III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

Penelitian pengaruh garam pada tanah lempung yang distabilisasi dengan

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipresentasikan pada gambar bagan alir, sedangkan kegiatan dari masing - masing

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 3 METOTOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

BAB VII ANALISIS SARINGAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah 1 Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Gedong Pasir Kelurahan Benteng Sari Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur (105 o 39 10,73 ) dengan membuat sampel A, sampel B, dan Sampel C pada penelitian di laboratotium. Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel

46 1. Pencampuran sampel tanah asli dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan pembagian sampel yaitu Sampel A, Sampel B, dan Sampel C masingmasing terdiri dari 3 sampel. a. Sampel A Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 5 %, kemudian sampel dipadatkan. b. Sampel B Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 10 %, kemudian sampel dipadatkan. c. Sampel C Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 15 %, kemudian sampel dipadatkan. B. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Untuk contoh tanah asli (Undisturb) diambil dari kedalaman kira kira 50 cm di bawah permukaan tanah guna menghilangkan sisa sisa kotoran tanah. 2. Untuk contoh tanah terganggu (disturb), sampel tanah diambil secara bongkahan permukaan tanah.

47 C. Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium 1. Pengujian Sifat Kimia Tanah a. Kadar Abu Pengujian kadar abu merupakan tahapan untuk mendapatkan nilai dari kadar organik suatu tanah. Menurut ASTM D4427-84 (1989), mengklasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan kadar abu yang ada, yaitu: Low ash-peat, bila kadar abu 5% Medium ash-peat, bila kadar abu 5-15% High abb-peat, bila kadar abu lebih besar 15% Prosedur pengujian: Cawan porselin dikeringkan pada temperatur 600 C selama 30 menit. Dinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang. Kira-kira 2 gram sampel tanah organic dimasukkan ke dalam cawan porselin. Cawan dan isinya dipanaskan dengan nyala bunsen sampai tidak berasap lagi. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur listrik dengan temperatur 600 C selama 30 menit. Setelah didinginkan dalam eksikator, cawan dan isinya ditimbang.

48 b. Kadar Organik Kadar organik merupakan hal yang paling penting dalam geoteknik, dalam hal ini hambatan air mayoritas dari tanah gambut yang tergantung pada kadar organiknya. Menurut ASTM D2607-69 (1989), mengklasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan bahan organik dan kadar serat, yaitu: Sphagnum moss peat (peat moss), bila kandungan serat lebih besar atau. sama dengan 2/3 berat kering Hypnum mos -peat, bila kandungan serat lebih besar atau sama dengan 1/3 berat kering Reed-sedge peat, bila kandungan serat lebih besar atau sama. dengan 1/3 dari reed-sedge dan serat-serat lain kering Peat humus, bila kandungan serat lebih kecil 1/3 ~berat kering Peat lainnya, selain dari klasifikasi tanah gambut di atas Prosedur pengujian: Timbang 0,1 gr sampel tanah organik (di ayak 2 mm). Masukkan sampel tanah ke dalam erlenmeyer + 10 ml K 2 Cr 2 O 7 1N, Sambil dikocok tambahkan larutan K 2 Cr 2 O 7 (kromat) melalui biuret 50 ml. Tambahkan H 2 SO 4 pekat 4 ml dan putar pada alas selama 1 menit lalu diamkan selama 20-30 menit. Tambahkan 40 ml air suling dan 2 ml 85% H 3 PO 4, 0,2 gr NaF dan 6 tetes indikator difanilamin. Titrasikan segera dengan 0,5 N FeSO 4 1N.

