Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

STUDI PENGARUH FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN DENGAN SERAT KAWAT

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

BAB 3 METODE PENELITIAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Penambahan Serat Ijuk pada Campuran Beton terhadap Kuat Tekan Robby GunawanYahya dan Farida Fujiati Abstrak Beton adalah material yang banyak dipakai dalam pembuatan suatu bangunan. Hal ini disebabkan karena beton mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Tetapi pada penggunaan bahan campuran beton untuk konstruksi tertentu seperti dermaga, dan irigasi, beton biasa saja tidak cukup. Untuk itu diperlukan material tambahan yang mampu menyerap banyak air dan dapat meningkatkan kuat tekan beton. Dalam penelitian ini menggunakan serat ijuk sebagai bahan tambahan pada campuran beton. Serat ijuk ini berwarna hitam seperti rambut ekor kuda dengan jenis serat kasar dan lolos saringan agregat kasar untuk diameter antara 20 mm - 4,76 mm dengan ukuran rata-rata serat ijuk adalah 20 mm dan kekuatan beton yang diinginkan adalah 22.5 Mpa atau 220,5 Kg/cm 2. Untuk mengetahui nilai kuat tekan dengan penambahan serat ijuk pada campuran beton, perlu dilakukan pengujian dengan melakukan pengujian kuat tekan beton. Pengujian, menghasilkan kuat tekan beton normal pada umur 28 hari sebesar 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 MPa. Pada penambahan serat ijuk 0,25 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebesar 238,22 kg/cm 2 atau 24,30 MPa (lebih besar 4,9 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 0,50 % pada 28 hari kuat tekannya sebesar 243,31 kg/cm 2 atau 24,82 MPa (lebih besar 7,2 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 1 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebasar 241,61 kg/cm 2 atau 24,65 MPa (lebih besar 6,4 % dari beton normal). Penambahan 0,50 % serat ijuk menghasilkan nilai kuat tekan yang maksimal sebesar 243,31 kg/cm 2 atau 24,82 MPa, lebih tinggi dari beton normal yang hanya mencapai 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 Mpa pada umur beton 28 hari, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa, beton dengan bahan tambah serat ijuk mempunyai kualitas fisik yang baik sehingga bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton untuk meningkatkan kuat tekan beton. Pendahuluan Pemakaian beton sebagai bahan bangunan sangat populer di Indonesia karena bisa memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti pasir, batu belah, semen dan air yang mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah. Dalam penelitian ini penulis menambahkan serat ijuk yang berasal dari pohon aren ke dalam adukan beton dengan harapan penambahan serat ijuk pada adukan beton, dapat meningkatkan kuat tekan beton. Dalam penelitian ini penulis menggunakan serat (fiber) yang mudah didapatkan di sekitar kita yaitu serat ijuk yang merupakan bagian dari pohon aren yang mirip dengan pohon kelapa. Serat ijuk ini berwarna hitam seperti rambut ekor kuda dengan jenis serat kasar dan lolos saringan agregat kasar ukuran 1 (satu inci) atau diameter 25,4 mm dengan ukuran rata-rata serat ijuk adalah 20 mm. Kekuatan beton yang diinginkan adalah 22.5 Mpa atau 220,5 Kg/cm 2. Untuk mengetahui nilai kuat tekan dengan penambahan serat ijuk pada campuran beton normal, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu yaitu dengan melakukan pengujian kuat tekan. Serat ijuk yang digunakan dalam campuran beton adalah serat yang dipilih dengan cara membuang bagian yang tidak beraturan, cara membuangnya adalah dengan menyisir ijuk dengan sisir kawat. Serat ijuk mempunyai sifat agak kaku dan seratnya panjang-panjang serta kandungan gabusnya antara 0,5-5 % berat. Semakin besar diameter serat ijuk maka semakin kuat dan kaku, permukaan licin serta pada ujungnya tidak bulat (Suseno, 1994). Tujuan dari penelitiannya adalah mendapatkan nilai kuat tekan dari campuran beton dengan penambahan serat ijuk. Metode Penelitian Perencanaan campuran beton dalam penelitian ini berdasarkan SNI 03 2834 1992 sedangkan bahanbahan yang dipakai adalah semen yang digunakan adalah semen Portland type I merk Tiga Roda produksi PT. Indonesia Tunggal Perkasa, agregat yang digunakan untuk agregat kasar yaitu batu belah yang berasal dari Lagadar, untuk agregat halus menggunakan pasir dari Galunggung, dan air yang digunakan adalah air bersih yang ada di laboratorium. 1

