ISSN No Media Bina Ilmiah 29

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB IV METODE PENELITIAN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Transkripsi:

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 29 HUBUNGAN INFEKSI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN 2013 Oleh : Sudarmi 1, Hj Siti Aisyah 2 Abstrak: Lamanya suatu persalinan berlangsung dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Bentuk komplikasi yang ditimbulkan oleh Ketuban Pecah Dini salah satunya adalah infeksi yang dapat menimbulkan komplikasi baik ibu dan janinnya. Berdasarkan register kasus di Ruang Bersalin Teratai Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, pada tahun 2013 tercatat 236 kasus KPD (8,43%) dari 2798 persalinan, partus lama kala II 182 kasus ( 6,50%) dari 2798 persalinan dan 29 kasus infeksi.penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja RSUP NTB yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini. Pengambilan data sekunder diperoleh dengan penelusuran Rekam Medik pasien di RSUP NTB. Desain penelitian yang digunakan dalam peneitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross Sectional. Dengan sampel penelitian adalah semua ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang melahirkan spontan pervaginam tanpa bantuan alat yang tercatat dalam register Ruang Bersalin RSUP NTB dan rekam medik RSUP NTB tahun 2013 yang berjumlah 86 orang. Analisis hubungan antara variabel dilakukan dengan uji statistik Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 86 sampel untuk kategori infeksi, sebagian besar terdapat pada kategori tidak infeksi sebesar 72 sampel (83,7). Sedangkan pada kategori lama persalinan kala II sebagian besar terdapat pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai sebesar 71 sampel (82,6%). Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh hasil nilai p value = 0,013 < α = 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti ada hubungan infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dalam hubungan dengan faktor lain yang berhubungan dengan infeksi pada pasien ketuban pecah dini dan lama persalinan kala II. Kata Kunci : Infeksi, Lama Persalinan Kala II PENDAHULUAN Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Lembaga kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan di seleruh dunia setiap tahun terdapat lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. Angka ini menunjukkan bahwa kematian ibu hamil atau bersalin di seluruh dunia masih sangat tinggi termasuk di dalamnya yang terjadi di Indonesia (Depkes RI, 2005). Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, trauma obstetrik 5%, emboli obstetrik 5%, partus lama/macet 5%, abortus 5%, dan penyakit lainnya sekitar 11% dari total Angka Kematian Ibu (Depkes,2010). Data diatas menyebutkan bahwa penyebab kematian ibu di Indonesia diantaranya disebabkan oleh komplikasi selama persalinan. Salah satu bentuk komplikasi persalinan adalah partus lama. Partus lama berhubungan dengan lama persalinan, dimana seseorang dikatakan mengalami partus lama apabila lama persalinannya tidak sesuai dengan batasan waktu yang ditetapkan, yaitu lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara (Prawirohardjo, 2009). Partus lama dapat dilihat dari lamanya suatu persalinan berlangsung yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Bahaya yang serius mengancam ibu dan janinnya bila disertai dengan pecahnya ketuban. Komplikasi maternal yang timbul akibat KPD adalah infeksi intrapartal, infeksi puerperalis, partus lama, perdarahan postpartum, meningkatnya insiden seksio sesarea, serta morbiditas dan mortalitas maternal (Marmi, 2011). Infeksi yang paling sering terjadi adalah pada saat persalinan yaitu infeksi intrapartum dengan insidensi kejadian sampai 65% (Prawirohardjo, 2008). Salah satu penyebab terjadinya infeksi intrapartum adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Secara umum insidensi infeksi sekunder pada KPD

