KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

OLEH DILLA FARID W. T

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

MHD. ARIF

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 68 77

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL PUKULAN FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMAN 1 SIMPANG KANAN JURNAL

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI WA NIA HARIADI SAID EDY DHARMA P.

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

Pengembangan Model Pembelajaran Pukulan Clear Lob Menggunakan Shuttlecock Dilempar

Tatang Iskandar 1 Universitas Islam 45 Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

Aldo Naza Putra 1 Universitas Islam 45 Bekasi

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DANREKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT

JURNAL. Oleh HERWAN SAPUTRA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH ATLET BOLAVOLI SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI ARTIKEL ILMIAH

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN BEBAN MAKSIMAL DAN MENENGAH TERHADAP PRESTASI FOREHAND OVERHEAD LOB SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

Kata kunci : Pengaruh Latihan Medicine Ball, Kekuatan, Kemampuan Akurasi Groundstroke.

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

JURNAL CONTRIBUTION OF RESISTANCE MUSCLE STRENGTH OF ARMS AND ABILITY FLEXIBILITY PADDLE DISTANCE 500 METER ROWER PADANG PARIAMAN.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER

USWAN FIRMANSYAH K

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI OVERHEAD LOB SKRIPSI

KEMAMPUAN PUKULAN DROPSHOT BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 9 PONTIANAK

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

Transkripsi:

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi daya ledak otot dan kelentukan terhadap pukulan lob atlet bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang. Metode penelitian menggunakan metode korelasional. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis koefisien korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bulutangkis yang berjumlah 20 atlet. Cara penentuan sampel dengan purposive random sampling dengan jumlah 20 atlet usia 16-18 tahun terdiri dari 13 putra dan 7 putri. Tes daya ledak otot lengan dengan menggunakan Two Hand Medicine ball put, kelentukan dengan mengunakan flexiometer, dan kemampuan pukulan lob dengan melakukan tes kemampuan pukulan lob. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot lengan dengan keterampilan kemampuan pukulan lob, ini ditandai dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebesar 35,66%, (2) Terdapat kontribusi yang berarti antara kelentukan dengan kemampuan pukulan lob, ini ditandai dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebesar 48,81%, dan (3) Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot lengan dan kelentukan secara bersama-sama dengan dengan kemampuan pukulan lob, ini ditandai dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebesar 59.17%. Kata kunci: Daya Ledak, Otot Lengan, Kelentukan, Pukulan Lob. Olahraga bulutangkis merupakan salah satu olahraga terpopuler di Indonesia dari dahulu sampai sekarang. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya prestasi yang pernah diraih oleh atlet bulutangkis Indonesia. Untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi olahraga bulutangkis, maka diperlukan pembinaan yang baik dan berkesinambunan. Demi mencapai target tersebut, langkah-langkah mulai dari perencanaan dan penerapan di lapangan harus didukung oleh pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat. Prestasi tidak bisa diukur dengan kuantitas, akan tetapi juga kualitas juga harus diperhatikan. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil tertinggi yang dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dan target, dan untuk mencapai prestasi olahraga diperlukan seperti usaha-usaha yang terungkap dalam UUD No 3 1 Giri Prayogo; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 203

tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pada pasal 1 ayat 13 yang berbunyi, olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan yang terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi dan teknologi keolahragaan (Sajoto, 1995: 20) Menurut Syafruddin (1996: 22) ada dua faktor yang mempengaruhi dalam meraih suatu prestasi, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal adalah kemampuan fisik, taktik, dan mental (psikis) atlet. Sedangkan faktor eksternal adalah yang timbul dari luar dari atlet seperti, pelatih sarana dan prasarana, guru olahraga keluarga, organisasi iklim, cuaca, makanan yang bergizi dan lain-lain. Berdasarkan kutipan di atas, antara faktor-faktor yang menentukan dalam pencapaian prestasi adalah kondisi fisik dan teknik di antara kemampuan teknik permainan bulutangkis yang sangat penting untuk dikuasai adalah pukulan lob, terbagi dua pukulan, lob dari bawah (underhand lob) dan pukulan lob dari atas (overhead lob). Overhead lob terbagi 2 pula, pukulan lob tinggi (clear) dan pukulan lob serang (attacking lob) pukulan lob tinggi adalah pukulan yang sangat penting baik untuk pertahanan maupun serangan pukulan lob tinggi yang baik akan menyulitkan lawan untuk mendesak dan memperbaiki posisi, sebab dengan memukul bola tinggi ke udara berarti tersedia waktu bagi si pemukul untuk melakukan sesuatu karakteristik, pukulan lob tinggi yang baik adalah lambungan bola kurang terarah, tinggi ke belakang daerah lawan (baseline) (Sugiarto, 1993:54). Teknik adalah beberapa keterampilan khusus, atau harus dikuasai oleh atlet bulutangkis, dengan tujuan dan dapat mengembalikan shuttle cock dengan cara sebaik mungkin. Sedangkan menurut Khairuddin (1999: 36) Untuk mengetahui dan mendalami atlet bulutangkis, perlu dibicarakan mengenai teknik dasar, artinya suatu cara yang mendasari kegiatan-kegiatan dalam atlet bulutangkis, teknik dasar yang dimaksud adalah cara memegang reket, cara melangkah kaki atau footwork dan cara menguasai teknik pukuan. Dalam permainan Bulutangkis teknik merupakan salah satu unsur yang penting untuk dikembangkan, pengusaan teknik dasar permainan bulutangkis secara benar akan menghasilkan pukulan yang lebih baik, efisien dan efektif. Untuk mendapatkan teknik yang baik itu tidak ada jalan pintas, kecuali dengan latihan secara teratur dan 204

terprogram. Secara garis besar unsur teknik permainan Bulutangkis dapat dikelompokkan menjadi bagian besar, yaitu teknik memegang raket (grip), teknik pengaturan kerja kaki (footwork), teknik penguasa latihan (stroke), teknik penguasa pola-pola permainan (Zarwan, 2008: 128-129). Berdasarkan tinjauan observasi dilapangan pada klub PB. Atlanta Padang ditemui bahwa kemampuan lob atlet masih kurang maksimal hasilnya, ini terlihat waktu bertanding. Dimana hasil lob banyak yang tidak sampai ke garis belakang dan arah shuttlecock kurang terarah. Lob merupakan salah satu teknik pukulan yang sangat penting oleh atlet bulutangkis, untuk meraih pretasi yang lebih baik maka pelaksanaan teknik lob pada atlet PB. Atlanta Padang mendapat perhatian khusus, berdasarkan pengamatan di lapangan kemampuan lob atlet PB. Atlanta Padang masih kurang maksimal ini terlihat sewaktu melakukan latihan dan pertandingan, banyak pukulan yang dilakukan sangat lemah dan terlalu keras, atau tidak sempurna sehingga menguntungkan bagi lawan. Untuk mengetahui lob yang bagus sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kondisi fisik, diantara daya ledak otot lengan dan kelentukan, kecepatan, daya tahan, kekuatan, dan keseimbangan dengan tujuan lob ini dapat dilakukan dengan sempurna dan dapat meraih prestasi yang lebih baik. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kontribusi daya ledak otot dan kelentukan terhadap lob bulutangkis agar nantinya dapat bermanfaat bagi ilmu kepelatihan olahraga bulutangkis. Menurut Zarwan (2008: 45-46) menyatakan bahwa Lob adalah salah satu bentuk pukulan dalam permainan bulutangkis, dengan tujuan untuk menerbangkan shuttle cock setinggi mungkin yang mengarah dan jatuh di bagian belakang lapangan lawan. Pukulan lob ini dapat di lakukan dari atas kepala (overhead), maupun dari bawah (underhand), baik dengan forehand maupun dengan backhand. Melihat dari kareteristik dari pukulan lob ini, maka seorang pemain yang sering bermain dengan pukulan lob harus didukung oleh tenaga yang besar dan stamina yang tinggi. Pukulan ini dapat digunakan untuk menyerang dan juga untuk bertahan, dan juga untuk memperlambat tempo permainan sehingga dapat memperbaiki posisi. Alangkah lebih baik nya pukulan ini diarahkan secara bervariasi lurus. Menyilang kekiri dan kekanan belakang lapangan lawan. Untuk 205

