KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
2 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Le

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG GUGUS KEAMANAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR HK.01.04/01.a-KA/1/2010 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TANDA PENGENAL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No dan Geofisika; b. bahwa guna mempermudah pimpinan unit kerja dalam memberikan rekomendasi pemberian tugas belajar dan izin belajar kep

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

B U P A T I B A L A N G A N

2015, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

2011, No.82 2 Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nom

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BANDA ACEH. PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH Nomor : 16 TAHUN 2010 TENTANG

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

WALIKOTA TASIKMALAYA,

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

Transkripsi:

J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 149/KA/V/2000 telah ditetapkan tentang Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa Keputusan Kepala BATAN sebagaimana tersebut pada huruf a sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, dipandang perlu menetapkan Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir BATAN dengan Keputusan Kepala BATAN; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 yang diubah dengan Undang- undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2004; 4. Keputusan Presiden Nomor 104/M Tahun 2002; 5. Keputusan Kepala BATAN Nomor 74/KA/IV/1999 sampai dengan 79/KA/IV/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai di Lingkungan BATAN; 6. Keputusan Kepala BATAN Nomor 166/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL.

2 Pasal 1 Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Guskamtib Nuklir BATAN adalah gugus pegawai BATAN yang karena kedudukan dan tugasnya bertanggung jawab dalam hal pengamanan dan pemeliharaan ketertiban pada instalasi dan bahan nuklir di lingkungan BATAN. Pasal 2 Guskamtib Nuklir BATAN sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 mempunyai tugas melakukan pengamanan kawasan kerja, instalasi nuklir dan bahan nuklir dan non nuklir, pegawai, bahan keterangan, dan pemeliharaan ketertiban di lingkungan BATAN selama 24 (dua puluh empat) jam, termasuk hari libur. Pasal 3 Guskamtib Nuklir BATAN sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri atas : a. Kepala Bagian Pengamanan; b. Kepala Subbagian Pengamanan Instalasi Nuklir; c. Kepala Subbagian Pengamanan Dalam; d. Kepala Unit Pengamanan Nuklir; e. Penata Pengamanan Instalasi Nuklir; f. Penata Pengamanan Dalam; g. Penata BATAN Security System (BSS); h. Komandan Regu (Danru); i. Pengatur Administrasi Pengamanan Nuklir; j. Pengatur Administrasi Pengamanan Dalam; k. Petugas Pengamanan; l. Operator BSS. Pasal 4 Kepala Bagian Pengamanan, Kepala Subbagian Pengamanan Instalasi Nuklir, Kepala Subbagian Pengamanan Dalam dan Kepala Unit Pengamanan Nuklir mempunyai tugas sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BATAN Nomor 166/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional. F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc2 Pasal 5 Penata Pengamanan Instalasi Nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e mempunyai tugas sebagai berikut :

3 a. membuat rencana kegiatan pengamanan dan pengawalan bahan nuklir; b. membuat peta daerah, peta alur transportasi dan denah ruangan tempat penyimpanan sebagai bahan pembuatan rencana pengamanan bahan nuklir; c. membuat rencana pendidikan dan latihan personel Guskamtib Nuklir BATAN yang bersifat teknis dan non teknis; d. membuat rencana penempatan personel Guskamtib Nuklir BATAN berdasarkan kualifikasi pendidikan dan kemampuan personel; e. membuat rencana penempatan peralatan pengamanan di instalasi nuklir; f. membuat konsep juknis dan juklak pengamanan instalasi nuklir. Pasal 6 Penata Pengamanan Dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f mempunyai tugas sebagai berikut : a. membuat jadwal kegiatan pengamanan pengamanan instalasi, para pejabat dan personel BATAN; b. merencanakan pelaksanaan kesamaptaan personel Guskamtib Nuklir BATAN sesuai dengan jadwal; c. melakukan pengambilan dan pemrosesan sidik jari pegawai BATAN; d. membuat laporan hasil pelaksanaan pengamanan instalasi secara rutin; e. mengurus induk administrasi Bagian Pengamanan BATAN. Pasal 7 Penata BATAN Security System (BSS) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g mempunyai tugas sebagai berikut : a. membuat rencana kegiatan pengoperasian BSS pada kondisi normal, darurat dan kritis; b. membuat rencana prosedur dan instruksi kerja BSS; c. melakukan koordinasi dengan Komandan Regu Piket Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong; d. menyeleksi dan merencanakan penggunaan secara efisien peralatan BSS; e. menelaah masalah yang berkaitan dengan pengoperasian BSS di kawasan PPTN; dan F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc3

