BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 20

Perencanaan pengembangan SPAM

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014

TPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN. Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN TELUK WONDAMA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

1.1 Latar Belakang 1

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN I-1

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

4.1. PENGUMPULAN DATA

CHECKLIST DOKUMEN PRASTUDI KELAYAKAN KPBU SEKTOR AIR MINUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 20/PRT/M/2006 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (KSNP-SPAM)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 1 PENDAHULUAN. PT. Kartika Pradiptaprisma Konsultan LAPORAN AKHIR I - 1

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 13/PRT/M/2013

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human

-1- PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SPAM OLEH KELOMPOK MASYARAKAT YANG DIBANTU FASILITATOR

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DIREKTUR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI...

Permen PU No. 294/2005 tt BPPSPAM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 294/PRT/M/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

Laporan Teknis. Jilid II Laporan Utama

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang Proyek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI 2013, No


Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Studi Potensi Air Baku Kota Bontang

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM BADAN PENGELOLA SARANA PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan pentingnya peranan dan fungsi dari air minum perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air minum (SPAM). Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran serta masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelengaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pada Pasal 5 ayat (1) telah disebutkan bahwa Rencana Induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu perioda yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem berserta dimensi-dimensinya. Kabupaten Pasaman Nomor 6 tahun 2011 pasal 13 ayat (1) dijelaskan bahwa upaya pengembangan penyediaan air bersih di Kabupaten Pasaman didasarkan target nasional yaitu mampu melayani 80% masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat perdesaan sampai tahun 2015 dan untuk tahun berikutnya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan internasional. Selain itu, target MDG s 2015 yaitu separuh dari jumlah penduduk yang belum terlayani air bersih saat ini, akan mendapatkan akses pelayanan pada tahun 2015. Target pelayanan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pada tahun 2019 target pelayanan tercapai 100% untuk cakupan pelayanan air minum, 0% untuk penurunan luasan pemukiman kumuh perkotaan dan 100% untuk pelayanan akses sanitasi.

Saat ini PDAM Kabupaten Pasaman memiliki 10 unit pelayanan yang memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat di Kabupaten Pasaman. Persentase pelayanan SPAM perpipaan oleh PDAM Kabupaten Pasaman dalam angka 2014 hanya sebesar 26,86% dengan jumlah penduduk yang dilayani 70.858 jiwa, Pelayanan SPAM yang dikelola masyarakat melalui program PAMSIMAS memiliki persentase pelayanan sebesar 18,28% dengan jumlah penduduk yang dilayani 48.225 jiwa dan melalui program PNPM sebesar 14,40% dengan jumlah penduduk yang dilayani 37.985 jiwa. Total persentase pelayanan air minum Kabupaten Pasaman adalah 59,54 % dan tingkat kehilangan air mencapai 25,50 %. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pipa yang bocor, keropos dan water meter masih banyak yang rusak. Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pelayanan kabupaten/kota kepada masyarakat dilaksanakan dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya adalah pelayanan air minum. Namun demikian, Pemerintah Pusat bertanggung jawab untuk turut menjamin penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas, sehingga dapat dicapai tujuan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, yaitu: a. Terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau; b. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; c. Meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Berdasarkan kondisi eksisting pelayanan air bersih di Kabupaten Pasaman dengan total 59,54 % (Pasaman dalam angka 2014). Hal ini sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan air yang ditargetkan peraturan daerah dan MDGs sebesar 80 % apalagi target berdasarkan SDGs 100 %, sehingga perlu dibuat Rencana Induk Sistem Penyediaan Air minum (SPAM) di Kabupaten Pasaman. I-2

1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Maksud perencanaan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat rancangan Rencana Induk SPAM di Kabupaten Pasaman. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mendapatkan rancangan atau desain sistem penyediaan air minum Kabupaten Pasaman dalam periode tahun 2016-2030 yang memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, baik dari segi teknis, non teknis maupun biaya. 1.3 Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah : 1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan yang memadai; 2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan air minum; 3. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan penyelenggaraan SPAM dengan prinsip good and corporate governance; 4. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem penyediaan air minum; 5. Menegakkan hukum dan menyiapkan peraturan perundangan untuk meningkatkan penyelenggaraan SPAM; 6. Menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas secara berkelanjutan; 7. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha berperan aktif dalam penyelenggaraan SPAM. 1.4 Ruang Lingkup Perencanaan Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Pasaman mencakup pada : 1. Daerah perencanaan adalah kabupaten Pasaman; 2. Periode desain rencana induk adalah 15 tahun, dimulai dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2030; 3. Penyusunan Rencana Induk SPAM menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 yaitu memperhatikan aspek-aspek keterpaduan I-3

dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi, namun pada tugas akhir ini dibatasi untuk sarana air minum; 4. Mengumpulkan data daerah perencanaan meliputi profil daerah perencanaan, profil SPAM daerah perencanaan dan kebutuhan pengembangan SPAM daerah perencanaan; 5. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM; 6. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAM antara lain: a. Sistem perpipaan PDAM dan Non PDAM: 1) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada; 2) Kinerja pelayanan; 3) Tingkat kebocoran; 4) Kondisi pengembangan jaringan distribusi; dan 5) Kelembagaan dan sumber daya manusia. b. Sistem Non Perpipaan: 1) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada; dan 2) Kondisi sumber air yang digunakan. 7. Proyeksi kebutuhan air hingga tahun 2030 untuk sistem perpipaan PDAM meliputi kebutuhan domestik, non domestik dan kebocoran, sedangkan untuk non perpipaan hanya untuk kebutuhan domestik; 8. Rancangan Umum SPAM menggambarkan rencana tingkat pelayanan, daerah pelayanan, rencana sistem pelayanan, skenario SPAM serta penahapan skenario SPAM, menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan rencana pengembangan lembaga untuk sistem perpipaan PDAM, sedangkan untuk sistem perpipaan non PDAM dan non perpipaan hanya sampai kebutuhan air pertahap; 9. Menentukan rencana tindak lanjut SPAM perpipaan PDAM yang akan dilakukan dalam lima tahun pertama perencanaan dan rekomendasi beberapa hal yang terkait dengan rencana pengembangan SPAM. I-4

1.5 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum dan landasan hukum dalam penyusunan memorandum program ini mengacu kepada: 1. Sustainable Development Goals (SDGs) 2015 tentang air minum dan sanitasi; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi; 4. PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI. Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pengembangan Kinerja PDAM di Indonesia; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 02 tahun 2007 tentang Pedoman Akuntansi PDAM; 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelengaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum; 9. Keputusan Menteri OTODA 8/2000 dan PERDA 9/2005 Tentang SOTK 10. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 6 tahun 2011; 11. Standar Pelayanan Air Minum Kimpraswil Tahun 2004. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Pasaman terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, maksud, tujuan, sasaran kegiatan, lingkup kegitan/pekerjaan yang meliputi lingkup materi dan wilayah, dan sistematika penulisan. I-5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan dasar-dasar teori penyediaan air minum, proyeksi penduduk, kebutuhan air, fluktuasi pemakaian air, komponen sistem penyediaan air minum serta teori lainnya yang berkaitan dengan pengerjaan Tugas Akhir ini. BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASAMAN Menjelaskan mengenai gambaran kondisi fisik Kabupaten Pasaman yang meliputi: letak dan topografi, hidrologi, klimatologi, tata guna lahan, geologi dan jenis tanah, dan lainlain. BAB IV : PROFIL KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN PASAMAN Berisi penjelasan mengenai SPAM Kabupaten Pasaman meliputi profil sistem perpipaan PDAM, sistem perpipaan non PDAM, sistem non perpipaan dan aspek non teknis dari SPAM Kabupaten Pasaman, serta berisi hasil survey data-data sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk melihat kemampuan penduduk dalam berlangganan air minum dan minat masyarakat terhadap pelayanan air minum. BAB V : METODOLOGI Menjelaskan langkah-langkah dalam mengerjakan laporan tugas akhir ini. BAB VI : IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN Memuat hasil identifikasi permasalahan SPAM di Kabupaten Pasaman, survei kebutuhan nyata dan rencana pengembangan SPAM yang akan dilakukan. I-6

BAB VII : RANCANGAN UMUM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN PASAMAN Menjelaskan tentang periode desain, tingkat dan daerah pelayanan, perhitungan kebutuhan air, sumber air baku potensial identifikasi permasalahan SPAM dan rencana SPAM di Kota Pasaman beserta rencana penahapan skenario SPAM, rencana pengembangan kelembagaan dan rencana biaya yang di butuhkan. BAB VIII : RENCANA TINDAK LANJUT SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN PASAMAN Bab ini menguraikan garis besar rencana pendanaan atau investasi pada pengembangan SPAM di Kabupaten Pasaman. BAB IX : SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I-7