PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

dokumen-dokumen yang mirip
Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN BATU KAPUR PADAT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1 : 2 : 3 BERDASARKAN LOKASI PENGAMBILAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ABSTRAK

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB V HASIL PEMBAHASAN

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

YULI TRIADI ( ) January 27, 2017 ANALISA KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN AGREGAT PASIR DAN KERIKIL SUNGAI ROKAN KANAN KABUPATEN ROKAN HULU

PEMAKAIAN SERAT HAREX SF DENGAN SERUTAN BAJA LIMBAH LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIKA STTNAS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI YOGYAKARTA TERHADAP KUAT TEKAN BETON 1. Andri Nanda Pratam.,Ir. As at Pujianto, M.., Restu Faizah, S.T., M.

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati 1), Bonny Saputra 2) dan Sepni Nardon 3) 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan bahan bangunan untuk campuran beton banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah batu dolomit banyak ditemukan di Indonesia, tersebar mulai dari propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Pada penelitian ini batu dolomit digunakan sebagai agregat kasar pengganti batu pecah dan kerikil untuk campuran beton normal. Batu dolomit yang digunakan berasal dari daerah perbatasan Bukittinggi dengan Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat. Besarnya penggunaan batu dolomit sebagai pengganti agregat kasar adalah 0%, 50% dan 75% dari berat batu pecah dan berat kerikil. Metode perancangan campuran yang digunakan adalah American Concrete Institute (ACI) dengan kuat tekan beton rencana K 225. Hasil pengujian kuat tekan menunjukkan bahwa penggunaan batu dolomit 50% - 75% sebagai agregat kasar, yaitu sebagai pengganti batu pecah memberikan pengaruh terhadap penurunan kuat tekan beton, sedangkan sebagai pengganti kerikil memberikan pengaruh terhadap peningkatan kuat tekan beton. Dengan demikian batu dolomit memiliki pengaruh yang baik sebagai pengganti kerikil. Kata kunci: batu dolomit, agregat kasar, beton normal 1. Pendahuluan Kebutuhan masyarakat akan perumahan terus meningkat, sehingga kebutuhan akan bahan bangunanpun bertambah. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan bahan bangunan untuk campuran beton banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah batu dolomit banyak ditemukan di Indonesia, tersebar mulai dari propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Secara umum batuan dolomit adalah seperti batu gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan larutan asam batuan dolomit tidak membuih. Ciri fisik mineral dolomit ini berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, memiliki kandungan MgO 11,1-20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin, berat jenis antara 2,80 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air. Selama ini dolomit banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian dan perkebunan sawit, bahan bangunan ataupun dalam industry. Pemanfaatan dolomit secara langsung digunakan untuk pertanian, semen klinker, mortar, klinker dolomite, penyemenan atau dempul untuk rekahanrekahan. Dengan memanfaatkan pecahan batu dolomit yang berukuran 1 2 cm sebagai pengganti agregat kasar untuk campuran beton normal diharapkan dapat menggantikan batu pecah ataupun koral sebagai bahan pengisi beton. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan batu dolomit sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan beton normal, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan bahan bangunan untuk campuran beton.

2. Landasan Teori Beton Normal Menurut Tjokrodimuljo (2004) beton normal diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air, dan agregat normal (pasir, dan kerikil atau batu pecah). Agregat normal adalah agregat yang berat jenisnya antara 2,5 sampai 2,7. Beton yang dihasilkan dengan menggunakan agregat normal mempunyai berat jenis antara 2,3 2,4. Apabila dibuat dengan pasir atau kerikil yang ringan atau diberi rongga udara, maka berat jenis beton dapat kurang dari 2,0. Kuat tekan beton normal berkisar antara 15 30 MPa yang digunakan untuk struktur. Beton normal banyak digunakan pada struktur beton bertulang (struktur penahan beban), diantaranya elemen kolom, balok, plat lantai, dan dinding. Khusus untuk struktur beton yang berada pada daerah rawan gempa harus memiliki kuat tekan minimum 20 MPa (Tjokrodimuljo, 2004). Batu Dolomit Pertama kali batuan dolomit di dipaparkan oleh mineralogis Perancis bernama Deodat de Dolomieu pada tahun 1791 di daerah Southern Alps di tempat terdapatnya. Kini pegunungan tersebut disebut dolomit. Pada saat Dolomieu menjelaskan bahwa batuan dolomit adalah seperti batu gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak beraksi tersebut dinamakan dolomit. Kadang-kadang dolomit disebut dengan dolostone. Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomite. Selain itu dolomite sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit. Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat dolomite mempunyai struktuir Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau mangandolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara 3.5 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. 3. Metodologi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Semen PCC produksi PT. Semen Padang, 2) agregat kasar berupa batu dolomit ukuran 1 2 cm yang berasal dari perbukitan Sumatera Barat terletak di daerah Jorong Durian Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kota Bukittinggi yang diproduksi oleh PT. Bakapindo, seperti terlihat pada Gambar 1, batu pecah ukuran 1-2 cm yang berasal dari PT. ATR, kerikil dan agregat halus berupa pasir yang berasal dari sungai Lubuk Minturun Kota Padang, dengan hasil pengujian sifat fisik seperti terlihat dalam Tabel 1.