4 f. membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas sebagaimana tersebut pada Pasal 7 huruf e kepada Kepala Unit Pengamanan Nuklir secara periodik. Pasal 8 Komandan Regu (Danru) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h mempunyai tugas sebagai berikut: a. melakukan koordinasi pelaksanaan piket Petugas Pengamanan di kawasan kerja; b. membuat rencana pelaksanaan tugas pengamanan dalam rangka menegakkan disiplin pegawai, keamanan dan ketertiban kawasan kerja serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya keadaan darurat di lingkungan kawasan kerja; c. melakukan pencatatan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Petugas Pengamanan dan menghimpun segala kejadian yang terjadi di lingkungan kawasan kerja sebagai bahan penyusunan rencana pelaksanaan pengamanan; d. melakukan evaluasi hasil pelaksanaan tugas piket pengamanan. Pasal 9 Pengatur Administrasi Pengamanan Nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i mempunyai tugas sebagai berikut: a. melakukan pengurusan administrasi yang berkaitan dengan keperluan dan kebutuhan Petugas Pengamanan serta penyediaan blangko-blangko laporan; b. melakukan kegiatan permintaan alat keperluan Petugas Pengamanan; dan c. mendistribusikan surat masuk dan surat keluar. Pasal 10 Pengatur Administrasi Pengamanan Dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf j mempunyai tugas sebagai berikut: a. membuat jadual tugas piket pelaksana pengamanan Kantor Pusat BATAN; b. membuat konsep rencana kebutuhan alat perlengkapan petugas pengamanan sesuai petunjuk dan arahan pimpinan; c. membuat dan menyiapkan blanko-blanko laporan petugas pengamanan; F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc4

5 d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. Pasal 11 Petugas Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf k mempunyai tugas sebagai berikut : a. melakukan penjagaan kawasan kerja dan mengidentifikasi terhadap keluar/masuk personel/pegawai/tamu serta lalu lintas kendaraan dan barang; b. melakukan pengawasan di kawasan kerja yang meliputi : 1) pendataan karyawan yang bekerja di luar jam kerja; 2) pemeriksaan atas ketertiban penguncian pintu/jendela ruang kerja; 3) pengawasan tempat parkir kendaraan, panel listrik dan air. c. melakukan tindakan segera jika terjadi kebakaran, pencurian dan kecelakaan, sebagai berikut : 1) melakukan penanggulangan kebakaran dan melaporkan kepada pejabat BATAN terkait untuk meminta petunjuk lebih lanjut serta Dinas Pemadam Kebakaran terdekat; 2) melakukan pengusutan awal pencurian dan kecelakaan dan pengamanan Tempat Kejadian Perkara (TKP). d. melakukan pengawalan personel, pengambilan uang dan material yang dianggap rawan dan berbahaya. Pasal 12 Operator BSS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf l mempunyai tugas sebagai berikut : a. mengoperasikan peralatan BSS pada kondisi normal, darurat dan kritis; b. merawat dan memperbaiki peralatan BSS; c. melakukan pengecekan secara rutin fungsi peralatan BSS; d. melakukan komunikasi dengan Regu Petugas Pengamanan PPTN Serpong; dan e. menindaklanjuti setiap parameter keselamatan yang dimotori oleh BSS. F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc5

6 Pasal 13 (1) Untuk dapat menjadi personel Guskamtib Nuklir BATAN, selain memenuhi persyaratan umum penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga harus memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi hal-hal sebagai berikut : a. laki-laki, memiliki ijazah Sekolah Menengah Umum eksakta atau Sekolah Teknik Menengah; b. berumur minimal 20 tahun dan maksimal 25 tahun, sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter; c. tinggi badan sekurang-kurangnya 165 cm dan berat badan sesuai dengan tinggi badan, tidak cacat fisik, tidak berkaca mata dan tidak buta warna; Pasal 14 Calon personel Guskamtib Nuklir BATAN yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 harus menandatangani Surat Perjanjian seperti tersebut dalam Lampiran Keputusan ini dan mengikuti Pendidikan Dasar Pengamanan yang diselenggarakan oleh BATAN bekerja sama dengan POLRI. Pasal 15 Penempatan personel Guskamtib Nuklir BATAN yang telah dinyatakan lulus dalam pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, ditetapkan dengan Keputusan Kepala BATAN. Pasal 16 (1) Dalam usaha peningkatan kualitas, baik pengetahuan maupun keterampilan, personel Guskamtib Nuklir BATAN memperoleh pembinaan melalui pendidikan dan latihan sebagai berikut : a. Pendidikan Dasar Pengamanan (Diksarpam) yang diselenggarakan oleh BATAN atau bekerja sama dengan instansi lain yang terkait; dan b. latihan Perorangan dan Latihan Kesatuan yang dilaksanakan secara rutin oleh Unit Kerja masing-masing atau bekerja sama dengan instansi lain yang terkait. (2) Selain pembinaan melalui pendidikan dan latihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembinaan personel Guskamtib Nuklir BATAN dapat dilakukan melalui : F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc6

