JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

KAJIAN POLA ARUS DAN CO-RANGE PASANG SURUT DI TELUK BENETE SUMBAWA NUSA TENGGARAA BARAT

STUDI KARAKTERISTIK POLA ARUS DI PERAIRAN SELAT LAMPA, KABUPATEN NATUNA, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

STUDI KARAKTERISTIK DAN PERAMALAN PASANG SURUT PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN Andhita Pipiet Christianti *), Heryoso Setiyono *), Azis Rifai *)

Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

Pengertian Pasang Surut

Studi Tipe Pasang Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE CURRENT) DI PERAIRAN MAKASSAR

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PASANG SURUT

PENDAHULUAN. I.2 Tujuan

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

KAJIAN POLA ARUS DI TELUK UJUNGBATU JEPARA

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

PERAMALAN PASANG DI PERAIRAN PULAU KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA, MENGGUNAKAN PROGRAM WORLDTIDES

PENGARUH SIMULASI AWAL DATA PENGAMATAN TERHADAP EFEKTIVITAS PREDIKSI PASANG SURUT METODE ADMIRALTY (STUDI KASUS PELABUHAN DUMAI)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

II TINJAUAN PUSTAKA Pas Pa ang Surut Teor 1 Te Pembentukan Pasut a. Teor i Kesetimbangan

STUDI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN KENDAL

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

STUDI BATIMETRI UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN TAMBAH KOLAM DERMAGA PERAIRAN SANTOLO GARUT

KARATERISTIK PASANG SURUT DAN KEDUDUKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) CAMPUREJO PANCENG, KABUPATEN GRESIK

Online di :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

KAJIAN POLA ARUS DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL HIDRODINAMIKA 2-DIMENSI DELFT3D

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

STUDI POLA ARUS LAUT DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN ACEH TIMUR

Pengaruh Pasang Surut Terhadap Sebaran Genangan Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

KAJIAN POTENSI ENERGI PASANG SURUT DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWA TENGAH

Studi Tipe Dan Karakteristik Pasang Surut Di Tempat Pelelangan Ikan Larangan, Kabupaten Tegal

Konversi Tinggi Pasang Surut Di Perairan Cilacap Terhadap Energi Yang Dihasilkan

ANALISIS DATA ARUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF FLOW DATA ON ESTUARINE BANYUASIN RIVER IN SOUTH SUMATERA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

STUDI ARUS PADA PERAIRAN LAUT DI SEKITAR PLTU SUMURADEM KABUPATEN INDRAMAYU, PROVINSI JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI (MPT) DI PERAIRAN KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Bathymetry Mapping and Tide Analysis for Determining Floor Elevation and 136 Dock Length at the Mahakam River Estuary, Sanga-Sanga, East Kalimantan

Studi Pemetaan Batimetri dan Analisis Komponen Pasang Surut Untuk Menentukan Elevasi dan Panjang Lantai Dermaga di Perairan Keling, Kabupaten Jepara

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

BAB III 3. METODOLOGI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

PENGARUH ARUS TERHADAP SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI DI PT. PERTAMINA RU VI PERAIRAN BALONGAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Analisis Pasang Surut Di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode Admiralty

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman Online di :

PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE

Kajian Hidrodinamika bagi Pengembangan Budidaya Laut di Sekotong, Nusa Tenggara Barat

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

BAB 2 DATA DAN METODA

Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS

STUDI POLA ARUS LAUT DI PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERAIRAN SELAT ANTARA PULAU KANDANG BALAK DAN PULAU KANDANG LUNIK, SELAT SUNDA

STUDI PEMETAAN BATIMETRI DAN ANALISIS KOMPONEN PASANG SURUT UNTUK PENENTUAN ALUR PELAYARAN DI PERAIRAN PULAU GENTING, KARIMUNJAWA

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. A. H. Nasution No. 264 Bandung

PERMODELAN POLA ARUS LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SMS 8.0 DAN 8.1 DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

IDA AYU RACHMAYANTI T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009

STUDI MODEL PERSEBARAN PANAS PADA PERAIRAN DALAM RENCANA PEMBANGUNAN PLTU KARANGGENENG ROBAN, BATANG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di :

STUDI KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN MARUNDA, JAKARTA UTARA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

KONDISI BATIMETRI DAN SEDIMEN DASAR PERAIRAN DI KOLAM PELABUHAN CARGO PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN, JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Pola Arus di Perairan Paciran Jawa Timur pada Musim Peralihan Awal

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman Online di :

Karakteristik Pasang Surut di Alur Pelayaran Sungai Musi Menggunakan Metode Admiralty

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI DELTA MAHAKAM (STUDI KASUS DI BEKAPAI DAN TUNU)

STUDI POLA ARUS DAN SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI LASEM, KABUPATEN REMBANG

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

KARAKTERISTIK NON-HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SEKITAR KOTA BITUNG