pukulan lob ini sebaik untuk pemula dilakukan pada separoh lapangan, tidak satu lapangan penuh dengan arah shuttle cock lurus dan tinggi dilakukan sebanyak mungkin. Selanjutnya, dalam melakukan pukulan lob, diperlukan suatu daya ledak pada lengan. Menurut Annarino dalam Arsil (1999: 36) daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis, eksplosif dalam waktu yang cepat. Menurut Cordin dalam Arsil (1999: 37) Daya ledak adalah kemampuan untuk menampilkan mengeluarkan kekuatan secara eksplosif atau dengan cepat, daya ledak adalah merupakan salah satu aspek dari kebugaran jasmani. Menurut Jansen dalam Arsil (1999: 37) Daya ledak adalah semua gerakan eksplosif yang maksimum secara langsung tergantung pada daya. Dapat diambil kesimpulan bahwa daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Salah satu komponen biomotor tubuh lainnya yang diperlukan saat melakukan pukulan lob adalah kelentukan. Kelentukan merupakan kemampan pergelangan persendian untuk dapat melakukan gerakan-gerakan ke semua arah, secara optimal istilah lain kelentukan adalah keluwesan atau flexibility. Kelentukan adalah salah satu unsur kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerak, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan koordinasi (Arsil, 1999: 58). Kelentukan adalah kenyatan dari otot dan kemampuan untuk meregang cukup jauh agar memungkinkan persendian, dimana dia berada dapat beraksi secara lengkap dalam jarak normal dan dari gerakan tersebut tidak menyebakan cedera. Kemudian Mochammad Sajoto (1995: 58) menyelaskan bahwa kelentukan keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktifitas penguluran seluas- luasnya terutama otot-otot, ligamet-ligamet persendihan. Berdasarkan kutipan di atas, pengertian dari kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk meregangkan otot-otot dan ligamet, semaxsimal mungkin sesuai dengan kemampuan atau keluasan gerak tubuh peregangan yang dilakukan hanya pada otot ligamet di sekitar persendian. Kelentukan tergantung pada ruang gerak persendihan dan otot-otot, kelentukan merupakan kemampuan otot meregang dengan ruang gerak yang jauh tanpa menimbulkan rasa sakit, hal ini dapat dirasakan pada saat melakukan gerakan 206

mendadak yang membutkan keluasan gerak yang lebih dari biasanya, dalam kehidupan sehari- hari keleluasan gerak sendi juga tergantung dari bentuk orientasi permukaan sendi itu sendiri serta sifat fisiologi dan neurofisiologis jaringan tubuh. Selama peregangan semua bagian yang berada pada garis pemanjang memiliki potensi untuk berubah bentuk oleh setiap struktur yang ada otot, kapsul, sendi, ligamen, tendon, kulit dan lain-lain. Artinya, seseorang kurang aktif bergerak dalam waktu yang lama, jaringan ikat akan mengalami pengecilan dan mengakibatkan terbatasnya ruang gerak persendian dengan melakukan peregangan, maka jaringan ikatan akan melebar sehingga ruang gerak persendian menjadi lebih luas. Berdasarkan pemaparan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi daya ledak otot dan kelentukan terhadap pukulan lob atlet bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang. METODE Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis koefisien korelasi. Artinya, penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian korelasi dengan memperhatikan hubungan atara variabel bebas dan variabel terikat. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bulutangkis yang berjumlah 20 orang. Cara penentuan sampel dengan cara purposive random sampling dengan jumlah 20 atlet usia 16-18 tahun terdiri dari 13 putra dan 7 putri. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes daya ledak otot lengan dengan menggunakan Two Hand Medicine ball put, kelentukan dengan menggunakan flexiometer, tes kemampuan pukulan lob dengan menggunakan tes kemampuan pukulan lob. Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena penelitian ini bersifat korelasional maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah kolerasi product moment. Sedangkan untuk mengetahui berapa besar kontribusi daya ledak otot dan kelentukan terhadap lob bulutangkis PB. Atlanta Padang dihitung menggunakan koefisien determinasi. 207

HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil pengukuran daya ledak otot lengan, kelentukan dan kemampuan pukulan lob terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors. Berdasarkan uji normalitas diperoleh harga L 0 dan L t pada taraf nyata 0,05 untuk n = 20. Kriteria pengujian L 0 < L t maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas data masing-masing variabel di sajikan dalam Tabel dibawah ini: Tabel 1. Uji Normalitas Variabel Lo L tabel Keterangan Daya Ledak Otot Lengan 0.1049 0.190 Normal Kelentukan 0.1728 0.190 Normal Kemampuan Pukulan lob 0.0954 0.190 Normal Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) diperoleh Lo= 0.1049, Kelentukan (X 2 ) diperoleh Lo= 0.1728, Kemampuan Pukulan lob (Y) diperoleh Lo= 0.0954, sedangkan L tabel pada taraf signifikan = 0,05 (0.190). Jadi Lo < L tabel berarti data terdistribusi secara normal. Setelah uji persyaratan analisis dilakukan dan ternyata semua skor tiap variabel penelitian memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian statistik lebih lanjut, maka selanjutnya dilaksanakan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis penelitian, yaitu: (1) Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot lengan (X 1 ) dengan kemampuan pukulan lob (Y), (2) Terdapat kontribusi yang berarti antara kelentukan (X 2 ) dengan kemampuan pukulan lob (Y), (3) Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot lengan (X 1 ) dan kelentukan (X 2 ) secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lob (Y). Kontribusi antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dengan Kemampuan Pukulan Lob (Y) Atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi product moment. Analisis korelasi terhadap daya ledak otot lengan dengan kemampuan pukulan lob menghasilkan koefisien korelasi sebesar r y1 = 0,597. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 208

Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dan Kemampuan Pukulan Lob (Y) Korelasi Antara Koefisien Korelasi (r) t hitung t tabel α=0,05 X 1 dan Y 0.597 3.16 1.73 Berdasarkan uji keberartian korelasi antara pasangan skor daya ledak otot lengan (X 1 ) dengan kemampuan pukulan lob (Y) sebagaimana terlihat pada tabel di atas. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara ledak otot lengan dengan kemampuan pukulan lob atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang. Adapun Kontribusi antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dengan Kemampuan pukulan lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang adalah sebesar: 35,66%. Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam bermain bulutangkis, khususnya pada saat melakukan teknik dasar dalam permainan bulutangkis seperti smash dan lob, seorang pemain harus memiliki perpaduan antara kekuatan dan kecepatan untuk dapat memiliki explosive power (daya ledak) seorang pemain bulutangkis. Kontribusi antara Kelentukan (X 2 ) dengan dengan Kemampuan Pukulan Lob (Y) Atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi product moment. Analisis korelasi antara kelentukan dengan Kemampuan pukulan lob menghasilkan koefisien korelasi sebesar r y2 = 0.699. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Hasil Analisis Korelasi Antara Kelentukan (X 2 ) dan Kemampuan Pukulan Lob (Y) Korelasi Antara Koefisien Korelasi (r) t hitung t tabel α = 0,05 X 2 dan Y 0.699 4.14 1.73 209

Berdasarkan uji keberartian korelasi kelentukan (X 2 ) dengan kemampuan lob (Y) sebagaimana terlihat pada tabel diperoleh t hitung (4.14) > t tab (1.73) pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n 2=18). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan dengan Kemampuan pukulan lob atlet bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang. Adapun kontribusi antara kelentukan (X 2 ) dengan kemampuan pukulan lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang adalah sebesar: 48.81%. Pengertian dari kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk meregangkan otototot dan ligamet, semaxsimal mungkin sesuai dengan kemampuan atau keluasan gerak tubuh peregangan yang dilakukan hanya pada otot ligament di sekitar persendian. Kelentukan tergantung pada ruang gerak persendihan dan otot-otot, kelentukan merupakan kemampuan otot meregang dengan ruang gerak yang jauh tanpa menimbulkan rasa sakit, hal ini dapat dirasakan pada saat melakukan gerakan mendadak yang membutkan keluasan gerak yang lebih dari biasanya, dalam kehidupan sehari-hari keleluasan gerak sendi juga tergantung dari bentuk orientasi permukaan sendi itu sendiri serta sifat fisiologi dan neurofisiologis jaringan tubuh. Selama peregangan semua bagian yang berada pada garis pemanjang memiliki potesi untuk berubah bentuk oleh setiap struktur yang ada otot, kapsul, sendi, ligamet, tendon, kulit dan lain-lain. Secara umum dari penjelasan dan keterangan tentang flexibility (kelentukan) diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam bermain bulutangkis, khususnya pada saat melakukan teknik dasar dalam permainan bulutangkis seperti smash dan lob, seorang pemain harus memiliki kelentukan yang baik pula agar dapat berprestasi secara maksimal. Kontribusi antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dan Kelentukan (X 2 ) dengan Kemampuan Pukulan Lob (Y) Atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka dilakukan analisis korelasi ganda. Analisis korelasi terhadap daya ledak otot lengan kelentukan secara bersama-sama dengan kemampuan lob menghasilkan korelasi ganda sebesar 0.77. Untuk uji keberartian koefisien korelasi disajikan pada tabel di bawah ini:. 210

