Febry Ichwan Butsi. S.Sos, MA Dra. Syarifah, MA Drs. Ulian Barus, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

SKRIPSI. Diajukan Oleh : BUDI HARIANTI. Program Studi : Jurnalistik DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak usia 5-10 tahun Orangtua Bijak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi fakta bahwa makanan cepat saji sudah membudaya di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dunia pertelevisian di Indonesia semakin hari semakin maju pesat. Pertelevisian indonesia semulanya

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan organisasi dan

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI PROGRAM HIBAH DESENTRALISASI TAHUN ANGGARAN 2013

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep acara yang sama namun dengan kemasan yang sedikit berbeda dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP KESIMPULAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Sehingga pemasar harus memiliki kreatifitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

Transkripsi:

I B M SISWA SEKOLAH MELEK MEDIA LITERASI (Peningkatan kompetensi Melek Media Literasi pada siswa MTS Al Washliyah dan SMP Sabilina di Kec. Percut Sei Tuan, Deli Serdang) Febry Ichwan Butsi. S.Sos, MA Dra. Syarifah, MA Drs. Ulian Barus, M.Pd Abstrak Kota Medan dan sekitarnya terdapat belasan stasiun televisi yang mengudara. Imbasnya, beragam siaran televisi baik berupa sinetron, film lepas, berita hingga tayangan iklan terkadang mampu mempengaruhi penonton. Anak-anak dan remaja merupakan salahsatu segmentasi yang cukup potensial sebagai penonton televisi. Dalam penelitian beberapa lembaga mendapati fakta bahwa rata-rata waktu keseharian mereka banyak dihabiskan dengan menonton televisi. Kerap mereka mengabaikan (tidak tahu) klasifikasi siaran televisi sesuai dengan usia mereka, kebebasan menonton televisi dan pengawasan yang kurang dari orang tua cukup berperan dalam perilaku konsumtif siaran televisi. Kompetensi Media Literasi sangat penting dalam memberikan edukasi kepada para remaja dan anak-anak agar cerdas mengkonsumsi siaran televisi. Kata Kunci: Media Literasi, Televisi, Remaja. 1. Pendahuluan Media massa, terutama media televisi saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Baik dari segi kandungan (content) atau variasi siaran. Indonesia pasca reformasi 1998 merubah hampir segala konfigurasi sosial, budaya, politik ekonomi dan segala sendi kehidupan masyarakat. Media massa juga mengalami hal yang serupa, pasca reformasi banya muncul stasiun televisi baru. Dalam catatan LSM KIDIA, ada sekitar 16 siaran televisi yang mengudara secara nasional dan puluhan stasiun televisi yang mengudara secara lokal. Persaingan antar stasiun televisi menjadikan masyarakat adalah parameter dalam siaran mereka. Segmentasi anak-anak atau remaja merupakan salah satu sasaran dari stasiun televisi. Harus diakui bahwa kehadiran televisi telah menggantikan pola pengasuhan remaja serta mengubah relasi remaja dengan orangtuanya (Mazdalifah: 2012). Televisi telah menjadi teman setia bagi remaja dalam menghabiskan waktu kesehariannya. Survey yang dilakukan oleh Kidia Jakarta menunjukan bahwa jam menonton televisi remaja lebih panjang dibandingkan dengan jam belajar di sekolah.