49 Lakukan cara 1-5 pada waktu yang bersamaan untuk belangko ( Tanpa Tanah). c. Kadar Serat ASTM D4427-84 (1989), mengklasikasi tanah gambut berdasarkan kadar serat, yaitu: Fibric-peat, bila kadar serat lebih besar dari 67% Hemic-peat, bila kadar serat 33-67% Sapric-peat, bila kadar abu. lebih kecil 33% Prosedur pengujian: Ditimbang sample sebanyak 5 gram secara teliti dengan neraca analitik digital. Menimbang kertas saring sebelum digunakan. Pindahkan sample ke dalam gelas kimia 250 ml. Untuk pembebasan atau memisahkan serat dengan komponen lain, tambahkan NaOH sebanyak secukupnya, lalu aduk dan kemudian disaring dengan penggunakan kertas saring. Menuangkan larutan tersebut dengan kertas saring ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Melakukan proses menuang dua kali dengan %NaOH tersebut, dimana untuk ketiga kalinya endapan disertakan dalam penyaringan Lalu, angkat kertas saring yang telah berisi padatan dan keringkan dengan oven.

50 Setelah itu mendinginkannya didalam desikator dan menimbangnya. Melakukan perhitungan. 2. Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Pengujian Kadar Air Tujuan dari pengujian kadar air adalah untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan berat air dalam tanah dengan berat butiran tanah (berat tanah kering). a. Bahan bahan Sampel tanah asli (undisturb) dengan lolos saringan No. 4 (4.699mm). b. Alat alat yang digunakan 1) Cawan kadar air (container) 2) Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram 3) Oven 4) Desikator c. Rangkaian Kerja 1) Menimbang berat cawan yang akan digunakan, mencatat berat dan nomor cawan. 2) Memasukkan sampel kedalam cawan kemudian ditimbang. 3) Memasukkan sampel tanah ke dalam oven dengan suhu 110 0 C selama 12-16 jam atau sampai berat sampel tanah konstan. 4) Menutup cawan dan didinginkan dalam desikator 5) Menimbang cawan berisi sampel tanah yang sudah dioven. 6) Pemeriksaan dilakukan tiga kali untuk setiap benda uji sehingga didapat harga rata rata.

51 7) Menghitung prosentase kadar air 2. Pengujian Berat Volume Tujuan dari pengujian berat volume adalah untuk menentukan berat volume tanah dalam keadaan asli (undisturbed sample) yang didefinisikan sebagai perbandingan berat tanah dengan volume tanah. a. Bahan bahan Sampel tanah organik yang diambil. b. Alat alat yang digunakan 1) Ring contoh 2) Pisau 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 4) Alat pendorong sampel 5) Oli 6) Palu Karet c. Rangkaian Kerja 1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. 2) Membersihkan dan menimbang, ring contoh diberi oli agar tanah tidak melekat pada ring. 3) Mencatat tinggi dan diameter ring. 4) Mengambil sampel tanah dari tabung contoh dengan cara menekan ring sampel tanah sehingga ring masuk ke dalam sample tanah. 5) Meratakan permukaan tanah dengan pisau. 6) Menimbang ring dan tanah.

52 3. Pengujian Berat Jenis Tujuan pengujian berat jenis adalah untuk menentukan kepadatan massa tanah secara rata- rata yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. a. Bahan bahan 1) Sampel tanah asli (undisturb) 2) Air suling b. Alat alat yang digunakan 1) Picnometer (labu ukur) 100ml sebanyak 2 buah 2) Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram 3) Tungku pemanas dengan bahan baker spirtus 4) Korek api 5) Oven 6) Desikator c. Rangakaian kerja Menyiapkan picnometer dan air suling 500 ml kemudian dengan thermometer mencatat suhu yang ada untuk pengkalibrasian picnometer. 1) Menyiapkan benda uji secukupnya dan mengoven pada suhu 60 0 C sampai dapat digemburkan. 2) Mendinginkan sampel dengan menggunakan alat desikator. 3) Menimbang picnometer dalam keadaan bersih kering beserta tutupnya. 4) Menimbang picnometer beserta tanah kering.

