sistem tersebut terjadi kebocoran. 2. Untuk mengetahui letak kebocoran, dilakukan dengan cara mengisikan Nitrogen kering kedalam sistem dan dideteksi dengan busa sabun yang disapukan pada pipa-pipa sistem. 3. Apabila kebocoran terjadi pada sambungan sambungan berulir maka sambungan tersebut kurang kuat dan harus dikencangkan, apabila Cara Mengisi Refrigeran 1. Melakukan pemvakuman sistem sampai tekanan 30 inhg. 2. Pada eksperimen pertama yang menggunakan R-22, cara pengisiannya yaitu dengan menjalankan sistem sehingga refrigeran masuk dari tabung yang diletakkan diatas timbangan melalui selang ke sistem melelui jalur hisap sampai pada massa yang diinginkan. Massa yang masuk dapat dilihat pada timbangan. 3. Pada eksperimen kedua yang menggunakan HCR- 22, cara pengisiannya sama dengan R-22, hanya saja tabung pada posisi terbalik dan pembukaan keran harus kecil. Hal ini dimaksudkan agar refrigeran yang masuk ke sistem berubah fase dari cair ke gas di selang untuk menghindari kerusakan kompresor. Pengamatan Yang Dilakukan 1. Mengamati tekanan, temperatur, massa refrigeran di beberapa titik. 2. Mengamati tegangan dan arus listrik yang digunakan sistem. DATA PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk pengujian perubahan masa diambil dengan 5 kali perubahan massa. Pengujian dilakukan dengan mengambil massa rekomendasi produsen AC Split, yaitu untuk R-22 adalah 800 gram (massa acuan), sedangkan untuk massa HCR-22 didapat dari massa rekomendasi dikalikan dengan 35%, sesuai dengan kira-kira perbandingan massa jenis kedua jenis refrigeran tersebut. Hal ini dilakukan agar volume refrigeran yang masuk ke sistem adalah sama antara R- 22 dan HCR-22. Massa acuan HCR-22 = 800 gr x 0,35 = 280 gr Variasi massa refrigeran yang digunakan untuk R-22 dimulai dari 700 gr, 750 gr, 800 gr, 850 gr dan 900 gr. Untuk variasi massa refrigeran Hycool HCR-22 yang digunakan untuk pengujian adalah dimulai dari 240 gr, 260 gr, 280 gr, 300 gr, dan 320 gr. Efek Refrigerasi ( RE ) Efek Refrigerasi pada R-22 mengalami kenaikan dengan bertambahnya massa refrigeran sampai pada massa 800 gram. Kemudian mengalami penurunan seiring penambahan massa refrigeran. Massa standar refrigeran yang diisikan merupakan kapasitas pendinginan paling optimal, jika massa refrigeran ditambahkan maka panas didalam kondensor tidak dapat terbuang semuanya sehingga mengakibatkan pengembunan refrigeran tidak sempurna yang kemudian mengurangi efek refrigerasi. Pada Hycool HCR-22, efek refrigerasi mengalami kenaikan sampai pada massa 300 gram, meskipun sebelumnya ada penurunan dari 240 gram ke 260 gram. Terjadi penurunan setelah massa ditambah, ROTASI Volume 9 Nomor 2 April 2007 44

karena pengaruh tekanan dan temperatur pada refrigeran yang masuk dan keluar dari evaporator. Harga efek refrigerasi R-22 lebih kecil 41,93% dibandingkan dengan efek refrigerasi HCR-22. Kerja Kompresi ( Wc ) Kerja kompresi pada refrigeran R-22 semakin ditambahkan massa refrigerannya, mengalami penurunan pada massa refrigeran 800 gram kemudian mengalami kenaikan semakin besar massa refrigeran yang ditambahkan. Pada refrigeran Hycool HCR-22 kerja kompresinya sama seperti R-22 semakin ditambah semakin turun pada batas pengisian standar dan kemudian akan naik lagi Ha1 ini dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur yang masuk dan keluar kompresor Kerja kompresi yang kecil memperbesar koefisien prestasi (COP). Kerja kompresi pada refrigeran Hycool HCR-22 lebih