Kebebasan dalam aktivitas menonton televisi pada keluarga di Indonesia merupakan situasi yang cukup mengkhuatirkan. Pasalnya, banyak anak-anak mengakses siaran yang terkadang tidak layak bagi mereka. Siaran dewasa yang berbau kekerasan ataupun seks kerap mereka konsumsi. Hal ini haruslah diatasi sejak dini, dengan memperkenalkan konsep media literasi diharapkan bahwa para anak-anak ataupun remaja mendapatkan kompetesi dalam menghadapi serbuan dari media. 2. Mitra Kegiatan Mitra kegiatan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah siswa sekolah SMP/sederajat yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun sekolah yang menjadi lokasi kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat ini adalah siswa MTS Al- Washliyah Tembung serta siswa sekolah pada SMP Swasta Sabilina yang juga terletak di daerah Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang. Mitra kegiatan ini adalah para siswa sekolah yang secara sosiodemografis tergolong pada usia remaja antara 13-15 tahun. Siswa sekolah ini dalam sudut pandang psikologis dianggap pada masa peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa. Sehingga secara umum mereka dikenali sebagai pribadi yang mencari indentitas diri, secara kejiwaan masih labil dan perlu banyak perhatian dan dukungan yang positif dari lingkungan sekitar mereka. 3. Jumlah Mitra Secara kalkulatif, jumlah mitra dari pelaksanaan pengabdian ini adalah sebanyak 122 orang. Secara khusus uraiannya adalah 84 siswa yang berasal dari MTS Al Washliyah Tembung dan 38 siswa berasal dari SMP Swasta Sabilina. 4. Pendidikan Mitra Pendidikan mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah semuanya merupakan siswa yang terdaftar di MTS Al-Washliyah Tembung dan siswa sekolah SMP Swasta Sabilina. 5. Persoalan Mitra Persoalan Sosial terutama mengenai dampak media adalah persoalan yang dihadapi oleh mitra pengabdian ini. Media yang dimaksud terutama adalah dampak banjirnya siaran televisi bagi remaja. Di kota Medan dan sekitarnya terdapat belasan stasiun televisi yang mengudara. Imbasnya, beragam siaran televisi baik berupa sinetron, film lepas, berita hingga

tayangan iklan terkadang mampu mempengaruhi mereka. Apalagi, rata-rata waktu keseharian mereka banyak dihabiskan dengan menonton televisi. Dalam penelitian yang pernah dilakukan LSM KIDIA-Jakarta menyebutkan perbedaan antara remaja yang mendapatkan media literasi dari keluarganya dengan remaja yang tidak mendapat media literasi dari orangtuanya. remaja yang mendapat media literasi cenderung menjadi light viewer, penonton yang cerdas. Sedangkan remaja yang dibiarkan bebas menonton televisi tanpa pendidikan melek media ini, cenderung menjadi heavy viewer, penonton yang terikat kuat dengan tayangan yang ditontonnya. (http//www.kidia.org) Perbedaan di antara keduanya sangat terlihat jelas, terutama dari frekuensi dan intensitas menonton televisi setiap harinya. Nantinya intensitas ini akan mempengaruhi pola pikir masing-masing remaja yang masuk kategori light viewer dan heavy viewer. Kelompok light viewer senantiasa mendapat pelajaran mengenai media. Mana tayangan yang boleh dan tidak boleh ditonton. Biasanya kelompok light viewer ini memiliki jadwal menonton TV yang tetap, biasanya 1 jam per-hari. Remaja ini selalu didampingi orangtua ketika menonton, sehingga jikalau ada tayangan yang tidak semestinya ditonton oleh anak-anaknya, orangtua akan menjelaskan bahwa apa yang dilihat dalam tayangan tersebut tidak pantas untuk ditiru. Sedangkan remaja dari kelompok heavy viewer, tidak pernah mendapatkan pendidikan media. Mereka menganggap semua tayangan di televisi sama, layak mereka tonton. Remaja ini bebas seharian menonton televisi. Bahkan televisi menjadi kegiatan harian utamanya. Mereka tidak mendapat pengawasan dari orangtuanya saat menonton televisi. Kebiasaan bebas ini membuat mereka adiktif terhadap tayangan-tayangan televisi. Bahkan sering dianggap menjadi korban media, misalnya berperilaku agresif atau menjadi konsumtif (Mazdalifah: 2012) 6. Status Sosial Mitra Status Sosial Mitra pada umumnya beragam. Namun mayoritas merupakan dari keluarga menengah dan menengah kebawah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTS Al Washliyah Tembung Muhamad Zubir Nasution, S.Ag bahwa mayoritas profesi orangtua mitra adalah petani, berdagang dan pekerja rendah di pabrik. Senada dengan yang dikatakan oleh Jumirin, S.Pd, MM selaku kepala sekolah SMP Swasta Sabilina yang menyebutkan bahwa mayoritas siswa mereka adalah berasal dari keluarga menengah. Siswa ini berasal dari daerah sekitar sekolah tersebut itu berada.

