PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

dokumen-dokumen yang mirip
MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Segiempat

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KARTU ARISAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB V PEMBAHASAN. tergolong pada kategori baik jika pesentase aktivitas guru yang paling dominan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAMAL

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambarkan situasi yang mungkin muncul dalam proses belajar mengajar di

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bilangan Bulat

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB III METODE PENELITIAN. Metode suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian,

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

BAB IV HASIL PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN METODE KUMON PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI SMAN-1 KRIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI OLEH: ROFININGRUM FATIMAH NPM:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

KEEFEKTIFAN METODE SILIH TANYA MODEL KOMPETISI BIASA JENIS 1 ANTAR MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR MATAKULIAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER SEMESTER V

PROSIDING ISBN :

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALAT PERAGA

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN

PROSIDING ISBN :

Kata kunci: motivasi,prestasi,model pembelajaran talking stick, LKS

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS Sulistiyawati 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 email: sulistiyawati34@gmail.com 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kreativitas siswa dan respon siswa terhadap model pembelajaran JUCAMA pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan one-shot-case study. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII-H SMP Negeri 3 Gresik tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 36 siswa. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata 4,22, aktivitas siswa tergolong aktif dengan persentase 64,22%, ketuntasan belajar siswa secara klasikal tercapai dengan persentase sebesar 90,62%, kreativitas siswa meningkat dengan rata-rata 0,22 pada pertemuan 1, 0,33 pada pertemuan 2 dan 0,36 pada pertemuan 3, dan respon siswa terhadapa model pembelajaran JUCAMA tergolong baik dengan persentase 80% dari seluruh item pernyataan. Kata kunci: Model pembelajaran Jucama PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkadung dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan untuk membantu melatih pola berfikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis dan logis. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak kendala yang dihadapi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Polla (dalam Purwanto) [3] menyatakan bahwa kendala yang sering muncul dalam proses pembelajaran matematika yaitu : siswa sering tidak mengetahui materi pelajaran matematika yang dipelajarinya itu untuk apa, siswa tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti pengajaran matematika, siswa lebih sering menghafal dan mencari satu jawaban yang benar untuk soal-soal yang diberikan. Proses pemikiran tinggi termasuk termasuk berfikir kreatif jarang dilatihkan. Ruggiero (dalam Siswono) [4] menjelaskan bahwa berfikir adalah suatu aktivitas mental untuk membantu menformulasikan atau memecahkan masalah. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat melatih kreativitas siswa. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru yang diukur berdasarkan tiga komponen yakni kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). 1. Kefasihan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan banyak soal dari gambaran masalah yang disediakan. Sedangkan kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa menyelesaikan soal yang diajukan dengan berbagai metode penyelesaian yang metode itu masih umum dikenal siswa yang lainnya 2. Fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan soal yang memiliki cara penyelesaian yang lebih dari satu. Fleksibilitas dalam memecahkan masalah mengacu pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diajukan dengan banyak cara yang mana cara yang lain yang digunakan tidak biasa dikenal siswa yang lainnya. 3. Kebaruan dalam mengajukan masalah yaitu kemampuan siswa membuat soal baru dari gambaran masalah yang disediakan. Kebaruan dalam memecahkan masalah yaitu kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang diberikan dengan beberapa cara atau menemukan cara penyelesaian yang berbeda. Model pembelajaran menurut Suprijono [6] adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. model pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah (JUCAMA) merupakan suatu model pembelajaran dimana pemecahan dan pengajuan soal diterapkan dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran JUCAMA menurut Siswono [4], yaitu: 1. Kegiatan awal a. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa Guru menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa, dan mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan seharihari. b. Memotivasi siswa Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh-contoh materi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegiatan Inti: a. Menyajikan Informasi Guru meminta siswa membaca informasi yang terdapat dalam buku ajar. b. Mengorientasikan siswa pada kelompokkelompok Guru meminta siswa duduk dalam kelompok masing-masing dan memberi tugas kelompok dan membagikan LKS. c. Membimbing penyelesaian secara individual maupun kelompok Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas dari LKS dan mengarahkan belajar secara efektif dan efisien. d. Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan penilaian terhadap aktifitas. 3. Kegiatan Penutup: Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik serta evaluasi Memeriksa kemampuan siswa dan memberikan umpan balik untuk menerapkan masalah yang dipelajari pada suatu materi lebih lanjut dan pada konteks nyata masalah sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pengelolaan pembelajaran dalam Teorema Pythagoras dengan model pembelajaran JUCAMA di kelas VIII SMPN 3 Gresik, aktivitas siswa terhadap penerapan model pembelajaran JUCAMA pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMPN 3 Gresik., hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran JUCAMA dalam materi Teorema Pythagoras pada kelas VIII SMPN 3 Gresik, kreativitas siswa dalam mengajukan dan memecahkan masalah pada teorema Pythagoras dan respon siswa terhadap model pembelajaran JUCAMA pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMPN 3 Gresik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013. Pengambilan data dilakukan di SMP Negeri 3 Gresik. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-H SMPN 3 Gresik yang berjumlah 36 siswa dan 6 siswa yang diamati untuk aktivitas dan guru dalam hal ini yang menjadi guru adalah teman seangkatan peneliti peneliti di Prodi Pendidikan Matematika. Pada penelitian ini, digunakan rancangan one-shot case study, yang berarti penelitian dilakukan satu kali pengumpulan data pada satu waktu yakni dengan suatu perlakuan tertentu yang dilakukan pada subjek penelitian, yang diikuti dengan pengukuran akibat perlakuan, Arikunto [1]. Teknik analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data pengelolaan pembelajaran Data dianalisis dengan menghitung skor tiap aspek pertemuan yang selanjutnya skor ratarata (KM) dikategorikan berdasarkan kriteria penilaian berikut. Tabel 1. Kriteria Penilaian Nilai Kriteria 4 KM 5 Sangat Baik 3 KM < 4 Baik 2 KM < 3 Kurang Baik 1 KM < 2 Tidak Baik 2. Data aktivitas siswa Data aktivitas siswa diperoleh dari aktivitas siswa selama pembelajaran. Aktivitas yang diteliti meliputi: 1. Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dan informasi dari guru tentang materi yang akan dipelajari 2. Mendengarkan penjelasan guru tentang pengajuan dan pemecahan masalah 3. Mengerjakan tugas dari guru 4. Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah 5. Merangkum materi atau mencatat 6. Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran Setiap aktivitas yang diamati dihitung dengan cara sebagai berikut. jumlah frekuensi aktivitas siswa PAS total seluruh aktivitas 100% Keterangan: PAS = Persentase Aktivitas Siswa Siswa dikatakan aktif jika jumlah persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa, selain

