Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

PENGERTIAN THYRISTOR

OPERASI DAN APLIKASI TRIAC

THYRISTOR & SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

Politeknik Gunakarya Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

semiconductor devices

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

PNPN DEVICES. Pertemuan Ke-15. OLEH : ALFITH, S.Pd, M.Pd

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Simbol Dioda.

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Segitiga Daya

Abstrak SUSUNAN PHYSIS DIODA EMPAT LAPIS

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

APLIKASI SILICON CONTROL REACTIFIRED (SCR) PADA PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK. Abstrak

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51

BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

PENGATUR AKSELERASI MOTOR AC SATU PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI

RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH TERKENDALI TIGA FASA UNTUK PENGENDALIAN KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH SHUNT

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

PENERANGAN OTOMATIS DAN HEMAT ENERGI WORKSHOP EML POLITEKNIK NEGERI BATAM

KENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

GERBANG LOGIKA DIGITAL

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN


Transkripsi:

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem kontrol arus lemah (DC) dengan sistem logika yang mempunyai level tegangan 0 5 V, seperti penggunaan mikrokontroler, interface komputer dan lain-lain. Banyak digunakan dikalangan industri dan perangkat-perangkat rumah tangga. Dalam pengendalian beban dengan sumber tegangan jala-jala listrik seperti 220 Vac, maka diperlukan rangkaian switching sebagai perlidungan sistem kendalinya. Switching dengan teknologi optik menggunakan optoisolator IC MOC3040 lebih menjamin keamanan rangkaian pengendali dari pengaruh jala-jala listrik dan tidak menimbulkan loncatan bunga api saat saklar terhubung/ terputus, disebabkan terpisahnya aliran arus antara beban dengan rangkaian pengendali oleh penggandeng cahaya tersebut. Sehingga dengan menggunakan rangkaian ini mampu memperkecil kerugian dan bahaya yang ditimbulkan oleh switching jala-jala listrik 220Vac. Kata kunci: Protection, Switching, Optoisolator, MOC3040 1. Pendahuluan Dewasa ini banyak penggunaan alat elektronik pada berbagai bidang terutama dalam perangkat rumah tangga dan industri. Alat-alat ini sebagian besar menggunakan sumber tegangan AC (Alternating Current) yang mepunyai polaritas bolak-balik dengan tegangan 220V dan frekuensi 50Hz. Dalam pengoperasiannya menggunakan saklar sebagai pemutus dan penyambung arus. Penggunaan saklar konvesional dapat menimbulkan loncatan bunga api (spark). Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan instrumen lain dan bahaya kebakaran. Sehingga dalam sistem switching diperlukan jaminan untuk mengurangi terjadinya bahaya yang ditimbulkannya. Untuk mengurangi resiko yang terjadi dapat menggunakan teknologi optic switching. Dengan sistem saklar optik tidak terjadi locatan bunga api sehingga dapat menghindari bahaya kebakaran. Hal ini karena terpisahnya aliran arus antara beban dengan rangkaian pengendali dari pengaruh jala-jala listrik Sehingga tidak terjadi umpan balik tegangan tinggi ke rangkaian kendali dan tidak menimbulkan loncatan bunga api yang bisa menimbulkan kerusakan bagi alat itu sendiri serta bahaya kebakaran. 2. Teori dasar Penggunaan rangkaian switching berkembang pesat pada perangkat-perangkat industri. Perkembangannya mengarah untuk memperkecil kerusakan dan meningkatkan jaminan keamanan baik pengguna maupun alat/ mesin itu sendiri. Saklar merupakan sistem yang menghubung dan memutus aliran listrik dari sumber tegangan ke beban. Saklar banyak tipe dan modelnya pada pembahasan ini digunakan saklar optik sehingga rangkaian pengendali terlindungi oleh sistem optik dari beban tegangan tinggi (220Vac). INKOM I-1