30 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 sebanding dengan lamanya periode laten (Prawirohardjo, 2009). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, jumlah kematian ibu di NTB pada tahun 2012 tercatat 100 kasus kematian dan jumlah kematian tersebut meningkat pada tahun 2013 menjadi 117 kasus kematian yang disebabkan oleh banyak faktor dimana perdarahan sebanyak 40 kasus (34%), pre-eklamsi/eklamsi 34 kasus (29%), infeksi jalan lahir 7 kasus (5,9%), dan penyebab lainnya sebanyak 29 kasus (24,7%) (Dikes NTB, 2013). Berdasarkan register kasus di Ruang Bersalin Teratai Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, pada tahun 2012 tercatat 306 kasus KPD (10,52%) dari 2908 persalinan, partus lama kala II 180 kasus (6,18%) dari 2908 persalinan dan 38 kasus infeksi, sedangkan tahun 2013 tercatat 236 kasus KPD (8,43%) dari 2798 persalinan, partus lama kala II 182 kasus ( 6,50%) dari 2798 persalinan dan 29 kasus infeksi. Berdasarkan uraian data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB tahun 2013. METODELOGI Penelitian ini menurut caranya termasuk penelitian observasional analitik. Sedangkan dari segi waktu rancangan penelitian ini termasuk cross-sectional. Variabel independen dalam penelitian adalah Infeksi dan Variabel dependen dalam penelitian adalah Lama persalinan kala II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami Ketuban Pecah Dini yang tercatat dalam register di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB selama tahun 2013 dengan jumlah 238 kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami KPD dengan persalinan spontan pervaginam tanpa menggunakan alat dengan jumlah 86 kasus dengan criteria inklusi Aterm, Tunggal, Presentasi kepala dan Persalinan spontan pervaginam tanpa menggunakan alat ( vaccum ekstraksi dan forceps) Analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh dengan analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikansi (α) 5%. Setiap variabel dependen dan independen akan di analisa dengan menggunakan tabel 2x2 dan akan diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS. Hasil perhitungan bila p value lebih kecil dari α 0,05 maka H o ditolak yang artinya ada hubungan Volume 9, No.5, Agustus 2015 antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini, bila p value lebih besar dari α = 0,05 maka H o diterima yang artinya tidak ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. HASIL PENELITIAN a. Gambaran Umum Sampel 1. Infeksi dan lama kala II Distribusi jumlah infeksi pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Distribusi jumlah infeksi pada pasien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2013. No Infeksi n % 1. Infeksi 14 16,3% 2. Tidak Infeksi 72 83,7% Total 86 100% Sumber : Rekam Medik RSUP NTB Tahun 2013 Distribusi Lama persalinan kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 2 Distribusi Lama persalinan kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013. No Lama Persalinan Kala n % II 1. Sesuai 82 95,3% 2. Tidak Sesuai 4 4,7% Total 86 100% Sumber : Rekam Medik RSUP NTB Tahun 2013. b. Hasil analisis hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini Tabel 3. Distribusi Lama Persalinan Kala II Menurut Kejadian Infeksi pada Kasus Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013 Infeksi Lama Persalinan Kala II Tidak Total Sesuai Sesuai n % n % n % Infeksi 11 12,8 3 3,5 14 16,3 Tidak 71 82,6 1 1,2 72 83,7 Infeksi Total 82 95,3 4 4,7 86 100 Sumber : Rekam Medik RSUP NTB tahun 2013 p value 0,013 < α = 0,05 http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 31 Hasil analisis statistic dengan Uji Chi Square pada tingkat kesalahan 5% (α = 0,05) diperoleh nilai p value = 0,013 maka H o ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. PEMBAHASAN a. Infeksi Melihat hasil perhitungan pada tabel distribusi jumlah infeksi pada pasien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2013 didapatkan hasil bahwa sampel terbanyak ada pada kategori tidak infeksi sebanyak 72 sampel (83,7%) dan sebanyak 14 sampel (16,3%) dengan infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh pemberian antibiotik pada pasien ketuban pecah dini yang dapat menekan infeksi intrapartum dan memperpanjang periode laten, karena sebagian besar pasien yang mengalami ketuban pecah dini sudah dilakukan pemberian terapi awal dengan pemberian antibiotik setelah terdiagnosa KPD. Penelitian lain dilakukan oleh Owen, Groomed an hauth pada 117 perempuan, setengah dari mereka menerima pengobatan antibiotik dan setengahnya lagi tidak diberikan, mereka menemukan hasil pemberian antibiotik dapat memberikan efek positif untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu hamil (Nurhadi, 2013). Selain pemberian antibiotik salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada kasus ketuban pecah dini adalah dengan menerapkan prosedur pencegahan infeksi dan proses persalinan yang aman, dan mematuhi