ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS SEBELUM DAN SESUDAH PENEMPERAN TERHADAP NILAI KEKERASAN PADA BAJA PERKAKAS HSS

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

UJI KEKERASAN BAJA KONSTRUKSI ST-42 PADA PROSES HEAT TREATMENT

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STUKTUR MIKRO MATERIAL S45C DAN SS400 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT POTONG KULIT SEPATU

09: DIAGRAM TTT DAN CCT

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

METALURGI FISIK. Heat Treatment. 10/24/2010 Anrinal - ITP 1

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HARDENING TERHADAP KEKERASAN BAJA S45C DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

BAB III METODE PENELITIAN

MENGETAHUI NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO DARI BAHAN BAJA PEGAS DAUN AKIBAT PERLAKUAN PANAS DENGAN TEMPERATURE DAN PENDINGIN YANG BERVARIASI

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

Optimasi Bukaan Katup Air Optimal Pada Proses Flame Hardening Untuk Mendapatkan Kekerasan Sprocket Yang Merata

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus sampai bulan Oktober 2012.

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL TERHADAP KEKERASAN LOGAM

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KETANGGUHAN BEBAN IMPAK DAN BEBAN TARIK MAKSIMUM PADA PELAT BAJA BERLAPIS AKIBAT QUENCHING DAN NORMALIZING

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM UJI MATERIAL

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

PERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. Taufiqur Rokhman 1)

Pengaruh Variasi Waktu Tahan (Holding Time) Dan Temperatur Terhadap Uji Kekerasan Pada Material AISI 1045 Dengan Media Quenching Air

PROSES PENGERASAN PERMUKAAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PADA PISAU BAJAK ROTARI

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PANAS (TIME HOLDING) PADA PROSES TEMPERING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA KARBON MENENGAH

Transkripsi:

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi Oleh : Asfarizal 1 & Suhardiman 2 1 Dosen Teknik Mesin - Institut Teknologi Padang 2 Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstract In the heat treatment with rapid dye method (Quenching) has the disadvantage that the increase of water temperature around the metal is high enough, it is not suitable for long material, this issue need another attempt to study the cooling method with spraying system which is done to the spring steel. Heating is done until temperature of 920 C, with holding time 60 min, pressure 20, 40, 60 psi and 120 seconds of spraying time. After heat treatment, the specimens' hardness is tested by the method of Rockwell C (HRC). The results of hardness testing showed that the average hardness at a pressure of 20, 40, 60 psi is 34.55 HRC, HRC 39.80, and 40.45 HRC. At a pressure of 60 psi martensitic phase is observed clearly. There is a tendency that the higher the pressure, the hardness increased. Key words: Steel springs, pressure, spraying, hardness. PENDAHULUAN Heat treatment (perlakuan panas) adalah salah satu proses untuk mengubah sifat mekanik baja dengan berbagai metoda diantaranya adalah; celup cepat (quench), annealing, karburisasi. Celup cepat atau pendinginan cepat prosesnya diawali dengan memanaskan spesimen sampai pada temperatur rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan cepat dalam media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kecepatan pendinginan yang berbeda-beda. Celup cepat (Quench) adalah suatu metoda umum untuk meningkatkan kekerasan baja, namun prosesnya memiliki kelemahan yaitu; media pendingin dipakai berulung-ulang, temperatur mudah meningkat, bagian spesimen yang tercelup lebih awal memiliki sifat yang lebih baik dari bagian yang dicelup akhir dan sulit diterapkan pendinginan yang merata untuk komponen-kompanen panjang dan besar. Pendinginan celup cepat yang konvensional sulit diaplikasikan terhadap baja yang memiliki dimensi besar dan berat. Kelemahan sisi lainnya adalah temperatur air cendrung meningkat. Pada industri pengolahan logam khususnya baja, pendinginan yang dilakukan kebanyakan dengan proses pendinginan pancaran, hal ini disebabkan karena baja memiliki dimensi yang besar, berat dan memiliki temperatur yang tinggi sehingga sukar diangkat. Sistem pendinginan yang paling cocok adalah sistem pancaran tersebut. Keuntungan lain yang bisa diperoleh adalah temperatur air pendingin yang relatif stabil dan ini bagian yang penting dari proses pendinginan. Pendinginan cepat dengan sistem pancaran ini akan mampu merubah sifat-sifat mekanik baja dan sejauh mana perubahan yang terjadi pada baja setelah didinginkan, maka percobaan berikut akan menjawab pertanyaan tersebut. Salah satu sifat mekanik penting dari baja adalah kekerasan, perubahan struktur mikro yang terjadi pada baja setelah perlakuan panas akan berperan terhadap nilai kekerasannya. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pembatasan yaitu; Jenis material yang digunakan adalah baja pegas daun, temperatur pemanasan 920 o C, dengan waktu tahan 60 menit, media pendingin adalah air PDAM, tekanan udara kompresor 20, 40, 60 PSi dan waktu penyemprotan 120 detik. Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 24

METODOLOGI PENELITIAN Peralatan Penelitian Tentang prosedur penelitian, dimana sub pokok pembahasan adalah peralatan, pengujan, pembuatan spesimen uji, skema pengujian dan prosedur pengujian, semua ini dilakukan di labor teknik Material Institut Teknologi Padang dan labor material Teknik Universitas Andalas. Peralatan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan utama dan peralatan pendukung lainnya. Peralatan Utama Peralatan utama dari penelitian ini terdiri dari : 1. Tungku Pemanas (furnace) Alat ini digunakan untuk memanaskan spesimen uji. 2. Alat uji kekerasan Uji kekerasan yang digunakan dalam pengujian ini adalah alat uji kekerasan Rockwell C. dengan spesifikasi sebagai berikut : Merek : Shimadzu Hardness Tester, type : HR, MFG No: 8264, Indentor : Intan, mesin Poles dengan spesifikasi : motor : 100 Volt, Putaran : 15 400 rpm. 3. Mikroskop Optik; tipe yang digunakan adalah mikroskop optik logam (Metallurgy microscope) type OPTHIPOT 100 S. mikroskop ini dilengkapi dengan kamera khusus (Photomicrography equipment). Pembesaran maksimum yang dapat dilihat dengan mikroskop ini adalah 2000 X. Spesimen Uji Spesimen uji berukuran 150 x 80 x 10 mm, yang berbentuk empat persegi panjang. 5 1 2 3 4 SISI 1 10 mm 100 mm 50 mm 80 mm Gambar 1. Penampang specimen, menunjukkan daerah uji kekerasan pada sisi 1 Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 25

MULAI STUDI MATERIAL BAJA PROSES PERLAKUAN PANAS - Pemanasan : T= 920 o C - Waktu tahan 60 Menit TANPA PERLAKUAN PENDINGINAN; Waktu penyemprotan 120 detik dengan Tekanan udara 20,40,60 psi - UJI KEKERASAN ROCKWELL DATA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN SELESAI Gambar 2 Diagram alir metode penelitian DATA DAN PEMBAHASAN Nilai Kekerasan Spesimen baja pegas mengalami dua perlakuan panas yaitu normalizing dan hardening. Normalizing bertujuan untuk menseragamkan sifat fisik dan mekanik setelah mengalami pemotongan, setelah dingin dilanjutkan dengan hardening. Nilai kekerasan diuji menggunakan metode Rockwell skala C, indentor diamond cone (konis intan) dengan beban 150 Kgf, pengujian dilakukan terhadap 4 spesimen uji, jumlah titik uji 35. Titik uji kekerasan dibuat diagonal sesuai gambar berikut ini. Sisi 1 Sisi 2 Gambar 3. Titik uji kekerasan Sisi 1 dan Sisi 2 Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 26

Nilai uji kekerasan yang diperoleh pada tiga spesimen ditunjukan dalam kurva 1. dibawah ini 34,55 HRC dengan perbedaan peningkatan nilai kekerasan 11,35. Mengacu pada peningkatan tekanan disetiap tahapan tersebut, maka dalam aplikasinya terhadap hardening baja pegas dianjurkan pada tekanan 60 psi, namun demikian penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian ini. Struktur Mikro Gambar 4. Grafik pengaruh tekanan spray terhadap kekerasan baja. Udara bertekanan dari kompresor berfungsi untuk menekan air pendingin keluar dari spuyer berupa pancaran air yang hakekatnya menentukan volume air setiap menit. Meningkatnya tekanan kompresor berbanding lurus dengan meningkatnya volume air setiap menit. Pada kurva diatas menunjukan bahwa meningkatnya volume air pancaran setiap menit cendrung meningkatkan kekerasan. Peningkatan kekerasan yang sangat signifikan terhadap kekerasan awal (sebelum hardening) terjadi pada tekanan 20 psi yaitu 34,55 HRC dengan perbedaan 11,35 terhadap spesimen tanpa perlakuan, selanjutnya perbedaan nilaib kekerasan pada tekanan 40 psi terhadap tekanan 20 psi yaitu 5,24 HRC. Peningkatan nilai kekerasan terendah terjadi pada tekanan 60 psi yaitu 40,95 HRC dengan perbedaan kekerasan 1,16 psi terhadap tekanan 40 psi yaitu 39,79 Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kekerasan yang terbaik terjadi pada tekanan 20 psi dan pengningkatn kekerasan yang kurang baik terjadi pada tekanan 60 psi. Jika ditinjau peningkatan nilai kekerasan spesimen setelah hardening terhadap baja pegas tanpa hardening, maka nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada tekanan 60 psi yaitu 40,95 HRC dengan perbedaan peningkatan nilai kekerasan 17,75 HRC dan nilai kekerasan terendah diperoleh pada tekanan 20 psi yaitu Pengamatan metalografi yang dilakukan di laboratorim Material Teknik Mesin Fakultas teknologi Industri Institut Teknologi Padang dan mempelajari foto struktur mikro dari material baja pegas, berikut foto dari pengujian metalografi yang dilakukan. a. Struktur mikro diatas menujukan bahwa semua spesimen dinormalisasi kemudian perlakukan panas pengerasan (hardening heat treatment), matrik dari strukturnya ferit (putih) yang diselingi grafit yang tumbuh tidak merata. Fase ferit bersifat lunak karena itu nilai kekerasannya rendah (23,2 HRc). Ukuran butir terlihat merata meskipun di beberapa daerah ada ukuran butir yang kecil dan besar, demikian juga halnya dengan butir grafit Gambar 5. Struktur material baja pegas sebelum perlakuan panas terdiri grafit (warna gelap) dan Ferrit (warna terang), M: 200x b. Struktur Mikro spesimen perlakuan panas dengan tekanan spray 20 psi. Pendinginan pada tekanan 20 psi, waktu 120 detik menunjukan pertumbuhan butir ferit yang lebih halus dan merata diiringi dengan Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 27