besar dibandingkan R-22 sebesar 68,24%. Koefisien Prestasi ( COP ) Pada Hycool HCR-22 semakin ditambah massa refrigerannya, nilai COP semakin turun karena efek refrigerasi mengalami penurunan dan kerja kompresi mengalami kenaikan. COP merupakan perbandingan antara efek refrigerasi dengan kerja kompresor. Perbandingan COP untuk kedua refrigeran menunjukan bahwa reffigeran R-22 memiliki harga COP lebih besar 81,56% dari pada COP Hycool HCR-22. Sehingga refrigeran R-22 lebih bagus dari pada Hycool HCR-22 karena semakin tinggi harga COP-nya maka semakin bagus performansi dari mesin pendingin. Tabel 2. Perbandingan Laju Aliran Massa Refrigeran, Daya Kompresor dan Daya Listrik Perbandingan Temperatur Refrigeran dalam Sistem AC Split Temperatur refrigeran dalam sistem AC Split mengalami penurunan bersamaan dengan bertambahnya massa refrigeran yang diisikan. Temperatur refrigeran kembali mengalami kenaikan setelah melewati massa refrigeran terbaik yaitu 800 gr untuk R-22 dan 300 gr untuk HCR-22 Tabel 3. Perbandingan Temperatur Refrigeran dalam Sistem AC Split Tabel 1. Perbandingan Massa Refrigeran, RE, Wc dan COP Daya Listrik yang dibutuhkan oleh AC Split semakin besar seiring dengan pertambahan massa refrigeran yang diisikan ke dalam sistem. Daya Listrik yang dibutuhkan AC Split yang menggunakan R-22 lebih besar 14,56% dibanding dengan yang menggunakan HCR-22, hal ini dikarenakan massa jenis R-22 lebih besar dibanding HCR-22. KESIMPULAN Dari analisis data perhitungan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Efek Refrigerasi ( RE ) R-22 lebih kecil 41,93% dibandingkan dengan HCR-22. 2. Koefisien Prestasi ( COP ) untuk R-22 nilai COP lebih besar dari HCR-22. 3. Daya Listrik ( P ) daya adalah besamya daya listrik yang masuk pada pesawat AC tersebut yaitu untuk R-22 sebesar 535,06 Watt dan untuk HCR- 22 sebesar 466,82 Watt. Hal ini berarti HCR-22 konsumsi daya listriknya lebih rendah 14,56% dibandingkan dengan R-22.. 4. Temperatur refrigeran HCR-22 dalam sistem cenderung sama dibanding dengan sitem menggunakan R-22. 5. Tekanan refrigeran R-22 lebih tinggi dibanding dengan HCR-22, hal ini berarti HCR-22 memberikan keuntungan yang lebih akan keawetan komponen-komponen AC Split. ROTASI Volume 9 Nomor 2 April 2007 45

6. Perbandingan-perbandingan unjuk kerja seperti diatas adalah dalam pengisian massa refrigeran terbaik, yaitu untuk R-22 adalah 800 gram dan HCR-22 adalah 300 gram. 7. Dilihat dari hasil unjuk kerja dan faktor - faktor teknik secara keseluruhan d maka Refrigeran Hycool HCR-22 ini layak digunakan sebagai pengganti Refrigeran R-22. DAFTAR PUSTAKA 1. Althouse Adrew, Tumquist Carl H, Bracciano Alfred; 1992; Modern Refrigeration and Air Conditioning; south Holland Illions The Good Heard Willcox Company Inc. 2. Cecil F. Warner, Penerjemah Moedjijarto Pratomo; 1985; Dasar - Dasar Thermodinamika Untuk Insinyur ; PN. BALAI PUSTAKA, Jakarta. 3. J.P. Holman. Alih Bahasa Ir. Jasjfi M.Sc; 1988; Motode Pengukuran Teknik; Edisi Keempat; Erlangga. 4. J.P. Hohnan. Alih Baliasa Ir. Jasjfi M.Sc; 1988; Perpindahan Kalor ; Edisi Keenam; Erlangga. 5. Robert W. Fox dan Alant T. McDonald; 1985 ; Introduction To Fluid Mechanics; Third Edition; The United State Of America. 6. W.Arismunandar, Pieso Saito; 1981; Penyegaran Udara, PT.Pradya Paramita, Jakarta. 7. W.Jones dan WF.Stoeker. alih bahasa Supratman Hara; 1992; Refrigerasi dan Pengkondisian Udara; Edisi Kedua; Erlangga. ROTASI Volume 9 Nomor 2 April 2007 46