penggunaan partograf yaitu melakukan pemeriksaan dalam sesuai dengan jadwal pemeriksaan sehingga resiko terjadinya infeksi akibat pemeriksaan dalam yang tidak perlu bisa dihindari. Menurut Varney (2008) insiden korioamnionitis meningkat secara langsung seiring peningkatan jumlah pemeriksaan pelvis yang dilakukan. Oleh karena itu, semakin sedikit pemeriksaan yang dilakukan, semakin sedikit resiko terjadinya korioamnionitis. Menurut Manuaba (2009) infeksi pada kasus ketuban pecah dini dipengaruhi oleh interval fase laten, dimana semakin panjang periode laten maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya infeksi yang bisa menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu dan janinnya. Hal tersebut didukung oleh Varney (2008) yang menyatakan angka infeksi dalam 24 jam pertama untuk kehamilan minggu ke-37 sampai ke-42 gestasi dilaporkan beragam dari 1,6% sampai 29%, bergantung pada ras, faktor social ekonomi, asuhan pranatal yang diterima, dan usia gestasi. b. Lama Persalinan Kala II Hasil penelitian terlihat bahwa sampel terbanyak ada pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai yaitu sebanyak 82 sampel (95,3%) dan sebanyak 4 sampel (4,7%) dengan lama persalinan kala II tidak sesuai. Hasil penelitian diatas menunjukkan sebagian besar sampel terdapat pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai sebanyak 82 sampel (95,3%) karena sebagian besar dari sampel tersebut tidak mengalami infeksi sebanyak 72 sampel (32,7%), sehingga pada pasien ketuban pecah dini (KPD) yang tidak mengalami infeksi, uterus dapat berkontraksi dengan baik dan berespons baik terhadap oksitosin. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi lamanya suatu persalinan dalam penelitian Sumarni di RSIA Fatimah Makasar tahun 2010 antara lain : (1) Berat bayi terhadap lama kala II : Berat bayi sangat berpengaruh terhadap proses persalinan terutama pada kala pengeluaran dimana bayi merupakan faktor pencetus partus lama terutama kala II, yang mana sangat berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi. Hasil pengujian hipotesis ini diperoleh dengan p value sebesar 0,032 dengan besar pengaruhnya 0,26 yang berarti ada hubungan berat bayi dengan lama persalinan kala II dan semakin tinggi berat bayi maka waktu yang dibutuhkan lama kala II semakin lama, (2) Pengaruh his terhadap kala II : Timbulnya his merupakan indikasi mulainya persalinan, apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses persalinan.hal ini ditunjukkan dengan p value sebesar 0,046 dengan besar pengaruhnya - 0,259 yang berarti semakin tinggi frekuensi his maka waktu yang dibutuhkan lamanya kala II semakin kurang (Sumarni, 2010). c. Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini Hasil analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji Chi Square test yang menunjukkan hasil perhitungan nilai p value = 0,013 < α = 0,05 maka H o ditolak, yang

32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 berarti ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. Menurut Prawirohardjo (2009) salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan yaitu infeksi, dimana ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab infeksi intrapartum Infeksi yang sering ditimbulkan pada kasus ketuban pecah dini adalah amnionitis dan korioamnionitis. Organisme yang paling sering dikaitkan dengan korioamnionitis dan infeksi lanjutan pada janin setelah pecah ketuban adalah Streptococcus Grup B, E. Colli, Ureaplasma urealyticum, Fusobacterium species, dan Mycoplasma hominis. Organisme tersebut mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah, endotoksin dapat menyebabkan berbagai perubahan biokimia yang merugikan (Sudoyo, 2007). Komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi khususnya pada kasus ketuban pecah dini adalah partus lama. Infeksi yang sering ditimbulkan pada kasus ketuban pecah dini adalah amnionitis dan korioamnionitis. Infeksi memberi dampak yang merugikan pada kontraksi uterus ibu, uterus tidak berkontraksi dengan baik, yang membuat distosia persalinan akibat disfungsi uterus dan dilatasi serviks abnormal. Selain itu, uterus tidak berespons dengan baik terhadap oksitosin. (Varney, 2008). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Park dkk pada tahun 2006 dalam sebuah studi Duration of Labor and Mode of Delivery yang menyimpulkan bahwa wanita dengan ketuban pecah dini mempunyai durasi waktu kala II persalinan yang lebih lama dan mempunyai angka persalinan seksio sesarea yang lebih tinggi karena kegagalan kemajuan persalinan daripada wanita dengan ketuban utuh. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurhadi pada tahun 2013 di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, dimana pada penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan ketuban ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada ibu inpartu, diperoleh kesimpulan sebagian besar responden mengalami waktu persalinan yang lama yaitu 71% dengan p value 0,006 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada ibu inpartu. Analisis hubungan yang ditunjukkan oleh nilai p value = 0,013 pada Uji Chi-Square, karena sebagian besar sampel pada kasus ketuban pecah dini tidak mengalami infeksi sehingga lama Volume 9, No.5, Agustus 2015 persalinan kala II sesuai dengan teori. Namun, hal tersebut bukan berarti pada pasien ketuban pecah dini yang mengalami infeksi selalu mengalami lama persalinan kala II yang tidak sesuai, karena pada sebagian besar kasus ketuban pecah dini dilakukan penanganan aktif seperti induksi persalinan dengan drip oksitosin untuk menghasilkan kontraksi yang adekuat selama proses persalinan. Kasus ketuban pecah dini yang mengalami infeksi membuat uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik akibat oksitosin yang dihasilkan oleh tubuh tidak cukup memberikan respon terhadap uterus untuk menghasilkan his yang adekuat selama proses persalinan sehingga dapat mempengaruhi lama persalinan khususnya pada kala II yang membutuhkan his dengan intensitas sering dan frekuensi yang kuat. Pemberian oksitosin dengan drip membantu meningkatkan jumlah oksitosin yang dibutuhkan untuk membuat uterus berkontraksi dengan baik sehingga kontraksi yang dibutuhkan pada proses persalinan kala II menjadi kuat dan menurunkan resiko terjadinya kala II lama akibat lama persalinan yang tidak sesuai. PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sampel terbanyak ada pada kategori tidak infeksi sebanyak 72 sampel (83,7%). 2. Sampel terbanyak ada pada kategori dengan lama persalinan kala II sesuai yaitu sebanyak 82 sampel (95,3%). 3. Ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013, dimana nilai p value = 0,013 < α = 0,05 sehinggan H o ditolak. b. Saran Diharapkan untuk mengembangkan lagi penelitian serupa seperti jenis pemberian antibiotik, jumlah drip oksitosin yang diberikan, serta faktor-faktor lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama persalinan kala II pada kasus ketuban pecah dini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Khusus untuk petugas kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat mendeteksi lebih dini berbagai komplikasi dalam kehamilan khususnya pada kasus ketuban http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 33 pecah dini sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kejadian infeksi. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan dimana peneliti tidak melakukan kontrol terhadap induksi persalinan pada ibu dengan infeksi pada kasus ketuban pecah dini, oleh karena itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan lama persalinan kala II. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Dikes Provinsi NTB. 2013. Profil Kesehatan NTB Tahun 2013. Mataram FK UNRAM. 2008. SPM Ilmu Obstetri dan Ginekologi. Mataram : FK UNRAM RSUP NTB Kusumawati, Yuli. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Persalinan Tindakan (Studi kasus di RS dr.moewardi Surakarta) tahun 2006 Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro: Semarang. www.eprints.undip.ac.id diakses tanggal 08 Juli 2014 Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurhadi, Muhammad. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban Tahun 2013. Skripsi STIKES NU: Tuban.www.lppm.stikesnu.com diakses tanggal 08 Juli 2014. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Register Persalinan. 2013. Ruang Bersalin RSUP NTB 2013 Saifuddin, Abdul Bahri. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Saifuddin, Abdul Bahri. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sumarni. 2010. Faktor Determinan Lama Kala II Serta Dampaknya Tehadap Pelepasan Plasenta pada orimigravida di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. www.pasca.unhas.ac.id diakses tanggal 08 Juli 2014. Sudoyo, Aru W. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian edisi ke enam. Jakarta : Alfabeta Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC..