ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

BAB III. Transformator

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

atau pengaman pada pelanggan.

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

KOKO SURYONO D

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

ANALISIS SUSUT ENERGI NON TEKNIS PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN RAYON KOBA

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA

Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

PERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA PENYULANG KIMA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Induksi Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

TEORI LISTRIK TERAPAN

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB II TRANSFORMATOR

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

Transkripsi:

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail : bayu_purba@yahoo.co.id Abstrak Dalam pendistribusian energi listrik dari pembangkit hingga ke konsumen terjadi hilangnya energi atau susut energi (losses). energi pada suatu sistem kelistrikan pasti selalu ada. Hal ini disebabkan adanya kandungan tahanan pada penghantar yang bersifat permanen dan sifat alamiah jaringan itu sendiri. Berdasarkan standar nasional, losses pada saluran transmisi dan distribusi idealnya adalah sekitar 8% - 10%. Jurnal ini akan memperlihatkan pengaruh dari pertambahan beban daya listrik terhadap susut teknis pada jaringan. Semakin besar beban yang dilayani, maka akan menghasilkan susut teknis yang semakin membesar pula. Pada bulan Juni tahun 2013 total susut teknis pada Gardu Induk Glugur TD II mencapai 350690.76 kwh yang terdiri dari susut pada penyulang JTM sebesar 64194.97 kwh dan susut pada transformator distribusi sebesar 286495.79 kwh. Kata Kunci : Teknis, Sistem. 1. Pendahuluan PT PLN (Persero) adalah penyedia listrik Negara yang ada di Indonesia. Dalam penyaluran daya listrik, tidak seluruhnya dapat disalurkan kepada konsumen, karena akan hilang dalam bentuk susut energi. pada sistem distribusi tenaga listrik yang biasanya diukur pada kurun waktu tertentu, merupakan salah satu ukuran efisien atau tidaknya suatu pengoperasian sistem tenaga listrik. Munculnya susut diakibatkan oleh sebabsebab yang sifatnya teknis dan yang bersifat non teknis. Penyebab susut yang bersifat teknis pada jaringan distribusi adalah semata-mata akibat adanya kandungan tahanan dalam penghantar yang sifatnya permanen. Selain itu kemungkinan penyebab besarnya susut jaringan distribusi antara lain keadaan alamiah jaringan itu sendiri, seperti panjang jaringan yang cenderung terus bertambah. Beban yang melebihi standar diduga lebih memperburuk lagi kinerja penyulang itu dilihat dari aspek susut teknis jaringan. 2. Jaringan Energi listrik disalurkan dari pembangkit listrik melalui suatu saluran transmisi dimana tegangan penyalurannya dinaikkan dahulu oleh transformator penaik tegangan (step up transformator). Tegangan transmisi dinaikkan untuk mengurangi besarnya rugi-rugi daya saat penyalurannya. Saluran transmisi yang ada di Indonesia pada umumnya memiliki tegangan 150 kv dan 500 kv. Energi listrik yang disalurkan melalui saluran transmisi akan sampai ke Gardu Induk (GI), dan tegangannya akan diturunkan oleh transformator penurun tegangan (step down transformers). Disini tegangannya akan berubah menjadi tegangan menengah. Jaringan yang keluar dari Gardu Induk inilah yang disebut dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau saluran distribusi primer. Jika transmisi tenaga listrik pada umumnya dilakukan dengan mempergunakan saluran-saluran udara pada menara-menara transmisi, maka sistem distribusi primer di kota biasanya terdiri atas 2 jenis, yaitu saluran udara (overhead lines) dan kabel-kabel tanah yang tertanam di jalan sehingga tidak terlihat (underground cable). Tegangan distribusi primer yang umum digunakan di Indonesia adalah sebesar 20 kv[1]. Kemudian energi listrik akan sampai pada Gardu, dimana tegangannya akan diturunkan lagi oleh transformator distribusi menjadi 380/220 Volt. Jaringan yang keluar dari Gardu inilah yang disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR) atau saluran distribusi sekunder. Selanjutnya energi listrik akan disalurkan menuju ke rumah-rumah pelanggan melalui Sambungan Rumah (SR)[2]. copyright DTE FT USU 60

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February kumparan primer. Hal inilah yang disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder. Jika rangkaian sekunder di bebani, maka akan mengalir arus sekunder[1]. Gambar 1 Gambaran umum distribusi tenaga listrik[2] Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan Hukum Ampere dan Hukum Faraday, yaitu Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Transformator terdiri atas dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi. Karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari Gambar 2 Prinsip kerja transformator[2] Tegangan pada transformator berbanding lurus dengan jumlah belitan pada transformator tersebut.[3]. = = a (1) Saluran merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Saluran distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber Gardu Induk sampai ke konsumen. Dalam penyalurannya energi yang sampai ke konsumen tidak akan sama dengan energi yang dikirimkan. Hal ini dikarenakan timbulnya susut energi di sepanjang saluran distribusi. energi merupakan kerugian energi akibat beberapa masalah. Pada umumnya disebabkan oleh kualitas daya hantar listrik, semakin bagus kualitas daya hantar listrik semakin rendah susut yang terjadi. Selain itu ada juga yang diakibatkan oleh rusaknya instalasi di jaringan maupun dalam rumah yang tidak standar (akibat pencurian) maupun menggunakan peralatan yang tidak sesuai[4]. Seiring pesatnya pertumbuhan beban, susut yang disebabkan oleh adanya resistansi pada penghantar akan semakin meningkat karena dengan besarnya beban akan menyebabkan kenaikan susut daya yang signifikan. Hal ini dikarenakan susut berbanding lurus dengan resistansi penghantar dan kuadrat arus beban[5]. teknis merupakan susut yang disebabkan oleh sifat daya hantaran material atau peralatan listrik itu sendiri yang sangat tergantung dari kualitas bahan dari material atau peralatan listrik tersebut serta jaringan, maka besarnya akan sangat tergantung dari konfigurasi jaringannya[4]. daya dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu arus beban dan tahanan penghantar. Arus copyright DTE FT USU 61

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February beban sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi energi listrik pelanggan. Faktor lain yang mempengaruhi susut pada jaringan adalah panjang jaringan dan luas penampang konduktornya, dimana semakin panjang jaringan dengan penampang konduktor yang lebih kecil, maka susut pada jaringan akan semakin besar. Masalah susut adalah masalah efisiensi pendistribusian tenaga listrik yang berkaitan langsung dengan manajemen pembebanan sistem tenaga listrik. Oleh karena itu harus dilakukan evaluasi dan pengendalian sampai pada batas yang wajar secara terus-menerus dan berkesinambungan[4]. 3. Metodologi Penelitian Pengambilan data dilakukan pada PT PLN (Persero) Rayon Medan Kota. Data yang dikumpulkan adalah data pada Gardu Induk Glugur TD II. Tahapan penelitian ditunjukkan oleh Gambar 3. hasilnya, maka daya input akan dikurangkan dengan susut teknis JTM. Hasil pengurangan ini yang akan digunakan untuk menghitung besar susut teknis pada Trafo. Setelah diperoleh, maka penjumlahan dilakukan untuk mengetahui jumlah susut teknis total pada JTM dan Trafo. 4. Hasil dan Analisis Pada daerah pelayanan PT PLN (PERSERO) Gardu Induk Glugur TD II, terdiri dari 8 buah penyulang 20 KV. Penyulang - penyulang tersebut adalah Penyulang Gagak, Penyulang Garuda, Penyulang Elang, Penyulang Rajawali, Penyulang Angsa, Penyulang Kaswari, Penyulang Merak, dan Penyulang Merpati. Gambar 4 menunjukkan kurva beban pada Gardu Induk Glugur TD II dari bulan Juli 2012 Juni 2013. Pengumpulan Data Mencari Daya Input ke Penyulang JTM Menghitung Teknik JTM Mencari Daya Input ke Trafo Menghitung Teknik Trafo Menghitung Total Gambar 3. Langkah Kerja Penelitian Pada dasarnya, untuk menghitung susut teknis dilakukan sesuai dengan prinsip rugi-rugi 3 fasa pada jaringan, yaitu : P = 3I R (2) Daya input yang diperoleh dari pengumpulan data digunakan untuk menghitung susut teknis pada JTM. Perhitungan dilakukan menggunakan Microsoft Excel secara manual. Setelah diperoleh Gambar 4 Kurva Beban GI Glugur TD II Dalam pengumpulan data yang dilakukan pada PT PLN (PERSERO) Rayon Medan, daerah pelayanan Gardu Induk Glugur TD II, diperoleh beberapa parameter yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan, baik pada perhitungan susut teknis di Jaringan Tegangan Menengah (JTM) maupun perhitungan susut teknis pada Transformator. Parameter-parameter tersebut ditunjukkan Tabel 1dan Tabel 2. Tabel 1 Parameter-parameter perhitungan susut teknis pada JTM Parameter Nilai Jumlah Penyulang 8 Faktor Beban JTM (LF JTM ) 0.63 Faktor Beban JTM (FK JTM ) 0.85 Faktor Koreksi 1.00 Jumlah Transformator 187 Panjang JTM (km) 115.48 Tahanan penghantar (Ω /km) 0.098 copyright DTE FT USU 62