mendengarkan guru dan berprilaku tidak relevan 50%. Sebaliknya, siswa dikatakan pasif, jika jumlah persentase rata-rata aktivitas siswa, selain mendengarkan guru dan berprilaku tidak relevan < 50%. 3. Data tes hasil belajar Data dianalisis menggunakan rumus: (5xTes) (3xLKS) (2xAfektif ) Hasil belajar 10 Ketuntasan siswa dilihat berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal, kelas dikatakan tuntas jika persentase ketuntasan klasikal mencapai 85%. 4. Data kreativitas siswa Data kreativitas siswa dianalisis berdasar pada pedoman kategori tingkat berfikir kreatif dan mengacu pada Siswono [5], yaitu: 3K + 2F1 + F = TS Dengan: K : Kebaruan F1 : Fleksibilitas F : Kefasihan TS : Total Skor Jika K = F1 = F = 1 maka TS = 3 + 2 + 1 = 6 Kemampuan berfikir kreatif siswa meningkat jika rata-rata skor siswa pada kreativitas 1 sampai kreativitas 3 meningkat. 5. Data respons siswa Data respons siswa dianalisis dengan mencari persentase nilai respons siswa dengan rumus:. % NRS NRS x100% [2] NRS maksimum Keterangan: %NRS = persentase nilai respons setiap item pernyataan NRS = total nilai respons siswa setiap item pernyataan NRS maksimum = n x skor pilihan terbaik = n x 4, dengan n= jumlah seluruh siswa Selanjutnyamenentukan kriteria persentase nilai respons siswa per butir pernyataan berdasrkan Waluo [7]. 0 % % NRS 20% sangat lemah 20% < % NRS 40% lemah 40% < % NRS 60% cukup 60% < % NRS 80% kuat 80% < % NRS 100% sangat kuat Respons siswa dikatakan positif jika banyaknya kriteria baik dan sangat baik 50% dari seluruh item pernyataan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian dilaksanakan di kelas VIII-H SMP Negeri 3 Gresik selama empat kali pertemuan yaitu tanggal 21, 26, 27 dan 28 November 2013. Pengelola Pembelajaran Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran selama tiga pertemuan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Aspek yang diamati K IJ (A I ) Kegiatan Awal 1. Guru memusatkan siswa 4,33 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4,17 3. Guru memotivasi siswa tentang 4,39 pentingnya mempelajari materi ini untuk dipergunakan dalam memahami 4,67 materi selanjutnya Kegiatan Inti 1. Guru menginformasikan model pembelajaran yang diinginkan yaitu 4,00 model pembelajaran JUCAMA 2. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok 4,33 3. Guru mengorientasikan siswa pada 4,23 masalah melalui pemecahan masalah 4,17 dan pengajuan masalah 4. Guru membimbing siswa dalam belajar 4,50 5. Guru mengarahkan siswa dalam belajar (presentasi) 4,17 Kegiatan Ahir 1. Guru membantu siswa merefleksi 4,33 pembelajaran dengan model JUCAMA 4,17 2. Mengadakan tes hasil belajar 4,00 Kemampuan mengelola waktu 4,00 4,00 Suasana Kelas KM 1. Siswa antusias 4,50 1. Guru antusias 4,17 4,33 4,22 Berdasarkan tabel 4 rata-rata total hasil observasi pengelolaan pembelajaran sebesar 4,22. Dengan demikian dikatakan bahwa pembelajaran dengan model pengajuan dan pemecahan masalah dapat terlaksana dengan sangat baik. Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa dilaksanakan selama diterapkan pembelajaran model JUCAMA pada pertemuan ke-1 s.d. ke-3. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada satu kelompok (enam siswa) oleh dua pengamat. Berikut hasil

pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran model JUCAMA. N o. Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Aktivitas 1. Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dan informasi dari guru tentang materi yang akan dipelajari 2. Mendengarkan penjelasan guru tentang pengajuan dan pemecahan Berdasarkan data aktivitas siswa yang diperoleh, rata-rata persentase dari total aktivitas siswa pada butir ketiga sampai kelima selama tiga kali pertemuan adalah 64,22%. Persentase ini telah melampaui 50% sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tergolong aktif selama pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah. Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan keempat setelah diterapkan pembelajaran matematika dengan model JUCAMA pada materi Teorema Pythagoras. Tes tersebut diikuti oleh tiga puluh dua siswa SMP Negeri 3 Gresik. Berdasarkan tes hasil belajar tersebut diperoleh data sebagai berikut. 1 Persentase pada pertemuan ke - 2 3 Ratarata persen -tase (%) 6,25 14,58 18,78 13,19 18,75 5,20 10,41 11,45 masalah 3. Mengerjakan tugas dari guru 32,29 54,17 36,42 40,62 4. Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah 25,00 2,08 9,37 12,15 5. Merangkum materi atau mencatat 12,5 6,25 15,63 11,45 6. Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (mengantuk, bercerita dengan teman, jalan-jalan, dsb) 5,20 17,70 10,41 11,11 No. Urut Siswa Tabel 6. Nilai Hasil Belajar Siswa Skor Afektif Tes LKS Hasil Belajar 1 71 90 80 83 2 68 83 78 79 3 72 92 81 85 4 70 83 80 80 5 68 86 78 80 6 70 89 78 82 7 70 89 80 83 8 71 86 80 81 9 72 92 81 85 10 70 85 80 81 11 71 91 80 84 12 68 93 78 84 13 67 92 77 83 14 69 69 78 72 15 69 90 78 82 16 70 92 80 84 17 68 74 78 74 18 70 89 78 82 19 72 81 80 79 20 70 92 80 84 21 70 92 78 83 22 72 93 80 85 23 68 85 78 80 24 69 83 78 79 25 70 93 80 85 26 68 86 78 80 27 70 91 80 84 28 70 85 78 80 29 68 77 78 76 30 71 77 80 77 31 67 73 78 73 32 66 91 75 81 Skor rata-rata 79,64 Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa dari 32 siswa kelas VIII-H terdapat 29 siswa tuntas dan 3 siswa tidak tuntas. Sehingga dalam pembelajaran ini 90,62% siswa dinyatakan tuntas secara klasikal. Kreativitas Siswa Tes kreativitas siswa dilaksanakan tiap ahir pertemuan. Tes tersebut diikuti oleh tiga puluh enam siswa kelas VIII-H SMP Negeri 3 Gresik. Berdasarkan tes kreativitas yang dilakukan pada tiga puluh enam siswa kelas VIII-H SMP Negeri 3 Gresik.

Siswa Dari ketiga indikator kreativitas yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan yang telah diuraikan. Dibuatkan grafik batang sebagai berikut. 15 10 5 0 tes kreativitas 1 tes kreativitas 2 Grafik 1. Pemenuhan Indikator Kreativitas Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa selama tiga kali tes kreativitas, hanya indikator kefasihan yang terpenuhi dan mengalami kenaikan. Tabel 7. Kreativitas Siswa Pertemuan Rata-rata Ke- 1 0,22 Ke- 2 0,33 Ke- 3 0,39 Rata-rata 0,31 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 rata-rata kreativitas siswa sebesar 0,22, pada pertemuan ke-2 sebesar 0,33 dan pada pertemuan ke-3 sebesar 0,39. Dari pertemuan ke-1 dan ke-2 mengalami peningkatan sebesar 0,11 dan dari pertemuan ke-2 dan ke-3 mengalami peningkatan sebesar 0,06. Dengan demikian kreativitas siswa dikatakan meningkat. Respons Siswa tes kreativitas 3 kefasihan fleksibilitas kebaruan Respons siswa adalah ungkapan perasaan, pendapat dan komentar siswa terhadap model pembelajarn berbasis pengajuan dan pemecahan masalah. Berdasarkan angket respons yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah, diperoleh hasil sebagai berikut. No Tabel 8. Hasil Angket Respons Siswa Indikator yang dinilai 1 Saya menyukai cara guru mengajar 2 LKS yang digunakan guru membantu saya belajar 3 Cara guru mengajar tidak menarik bagi saya 4 Cara guru mengajar menbuat suasana menjadi lebih hidup 5 Saya tidak berminat mengikuti cara guru mengajar 6 Saya merasa senang cara guru mengajar 7 Saya merasa tidak nyaman dengan suasana belajar di kelas 8 Saya merasa bingung dalam mengerjakan LKS yang diberikan 9 Cara guru mengajar membuat saya sulit dalam memahami materi 10 Setelah mengikuti cara guru mengajar, saya merasa bahwa materi yang diajarkan terasa mudah. Rata-rata keseluruhan nilai respons siswa (%) % NRS Kriteria 74,28 Kuat 83, 57 Sangat kuat 76,43 Kuat 80,00 Kuat 75,00 Kuat 82,86 Sangat Kuat 75,71 Kuat 74,29 Kuat 70,71 Kuat 73,57 Kuat 76,64 Kuat Dari sepuluh item pertanyaan yang terdapat pada angket respons siswa, terdapat dua item pernyataan dengan kriteria sangat kuat, sementara delapan item pernyataan lainnya tergolong kriteria kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa 80% dari seluruh item pernyataan pada angket respons siswa berkriteria kuat. Dengan demikian, respons siswa yang dihasilkan adalah positif. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran JUCAMA pada materi teorema pythagoras pada kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata 4,22. 2. Siswa tergolong aktif selama pembelajaran matematika dengan model pembelajaran JUCAMA dalam materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas aktif selama tiga kali pertemuan adalah 64,22%. Aktivitas yang paling dominan dilakukan siswa adalah mengerjakan tugas dari guru dengan persentase sebesar 40,62%.

3. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran JUCAMA dalam materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik diperoleh 29 siswa tuntas dan 3 siswa tidak tuntas. Ketuntasan klasikal siswa tercapai dengan persentase sebesar 90,62%. 4. Siswa mengalami kenaikan tingkat kreativitas selama pembelajaran matematika dengan model pembelajaran JUCAMA dalam materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik. 5. Respon siswa terhadap model pembelajaran JUCAMA dalam materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 3 Gresik adalah positif. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya item pernyataan dengan kriteria baik sebanyak 80%. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta. [2] Masriyah. 2007. Modul 9 Penyusunan Non Tes. Surabaya: Unesa University Press. [3] Purwanto, Dian. 2007. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Komik Pada Materi Pokok Segiempat Kelas VII SMP/ MTs. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA [4] Siswono, Tatag YES. 2008. Model Pembelajaran matematika Berbasis Pengajuan dan pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif. Surabaya: Unipress. [5] Siswono, Tatag Yuli Eko. 2007. Penjenjangan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berfikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika. Disertasi. PPS Unesa Surabaya [6] Suprijono, Agus. 2009. PAIKEM: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [7] Waluyo, Didik Dwi. 2006. Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dan pengajuan Masalah. Unesa: Skripsi Tidak Diterbitkan.