BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kewarganegaraan (PKn). Menggunakan pola mengajar yang relevan bagi seorang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Akhirnya penulis sampai pada bab kesimpulan setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah pelajaran yang sulit, membosankan, dan banyak rumus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

Denny Farisman Subagyo

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Jenjang pendidikn menengah terdapat dua alternatif pilihan yaitu bisa SMA atau SMK. Perbedaan keduanya adalah bahwa untuk SMA merupakan pendidikan menengah yang masih bersifat umum dan belum menjurus ke keahlian tertentu, sedangkan untuk SMK merupakan pendidikan yang 1

2 bersifat khusus dan sudah menjurus pada keahlian tertentu berdasarkan program keahliannya. Program keahlian yang ditawarkan di SMK antara lain permesinan, otomotif, elektronika, bangunan, akuntansi, manajemen dan lainlain. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional : Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja di bidang tertentu. Arti pendidikan kejuruan ini dijabarkan lebih spesifik dalam perturan pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah, yaitu: Pendidikan menengah adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (Wardiman, 1998:31). Kegiatan pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang cukup penting di dalam proses pendidikan di sekolah. Namun hal tersebut terkadang kurang diperhatikan oleh guru sehingga dalam merencanakan proses pembelajaran terkesan bersifat formalitas dan hanya berorientasi pada pemenuhan administrasi pengajaran. Kondisi tersebut berimbas pada aktivitas pembelajaran yang dihasilkan oleh guru kurang menarik sehingga oleh sebagian siswa dianggap cukup membosankan. Pada akhirnya kondisi ini membuat siswa menjadi kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan optimal. Pembelajaran yang monoton tersebut terjadi dikarenakan kurangnya kreativitas guru dalam membuat rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Di

3 sisi lain pada era informasi seperti saat ini ada banyak media yang dapat dijadikan sebagai media pendukung proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah agar aktivitas pembelajaran menjadi menarik sehingga mampu meningkatkan minat siswa pada proses pembelajaran. Apabila minat siswa pada aktivitas pembelajaran sudah tercapai, maka pada akhirnya siswa menjadi senang pada materi ajar yang disampaikan oleh guru. Hal itu pada akhirnya akan meningkatkan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Wardiman (1998:57), bahwa kebiasaan salah satu di SMA pada saat kegiatan pembelajaran antara lain guru mengajar dengan cara menulis di papan tulis. Proses pembelajaran tidak menerapkan sistem belajar tuntas, proses pengajaran yang ditampilkan tidak berwawasan nilai tambah, guru tidak mendorong siswa belajar dari buku (belajar hanya pada apa yang dijelaskan lisan dan ditulis guru), dan tidak membetuk etos kerja serta guru tidak membuat lembar kerja atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Melihat kondisi siswa ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa masih rendah. Minat belajar siswa ditunjukkan dengan adanya perasaan senang, perhatian dan adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian. Banyak hal yang menyebabkan kondisi di atas terjadi, misalnya berasal dari diri pribadi siswa sendiri dan dari luar pribadi siswa sendiri yang kemudian dapat mempengaruhi minat belajar siswa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Beberapa contoh yang berasal dari dalam pribadi siswa misalnya: siswa mengalami masalah pribadi yang bisa menurunkan minat belajarnya, atau yang berasal dari luar

4 pribadi siswa misalnya: metode pembelajaran hanya ceramah dan mencatat di papan tulis atau bahkan bisa berasal dari guru sendiri sebagai pemberi materi pelajaran. Minat belajar siswa penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar serta untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Minat merupakan alat motivasi yang pokok karena proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: menggunakan berbagai macam metode mengajar, membangkitkan adanya suatu kebutuhan, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (Sardiman, 2006:95). Ukuran dari berhasilnya suatu proses pembelajaran sendiri, dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya adalah prestasi belajar. Karena prestasi belajar tersebut merupakan suatu hasil akhir yang di di dapat oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap suatu pencapaian prestasi belajar oleh siswa. Menurut Ahmadi (1998:72), secara umum dapat di golongkan kedalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam diri siswa seperti minat, tingkat intelegensi serta keadanaan fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal lebih berasal dari luar diri siswa, diantaranya faktor guru, lingkungan belajar dan sumber-sumber belajar yang dapat berupa media/ alat bantu belajar serta bahan baku penunjang.