Tabel 1. Hasil Perhitungan Proporsi Campuran Adukan Beton JENIS KODE CAMPURAN UNTUK PEGECORAN BETON MATERIAL NORMAL (22,5 MPa) 0,25% Serat Ijuk 0,5 % Serat Ijuk 1 % Serat Ijuk Kg Kg Kg Kg KEBUTUHAN UNTUK 1 M3 ( KONDISI JKP) Semen 330 330 330 330 Halus 1118,5 1115,7 1112,91 1107,31 Kasar 1118,5 1118,5 1118,5 1118,5 Serat Ijuk 0 2,8 5,59 11,19 Air 205 205 205 205 JUMLAH 2772 2772 2772 2772 KEBUTUHAN UNTUK SETIAP KEBUTUHAN BENDA UJI ( KONDISI JKP) Semen 8,39 8,39 8,39 8,39 Halus 29,03 28,96 28,88 28,74 Kasar 28,89 28,89 28,89 28,89 Serat Ijuk 0 0,07 0,15 0,29 Air 5,62 5,62 5,62 5,62 JUMLAH 71,93 71,93 71,93 71,93 Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan proporsi campuran beton yang digunakan untuk membuat benda uji dalam penelitian ini. Peralatan yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mixer concrete (molen beton), yang berfungsi untuk mencampur bahan-bahan pembentuk beton, cetakan slump (kerucut terpancung), yang berfungsi untuk menguji kelecakan adukan beton, container dan timbangan elektrik, yang berfungsi untuk memeriksa bobot isi beton basah, sekop atau sendok beton, yang berfungsi untuk memasukan adukan beton kedalam cetakan, bekisting (cetakan benda uji) berbentuk silinder yang berukuran 100 mm x 200 mm, mesin Universal Testing Machine UTM), untuk pengujian kuat tekan beton, dilakukan sampai benda uji mengalami keruntuhan, capping Set, yaitu alat untuk meratakan permukaan benda uji berbentuk silinder. Tabel 2 Nilai Slump dari berbagai campuran Varian Campuran Serat Ijuk Faktor air Semen (f.a.s) Jumlah benda uji yang dibuat dalam penelitian ini, tergantung pada banyaknya variasi penambahan serat ijuk yang digunakan dalam campuran beton. Adapun variasi penggunaan serat ijuk adalah 0.25%, 0,5%, 1% terhadap berat pasir. Nilai Slump Aktual (mm) 0 % 0,6 45 0,25 % 0,6 35 0,50 % 0,6 25 1 % 0,6 10 2

Perawatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah perawatan yang umum digunakanl yaitu proses perendaman didalam bak air (curing). Tujuan dari perawatan adalah menjaga agar beton tetap jenuh selama terjadinya proses hidrasi dalam beton. Lamanya waktu Nilai Slump (mm) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Dengan melihat tabel dan grafik diatas hubungan antara pengujian beton segar (Slump test) maka : - Dengan penambahan serat ijuk sangat berpengaruh terhadap tingkat kemudahan pengerjaan beton segar dan terjadinya penggumpalan (Belling Effect) - Akibat penggunaan serat ijuk yang bervariasi dari berat pasir untuk masing-masing varian perencanaan campuran membuat sejumlah air ditambahkan karena adukan tidak tercampur secara rata akibat gumpalan-gumpalan dari setiap penambahan serat ijuk. Tabel 3. Nilai kuat tekan rata-rata benda uji perawatan atau perendaman beton adalah 3, 7 dan 28 hari. Setelah perawatan kemudian melakukan pemgujian kuat tekan beton pada umur 3, 7 dan 28 hari. Hasil dan Pembahasan Grafik Hubungan Nilai Slump Dengan Varian Serat Ijuk 0% 0,25% 0,50% 1% Varian Serat Ijuk (%) 2. Kuat Tekan Menurut SNI 03-1974-1990 yang dimaksud dengan kuat tekan beton adalah: besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin uji tekan. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan cara memberi gaya tekan aksial (gaya tegak lurus beban) secara bertahap kepada benda uji, sampai benda uji mengalami keruntuhan. Kuat tekan sangat dipengaruhi oleh mutu material serta ikatan antar material pembentuknya sehingga secara umum kuat tekan beton merupakan sumbangan dari factorfaktor antara lain : Kekuatan pasta 1. Slump Test Pada pengujian tingkat kemudahan pengerjaan beton segar dilakukan dengan menggunakan tes slump dan pengamatan secara visual berikut ini hasil pengukuran slump pada beton segar untuk campuran beton (campuran semen dengan air), kekuatan agregat (pasir dan kerikil) dan ikatan antar pasta dengan agregat. Besarnya kuat tekan beton dapat dihitung dengan cara membagi beban maksimum pada saat benda uji hancur dengan luas penampang benda uji. Kuat tekan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut P f c = A Dimana: f c = Kuat tekan beton (kg/cm 2 ) P = Beban maksimum (kg) A = Luas permukaan benda uji (cm 2 ) Untuk memudahkan dalam menganalisis perbandingan antara nilai kuat tekan, umur rencana dan persentasi penggunaan serat Ijuk terhadap campuran Beton, dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.7 yang merupakan gabungan antara rata-rata dari nilai kuat tekan pada benda uji pada umur 3, 7, dan, 28 hari. Benda uji Norma l 3 Hari (kg/cm 2 ) 121,44 0,25% 126,54 0,50% 143,95 Perubaha n MPa (%) 12,3 9 12,9 1 14,6 8 7 Hari (kg/cm 2 ) 0 168,15 4,2 172,4 18,5 201,7 Perubaha n 28 Hari Perubahan MPa (%) (kg/cm 2 ) MPa (%) 17,1 5 17,5 9 20,5 8 0 227,17 23,18 0 2,5 238,22 24,30 4,9 19,9 243,31 24,82 7,2 3

Grafik Kuat Tekan Beton Rata-rata 250 Kuat Tekan (Kg/cm 2 ) 225 200 175 150 125 Normal Serat Ijuk 0,25% Serat Ijuk 0,5% Serat Ijuk 1% 100 0 5 10 15 20 25 30 Umur (hari) Gambar 2. Grafik perbandingan antara nilai kuat tekan rata-rata dengan umur rencana pada semua benda uji dengan campuran beton normal Tabel 4. Nilai kuat tekan setiap varian pada umur 28 hari No Varian Serat Ijuk (%) Umur Kuat Tekan (Kg/cm 2 ) MPa 1 0 % / Normal 28 227,17 23,18 2 0,25 % serat ijuk 28 238,22 24,30 3 0,50 % serat ijuk 28 243,31 24,85 4 1 % serat ijuk 28 241,61 24,65 Kuat Tekan (Kg/cm 2 ) 246 244 242 240 238 236 234 232 230 228 226 Grafik Kuat Tekan Beton Serat Ijuk Umur 28 hari 227,17 238,22 243,31 Gambar 3 Grafik Kuat Tekan Pada umur 28 hari pada setiap varian ijuk 241,61 0 0,25 0,5 0,75 1 1,25 Kadar Ijuk (%) Umur 28 hari Dari tabel 4 dan gambar 4, dapat terlihat bahwa kadar penggunaan Serat ijuk yang optimum pada campuran dengan penambahan serta ijuk 0,50 %. Nilai kuat tekannya mencapai 243,31 kg/cm 2 atau 24,82 MPa pada umur 28 hari. Setelah nilai kuat tekan pada umur rencana 28 hari diketahui, selanjutnya adalah melakukan analisa optimum penggunaan serat ijuk pada penelitian ini. Penentuan nilai optimum dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk tabel dan grafik. Adapun bentuk tabel dan grafik tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 dan gambar 4.7 berikuti ini. Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan yang tercantum diatas : 4