7 a. alih lingkungan kerja di lingkungan Guskamtib Nuklir BATAN, dengan tujuan untuk memberikan kesegaran lingkungan kerja dan pengalaman baru, memperluas wawasan; b. alih tugas di luar lingkungan Guskamtib Nuklir BATAN, dengan tujuan untuk mengembangkan karier, terutama bagi personel Guskamtib Nuklir BATAN yang mempunyai masa kerja tertentu dan mempunyai prestasi yang baik. Pasal 17 (1) Alih lingkungan kerja dan alih tugas personel Guskamtib Nuklir BATAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (2) Alih tugas personel Guskamtib Nuklir BATAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b, dilaksanakan dengan ketentuan : Sudah bertugas di lingkungan Guskamtib Nuklir BATAN selama 16 (enam belas) tahun bagi personel Guskamtib Nuklir BATAN, dengan syarat ada penggantinya, memperoleh persetujuan dari Sekretaris Utama, dan memenuhi persyaratan alih tugas. Pasal 18 (1) Personel Guskamtib Nuklir BATAN dapat mengikuti pendidikan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) setelah yang bersangkutan mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun, dengan syarat ada formasi sesuai analisa jabatan di lingkungan pengamanan. (2) Personel Guskamtib Nuklir BATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan izin alih tugas ke luar lingkungan Guskamtib Nuklir BATAN setelah memiliki ijazah STTN. Pasal 19 Personel Guskamtib Nuklir BATAN yang telah bertugas selama 12 (dua belas) tahun dan memiliki ijazah setingkat lebih tinggi dapat disesuaikan ijazahnya sesuai dengan formasi yang ada dalam analisa jabatan di lingkungan Guskamtib Nuklir BATAN. Pasal 20 Personel Guskamtib Nuklir BATAN wajib menjaga nama baik dan martabat PNS pada umumnya dan Guskamtib Nuklir BATAN pada khususnya. F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc7

8 Pasal 21 Peningkatan disiplin personel Guskamtib Nuklir BATAN dilakukan dengan cara mengikuti Pola Pembinaan Pengamanan, Prosedur Tetap (PROTAP) dan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Pengamanan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BATAN. Pasal 22 Pemberhentian sebagai personel Guskamtib Nuklir BATAN dilakukan apabila yang bersangkutan berhalangan tetap (cacat jasmani dan/atau cacat rohani) yang dinyatakan oleh Tim Penguji Kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan RI. Pasal 23 Penyediaan/perekrutan personel Guskamtib Nuklir BATAN dimungkinkan berasal dari pegawai BATAN yang memenuhi persyaratan. Pasal 24 Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Kepala BATAN Nomor 149/KA/V/2000 tentang Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir BATAN dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di J a k a r t a pada tanggal 3 November 2004 KEPALA - ttd - SOEDYARTOMO SOENTONO F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc8

9 J A K A R T A LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2004 SURAT PERJANJIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... Tempat, tanggal lahir :... Alamat :... dengan ini berjanji bahwa sebagai calon personel Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir (Guskamtib Nuklir) BATAN, saya : 1. Akan mematuhi semua ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala BATAN Nomor 539/KA/XI/2004 tentang Gugus Keamanan dan Ketertiban Nuklir BATAN; 2. Tidak akan meminta dispensasi waktu untuk mengikuti kursus, sekolah atau kuliah dan akan mematuhi jam-jam kerja yang ditentukan bagi personel Guskamtib Nuklir BATAN; 3. Tidak akan menuntut penyesuaian ijazah yang lebih tinggi sebelum terpenuhi masa kerja sebagai Guskamtib Nuklir BATAN selama 12 (dua belas) tahun; 4. Tidak akan menikah selama jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak menjadi calon Pegawai Negeri Sipil (PNS); 5. Bersedia ditempatkan pada Guskamtib Nuklir BATAN unit-unit kerja di lingkungan BATAN yang ditentukan. Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa tekanan dari siapapun juga, dan apabila melanggar kami bersedia diambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mengetahui : A.n. KEPALA SEKRETARIS UTAMA Jakarta,... YANG MEMBUAT PERJANJIAN Materai Rp. 6000,-...... NIP :... NIP :... F:\Peraturan Ka. Batan\SK Guskamtib-2004.doc9