7. Lokasi Secara geografis sekolah MTS Al Washliyah dan SMP Swasta Sabilina terletak di kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Kawasan ini berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Tenggara dan Medan Timur. Jarak antara Universitas Muslim Nusantara ke lokasi mitra berjarak sekitar 30 kilometer. 8. Sarana Transportasi Pada umumnya banyak akses alternatif sarana transportasi yang bisa digunakan untuk menuju lokasi mitra. Sarana angkutan kota merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan mitra. 9. Sarana Komunikasi Sarana komunikasi hampir semunya tersedia diwilayah mitra. Penetrasi teknologi komunikasi juga banyak di kawasan mitra. Baik akses telepon selular dan juga akses internet. 10. Identitas Jumlah dosen ada 3 Orang yaitu Febry Ichwan Butsi, S.Sos, MA., Dra, Syarifah MA., Drs. Ulian Barus, M.Pd. Ketiga dosen ini merupakan pengajar pada Program Studi PPKN/FKIP UMN-AW Jumlah Mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan ini sebanyak 3 orang yaitu Informasi Firman, Anita Maysarah dan Fitri Ani 11. Aktivitas I b M 11.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif humanistik (David Gray: 2004). Di isi dengan penyuluhan yang berisikan materi ceramah, sharing, tanya jawab dan juga di isi dengan pemutaran film dokumenter tentang dampak media terhadap masyarakat. Deskripsi mengenai kegiatan penyuluhan ini adalah pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan pada sekolah MTS Al Washliyah Tembung dilaksanakan pada tanggal 4 September 2012. Dalam pelaksanaan penyuluhan ini tim mendapati

bahwa sekitar 90% siswa merupakan heavy viewer. Dengan jujur mereka mengaku menonton televisi lebih dari 5 jam sehari. Siaran yang kerap ditonton adalah sinetron, film lepas dan acara hiburan lainnya. Alasan utama mengapa mereka banyak menghabiskan waktu dengan menonton televisi karena mereka tidak menemukan kegiatan lain yang jauh menarik dibandingan dengan menonton televisi. Peranan keluarga juga cukup kuat menjadi penyebab siswa menjadi penonton berat televisi. Keluarga mitra pada umumnya tidak menerapkan aturan yang ketat dalam disiplin waktu menonton televisi. Akibatnya mereka menerima dan mendapatkan akses penuh terhadap segala materi siaran dari televisi. Bahkan diantara mereka menonton televisi hingga larut malam. Pemerintah melalui lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebenaranya menerapkan aturan siaran sesuai dengan klasifikasi umur. Klasifikasi siaran tersebut adalah: SU : Semua Umur BO : Bimbingan Orangtua R : Remaja D : Dewasa Klasifikasi siaran tersebut belum sepenuhnya diketahui dan dipahami oleh mitra. Tetapi setelah dilakukan penyuluhan, secara kognitif siswa mulai memahami makna dari klasifikasi tersebut. Diharapkan secara afektif dan behavorial siswa dapat menerapkan klasifikasi tersebut, bahkan mereka mampu memberikan pengaruh kepada lingkungan terdekat tentang klasifikasi siaran tersebut. Sementara itu dalam pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan di SMP Swasta Sabilina pada tanggal 5 September 2012. Tim mendapati bahwa secara kognitif mitra cukup memiliki pengetahuan yang baik mengenai klasifikasi siaran. Siswa juga menunjukkan bahwa mereka mengetahui arti, maksud dan tujuan dari klasifikasi tersebut. Namun, kuantitas aktivitas menonton tidak jauh berbeda dengan siswa MTS Al Washliyah Tembung, mayoritas siswa mengaku bahwa mereka terkadang menghabiskan waktu lebih dari 5 jam sehari untuk menonton televisi. Jumlah menonton tersebut akan bertambah jika libur sekolah. Penyebabnya adalah tidak adanya aturan disiplin yang tegas dari orang tua untuk membatasi waktu menonton televisi. Siswapun tidak menemukan aktivitas alternatif selain