Gambar 1. Pecahan batu dolomit Tabel 1. Sifat-sifat fisik agregat No Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan I. Batu dolomit 1. Modulus halus butir 6,72 2. Berat isi 1,38 gr/cm 3 3. Berat jenis Apparent 2,74 gr 4. Berat jenis kering 2,69 gr 5. Berat jenis SSD 2,71 gr 6. Penyerapan 0,64% 7. Keausan 27,62% II. Batu pecah 1-2 1. Modulus halus butir 6,76 2. Berat isi 1,57 gr/cm 3 3. Berat jenis Apparent 2,68 gr 4. Berat jenis kering 2,53 gr 5. Berat jenis SSD 2,59 gr 6. Penyerapan 2,21% 7. Keausan 28,7% III. Kerikil 1. Modulus halus butir 6,78 2. Berat isi 1,75 gr/cm 3 3. Berat jenis Apparent 2,73 gr 4. Berat jenis kering 2,55 gr 5. Berat jenis SSD 2,62 gr 6. Penyerapan 2,46% 7. Keausan 19,7% IV. Pasir 1. Modulus halus butir 3,66 2. Zat organik No.2 3. Berat isi 1,22 gr/cm 3 4. Berat jenis Apparent 2,68 gr 5. Berat jenis kering 2,45 gr 6. Berat jenis SSD 2,54 gr 7. Penyerapan 3,52% 8. Kadar lumpur 1,54% Sumber: Hasil penelitian laboratorium ITP Kuat tekan yang direncanakan berdasarkan beton normal sebagai kontrol adalah K 225. Persentase penggunaan batu dolomite sebesar 50% dan 75% dari berat batu pecah dan berat kerikil. Mix design dilakukan metode ACI dengan sifat fisik agregat dalam Tabel 1. di atas

dan faktor air semen (f.a.s) sebesar 0,6 untuk batu pecah dan 0,5 untuk kerikil, hasil mix design dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Mix design untuk 1 m 3 beton 100% batu pecah 100% kerikil Semen 360 kg Semen 330 kg Air 210,75 ltr Air 160 ltr Batu pecah 1164,28 kg Kerikil 1394,3 kg Pasir 599,71 kg Pasir 515,7 kg Sumber: hasil penelitian laboratorium ITP Pemeriksaan sifat mekanik yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan batu dolomit sebagai agregat kasar berupa batu pecah dan kerikil terhadap kuat tekan beton, pada penelitian ini digunakan sampel dengan cetakan kubus ukuran 15 cm x 15 cm, masing-masing 3 benda uji dengan variasi 0%, 50% dan 75% batu dolomit untuk umur beton 7, 14 dan 28 hari. 4. Hasil dan Pembahasan Pengaruh penggunaan batu dolomit 0%, 50% dan 75% dari berat batu becah dan berat kerikil seperti terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil uji kuat tekan beton berdasarkan umur Variasi campuran Kuat tekan beton (kg/cm 2 ) batu dolomit (%) 7 hari 14 hari 28 hari Terhadap batu becah 0 133,11 164,38 229,09 50 119,72 150,16 157,05 75 111,66 127,27 147,47 Terhadap kerikil 0 138,03 170,15 226,75 50 138,88 181,55 231,04 75 139,79 209,75 234,00 Sumber: hasil penelitian laboratorium ITP Dari tabel 3. terlihat tejadi penurunan kuat tekan dengan bertambahnya prosentase batu dolomit sampai batas 75% terhadap penggantian batu pecah, sebaliknya terjadi peningkatan kuat tekan dengan bertambahnya prosentase batu dolomit sampai batas 75% terhadap penggantian kerikil. Selanjutnya kecendrungan ini lebih terlihat pada Gambar 2. hubungan kuat tekan dan umur beton pada penggunaan batu dolomit terhadap batu pecah dan pada Gambar 3. hubungan kuat tekan dan umur beton pada penggunaan batu dolomit terhadap kerikil.

Gambar 2. Hubungan kuat tekan dan umur beton pada penggunaan batu dolomit terhadap batu pecah Gambar 3. Hubungan kuat tekan dan umur beton pada penggunaan batu dolomit terhadap kerikil Pada Gambar 2. terlihat bahwa penggunaan batu dolomit sebagai pengganti batu pecah sebanyak 50% memberikan pengaruh penurunan kuat tekan yang signifikan terhadap beton normal, demikian juga untuk penggunaan 75% memiliki kecendrungan penurunan kuat tekan beton lebih rendah dari penggunaan 50%. Sedangkan pada Gambar 3. terlihat bahwa penggunaan batu dolomit pengganti kerikil sebanyak 50% memberikan pengaruh pada peningkatan kuat tekan terhadap beton normal, demikian juga untuk penggunaan 75% memiliki kecendrungan meningkatkan kuat tekan beton lebih tinggi dari penggunaan 50%. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian beton dengan penggunaan batu dolomit sebagai pengganti agregat kasar adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan batu dolomit sebagai pengganti batu pecah menurunkan kuat tekan beton yang signifikan pada prosentase 50-75%. 2. Penggunaan batu dolomit sebagai pengganti kerikil meningkatkan kuat tekan beton pada prosentase 50-75%. Daftar Pustaka A.C.I, 1965, Material and General Properties of Concrete, Manual Concrete Practice, Part I : Detroit Dolomit. 2013. http://anugerahdolomitlestari.com/wp.content/uploads (Januari, 2013) Tjokrodimulyo, K., 2004, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Andi, Yogyakarta