53 5) Picnometer yang berisi tanah diberi air kira kira 1/3 volume picnometer kemudian di didihkan di atas tungku pemanas (boller) selama kurang lebih 15 menit. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara di dalam butir tanah. 6) Mendinginkan picnometer sehingga suhu sesuai dengan temperatur ruangan. 7) Menambahkan air suling ke dalam secukupnya sampai penuh. 8) Menimbang picnometer yang berisi tanah dan air kemudian mencatat suhu picnometer. 9) Mengosongkan picnometer dari tanah dan air yang berada di dalamnya. 10) Mengisi picnometer dengan air sehingga mencapai mencapai batas garis picnometer. 11) Mengeringkan permukaan luar picnometer dengan lapisan kering dan menutup serta menimbangnya. 4. Pengujian Batas Atterberg a. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. 1) Bahan bahan a) Sampel tanah sebanyak kurang lebih 300 gram b) Air bersih sebanyak ± 300 cc 2) Alat alat yang digunakan a) Alat batas cair (mangkok cassagrande) b) Alat pembuat alur

54 c) Spatula d) Gelas ukur e) Plat kaca f) Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram g) Oven h) Ayakan No. 40 (0.420 mm) 3) Rangkaian Kerja a) Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan saringan No. 40. b) Mengatur tinggi jatuh mangkuk sebesar 10 mm. c) Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga merata, kemudian di masukkan ke dalam mangkuk cassagrande. d) Meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. e) Membuat alur tepat ditengah tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. f) Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu merapat, sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan. g) Jumlah ketukan harus berada diantara 10 sampai 40 kali. h) Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkok untuk pemeriksaan kadar air. i) Melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda beda, yaitu 2 buah sampel di bawah 25 ketukan dan 2 buah sampel di atas 25 ketukan.

55 b. Pengujian batas Plastis (Plastic Limit) Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Pelaksanaan percobaan ini mengacu pada ATSM D-4318. 1) Bahan bahan a) Sampel tanah 100 gram b) Air bersih 50 cc 2) Alat alat yang digunakan a) Plat kaca b) Spatula c) Gelas ukur 100 cc d) Container 3 buah e) Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram f) Oven g) Ayakan No. 40 (0.420 mm) 3) Rangkaian Kerja a) Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan No. 40. b) Mengambil sampel tanah kira kira sebesar ibu jari dan dibulatkan, kemudian digulung di atas pelat kaca sehinggga mencapai diameter 3 mm sampai retak retak. c) Memasukkan benda uji ke dalam container, kemudian ditimbang. d) Menentukan kadar air benda uji.

56 5. Pengujian Analisa Saringan Pengujian analisa saringan hydrometer bertujuan untuk menentukan pembagian ukuran butiran dari tanah yang lolos saringan No. 10. a. Bahan bahan Sampel tanah asli (undisturb sample) yang di ambil melalui tabung contoh. b. Alat alat yang digunakan 1) Satu set saringan (sieve) 2) Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram 3) Mesin penggetar (sieve shaker) 4) Oven c. Rangkaian Kerja 1) Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram. 2) Cuci tanah di atas saringan No.200 sampai bersih, sehingga yang tertinggal di atas saringan hanya merupakan partikel atau butiran tanah kasar. 3) Memasukkan ke dalam oven sisa tanah yang tertahan di atas saringan No.200 selama 24 jam dengan suhu 104-110 C. 4) Setelah 24 jam, mengeluarkan sampel dan mendinginkannya. 5) Membersihkan masing-masing saringan beserta pan alas yang akan digunakan. Menimbang masing-masing saringan lalu menyusunnya sesuai dengan standar yang ada. 6) Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar. 7) Memasukkan sampel tanah ke dalam susunan yang paling atas lalu menutupnya dengan rapat.

57 8) Mengencangkan penjepit susunan saringan pada alat mesin penggetar. 9) Menghidupkan mesin penggetar kurang lebih selama 15 menit. 10) Setelah 15 menit, mematikan mesin penggetar dan mendiamkan susunan saringan selama 5 menit agar debu-debu mengendap. 11) Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan. 12) Membersihkan masing-masing saringan dengan kuas halus secara perlahan-lahan hingga seluruh butiran tanah bersih dari saringan. 6. Pengujian Hidrometer Pengujian ini bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan No. 10 (tidak ada butiran yang lebih besar dari 2 mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer. a. Bahan bahan 1) Tanah yang lolos saringan no.40 sebesar 50 gram 2) Air bersih 3) Bahan disperse (Sodium silikat = Na 2 SiO 3 ) 4) Air destilasi b. Alat alat yang digunakan 1) ASTM soil hidrometer 151 H (Skala Hidrometer) 2) Satu set saringan 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 4) Gelas Silinder dengan kapasitas 1000 cc