Tabel 4. Hasil analisis korelasi ganda antara daya ledak otot lengan dan kelentukan secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lob Korelasi Antara Koefisien Korelasi (R) F-hitung F-tabel α = 0,05 X 1 dan X 2 dengan Y 0.77 12.32 3.59 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi gandal R= 0.77, dan F hitung (12.32) > F tabel (3.59) pada taraf signifikansi α=0,05, dk pembilang (k = 2) serta dk penyebut (n-k-1=17). Dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda yang diperoleh dalam penelitian ini signifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan dan kelentukan secara bersama-sama dengan Kemampuan pukulan lob atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang. Dan Kontribusi antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dan Kelentukan (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Kemampuan Lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang adalah sebesar 59.17%. Berdasarkan hasil di atas, dapat ditarik suatu simpulan bahwa bulutangkis merupakan olahraga yang memerlukan kemampuan kondisi fisik yang baik, salah satu kemampuan kondisi fisik tersebut daya ledak dan kelentukan. Daya ledak dan kelentukan yang baik sangat diperlukan untuk melakukan teknik pukulan dalam permainan bulutangkis, salah satunya teknik Lob sangat dibutuhkan dalam permainan bulutangkis untuk melakukan serang dan bertahan. Dalam permainan Bulutangkis khususnya pada saat melakukan teknik dasar dalam atlet bulutangkis seperti Lob, seorang atlet harus memiliki perpaduan antara kekuatan dan kecepatan untuk dapat memiliki eksplosive power (daya ledak) yang baik, sehingga pukulan Lob tinggi dapat dilakukan dengan kelentukan, kelentukan digunakan atau dibutuhkan saat melakukan pukulan Lob dengan sempurna. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat Hubungan yang signifikan antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dengan Kemampuan pukulan lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah 211

Putih Kota Padang, dengan t hitung 3,61 > t tabel 1,73 dengan kontribusi sebesar 35,66%, (2) Terdapat Hubungan yang seknifikan antara Kelentukan (X 2 ) dengan dengan Kemampuan pukulan lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang dengan t hitung 4,14 > t tabel 1,73 dengan memberikan kontribusi sebesar 48,81%, dan (3) Terdapat Hubungan yang seknifikan antara Daya Ledak Otot Lengan (X 1 ) dan Kelentukan (X 2 ) secara bersama-sama terhadap dengan Kemampuan pukulan lob (Y) atlet Bulutangkis PB. Merah Putih Kota Padang dengan f hitung 12,32 > f tabel 3,59 dengan berkontribusi sebesar 59,17 %. DAFTAR PUSTAKA Arsil. (2008). Pembentukan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP Khairudin (1999). Pedoman Permainan Bulutangkis. Padang : FIK. Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik DalamOlahraga. Semarang :Dhara Sugiarto, Icuk. (1993). Strategi Mencapai Juara Bulutangkis. Jakarta : PT CV Sety. EKA ANUGRAH Syafruddin, (1996). Pengetahuan Ilmu Melatih. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Zarwan. (2008). Buku Ajar Bulutangkis Dasar. Padang: FIK UNP 212