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February Tabel 2 Parameter-parameter perhitungan susut teknis pada Transformator Parameter Nilai Rugi Besi (P besi ) 0.4 Rugi Tembaga (P cu ) 2.1 Faktor Beban Trafo (LF Trafo ) 0.4 Faktor Kerja Trafo (FK Trafo ) 0.8 Faktor Koreksi 1.00 Jumlah Transformator 187 Jumlah Kapasitas Terpasang (kva) 23995 Berdasarkan kurva beban pada Gambar 4 dan parameter-parameter pada Tabel 1 dan Tabel 2 maka dapat dihitung susut teknis yang terjadi pada saluran Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Transformator. Dengan menggunakan perhitungan yang dilakukan menghitung susut teknis pada JTM, maka dapat susut teknis yang terjadi pada penyulang JTM diperlihatkan pada Tabel 3. Tabel 3 Teknis pada Jaringan Tegangan Menengah Bulan kwh In Jul 12 17388000 35078.18 Agu 12 17114400 33982.95 Sep 12 16984800 33470.22 Okt 12 17337600 34875.12 Nov 12 16682400 32289.02 Des 12 17344800 34904.09 Jan 13 18129600 38134.16 Feb 13 16430400 31320.88 Mar 13 21578400 54022.69 Apr 13 23652000 64904.30 Mei 13 25192800 73636.07 Jun 13 23522400 64194.97 Dari Tabel 3 dapat dibuat sebuah grafik yang memperlihatkan besarnya losses pada saluran Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Dengan menggunakan perhitungan yang dilakukan menghitung susut teknis pada Transformator, maka dapat susut teknis yang terjadi pada Transformator diperlihatkan pada Tabel 4. Tabel 4 Teknis pada Transformator Bulan kwh In Trafo Jul 12 17352921.82 162431.35 Agu 12 17080417.05 157759.21 Sep 12 16951329.78 155571.80 Okt 12 17302724.88 161565.16 Nov 12 16650110.98 150532.12 Des 12 17309895.91 161688.75 Jan 13 18091465.84 175465.63 Feb 13 16399079.12 146401.15 Mar 13 21524377.31 243182.11 Apr 13 23587095.70 289515.05 Mei 13 25119163.93 326670.78 Jun 13 23458205.03 286495.79 Dari Tabel 4 dapat dibuat sebuah grafik yang memperlihatkan besarnya losses pada transformator distribusi. Gambar 6 Grafik susut teknis pada Transformator Dengan menjumlahkan susut teknis yang terjadi pada saluran JTM dengan susut teknis yag terjadi pada Transformator distribusi maka akan diperoleh susut total yang terjadi pada jaringan tersebut. total dapat dihitung dalam bentuk persen. susut total = x 100% (3) Gambar 5 Grafik susut teknis pada JTM Dari hasil perhitungan komposisi susut, maka diperoleh Tabel 5. copyright DTE FT USU 63

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February Bulan Tabel 5 Komposisi Teknis kwh Input JTM Total JTM Trafo Total Jul 12 17388000 197509.53 0.20% 0.93% 1.13% Agu 12 17114400 191742.16 0.20% 0.92% 1.12% Sep 12 16984800 189042.02 0.20% 0.92% 1.12% Okt 12 17337600 196440.28 0.20% 0.93% 1.13% Nov 12 16682400 182821.14 0.19% 0.90% 1.09% Des 12 17344800 196592.84 0.20% 0.93% 1.13% Jan 13 18129600 213599.79 0.21% 0.97% 1.18% Feb 13 16430400 177722.03 0.19% 0.89% 1.08% Mar 13 21578400 297204.8 0.25% 1.13% 1.38% Apr 13 23652000 354419.35 0.27% 1.22% 1.49% Mei 13 25192800 400306.85 0.29% 1.30% 1.59% Jun 13 23522400 350690.76 0.27% 1.22% 1.49% Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan pertambahan beban (kwh input) maka susut total juga akan semakin bertambah. Pada bulan Juli tahun 2012 kwh input adalah sebesar 17388000 kwh dan menyebabkan susut teknis sebesar 197509.53 kwh. Sedangkan pada bulan Juni Tahun 2013 kwh input adalah sebesar 23522400 kwh dan menyebabkan susut teknis sebesar 350690.76 kwh. Berdasarkan tabel komposisi di atas dapat di buat grafik yang menunjukkan perbandingan besar susut antara saluran JTM dan Transformator. 2. teknis pada penyulang (JTM) lebih kecil daripada susut teknis pada transformator distribusi 20kV/380V. 3. Penggunaan daya listrik pelanggan yang meningkat bervariasi dari waktu ke waktu. Referensi [1] Short, T. A. 2004. Electric Power Distribution Handbook. CRC Press LLC [2] Zuhal. 1988. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta : Gramedia [3] Gonen, Turan. Electric Power Distribution System Engineering. Singapura: McGraw- Hill Book Co-Singapore. [4] Arifin, Zainal. 2007. Panduan Pengendalian. Bandung : PT PLN (Persero) [5] Kersting, William H. 2002. Distribution System Modeling and Analysis.. CRC Press LLC Gambar 7 Grafik komposisi susut teknis Dari Gambar 7 dilihat bahwa susut teknis pada saluran JMT lebih kecil daripada susut teknis pada Transformator. teknis pada saluran JTM hanya berkisar pada angka 0.2 % saja, sedangkan pada transformator distribusi susut teknisnya berada di kisaran 1 %. 5. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan : 1. Semakin besar beban yang di pikul jaringan, maka susut teknis juga akan semakin besar copyright DTE FT USU 64