BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 JOGONALAN NOMOR : 420 / 2918/13 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL QUR AN Oleh SRI WAHYUNINGSIH (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

3. Tata tertib ini wajib ditaati oleh semua siswa selama mereka masih berlajar di SMK. BONAVITA TANGERANG.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didiknya kepada semua peserta didiknya yang memenuhi persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

b. Bertingkah laku yang baik kepada siapapun berlandaskan UUD 1945 dan falsafah Pancasila.

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan perubahan dalam diri yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan, orang dewasa dimaksud bukan berarti pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1 Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusiakan manusia dalam arti untuk lebih memanusiakan dan memberdayakan manusia agar mampu bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai akhlak 83. 1 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.

yang mulia. Oleh karena itu pendidikan harus mempunyai kekuasaan dalam menjalankan proses pendewasaan, cara berfikir dan pembudayaan manusia sebagai makhluk yang berperadaban, yang terus menerus di kembangkan berdasarkan citacita dan tujuan, filsafat dan pandangan hidupnya, hingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga dalam masyarakat. 2 Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam usaha pembentukan tingkah laku generasi yang mengisi pembangunan bangsa. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memproleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangannya ke arah suatu tujuan yang dicita-citakan. 3 Seorang guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dan luas terutama dalam membina akhlak siswa. Membina akhlak adalah untuk memperbaiki akhlak yang tercela. Akhlak menurut Ibnu maskawaih dan Imam al- Ghazali dalam Abudin Nata ialah ekspresi jiwa yang tampak dalam perbuatan dan meluncur dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi. 4 2 Edi Yusrianto, Lintasan Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 1998), h. 18 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 79-80. 4 Abudin Nata, Menejemen Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2008), h. 152

Disinilah tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam membentuk, membina dan mengarahkan siswa agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah, Arifin mengatakan bahwa pembinaan akhlak sangat penting sesuai contoh dengan tingkah laku Nabi sendiri, 5 sebagai mana firman Allah Qs. Al- Ahzab: 21 Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Al - ahzab: 21). 6 Dalam Islam akhlak menempati posisi yang sangat penting karena akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku mungkin baik atau mungkin buruk. Baik buruknya akhlak seseorang menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanannya. Seseorang dikatakan beriman apabila akhlaknya sudah baik, antara ucapan dan perkataannya telah sesuai dengan ajaran agama. Akhlak umat Islam merupakan masalah yang ingin diperbaiki oleh Islam 5 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 40 6 Q.S Al-Ahzab ayat 21

hal ini dapat dilihat dari berbagai sunnah dalam perkataan Rasulullah diantaranya sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. 7 Adapun ruang lingkup akhlak dalam slam meliputi semua aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Dalam garis besarnya akhlak dibagi dua, pertama akhlak terhadap Allah dan kedua adalah akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah). 8 Sebagaimana kita ketahui, bahwa masalah akhlak dan pembinaannya pada abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi medern ini, semangkin dan mendesak untuk dikaji dan difikirkan, karena fakta menunjukkan bahwa selain membawa dampak positif namun kemajuan tersebut membawa pula dampak negatif terhadap akhlak manusia. Dengan demikian pembinaan akhlak harus terlaksana dengan baik dalam seluruh lingkungan kehidupan, baik didalam keluarga, sekolah maupun di dalam lingkungan masyarakat. 9 Upaya yang telah di lakukan oleh guru dalam pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung hilir Kabupaten Kampar salah satunya telah menetapkan beberapa tata tertib sekolah diantaranya: 1. Sepuluh menit sebelum jam pertama siswa sudah hadir di sekolah 7 Mohamad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 348 8 Mohamad Daud Ali, Op. Cit., h. 352 9 Andi Hakim Nasoetion, dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak bagi Anak dan Remaja, (Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 11

2. Keterlambatan hadir kurang dari 10 menit diperbolehkan masuk kelas/mengikuti pelajaran seijin guru Piket. 3. Keterlambatan lebih dari 10 menit tidak diperbolehkan masuk/mengikuti pelajaran dan akan diberikan ijin masuk pada jam berikutnya setelah mendapat surat ijin dari guru Piket dan Petugas STKS; sambil menunggu pergantian jam, siswa mendapat tugas khusus oleh tim STKS dan BK. 4. Apabila siswa tidak masuk sekolah karena sakit, atau ijin harus mengirimkan surat ijin yang sah dari orang tua/wali murid pada hari itu juga atau lewat telpon sekolah. 5. Apabila siswa akan meninggalkan sekolah sebelum jam belajar sekolah berakhir oleh karena sakit atau ijin keperluan lain, harus minta ijin kepada semua guru Bidang Studi yang ditinggalkan, dan baru boleh meninggalkan sekolah setelah mendapat surat ijin meninggalkan sekolah dari guru Piket dan Petugas STKS. 6. Apabila siswa akan meninggalkan kelas atau jam pelajaran harus minta ijin kepada guru yang mengajar di kelas yang bersangkutan dan surat ijin ditinggalkan di kelas. 7. Wajib mengikuti semua kegiatan belajar mengajar sejak jam pertama hingga jam terakhir, serta pulang secara bersama-sama setelah tanda bel pelajaran terakhir dibunyikan.

