BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Snowball Drilling dalam strategi FIRE-UP, sedangkan kelas kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODE PENELITIAN. kelas, yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan hulu pada bulan Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MA Pondok Pesantren Islamic Centre Al-Hidayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Pekanbaru di kelas XI semester 2

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 6 kelas yaitu kelas VIII. 1,

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas Xb dan Xc di Pondok Pesantren

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan penggunaan model pembelajaran Inquiry, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum perlakuan kedua kelas diberikan pretest. Soal-soal yang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

Transkripsi:

21 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak, pada Tahun Ajaran 2013/2014 (semester genap) pada bulan Februari - Maret. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Sedangkan objek penelitian ini adalah metode pembelajaran problem posing dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi redoks kelas X di SMAN 1 Sungai Apit. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil 2 kelas yang homogen yang telah diberikan uji homogenitas. Selanjutnya ditentukan 1 kelas eksperiman yakni X5 dan 1 kelas kontrol yakni X4. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian pretest dan posttest control group design yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas. Kelompok kelas eksperimen diterapkan metode 21

22 pembelajaran problem posing dan pada kelompok kontrol tidak diterapkan metode pembelajaran problem posing. Kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest, setelah dilakukan perlakuan selanjutnya diberikan posttest. Selisih antara nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan data yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan perlakuan. Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut : R O 1 X O 2 (kelompok eksperimen) R O 3 O 4 (kelompok kontrol) Gambar III.1 Rancangan Penelitian 1 Keterangan : R = kedua sampel dipilih secara acak X O 1 dan O 3 O 2 dan O 4 = kelompok diberi perlakuan = kelompok diberi pretest = kelompok diberi posttest E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tes Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan 1 Ibid., hal. 160.

23 keterampilan. 2 Tes yang dilakukan dalam penelitian terdiri atas pretes dan postes. Soal yang digunakan untuk pretes maupun postes adalah sama yaitu berupa pilihan ganda yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran untuk materi reaksi redoks. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber pada benda yang tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan, salah satunya adalah daftar nama siswa. 3. Observasi Observasi merupakan pengumpulan dta melalui pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. 3 Alat yang digunakan untuk mengobservasi dapat berupa lembar observasi. Lembar observasi diisi setiap pertemuan baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Soal Untuk memperoleh soal-soal tes yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka diadakan uji coba terhadap siswa lain yang tidak terlibat dalam sampel penelitian ini yakni siswa yang telah mempelajari materi reaksi redoks kelas X. Pada penelitian ini soal diuji coabakan di kelas 2 Asep Jihad, Abdul Haris, Op. Cit., hal. 67. 3 Endang Mulyatiningsih, Op. Cit., hal. 26.

24 XI IPA, kemudian di analisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran (TK) dan daya pembeda (DP) soal. a. Validitas Tes Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin di ukur atau telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. 4 Validitas ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang sedang diuji. 5 Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil tes yang valid, maka tes yang penulis gunakan dikonsultasikan dengan guru bidang studi kimia yang mengajar di kelas X SMAN 1 Sungai Apit. b. Reliabilitas Soal Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. 6 Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif. 7 Pada pengujian reliabilitas soal menggunakan tes ulang (test-retest). Testretest ini merupakan suatu cara atau teknik untuk mengukur reliabilitas dengan memberikan tes kepada orang yang sama dengan tes yang sama 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 229. 5 Asep Jihad, Abdul Haris, Op. Cit., hal.179. 6 Ibid., hal. 180. 7 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Rosdakarya, 2009), hal.139.

25 pula lebih dari satu kali kesempatan kemudian hasil tes dari orang yang sama dibandingkan dengan hasil tes yang dilakukan berikutnya. 8 Untuk melakukan analisis reliabilitas tes dapat ditentukan dengan Product Moment : 9 Keterangan: : reliabilitas secara keseluruhan N X Y : Jumlah subjek : Nilai tes pertama : Nilai tes kedua 1991b:191): Interpretasi nilai r 11 mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi, r 11 0,20 reliabilitas: sangat rendah 0,20 < r 11 0,40 reliabilitas: rendah 0,40 < r 11 0,70 reliabilitas: sedang 0,70 < r 11 0,90 reliabilitas: tinggi 0,90 < r 11 1,00 reliabilitas: sangat tinggi 10 c. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk 8 Punaji Setyosari, Op. Cit., hal. 181. 9 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 356 10 Asep Jihad, Abdul Haris, Op. Cit., hal.181

26 indeks. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. 11 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah: Indeks kesukaran ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: P B : Indeks kesukaran : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes. 12 Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut : 0 0,30 = soal kategori sukar 0,31 0,70 = soal kategori sedang 0,71 1,00 = soal kategori mudah. 13 Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat 3-4-3. Artinya, 30% soal mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% lagi soal kategori sukar. Perbandingan yang lainnya bisa dibuat misalnya 3-5-2. 11 Kusaeri, Suprananto, Pengukuran dan Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 174. 12 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 372. 13 Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 137.