5 Menurut Notoatmodjo (2003:59), dalam proses penyampaian materi pendidikan kepada sasaran pendidikan, di samping kurikulum maka metode dan alat pendidikan turut memegang peranan penting. Sebab bagaimanapun pandainya seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah laku, tidak terlepas dari metode dan alat bantu pendidikan yang digunakan. Metode dan alat bantu pendidikan yang baik akan mempermudah proses belajar dan mengajar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar banyak menggunakan jenis media yang bisa digunakan oleh pendidik dalam menerangkan materi ajar kepada siswa. Masing masing jenis metode memiliki kemampuan sendirisendiri dalam mengungkapkan dan menggambarkan bahan ajar yang disampaikan guru. Begitu pula kualitas efeknya terhadap pemahaman siswa yang ditimbulkan. Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Edgar Dale yang dikutip oleh Basuki Wibawa (1993:16), tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap pengalaman belajar seseorang. Edgar Dale mengemukakan bahwa pengalaman langsung diperlukan untuk membantu siswa belajar memahami, mengingat, dan menerapkan berbagai simbol abstrak. Kegiatan belajar akan terasa lebih mudah bila menggunakan materi yang terasa bermakna bagi siswa ataupun mempunyai relevansi dengan pengalamannya. Untuk mendekatkan siswa terhadap pengalaman langsung dan pemahaman maka dapat menggunakan berbagai jenis metode maupun media pembelajaran.

6 Pemanfaatan media film dalam proses pembelajaran dimungkinkan dapat meningkatkan minat siswa pada materi ajar yang ada di dalamnya. Atas dasar tersebut, maka penelitian ini akan mencoba menerapkan media film dalam aktivitas pembelajaran dalam hal ini mata pelajaran PKn. Penerapan film dalam aktivitas pembelajaran Pkn diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi ajarnya. Di Indonesia ada beberapa genre film yang diminati oleh sebagian kalangan remaja. Di dalam pemilihan genre penulis juga akan menyesuaikan dengan materi pembelajaran dalam mata pelajaran PKn. Di dalam penelitian ini genre film yang dipilih adalah tentang nasionalisme. Genre tersebut dipilih karena dinilai memiliki relevansi dengan materi pada mata pelajaran PKn. Salah satu film yang bertemakan tentang nasionalisme adalah film Nagabonar Jadi 2. Sebuah film Indonesia tahun 2007 yang merupakan sekuel dari film Naga Bonar (1987). Film ini meraih penghargaan sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2007 dan "Movie of the Year" dari Guardians e-awards. Film ini penting untuk dijadikan sebagai media pembelajaran karena mampu mengangkat tema mengenai nasionalisme namun disajikan secara ringan dan menghibur, namun pesan yang disampaikannya sangat kuat. Film ini memberi pesan pada generasi muda untuk meneguhkan kembali sikap nasionalisme di dalam dirinya masing-masing. Di dalam film tersebut diceritakan bahwa seorang yang bernama Bonaga anak dari nagabonar yang sudah lekat dengan kehidupan

7 metropolisnya ingin bekerjasama dengan pengusaha jepang yang untuk membangun sebuah resort. Tetapi pembangunan resort tersebut haruslah menggusur perkebunan kelapa sawit milikayahnya Nagabonar yang telah diperolehnya dengan susah payah. Namun Nagabonar tidak mengizinkan, selain karena terdapat makam istrinya juga dikarenakan dirinya pun masih beranggapan bahwa jepang adalah penjajah. Kekecewaan Nagabonar tersebut ia lampiaskan dengan mengunjungi patung serta mengunjungi makam-makam pahlawan untuk mengungkapkan isi hatinya tentang rendahnya penghargaan terhadap jasa pahlawan. Menurut Dwi Indah Purnama (2009 :40) film Nagabonar jadi 2 adalah sebuah film yang bertemakan rasa cinta, cinta terhadap keluarga dan tanah air. Yang bertutur rasa cinta orang tua kepada anaknya, cinta anak terhadap orang tua, cinta terhadap negara dan cinta terhadap sesama. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh media film Nagabonar Jadi 2 terhadap peningkatan minat belajar siswa pada materi pembelajaran pkn. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang muncul. Diantaranya sebagai beikut: 1. Penggunaan metode ceramah membuat kegiatan pembelajaran kurang menarik

8 2. Penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal 3. Minimnya fasilitas media pembelajaran di sekolah 4. Kurangnya kreativitas guru dalam mencari media pembelajaran yang inovatif 5. Siswa kurang berminat pada materi yang disampaikan oleh guru 6. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn yang dicapai belum optimal, tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi mengenai pengaruh media Film Nagabonar Jadi 2 terhadap minat dan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran pkn dalam pokok bahasan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh penggunaan media film Nagabonar Jadi 2 terhadap peningkatan minat belajar siswa pada materi pembelajaran PKn? 2. Adakah pengaruh penggunaan media film Nagabonar Jadi 2 terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran PKn?

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media film Nagabonar Jadi 2 terhadap peningkatan minat siswa pada materi pembelajaran PKn. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media film Nagabonar Jadi 2 terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran PKn. F. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan media film Nagabonar jadi 2 terhadap peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu sebagai literatur dalam penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga untuk memperbaiki kualitas pengajaran dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan film yang dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar bagi para siswanya.

10