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 93-99 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI KARAKTERISTIK DAN CO-RANGE PASANG SURUT DI TELUK LEMBAR LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT Adi Nugroho, Dwi Haryo Ismunarti, dan Baskoro Rochaddi*) Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang Jalan Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Telp/Fax (024)7474698 Semarang 50275 Email :nugroho_0037@yahoo.com ;dwiharyois@gmail.com; rochaddi@ymail.com Abstrak Pasang surut merupakan salah satu parameter oseanografi yang sangat berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Lokasi Pelabuhan Lembar berada di teluk menarik untuk dikaji mengenai karakteristik dan kondisi pasang surut, informasi mengenai pasang surut berguna untuk aktivitas pelabuhan. Penelitian dilaksanakan pada 1 Mei 18 Mei 2014 di Perairan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data pasang surut sebagai data primer dan peta batimetri sebagai data sekunder. Sedangkan metode penelitian digunakan metode diskriptif dimana hasil penelitian dianalisa dan dimodelkan dengan software DHI Mike 21 dan ArcGis 10.1. Hasil penelitian menunjukkan tipe pasang surut Perairan Teluk Lembar adalah pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevailling Semi diurnal) dengan nilai formzahl 1,1981. Nilai elevasi pasang surut MSL sebesar 1,27m, HHWL sebesar 2,19m dan LLWL sebesar 0,35m. Peta Co-range pasang surut berisi informasi sebaran amplitudo pasang surut, ketika pasang gelombang amplitudo bergerak menuju ke teluk dan ketika surut gelombang amplitudo pasang surut bergerak keluar teluk. Persebaran gelombang amplitudo pasang surut memiliki nilai yang relatif sama di setiap bagian teluk sehingga aktifitas pelabuhan tidak terganggu oleh gelombang amplitudo pasang yang tinggi. Kata kunci : Pasang Surut, Co-range,Teluk Lembar, DHI Mike 21 Abstract Tidal is one of the most influential oceanographic parameters in the waters. Tidal fluctuations in sea level due to the gravity of objects in the sky, especially the sun and moon on the sea water mass on earth. The location of Lembar Harbour is located on the bay is interesting to study about the characteristics and condition of the tides where the tidal information will be useful to port activity. This study was carried out on 1 May to 18 May 2014 in Lembar Bay, Lombok, West Nusa Tenggara. The data used in this studywas tidal data as the primary data and bathymetry maps as secondary data. While the methods of research used descriptive method in which the results were analyzed and modeled by DHI Mike 21 software and ArcGIS 10.1. The results showed the type of tidal in Lembar waters are Mixed Tide Prevailling Semi-diurnal with a value of 1.1981 formzahl. From the research obtained MSL value of 1,27m, HHWL value of 2,19m and for LLWL by 0,35m. Co-range map shows the distribution of the amplitude of the tidal information. The results showed when high tide, wave amplitude moves toward the bay and when it low tide, the amplitude of the tidal wave moves out of the bay. Distribution of the amplitude of the tidal waves have the same relative value in every part of the bay, so that the port activities are not disturbed by the tidal wave of high amplitude. Keyword : Tides, Co-range, Lembar Bay, DHI Mike 21