58 5) Cawan porselin (mortar) 6) Alat pengaduk suspense 7) Thermometer 0 C-50 C dengan ketelitian 0,5 C 8) Stopwatch 9) Sieve Shaker 10) Mixer c. Rangkaian Kerja 1) Mempersiapkan sampel tanah yang akan diperiksa. Menimbang dan mencatat massanya (gram), sekurang-kurangnya sekitar 50 60 gram. 2) Menaruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250 cc). Menuangkan sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan. Mencampur dan mengaduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Melakukan pemeraman tanah yang telah tercampur selama sekurangkurangnya 24 jam. 3) Menuangkan campuran tersebut dalam alat pencampur ( mixer ). Jangan ada butir tanah yang tertinggal atau hilang dengan membilas air (air destilasi) dan menuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh. Memutar alat pengaduk selama lebih dari 15 menit. 4) Segera memindahkan suspensi ke gelas silinder pengendap. Jangan ada tanah yang tertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder. Menambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm³. 5) Menutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak tangan ). Mengocok suspensi dengan membolak-balik vertikal ke atas dan ke bawah

59 selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air. Menggerakkan membolak-balik gelas harus sekitar 60 kali. Langsung meletakkan silinder berdiri di atas meja bersamaan dengan berdirinya silinder, menjalankan stopwatch dan merupakan waktu permulaan pengendapan T=0 dan Mengapungkan hidrometer dalam silinder ini selama perconaan dilaksanakan. 6) Melakukan pembacaan hidrometer pada T= 2 ; 5 ; 30 ; 60 ; 120 ; 240 ; 480 dan 1440 menit (setelah T=0). 7) Setiap setelah pembacaan hidrometer, mengamati dan mencatat temperatur suspensi dengan mencelupkan thermometer. 7. Melakukan Pencampuran Tanah Asli dengan Material Bergradasi Kasar (Pasir) Melakukan pencampuran sampel tanah asli dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan pembagian sampel yaitu Sampel A, Sampel B, dan Sampel C masing-masing terdiri dari 3 sampel. a. Sampel A Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 5 %, kemudian sampel dipadatkan. b. Sampel B Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 10 %, kemudian sampel dipadatkan.

60 c. Sampel C Sampel tanah asli dicampur dengan material bergradasi kasar atau pasir dengan persentase 15 %, kemudian sampel dipadatkan. 8. Pengujian Pemadatan Tanah Standar (Standard Compaction Test) Pengujian ini bertujuan untuk Menentukan kepadatan tanah dengan cara tumbukan, yaitu mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah. a. Bahan bahan 1) Sampel tanah tidak asli seberat kurang lebih 15 kg 2) Air bersih 5000cc b. Alat alat yang digunakan 1) Mold standar yang berdiameter 4 yang terdiri dari : a) Pelat dasar b) Mold c) Collar (leher penahan tanah) 2) Palu karet 3) Hammer seberat 4,54 kg untuk modified proctor 4) Pan segi empat / talam 5) Sendok Pengaduk Tanah 6) Gelas Ukur 1000 cc 7) Pisau Pemotong 8) Saringan No.4, diameter 4,75 mm 9) Timbangan

61 10) Kontainer 11) Kantong Plastik 12) Oven dengan pengatur suhu dan waktu 13) Kain Lap / Sikat Baja c. Rangkaian Kerja 1) Penambahan air sebagai berikut : a) Mempersiapkan alat dan bahan. b) Mengambil sampel tanah seberat kira-kira 12,5 kg dan masukkan ke dalam kontainer (wadah). c) Mengambil sebagian sampel untuk mengetahui kadar air mula-mula menggunakan 2 kontainer hingga butiran tanah dapat mewakili dari keseluruhan sampel tanah. d) Menentukan kadar optimum. 2) Pemadatan tanah sebagai berikut : a) Menimbang mold standar berdiameter 4 beserta luasnya dengan ketelitian 1 gr. b) Memasang collar pada mold, mengencangkan mur penjepit dan meletakkan pada tempat yang kokoh. c) Mengambil salah satu sampel tanah dari dalam plastik (dimulai dari sampel tanah dengan kadar air terendah), meletakkan di atas talam dan dibagi menurut metode pemadatan. Dengan menggunakan Proctor Standard, tanah dibagi 3 bagian. Bagian pertama dimasukkan ke dalam mold lalu ditumbuk 25 kali secara merata. Menambahkan bagian kedua ke dalam mold lalu ditumbuk sebanyak 25 kali. Untuk