- Kuat tekan beton pada masingmasing campuran berbeda memberikan kekuatan yang meningkat dibandingkan kuat tekan beton normal sampai dengan umur beton 28 hari, ini membuktikan bahwa dengan penambahan serat ijuk dapat meningkatkan kuat tekan beton. - Setelah dilakukan pengujian kuat tekan beton hasil dari pola keruntuhan beton dan tambahan serat ijuk menghasilkan keruntuhan yang terikat, hal ini terjadi pada beton runtuhan masih terdapat serat ijuk yang menahan keruntuhan retak pada beton. Kesimpulan 1. Beton menggunakan bahan tambah serat ijuk dengan varian ijuk 0,25 % menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 238,22 kg/cm 2 atau 24,30 MPa lebih besar daripada beton normal yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 Mpa (lebih besar 4,9 % dari beton normal). 2. Dan beton dengan varian ijuk 0,50 % menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 243,31 kg/cm 2 atau 24,82 Mpa, lebih besar 7,2 % dari beton normal, yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 MPa. 3. Begitu juga beton dengan varian ijuk 1 % yang menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 241,61 kg/cm 2 atau 24,65 Mpa, lebih tinggi daripada beton normal yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 Mpa (lebih besar 6,4 % dari beton normal). 4. Pada pengujian slump penggunaan persentase serat ijuk 0,25 % menghasilkan nilai slump sebesar 35 mm, 0,50 % menghasilkan nilai slump sebesar 25 mm, dan 1 % hanya menghasilkan 10 mm. Semakin rendah bila dibandingkan dengan nilai slump beton normal sebesar 45 mm. Hal ini menunjukan bahwa dengan penambahan serat ijuk mempengaruhi dalam pengerjaan beton. 5. Penggunaan serat ijuk sebanyak 0,50 % mampu meningkatkan kuat tekan beton yang maksimal yakni mencapai 243,31 kg/cm 2 atau 24,82 Mpa, lebih tinggi dari beton normal yang hanya mencapai 227,17 kg/cm 2 atau 23,18 Mpa pada umur beton 28 hari. Saran 1. Faktor air semen (f.a.s) harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap waktu pencampuran dan pengecoran beton, jika hal ini tidak diperhatikan maka pada saat pengecoran beton menjadi sulit dan lama. 2. Agar tidak terjadi penggumpalan pada saat pengecoran perlu diperhatikan cara memasukan bahan bahan pembentuk beton seperti semen, agregat halus, agregat kasar, air dan serat ijuk ke dalam molen (alat pencampur beton). 3. Karena tingkat kemudahan yang sulit didapat dan hasil peningkatan kekuatan yang sedikit maka perlu diperhatikan tingkat kemudahan pengerjaan (workability) dengan memperhatikan nilai slump dan diharapkan akan didapat tingkat kemudahan pengerjaan yang baik serta penambahan kekuatan yang maksimum. Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengembangan, (1992), Metode, Spesifikasi, dan Tata Cara, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Dispohusoda, I, (1994). Struktur Beton Bertulang, PT.Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Gurki, T dan Nurdiana, 2002. Pengaruh Segresi Terhadap Kuat Tekan Beton, UNLA, Bandung. Murdock, L.j, and Brook, (1991), Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta. Mulyono, Tri, (2004), Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta. Suhud, R, (1993), Disain Campuran Beton, Jurnal PUSLITBANG Pemukiman, Juli-Agustus, Bandung. Segel, R, P Kole. dan K Gideon, ( 1996), Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Slamet Suseno, (1994), Pemanfaatan serat Ijuk, Jurnal Penelitian Pemukiman No 3 4, Maret-April, Bandung. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, (1993), Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Normal, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Riwayat Penulis Robby Gunawan Yahya, Drs., Ir., MT., Dosen Kopertis Wilayah IV dpk pada Universitas Langlangbuana Bandung Farida Fujiati, ST., Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Langlangbuana Bandung 5

6