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 94 Pendahuluan Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi (Triatmodjo, 2008). Fluktuasi muka air laut berubah-ubah secara periodik dalam suatu selang waktu tertentu atau sering disebut dalam satu siklus pasang surut. Karakteristik pasang surut di perairan dipengaruhi oleh letak geografis, morfologi pantai, maupun batimetri perairan. Akibat dari pengaruh faktor lokal tersebut pasang surut dapat dibedakan menjadi beberapa tipe. Penentuan tipe pasang surut dapat dilakukan dengan analisa data pasut menggunakan metode Admiralty sehingga akan didapatkan nilai Formzahl sebagai penentu tipe pasut di daerah yang dikaji. Penelitian ini juga mengkaji mengenai co-range pasang surut.nurdjaman dan Alkausar (2000) menyatakan corange pasang surut merupakan suatu sebaran amplitudo gelombang pasang surut yang memiliki nilai yang sama. Pelabuhan Lembar merupakan salah satu pintu masuk ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pelabuhan Lembar memiliki tiga buah dermaga, yaitu dua dermaga kapal penumpang dan satu dermaga kapal barang. Pelabuhan ini terdapat di Teluk Lembar, tepatnya terletak di Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat. Pelabuhan Lembar memiliki aktivitas yang sangat padat, padatnya aktivitas pelabuhan terlihat pada jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.757 kapal selama tahun 2011 atau sekitar 146 kapal per bulan (BPS Lombok Barat, 2012). Lokasi pelabuhan yang berada di teluk menarik untuk dikaji mengenai karakteristik dan kondisi persebaran amplitudo pasut atau co-range pasut dimana informasi mengenai pasang surut tersebut akan berguna sebagai tambahan informasi untuk aktivitas pelabuhan di dalam Teluk Lembar. Karakteristik pasang surut memberikan informasi berupa tipe pasang surut dan fluktuasi muka air laut yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan pelabuhan. Hasil dari peta co-range pasang surut dapat menunjukkan wilayah yang memiliki amplitudo tinggi maupun rendah. Amplitudo pasang surut sendiri merupakan tinggi gelombang pasang surut terhadap permukaan rata-rata air. Daerah dengan amplitudo yang rendah tidak akan menganggu aktivitas kapal dari goncangan perubahan amplitudo pasang surut, sehingga kapal lebih aman dalam melakukan aktivitas di pelabuhan.tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik dan persebaran amplitudo pasang surut di perairan Teluk Lembar. Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan tambahan informasi mengenai pasut kepada pihak yang terkait. Materi & Metode Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Tahap pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Menurut Fathoni (2006) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui survei lapangan dengan teknik pengumpulan data, sedangkan data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui berbagai sumber yang telah ada. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data pasang surut yang diambil di lapangan selama 15 hari dengan interval waktu perekaman data 60 menit(poerbandono dan Djunarsjah 2005). Data sekunder menggunakan peta batimetri Teluk Lembar tahun 2005 (Dishidros TNI-AL) dan citra satelit GeoEye daerah Teluk Lembar tahun 2013. Lokasi pengambilan data pasang surut ditampilkan pada Gambar 1. Tahap pengolahan data dimulai dengan pengolahan data pasang surut menggunakan metode Admiraty, dan data batimetri. Data pasang surut dan batimetri yang sudah diolah kemudian dijadikan sebagai inputan dari model modul hidrodinamika. Hasil dari pemodelan berupa data amplitudo pasang surut di Teluk Lembar yang kemudian disajikan dalam bentuk peta.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 95 Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan menyajikan gambaran mengenai daerah yang dikaji. Menurut Arikunto (1993), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan sesuatu. Dalam hal ini sesuatu yang ingin digambarkan adalah persebaran amplitudo pasang surut di Teluk Lembar Lombok Nusa Tenggara Barat. Gambar 1. Lokasi Pengambilan Data Pasang Surut Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pasang surut menggunakan pengolahan Admiralty, tipe pasang surut Perairan Teluk Lembar adalah pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevailling Semidiurnal) dengan nilai formzahl 1,1981 ini sesuai dengan pernyataan Wibisono (2011) bahwa tipe pasang surut campuran condong ke ganda terjadi apabila nilai formzahl terletak pada 0,25 <f 1,5.Tipe pasang surut ini juga sesuai dengan Pariwono (1985) yang menyatakan tipe pasang surut di daerah penelitian campuran dominan ganda. Elevasi pasang surut di lapangan selama 15 hari pengamatan tersaji pada Gambar 2. Gambar 2.Fluktuasi pasang surut, Teluk Lembar, Lombok (sumber: pengolahan data pengamatan, 2014)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 96 Hasil pengolahan data pasang surut menggunakan pengolahan Admiraty juga menghasilkan komponen pasang surut (Tabel 1) kemudian dari hasil komponen pasang surut didapatkan nilai elevasi pasut (Tabel 2). Tabel 1. Komponen Pasang Surut Teluk Lembar(sumber: pengolahan data pengamatan, 2014) Komponen S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1 A(cm) 127 27 14 5 33 16 3 7 4 11 Phase ( 0 ) 128 335 277 332 171 255 123 355 332 Tabel 2. Nilai Elevasi Pasang Surut (sumber: pengolahan data pengamatan, 2014) Elevasi Pasut Nilai (m) HHWL (Highest High Water Level) 2,19 HWL (High Water Level) 2,17 MSL (Mean Sea Level) 1,27 LWL (Low Water Level) 0,44 LLWL( Lowest Low Water Level) 0,35 Hasil Simulasi Pemodelan Sebaran Amplitudo Pasut (Co-range Pasut) Berdasarkarkan hasil perhitungan verifikasi datapasang surut hasil simulasi model dan data pasang surut di lapangan didapatkan nilai MRE sebesar 15,14%. Perbandingan data pasut lapangan dan pasut hasil model tersaji pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik verifikasi elevasi muka air lapangan dengan model (sumber: pengolahan data pengamatan, 2014) Hasil simulasi model dibagi menjadi dua kondisi utama pasang surut, yaitu pasang surut purnama (spring tide) dan pasang surut perbani (neap tide), dan setiap kondisi utama dibagi menjadi empat periode keadaan pasang surut yaitu pasang tertinggi, surut terendah, pasang menuju surut dan surut menuju pasang. Output dari model Mike 21 nilai MSL sama dengan 0. Pada kondisi purnama elevasi pasut mencapai titik tertinggi, sedangkan saat perbani kondisi pasut mencapai titik terendah. Hal ini diakibatkan karena pengaruh gravitasi benda langit yang berbeda ketika kondisi purnama dan juga perbani, ketika purnama bulan dan matahari yang merupakan benda langit paling mempengaruhi pasut dalam posisi sejajar, hal ini