V R = (1) I Saklar optik menjamin keamanan karena terpisahnya aliran arus antara beban dengan rangkaian pengendali oleh penggandeng cahaya. MOC 3040 merupakan komponen yang terdiri dari GaAs Infrared pancaran dioda optik berpasangan ke monolilitik silikon detektor untuk menunjukkan fungsi dari Zerro Voltage Crossing sebagai pembangkit komponen triac. Didesain digunakan bersama komponen triac dalam interface sistem logika ke peralatan dengan tegangan 220Vac, seperti relai, kontrol industri, motor, selenoida, dan peralatan konsumen [2]. Gambar 1 Rangkaian Terpadu MOC 3040 Fungsi utama dari Integrated Circuit (IC) ini adalah sebagai saklar optik yang tidak menimbulkan loncatan listrik/ bunga api seperti pada relai. Susunan rangkaian terpadu MOC 3040 seperti gambar 1 dan persamaan rangkaiannya pada gambar 2 [5]. 1 MASUKAN DC 2 Zero Crossing Circuit 3 4 6 KELUARAN AC 5 Gambar 2 Persamaan Rangkaian MOC3040 Pada rangkaian terpadu dari MOC3040 terdiri optocoupler/ optoisolator dari pasangan transmitter dan receiver optik. LED sebagai transminter dan receiver-nya adalah triac yang memerlukan Zero Crossing Circuit. Output dari optoisolator didesain untuk dihubungkan ke rangkaian pemicu triac. Triac berfungsi sebagai saklar AC yang menghubungkan sumber 220 Vac dengan beban. Triac merupakan komponen semikonduktor yang berperan sebagai penyambung atau penghubung daya yang berkecepatan tinggi. Pada umumnya triac dapat dioperasikan pada tegangan lebih dari 100V dan dapat membawa arus lebih dari 100A. Prinsip kerja triac dapat diketahui dari struktur semikonduktor (gambar 3) dan rangkaian ekivalennya (gambar 4) [4]. Dari rangkaian ekivalen triac maka terlihat bahwa triac merupakan gabungan dari dua buah SCR yang dihubungkan pararel terbalik dengan terminal gerbang sekutu (digabung menjadi satu). Triac dan SCR merupakan keluarga dari thyristor yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama. Yang membedakan keduanya adalah dalam efesiensinya pemakaian. SCR merupakan pengontrol setengah gelombang atau control satu arah. Hal ini dapat diartikan bahwa SCR hanya mampu mengontrol tegangan AC pada periode positif saja sedangkan pada periode negatif tidak dikontrol. Bahkan pada beberapa pemakaian, SCR digunakan sebagai pengendali pulsa, baik pengendali phase 90 0 maupun phase 180 0. Triac merupakan control dua arah atau gelombang penuh. ini sangat efektif dalam pemakaianpemakaian untuk keperluan control beban AC. Jadi, triac mampu melakukan control secara penuh untuk tegangan AC baik pada periode positif maupun periode negative. Ν1 Ν3 P3 Α2 Gambar 3 Struktur semikonduktor Triac Prinsip kerja triac, triac dilihat dari simbol dan strukturnya selain mempnyai terminal satu (T 1 ) dan terminal dua (T 2 ), juga mempunyai satu teminal gerbang atau gate. Gerbang inilah yang mengijinkan pengendalian atas aksi penyearah dua arah (T 1 dan T 2 ). Piranti ini dapat dipicu agar memiliki kondisi hantaran maju dan resistansi rendah dengan memberikan pulsa singkat yang memiliki daya relatif kecil pada Α1 P2 P1 Ν2 Ν4