tumbuhya butir grafit yang halus dengan jumlah setara dengan ferit, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kekerasan yang signifikan terhadap spesimen tanpa perlakuan panas (hardening). Hasil uji kekerasan menunjukan bahwa nilai kekerasan pada tekanan 20 psi adalah 34,55 HRC Gambar 6. Struktur mikro material baja pegas terdiri dari Grafit dan ferrit halus yang merata disetiap butirnya, M: 200x. Gambar 5. Struktur mikro material baja pegas terdiri dari Grafit dan Ferit, M: 200x c. Struktur Mikro spesimen perlakuan panas dengan tekanan spray 40 psi. Pendinginan pada tekanan 40 psi menunjukan ukuran butir yang lebih halus dari tekanan 20 psi, terlihat bahwa grafit tumbuh lebih halus menyebar merata disetiap butir ferit. Pertumbuhan butir-butir yang lebih halus dari tekanan 20 psi berbanding lurus dengan nilai kekerasan, hal ini disebabkan pertumbuhan grafit halus yang lebih menyebar disetiap butir ferit dan meningkatnya ikatan antar butir. Nilai kekerasannya adalah 39,79 HRc, lebih tinggi dari 34,55 HRc d. Struktur Mikro spesimen perlakuan panas pada tekanan spray 60 psi.pendinginan pada tekanan 60 psi menunjukan terbentuknya butir-butir martensit yang keras lebih halus dari butir-butir pendinginan pada tekanan 40 psi. Nilai kekerasan spesimen pada tekanan pendinginan 60 psi adalah 40,95 HRc, lebih tinggi dari nilai kekerasan pendinginan pada tekanan 40 psi yaitu 39,79 psi, peningkatan nilai kekerasannya kecil yaitu 1,16 HRC. Ini menunjukkan peningkatan nilai kekerasan setelah pendinginan pada tekanan 60 psi relatif tidak jauh berbeda dengan tekanan 40 psi. Gambar 7. Struktur mikro baja pegas terdiri dari martensit, tekanan pendinginan 60 psi, M: 200x Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 28

Hubungan kekerasan dengan struktur mikro Meningkatnya tekanan spray yang digunakan dan waktu tahan yang cukup memberi kesempatan pada pertumbuhan butir, hal ibi karena adanya energy yang dilepas waktu pemanasan, pada waktu bersamaan atom bergerak melintasi batas butir dengan permukaan cembung sampai ke butir dengan permukaan cekung dan atom-atom berkoordinasi dengan sejumlah besar atom tetangga pada jarak interatimik keseimbangan. Akibatnya batas bergerak mendekati batas kelengkungan, karena butir-butir kecil cendrung memiliki permukaan dengan kecembungan yang lebih tajam dibandingkan butir-butir besar, butir-butir kecil berinteraksi kebutir yang lebih besar, efek keseluruhan yang terjadi adalah pertumbuhan butir. Selain itu, pendinginan yang cepat menyebabkan butiran lebih kecil karena setiap sel tidak sempat lagi membentuk kelompok satuan yang lebih besar dan struktur butir yang halus memiliki sifat yang lebih keras dibandingkan butir yang kasar. Kekerasan material dapat dicapai pada laju pendinginan yang diberikan, makin cepat pendinginan yang diberikn maka akan menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Amanto,H, dan Darmanto.1999. Ilmu Bahan.: Jakarta, Bumi Aksara. Djaprie, Sriati.1992. Ilmu dan Teknologi Bahan :Jakarta, Erlangga Djaprie, Sriati.1993. Metalurgi Mekanik : Jakarta,Erlangga Lawrence H.Van Vlack.Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material Edisi Keenam. Schonmetz.1997. Pengetahuan Bahan dalam Pengerjaan Logam : Bandung,Angkasa Surdia, Tata.1987.Pengetahuan Bahan Teknik : Jakarta,Pradnya Paramitha R.E. Smallman. Metalurgi Fisik Modern. Edisi Keempat. :Jakarta, PT.Gramedia KESIMPULAN Dari uraian pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Peningkatan kekerasan berbanding lurus dengan tekanan air yang equivalen dengan volume air per waktu. 2. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada tekanan 60 psi, yaitu 40,95 HRC dan fasenya martensit., nilai kekerasan terendah diperoleh pada tekanan 20 psi yaitu 34,55 HRC dan matriknya ferit. Jurnal Teknik Mesin Vol.1, No. 2, April 2012 : 24-29 29