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 97 tidak terjadi pada saat perbani dimana posisi bulan dan matahari membentuk sudut siku sehingga gaya gravitasi antara dua benda langit tersebut saling mengurangi. Peta co-range menunjukkan persebaran gelombang amplitudo pasang surut yang mengikuti kontur teluk. Saat kondisi pasang tertinggi ditunjukkan dengan Gambar 4a. dan Gambar 4b amplitudo gelombang pasang terlihat dari skema garis-garis co-range, dimana amplitudo di mulut Teluk Lembar memiliki amplitudo yang lebih kecil dengan nilai 1,076 m saat purnama dan 0,272 m saat perbani dibandingkan dengan di ujung teluk dengan nilai 1,085 m saat purnama dan 0,276 m saat perbani. Hasil persebaran amplitudo yang demikian menunjukkan bahwa ketika pasang tertinggi terjadi, pasang surut bergerak masuk menuju ke dalam Teluk Lembar. Sebaliknya saat kondisi surut terendah ditunjukkan pada Gambar 5a. dan Gambar 5b. memperlihatkan garis-garis co-range di mulut teluk lebih tinggi dengan nilai -0,890 m saat purnama dan -0,382 m saat perbani dibandingkan dengan di ujung teluk dengan nilai - 0,896 m saat purnama dan -0,384 m saat perbani. Kondisi persebaran amplitudo saat surut terendah ini memperlihatkan bahwa ketika surut terendah pasang surut bergerak keluar dari Teluk Lembar. Pola amplitudo pada kondisi pasang menuju surut Gambar 6a. dan Gambar 6b. sama dengan pola ketika pasang tertinggi, tetapi memiliki nilai amplitudo yang lebih kecil hanya mencapai 0,575 m saat purnama dan 0,029 saat perbani. Kondisi surut menuju pasang Gambar 7a. dan Gambar 7b. juga memiliki pola persebaran amplitudo yang sama dengan kondisi surut terendah tetapi memiliki nilai amplitudo yang lebih tinggi, pada saat purnama mencapai -0,182 m dan saat perbani mencapai -0,01 m. Dari hasil peta co-range secara keseluruhan terlihat bahwa persebaran amplitudo pasang surut memiliki nilai yang hampir sama di setiap bagian teluk baik di kondisi purnama ataupun perbani. Menunjukkan bahwa di Teluk Lembar aman untuk melakukan aktifitas pelabuhan karena tidak akan terganggu oleh gelombang amplitudo pasang surut. Gambar 4a. Peta Co-range Pasut kondisi Purnama saat Pasang Tertinggi Gambar 4b. Peta Co-range Pasut kondisi Perbani saat Pasang Tertinggi

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 98 Gambar 6a. Peta Co-range Pasut kondisi Purnama saat Pasang Menuju Surut Gambar 6b. Peta Co-range Pasut kondisi Perbani saat Pasang Menuju Surut Gambar 7a. Peta Co-range Pasut kondisi Purnama saat Surut Menuju Pasang Gambar 7b. Peta Co-range Pasut kondisi Perbani saat Surut Menuju Pasang Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasang surut di Teluk Lembar bertipe pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevailling Semi diurnal), dengan nilai HHWL 2,19 m; MSL 1,27 m; LLWL 0,35 m.peta co-range memperlihatkan Teluk Lembar memiliki tinggi amplitudo gelombang pasut yang sama saat purnama dan perbani. Amplitudo pasut di Teluk Lembar saat pasang tertinggi mencapai 1,085 m saat purnama 0,276 m saat perbani. Saat surut terendah amplitudo pasut mencapai -0,896 m pada purnama dan - 0,384 m pada saat perbani.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 99 Daftar Pustaka Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rimka Cipta. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2012. Lombok Barat Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik. Lombok Barat. Fathoni, A. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka Cipta. Jakarta Nurdjaman, S dan Alkausar, H. 2000. Model Hidrodinamika Pasang Surut di Perairan Selat Karimata. ITB. Bandung. Pariwono, J.I. 1985. Gaya Penggerak Pasang Surut. Laboratorium Oseanografi Fakultas Perikanan IPB. Bogor. Poerbandono dan E. Djunarsjah. 2005. Survey Hidrografi. PT Refika Aditama. Bandung. Triatmodjo, B. 2008. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta Wibisono, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Kelautan. UI-Press. Jakarta