teminal gerbang. Secara umum prinsip kerja triac sebagai berikut. Pada periode positif dan terminal dua (T 2 ) lebih positif dari terminal satu (T 1 ), maka transistor Q 3 dan Q 4 akan konduksi. Pada keadaan ini T 2 sebagai anada dan T 1 sebagai katoda. Padfa kondisi terminal gerbang G juga lebih positif dari T 1. Dan transistor Q 3 dan Q 4 tidak konduksi, dengan pengertian bahwa kedua transistor Q 3 dan Q 4 mendapat bias mundur, sehingga hanya arus bocor kecil yang mengalir. Pada periode negative dan terminal satu (T 1 ) lebih positif dari terminal dua (T 2 ), maka transistor Q 3 dan Q 4 akan konduksi, sedangkan terminal gerbang G lebih positif dari T 2. Triac akan tetap menghantarkan arsu dan tegangan jika pada gerbang dipicu dengan tegangan bias maju DC [1;4]. Q1 Q2 Α2 G Α1 Q3 Q4 Gambar 4 Rangkaian ekivalen Triac -VBO D C I IH IH A B +VBO Gambar 5 Karakteristik Triac VA2A1 Prinsip kerja triac, triac dilihat dari simbol dan strukturnya selain mempnyai terminal satu (T 1 ) dan terminal dua (T 2 ), juga mempunyai satu teminal gerbang atau gate. Gerbang inilah yang mengijinkan pengendalian atas aksi penyearah dua arah (T 1 dan T 2 ). Piranti ini dapat dipicu agar memiliki kondisi hantaran maju dan resistansi rendah dengan memberikan pulsa singkat yang memiliki daya relatif kecil pada teminal gerbang. Secara umum prinsip kerja triac sebagai berikut. Pada periode positif dan terminal dua (T 2 ) lebih positif dari terminal satu (T 1 ), maka transistor Q 3 dan Q 4 akan konduksi. Pada keadaan ini T 2 sebagai anada dan T 1 sebagai katoda. Padfa kondisi terminal gerbang G juga lebih positif dari T 1. Dan transistor Q 3 dan Q 4 tidak konduksi, dengan pengertian bahwa kedua transistor Q 3 dan Q 4 mendapat bias mundur, sehingga hanya arus bocor kecil yang mengalir. Pada periode negative dan terminal satu (T 1 ) lebih positif dari terminal dua (T 2 ), maka transistor Q 3 dan Q 4 akan konduksi, sedangkan terminal gerbang G lebih positif dari T 2. Triac akan tetap menghantarkan arsu dan tegangan jika pada gerbang dipicu dengan tegangan bias maju DC [1;4]. Dengan prinsip kerja yang demikian, triac akan dapat mengontrol sumber tegangan AC yang diberikan ke terminal satu (T 1 ) dan terminal dua (T 2 ). Sehingga pada masingmasing periode positif dan negative akan dikontrol oleh masing-masing transistor pasangan (periode positif -> Q 3 dan Q 4, periode negatif -> Q 1 dan Q 2 ). V+ V- π/2 π 2π ωt Gambar 6 Gelombang keluaran Triac Bila dilihat dari kontruksi kedua pasangan transistor itu, masing-masing pasangan terhubung sebagai pasangan umpan balik positif maka diantara gerbang Q 1 dan Q 2 atau Q 3 dan Q 4 terdapat penguatan arus yang besar. Penguatan tegangannya juga besar karena hanya sekitar 1V yang diperlukan untuk memicu gerbang G agar triac on. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besarnya daya yang dibutuhkan gerbang untuk mengaktifkan triac relative kecil (dalam orde mw). Bahkan dengan daya gerbang pemicu yang sedemikian kecil