menonton televisi sebagai pengisi waktu senggang mereka dalam keseharian. Berbanding membaca buku mereka akan lebih memilih menonton televisi. Kedua mitra dari kedua sekolah ini sebenarnya cukup melek dalam bidang akses teknologi komunikasi. Tidak hanya pada akses menonton televisi atau radio. Akses terhadap media internet juga merupakan bagian dari kehidupan mitra. Siswa sekolah SMP Swasta Sabilina yang menjadi bagian dari penyuluhan ini mengaku bahwa mereka semua memiliki akun Facebook, dan diantaranya juga memiliki akun Twitter. Dan tentu saja, proteksi dari orang tua hampir tidak ada, pasalnya akses internet ini mereka dapatkan diluar rumah. Aktivitas berkunjung ke warung internet kerap mereka lakukan sepulang sekolah. Mendapatkan teman sebanyak mungkin adalah alasan yang paling sering dinyatakan oleh mitra. Namun, setelah penyuluhan mitra dari kedua sekolah ini menunjukan respon positif terhadap materi yang menyatakan bahwa mitra harus mampu memilih dan membatasi pergaulan. Lingkungan berdampak besar dalam pembentukan karakter mitra. Dalam sesi penyuluhan ini tim juga menanyangkan film dokumenter yang berdurasi 6 menit. Film dokumenter ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Bandura tentang teori Belajar media massa terutama televisi memiliki peranan dalam membentuk karakter seseorang. Manusia cenderung meniru, mereplikasi dan menganggap apa yang dilihat di media massa adalah sebuah kebenaran. 11.2 Evaluasi Kegiatan Keberhasilan program ipteks bagi masyarakat ini dapat dipandang berhasil. Parameter yang digunakan adalah melihat respon positif dari siswa setelah mendapatkan pelatihan mengenai melek media literasi. Umumnya mereka menyadari bahwa media terutama televisi harus digunakan secara bijak dan memandang perlu porsi waktu yang mereka sisihkan untuk menikmati tayangan televisi. 12. Biaya Program Biaya program Ipteks Bagi Masyarakat ini didukung sepenuhnya oleh UMN Al- Washliyah, adapun dana yang diberikan untuk mendukung kegiatan ini adalah sebesar Rp. 3.500.000.-

13. Penutup 13.1 Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan Peran serta mitra dalam kegiatan penyluhan ini sangat baik. Dukungan penuh tim dapatkan dari pihak sekolah, mereka kooperatif dalam mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan ini. Siswa sekolah sangat antusias dengan kegiatan penyuluhan ini. Interaksi yang komunikatif terjalin antara tim penyuluhan dengan siswa. 13.2 Peranan Mitra Perubahan kognitif merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan ini. Struktur pengetahuan siswa mengenai media literasi cukup bertambah dari penyuluhan, sebagian siswa yang telah cukup dibekali kemampuan media literasi akan semakin meneguhkan kemampuan tersebut. Tetapi tim tidak dapat memantau serta mengevaluasi bagaimana perubahan afektif hingga behavorial siswa dalam keseharian mereka. Hal ini terjadi karena untuk mengevaluasi perubahan ini akan membutuhkan strategi dan metode yang baru dan berbeda. Dan tentunya akan membutuhkan waktu dan dana yang pasti berbeda dengan kegiatan yang dilakukan dalam penyuluhan ini. Daftar Pustaka Gray, David (2004). Doing Research in the Real World. Thousand Oaks California, Sage Publication. Mazdalifah. 2012. Struktur Pengetahuan dan Kecekapan Media Literasi Keluarga (Studi Perbandingan Keluarga di Kota Medan). USM Penang, Thesis tidak dipublikasikan http://www.kidia.org