27 Artinya, 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar. 14 d. Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan suatu ukuran apakah butir soal mampu membedakan murid pandai (kelompok supper) dengan murid tidak pandai (kelompok lower). Untuk perhitungan daya pembeda (DP), dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel 2. Dibuat pengelompokkan siswa dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas terdiri atas 50 % dari seluruh siswa yang mendapat skor tinggi dan kelompok bawah terdiri atas 50 % dari seluruh siswa yang mendapat skor rendah. Daya pembeda ditentukan dengan : Keterangan: S A S B I A = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah = Jumlah skor kelompok bawah pada butir yang diolah = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah. 14 Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 135 et seq.

28 Klasifikasi daya pembeda : D = 0,00 0,20 : jelek (poor) D = 0,20 0,40 : cukup (satisfactory) D = 0,40 0,70 : baik (good) D = 0,70 1,00 : baik sekali (excellent) D = < 0 : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 15 2. Analisis Data Penelitian Teknik yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test, data yang dianalisa sebagai berikut: a. Uji Homogenitas Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. 16 Uji homogenitas sangat diperlukan sebelum melakukan tahap penelitian, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kehomogenan varians yang akan diteliti. Untuk menentukan kehomogenan varians dapat ditentukan dengan uji Bartlet. Uji Bartlet digunakan apabila pengujian homogenitas dilakukan terhadap tiga varians atau lebih. 17 Untuk menghitung varians dari masing-masing kelompok digunakan rumus: S 2 n 2 X X n n 1 2 18 Keterangan : S 2 = Varians kelas 15 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 218. 16 Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 133. 17 Ibid., hal. 137. 18 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), hal. 94.

29 n X = Jumlah sampel = Nilai kelas rumus : Selanjutnya untuk menghitung varians gabungan menggunakan Keterangan : = Varians gabungan = Jumlah siswa tiap kelas = nilai varians sampel Setelah menghitung varians gabungan, selanjutnya menghitung nilai X 2 hitung, dengan : Dimana ln 10 = 2,303 = statistik dari Chi B = (log s 2 ) (n i 1) s i = varians masing-masing kelompok

30 Kelompok-kelompok dinyatakan mempunyai varians yang homogen apabila hitung < tabel pada taraf kesalahan tertentu. 19 b. Uji Normalitas Untuk melihat apakah data berdistribusi normal maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. 20 Uji yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Rumus yang digunakan yaitu: Dengan : chi kuadrat yang dicari : frekuensi observasi : frekuensi harapan Bila, distribusi data tidak normal Bila, data berdistribusi normal. 21 c. Uji Hipotesis 19 Purwanto, Op. Cit., hal. 180 20 Ibid., hal. 156. 21 Purwanto, Op.Cit., hal. 157.

31 Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menganalisa dengan menggunakan tes t. Test t adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel dari dua variabel yang dikomparatifkan. 22 Rumus t-test juga digunakan untuk melihat perbandingan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang digunakan adalah t-test satu pihak (1-α), dengan rumus: Dengan : = 23 X = Rata-rata selisih nilai pretest dengan nilai posttest kelas 1 eksperimen X = Rata-rata selisih nilai pretest dengan nilai posttest kelas kontrol 2 Dengan kriteria pengujian : hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel dengan derajat nilai α = 0,05. 22 Hartono, Op.Cit.,hal. 178. 23 Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Op. Cit., hal. 142.

32 Cara memberikan interpretasi terhadap t 0 adalah dengan merumuskan hipotesis alternatif (H a ) yang menyatakan ada perbedaan dan hiotesis nol (H 0 ) menyatakan tidak ada perbedaan. Setelah itu mencari df atau db, lalu dengan besarnya df atau db tersebut berkonsultasi pada tabel nilai t hasilnya disebut t tabel (t t ). Selanjutnya bandingkan t 0 dengan t t dengan ketentuan : 1. Bila t 0 sama dengan atau lebih besar dari t t maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan. 2. Bila t 0 lebih kecil dari t t maka hipotesis nol (H 0 ) diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. 24 d. Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor g ( N-gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan rumus : g = Keterangan : = skor tes akhir = skor tes awal = skor maksimum Kriteria Gain yang dinormalisasi : 24 Hartono, Op.Cit., hal. 179 et seq.

33 g > 0,7 = tinggi 0,3 < g < 0,7 = sedang g < 0,3 = rendah. 25 25 Triastuti Evawani, et. al, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bermakna Menggunakan Lembar Kerja Siswa Divergen pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Journal of Educational Research and Evaluation, Universitas Negeri Semarang, Juni 2013), hal. 21.