ini dapat digunakan untuk mengendalikan daya beban lebih dari 100 W. Pada karakteristik triac (gambar 5) bahwa pada saat tegangan AC diberikan ke komponen ini (misalnya 220V AC ), arus bocor yang mengalir sangat kecil. Kondisi seperti ini adalah kondisi saat triac off. Apabila amplitude arus DC yang diberikan ke terminal gerbang terus dinaikkan maka akan dicapai nilai kritis (+V BO jika arahnya ke positif atau -V BO jika arahnya ke negatif). Jika ampitudo arus gerbang sedikit dinaikkan lagi maka akan dicapai kondisi saat triac mampu mngalirkan arus yang besar (dalam orde Ampere). Hal ini tampak dari penggambaran arus yang mengalirdair titik A-B keatas atau titik C-D ke bawah inilah yang disebut sebagai kaadaan triac on. Dengan pencatuan tegangan dan pembebanan maka akan terlihat suatu gelombang keluaran dari triac, yaitu dengan menghubungkan A 1 dan A 2 ke osiloskop, maka akan didapat gelombang keluran dari triac m(gambar 6) [3]. 3. Perancangan sistem Diagram blok penggunaan dari rangkaian switching ini dapat dilihat pada gambar 9. Dimana rangkaian ini menghubungkan sumber tegangan tinggi (220Vac) dengan beban yang dikendalikan oleh level logika. Rangkaian perlidungan/ switching optik menggunakan optoisolator MOC3040 serta didukung dengan komponen Resistor dan Triac. Nilai R1 diperoleh dengan perhitungan (dapat dilihat pada pers. 1) sehingga diharapkan I f sama dengan I FT komponen MOC3040 sebesar 30mA. Logical Controller Switching/ Protection Load Gambar 7 Diagram blok rangkaian perlidungan Jadi untuk memperoleh I f sama dengan I FT pada level logika diperlukan resistor input (R1) sebesar ± 180Ω, hal ini dapat ditentukan dengan persamaan 1 dimana tegangan masukan (Vi)sebesar 5V dan arus masukan yang diharapkan (I f, I FT ) sebesar 30mA. Gambar 8 MOC 3040 sebagai Penggerak Beban AC Output dari optoisolator dihubungkan dengan langsung ke rangkaian pemicu triac tipe Q4006, yang berfungsi sebagai saklar elektronik penghubung tegangan 220Vac dengan beban. Penggandeng cahaya MOC 3040 ini dilengkapi dengan rangkaian detektor pelintas nol (zero crossing detector) yaitu kemampuan untuk membuat penggandeng cahaya ini mulai menghantar pada sesaat setelah tegangan masukannya berada pada nol volt. Hal ini akan mencegah terjadinya lonjakan arus yang besar secara tiba-tiba pada beban yang dikendalikannya. 4. Hasil dan pembahasan Rangkaian penggerak bolak-balik akan aktif jika menerima masukan berupa tegangan dengan logika tinggi (+5V) dengan arus 30mA maka nilai R1 180Ω. Sinyal logika yang berlogika tinggi sebagai masukan dari rangkaian penggerak bolakbalik akan melalui R1, mengakibatkan arus mengalir pada LED dalam kemasan penggandeng cahaya. Menyalanya LED didalam penggandeng cahaya ini menyebabkan triac dalam penggandeng cahaya aktif (sebagai saklar) sehingga mampu melewatkan arus dalam dua arah. Arus keluaran ini digunakan untuk memicu Triac tambahan, arus keluaran ini sebesar 10mA. Triac tambahan tipe Q4006 dipasang agar penggerak mampu mengalirkan arus lebih besar. Sehinngga sumber tegangan

220Vac terhubung dengan beban. R2 sebagai pembatas arus MOC 3040 dan R3 berfungsi untuk membatasi arus gate pada triac. Rangkaian perlidungan ini memisahkan secara optis antar pengendali berupa rangkaian logika level 0 5V dan beban 220Vac. Hal ini disebabkan terpisahnya aliran arus antara beban dengan rangkaian pengendali oleh penggandeng cahaya tersebut. switching elektronik sehingga akan menyambung dan memutus hubungan sumber tegangan dan beban. Tegangan pada beban dapat dilihat bentuk gelombangnya seperti pada gambar 9(iii) yang akan aktif saat level logika 1 atau tegangan DC sebesar 5V. 5. Kesimpulan Keamanan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, seperti keamanan pengguna, alat dan lingkungan. Dari hasil perancangan dan pembahasan diperoleh rangkaian dapat berfungisi sebagai saklar untuk tegangan tinggi 220 Vac. Saklar elektronik menggunakan teknologi optik ini mempunyai nilai impuls yang kecil dan juga terpisahnya aliran arus antara beban dengan rangkaian pengendali maka pada saat terjadi transient pensaklaran tidak menimbulkan spark (loncatan bunga api) yang dapat menimbulkan kebakaran. Sehingga dapat memperkecil terjadinya bahaya kebakaran yang terjadi terutama pada industri dan rumah tangga. 6. Daftar pustaka Gambar 9 Bentuk gelombang Sumber tegangan 220Vac, sinyal pemicu level logika 0 5V, Tegangan beban (RL) Bentuk gelombang AC (220Vac, 60Hz), dapat dilihat pada gambar 9(i). Yang merupakan sumber tegangan/ power. Gambar 9(ii) merupakan gelombang dengan level logika dari pengendali untuk masukan ke optoisolator yang berfungsi sebagai [1] R.L. Loveday, George. Intisari Elektronika. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 1988. [2] R.E.Wasito S. Data Sheet Book 1. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 1997. [3] R.E.Wasito. Vademekum Elektronika. PT Gramedia, Jakarta. 1992. [4] A.P. Malvino. Prinsip-prinsip Elektronika. Penerbit Airlangga, Jakarta. 1985. [5] Datasheet : MOC3040, Triac Q4006.