8. Berada di dalam kelas pada jam-jam kegiatan belajar mengajar dan tetap berada dilingkungan halaman sekolah pada saat jam istirahat. 9. Wajib mengikuti Upacara yang ditentukan oleh sekolah. 10. Mengenakan pakaian seragam OSIS lengkap dengan atributnya. 11. Ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah. 12. Bagi siswa putri tidak berdandan secara mencolok dan tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan. 13. Rambut diatur secara rapi tidak dicat dan untuk siswa putra tidak berambut Gondrong. 14. Bagi siswa putra tidak mengenakan perhiasan/assesoris yang tidak selayaknya dikenakan siswa putra. 15. Bagi siswa dilarang merokok dilingkungan sekolah 16. Bagi siswa dan siswi di larang memakai seragam ketat dan transparan. 17. Bagi siswa dan siswi wajib mengucapkan salam ketika masuk kelas atau ketika pelajaran akan di mulai 18. Bagi siswa dan siswi tidak diperbolehkan kebut-kebutan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah 19. Berbicara secara santun, baik terhadap guru/karyawan maupun temanteman sekolah. 10 Berdasarkan norma tersebut, seharusnya para siswa mempunyai kesadaran dalam menaati peraturan yang berlaku di sekolah. Kesadaran tersebut haruslah 10 Tata tertib sekolah Menegah Atas Negeri 02 Tapung Hilir kabupaten Kampar

datang dari diri sendiri dan bukan paksaan, tetapi setelah penulis mengadakan observasi studi pendahuluan terhadap siswa yang bersekolah di sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar tersebut dengan jumlah siswa 240, masih banyak di temukan akhlak siswa belum sesuai dengan harapan dan bertentangan dengan tata tertib yang berlaku di sekolah, hal ini masih terlihat adanya gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada siswa yang mempunyai kebiasaan berkata tidak sopan, seperti mengumpat dan mencaci. 2. Masih ada siswa laki-laki yang memakai gelang dan kalung 3. Masih ada siswa yang terlibat kebut-kebutan, terutama pada waktu pulang sekolah. 4. Masih ada siswa yang merokok di lingkungan sekolah 5. Masih ada siswa yang tidak menaati tata tertib sekolah. Berdasarkan gejala-gejala diatas yang penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Permasalahan ini sangat menarik untuk di teliti, akhlak merupakan masalah yang menjadi perhatian banyak orang terutama oleh masyarakat, alim ulama, para orang tua dan guru. Masalah ini sangat memerlukan pemikiran yang membangun, guna mencapai tujuan terutama dalam pembinaan akhlak serta moral anak didik.

B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman yang terdapat dalam judul ini, penelitian menjelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Pembinaan Pembinaan merupakan suatu usaha sunguh-sunguh dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan tentang sikap dan membentuk perilaku anak dengan menggunakan sarana pendidikan yang terprogram dengan baik dan di laksanakan dengan tindakan pengarahan, pengawasan yang konsisten untuk mencapai tujuan. 11 Adapun yang dimaksud dengan pembinaan akhlak dalam judul skiripsi ini adalah usaha yang dilakukan oleh guru untuk merubah akhlak siswa yang kurang baik menjadi lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. b. Akhlak Akhlak menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari ( khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. 12 Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. 13 Akhlak yang penulis maksudkan di sini adalah budi pekerti atau tingkah laku siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. c. Siswa 11 Nassharuddin Yusuf, Pembentukkan Akhlak dalam Pendidikan Formal dalam Jurnal Kependidikan Islam, (Pekanbaru: PT Grafindo Persada, 2003), h. 86 12 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif al-qur an, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 2. 13 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 4.

Secara formal siswa adalah seorang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. 14 Siswa yang di maksud di sini adalah keseluruhan siswa-siswi yang berada di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar Berdasarkan pengertian diatas dapat penulis simpulkan pembinaan akhlak siswa adalah usaha-usaha yang di lakukan oleh guru untuk membentuk dan memperbaiki serta mengarahkan perilaku anak, agar perilaku anak tersebut sesuai dengan tujuan yang di harapkan serta sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. C. Permasalahan 1. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diindentifikasikan bahwa masalah pembinaan akhlak siswa banyak berhubungan dengan beberapa faktor yaitu: a. Bagaimana Pelaksanaan pembinaan Akhlak siswa Di Sekolah Menegah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. b. Bagaimana cara guru membina akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. 14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 77

c. Bagaimana perilaku siswa setelah diberikan Pembinaan Akhlak. d. Apa faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. 2. Batasan Masalah Melihat banyaknya permasalahan dalam kajian ini maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yakni: Bagaimana Pelaksanaan Pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar? b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di Sekolah menengah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar.

b. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 02 Tapung Hilir Kabupaten Kampar 2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Penelitian ini secara teoritis akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang pentingnya pembinaan akhlak siswa, karena pembinaan akhlak merupakan tanggung jawab seorang guru. b. Secara praktis 1) Sebagai masukan bagi guru tentang pembinaan akhlak siswa 2) Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan yang diteliti 3) Sebagai solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang di teliti 4) Untuk menanbah wawasan penulis terutama yang berkaitan dengan penelitian. 5) Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Perkuliahan di UIN SUSKA