62 bagian terakhir, tanah dimasukkan setinggi collar lalu ditumbuk sebanyak 25 kali. d) Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan pisau. e) Menimbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan ketelitian 1 gr. f) Mengeluarkan tanah dari mold dengan dongkrak lalu mengambil bagian atas, tengah, bawah tanah dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan kadar air. 9. Pengujian Konsolidasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan (perubahan volume) suatu jenis tanah pada saat menerima beban tertentu. a. Bahan-bahan: 1) Sampel tanah organik 2) Air untuk media penyekapan secukupnya. b. Alat-alat yang digunakan: 1) Frame alat Konsolidasi. 2) Sel Konsolidasi. 3) Cincin (cetakan) benda uji. 4) Extruder. 5) Batu Pori. 6) Piringan. 7) Stopwatch.

63 8) Dial deformasi. 9) Timbangan dengan Ketelitian 0,01 gram. 10) Pisau pemotong. 11) Oven dengan pengatur suhu. c. Rangkain kerja: 1) Mengeluarkan sampel tanah dari tabung contoh, lalu memasukkan cetakan benda uji pada sampel tanah yang telah menggunakan kadar air optimum. 2) Menimbang cetakan beserta sampel tanah (Wcs). Memasang kertas saring pada kedua permukaan atas dan bawah pada sampel tanah. 3) Memasukkan cetakan dan sampel tanah kedalam sel alat. 4) Meletakkan batu pori pada bagian atas dan bawah sampel tanah (sampel diantara batu pori). 5) Meletakkan penekan piringan diatas batu pori dan di atas plat penekan diletakkan bola baja ditengah-tengah atau coakan lubang pada plat penekan. Mengisi sel konsolidasi dengan air hingga permukaan terpenuhi air di atas bola baja. 6) Mengatur posisi plang penekan.agar horizontal dengan cara memutar span sekrup di bagian belakang. 7) Mengatur ketinggian baut penekan agar tepat menyentuh bola baja. 8) Mengatur posisi dial deformasi dalam posisi tertekan dan dibuat pada posisi nol. Menahan lengan beban dengan plang penahan. 9) Memasang beban dengan LIR = 0,5 sebesar 0,5 kg/cm², 0,75 kg/cm², 1,125 kg/cm², 1867,5 kg/cm², 2531,25 kg/cm² dan setelah itu memasang beban

64 dengan LIR = 1 sebesar 0,5 kg/cm², 1 kg/cm², 2 kg/cm², 4 kg/cm², 8 kg/cm². 10) Membaca dial deformasi. D. Analisis Data Hasil data yang diperoleh dan didapatkan dari penelitian yang dilakukan diolah, kemudian hasil dari pembacaan pola penurunan tanah lempung terhadap beban LIR (Load Increment Ratio) yang disubtitusi material bergradasi kasar (pasir) ditampilkan dalam bentuk tabel dan dibuat grafik.

65 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Pengujian Sifat Fisik a. Kadar Air e. Batas Plastis b. Berat Jenis f. Batas Cair c. Berat Volume g. Uji Hidrometer d. Analisa Saringan Klasifikasi Tanah Pencampuran Sampel Sampel A Tanah Asli + 5% Pasir Sampel B Tanah Asli + 10% Pasir Sampel C Tanah Asli + 15% Pasir Pembebanan dengan rasio LIR = 0,5 Pembebanan dengan rasio LIR = 1 Analisis data Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian