Widyastuti Paramita, Hery Gunawan. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2017

KEBIJAKAN SUB SEKTOR MINERBA DI KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM

I. PENDAHULUAN. Sebelum otonomi daerah tahun 2001, Indonesia menganut sistem

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

ARAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kalimantan Tengah

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 09 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara proporsional, artinya pelimpahan tanggung jawab akan diikuti

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

Membedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2017, No Sintang Provinsi Kalimantan Barat dengan Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tah

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2013

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2007

f. Pembangunan Bandara, Tahap Studi AMDAL g. Pembangunan Jembatan Timbang di Jalan Negara Trans Kalimantan, Desa Purwareja Kecamatan Sematu Jaya

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PNBP DAN TANTANGAN KEDEPAN

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2014

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 8 Oktober 2015

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2013 T E N T A N G SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

BUPATI KATINGAN. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Katingan;

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DBH SUBDIT DBH DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

Magdalena Judika Siringoringo. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

- 1 - BUPATI GUNUNG MAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERSIAPAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 di 10 KABUPATEN DAN 1 KOTA di PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO)

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA. Oleh : Indra Syahputra Lubis

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

Minerba One Map Indonesia

BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

KINERJA PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) SUMBER DAYA ALAM NON MIGAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH KABUPATEN KATINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam wilayah hukum. pertambangan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi tidak terkecuali pemerintah memerlukan suatu alat

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

ANALISIS SISTEM MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA TANAH ABANG SATU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

ANALISA PERENCANAAN, MONITORING DAN PENGUSULAN PENYALURAN PNBP SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010-2012 Widyastuti Paramita, Hery Gunawan Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, 08989831179, widyparamitha@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Monitoring dan Pengusulan Penyaluran dana PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2012. Metode dan Objek Penelitian yaitu kualitatif, riset yang dilakukan berupa penelitian deskriptif, dimensi waktu yang digunakan adalah melibatkan tahun 2010 hingga 2012, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara secara langsung ke KESDM. Objek penelitiannya yaitu data Provinsi Kalimantan Tengah yang terdapat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Hasil yang dapat disimpulkan yaitu pada tahun 2010-2012 pengusulan penyaluran masing-masing mencapai sebesar 200%,101%,127% serta Pengusulan Penyaluran PNBP selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 dan disetujui oleh Kementerian Keuangan. Kata Kunci: Perencanaan, Monitoring, Pengusulan Penyaluran, Kalimantan Tengah, Tahun 2010-2012. Abstract This study aims to determine the Planning, Monitoring and Disbursements for proposing tax revenues Natural Resources Mines Central Kalimantan Province in 2010-2012. Object methods and qualitative research, namely, research carried out in the form of a descriptive study, which used the time dimension is involved years of 2010 to 2012, the data collection methods used were observation and interviews directly to the MEMR. The research object is the data of Central Kalimantan contained in the Ministry of Energy and Mineral Resources and the Directorate General of Mineral and Coal. The results can be concluded that in 2010-2012 the nomination of each distribution reaches 200%, 101%, 127% and Proposal Distribution of tax revenues always increase from 2010-2012 and approved by the Ministry of Finance. Keywords: Planning, Monitoring, Distribution Proposal, Central Kalimantan, Year 2010-2012.

PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan antarperusahaan di Indonesia sudah sangat ketat baik perusahaan swasta maupun pemerintahan. Untuk memenangkan persaingan tersebut, perusahaan harus mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan antarperusahaan adalah terwujudnya good governance. Demi terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu sumber terciptanya good governance di dalam pemerintahan maka diperlukan adanya penerimaan negara. Adapun penerimaan negara tersebut didapatkan dari beberapa sumber salah satunya Sumber Daya Alam. Beberapa negara berkembang memiliki pendapatan negara yang bersumber dari Sumber Daya Alam ini contohnya China, didalam jurnal international Physicochemical Problem of Mineral Processing (2012: vol 2) dikatakan China is a country in which coal is the main energy source and in a very long period of time it will not change yang mana artinya Cina adalah negara dimana batubara merupakan sumber energi utama dan dalam waktu yang sangat lama itu tidak akan berubah. Akan tetapi ternyata tidak hanya negara china yang memiliki pendapatan negara yang berasal dari Sumber Daya Alam, melainkan negara Indonesia juga memilikinya. Di dalam jurnal konstitusi (2012: vol 3) di katakan bahwa Negara Indonesia sejak dulu terkenal dengan kekayaan alamnya baik di bidang perkebunan, pertanian, perikanan, bahkan pertambangan. Salah satu Sumber Daya Alam yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah pertambangan. Salah satu penerimaan negara Indonesia bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang mana pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu BUN dan K/L. Khusus bun terdiri dari MIGAS, Panas Bumi dan BUMN sedangkan K/L terdiri dari umum dan khusus. Dalam UU tentang APBN dikelompokan menjadi empat kelompok besar salah satunya sumber daya alam yang memiliki pendapatan atau penerimaan yang besar bagi negara Indonesia. Hal ini diperkuat dengan adanya surat siaran pers yang berjudul Refleksi Kinerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010 mengatakan jumlah realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersumber dari Mineral dan Batubara mencapai Rp.18,29 triliun. Tidak hanya itu saja tetapi juga dibuktikan dengan adanya jurnal Business Administration (2013: vol 2) yang mengatakan Central Kalimantan is one of the provinces where the major income in Indonesian coal has a high economic coal yang mana artinya Kalimantan Tengah merupakan salah satu Provinsi di mana pendapatan batubara di Indonesia yang tinggi. Pada penerimaan yang bersumber dari sumber daya alam ini kita mengenal pendapatan sumber daya alam migas dan non migas. Pendapatan sumber daya alam migas merupakan pendapatan yang diperoleh dari bagian bersih pemerintah atas kerjasama pengelolaan sektor hulu migas. Namun pendapatan sumber daya alam non migas dikenal dengan beberapa pendapatan sektoral yang cukup populer, yaitu pertambangan umum, kehutanan, perikanan, dan panas bumi. Jika dilihat dari dari sumber penerimaan tersebut kita dapat menduga hasil penerimaan tersebut tergolong besar dan bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Salah satu lembaga pemerintahan yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melakukan pencatatan Penerimaan Negara Bukan Pajak tersebut yang dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Salah satu Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dicatat oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersumber dari Mineral dan Batubara yang ada di Indonesia. Telah kita ketahui sejak zaman pemerintahan presiden Ir. Soekarno batubara merupakan aset negara yang memiliki nilai jual yang besar di dunia perdagangan sumber daya alam, namun seiring dengan berjalannya waktu nilai batubara di dunia perdagangan sumber daya alam semakin menurun dan hal ini dikarenakan nilai jual emas lebih diminati oleh negara asing. Melihat situasi tersebut menimbulkan keingintahuan tentang perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak yang berkaitan dengan Mineral dan Batubara.Sehingga dari hasil analisa tersebut diharapkan kita dapat mengetahui tentang perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam pertambangan yang dilakukan oleh pemerintahan, sesuai dengan keputusan yang telah diambil dalam melakukan perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam pertambangan tersebut. Adapun dengan adanya permasalahan diatas maka skripsi ini berjudul ANALISA PERENCANAAN, MONITORING DAN PENGUSULAN

PENYALURAN PNBP SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010-2012 Tujuan Penelitian Adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui perencanaan target yang harus didapatkan dalam hal penerimaan negara di bidang pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2010-2012 pada Provinsi Kalimantan Tengah. b. Untuk mengetahui besarnya jumlah realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak yang di peroleh pada tahun 2010-2012 terkait Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Kalimantan Tengah. c. Untuk mengetahui hasil monitoring ke Provinsi Kalimantan Tengah yang dituju yang mana hal tersebut dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan di bidang Mineral dan Batubara tahun 2010-2012. d. Untuk mengetahui besarnya jumlah pengusulan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan yang nantinya akan disalurkan untuk Provinsi Kalimantan tengah tahun 2010-2012. e. Untuk mengetahui siklus pengusulan penyaluran dana penerimaan negara bukan pajak terkait Mineral dan Batubara yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ke Provinsi Kalimantan Tengah. METODE PENELITIAN 1. Jenis dari penelitian yaitu penelitian kualitatif. 2. Riset yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. 3. Dimensi waktu yang digunakan yaitu melibatkan tahun 2010 hingga 2012 4. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. 5. Lingkungan penelitian berupa lingkungan riil. 6. Unit analisanya yaitu Wajib Bayar Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara serta data keuangan yang telah tercatat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. HASIL DAN BAHASAN a. Perencanaan, Realisasi, Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2010 Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 yaitu: Tabel 4.11 Rekapitulasi PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 REKAPITULASI 2010 No Provinsi / Kabupaten / Kota Total Rencana Total Realisasi % Hasil Rekon Kalimantan Tengah 167.874 336.525 200 Sama 1 Kab. Barito Selatan 9.060 13.452 148 Sama 2 Kota Palangkaraya 533 122 23 Sama 3 Kab. Barito Timur 10.516 2.609 25 Sama 4 Kab. Barito Utara 9.345 46.832 501 Sama 5 Kab. Gunung Mas 1.070 380 36 Sama 6 Kab. Kapuas 3.089 17.621 570 Sama

7 Kab. Katingan 1.502 607 40 Sama 8 Kab. Kotawaringin Barat 854 18 2 Sama 9 Kab. Kotawaringin Timur 5.798 3.029 52 Sama 10 Kab. Lamandau 323 1.025 317 Sama 11 Kab. Murung Raya 125.600 227.122 181 Sama 12 Kab. Pulang Pisau 8 0 0 Sama 13 Kab. Seruyan 186 224 120 Sama 14 Kab. Sukamara 0 0 0 Sama Sumber : Data Hasil Olahan Sendiri (Tabel seperti yang tertera pada halaman sebelumnya) Dari tabel 4.11 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu: Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013 Dilihat dari tabel 4.11 diatas dapat kita ketahui bahwa pada Kabupaten Sukamara belum memiliki penghasilan atas penerimaan negara bukan pajak, hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 Kabupaten Sukamara belum menjadi bagian dari Kalimantan Tengah. Dari data tabel 4.2 kita juga dapat mengetahui bahwa hasil monitoring PNBP tahun 2010 memiliki hasil rekapitulasi yang sama serta jumlah total PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara untuk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010 memiliki realisasi penerimaan yang tinggi melebihi dari angka yang ditargetkan. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah penerimaan Iuran produksi (Royalti) daripada jumlah penerimaan Iuran Tetap, yang mana pada tahun 2010 ini batubara yang mencapai 275.164.196 ton dan meningkatnya harga batubara yang signifikan sejak bulan oktober sebesar $92,68/ton hingga pada akhir tahun 2010 mencapai $130,41/ton. Selain itu Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dapat kita lihat bahwa pada Kabupaten Barito Selatan,Barito Utara, Kapuas, Lamandau, Murung Raya, Seruyan memiliki persentase penerimaan yang tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Adapun penyebab tingginya persentase tersebut yaitu: 1. Kabupaten Barito Selatan (148%) royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Perjanjian Kontrak Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) mencapai sebesar Rp 7.426.997.759 (lampiran 1.21). 2. Kabupaten Barito Utara (501%) royalti (batubara) pada triwulan 2 (April-Juni) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp11.506.154.845 (lampiran 1.3). 3. Kabupaten Kapuas (570%) royalti (batubara) pada triwulan 5 sebesar Rp3.883.589.036,00 (lampiran 1.7) dan penerimaan kurang bayar sebesar Rp8.373.383.470,00 (Lampiran 1.8).

4. Kabupaten Lamandau (317%) royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp495.232.000,00 (lampiran 1.5) 5. Kabupaten Murung Raya (181%) kurang bayar royalti (batubara) pada jenis penerimaan Perjanjian Kontrak Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) mencapai sebesar Rp143.887.642.867,69 (lampiran 1.24). 6. Kabupaten Seruyan (120%) royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp169.912.500,00 (lampiran 1.5). b. Perencanaan, Realisasi, Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2011 Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 yaitu: Tabel 4.12 Rekapitulasi PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 No Provinsi / Kabupaten / Kota Total Rencana REKAPITULASI 2011 Jumlah Total Realisasi % Hasil Rekon Kalimantan Tengah 435.206 438.358 101 Sama 1 Kab. Barito Selatan 61.100 41.497 68 Sama 2 Kota Palangkaraya 1.800 338 19 Sama 3 Kab. Barito Timur 37.700 37.461 99 Sama 4 Kab. Barito Utara 58.800 47.983 82 Sama 5 Kab. Gunung Mas 18.915 1.443 8 Sama 6 Kab. Kapuas 59.400 61.476 103 Sama 7 Kab. Katingan 16.800 1.206 7 Sama 8 Kab. Kotawaringin Barat 24.600 821 3 Sama 9 Kab. Kotawaringin Timur 410 1.056 258 Sama 10 Kab. Lamandau 9.510 5.317 56 Sama 11 Kab. Murung Raya 184.812 239.627 130 Sama 12 Kab. Pulang Pisau 4 0 0 Sama 13 Kab. Seruyan 140 70 50 Sama 14 Kab. Sukamara 95 64 67 Sama Sumber: Data Hasil Olahan Sendiri

Dari tabel 4.12 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu: Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013 Dari Tabel 4.12 dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 dengan melihat realisasi penerimaan pada tahun 2010 pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan target Penerimaan Negara Bukan Pajak hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara untuk Provinsi Kalimantan Tengah, walaupun demikian realisasi penerimaan tahun 2011 ini tetap melebihi dari angka yang ditargetkan hal itu diperkuat dengan meningkatnya hasil penerimaan per Kabupaten dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah produksi batubara mengalami peningkatan yaitu sebesar 353.387.341 ton akan tetapi pada tahun 2011 ini harga batubara mengalami penurunan hingga $112,67/ton, walaupun demikian peminat akan batubara tetap banyak sehingga penerimaan nya tetap melebihi angka yang di targetkan dan dalam hal ini pemerintah mengalami keuntungan yang besar serta kita juga dapat melihat hasil monitoring PNBP tahun 2011 memiliki jumlah rekapitulasi yang sama. Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dari tabel diatas kita juga dapat melihat bahwa pada Kabupaten Kapuas, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Murung Raya memiliki persentase penerimaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Adapun penyebab tingginya persentase penerimaan yaitu: 1. Kabupaten Kapuas (103%) royalti pada triwulan 1&2 untuk penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang mencapai Rp18.989.665.317,00. 2. Kabupaten Kotawaringin Timur (258%) royalti pada Triwulan 1&2 untuk penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp231.486.987,00 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp569.862.801,00. 3. Kabupaten Murung Raya (130%) royalti pada Triwulan 3 (Juli-September) untuk penerimaan Kontrak Karya (KK) mencapai Rp930.861.485,45 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp3.169.414.633,45. Lalu terdapat pula tingginya penerimaan dari Perjanjian Kontrak Pertambangan Batubara (PKP2B) pada triwulan 1 (Januari-Maret) mencapai Rp53.328.443.367,35 serta penerimaan escrow (kurang bayar) sebesar Rp162.641.055.411,84. c. Perencanaan, Realisasi, Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2012 Dengan melihat hasil penerimaan pada tahun 2011 yang melebihi target maka pemerintah menetapkan untuk menaikkan target Penerimaan pada tahun 2012. Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 yaitu:

No. Tabel 4.13 Hasil Monitoring (Rekon) PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 Prov./Kab./Kota Penghasil Total Rencana Rekapitulasi 2012 Jumlah Total Realisasi Hasil Rekon % Kalimantan Tengah 448.469 568.381 127 Sama 1 Kab. Murung Raya 260.375 195.322 75 Sama 2 Kab. Kapuas 59.095 171.562 290 Sama 3 Kab. Barito Utara 51.539 89.561 174 Sama 4 Kab. Barito Selatan 35.194 21.117 60 Sama 5 Kab. Barito Timur 26.308 73.050 278 Sama 6 Kab. Lamandau 6.179 7.163 116 Sama 7 Kota Palangka Raya 97 20 21 Sama 8 Kab. Gunung Mas 4.693 2.391 51 Sama 9 Kab. Katingan 3.366 2.822 84 Sama 10 Kab. Kotawaringin Timur 1.140 4.442 390 Sama 11 Kab. Kotawaringin Barat 175 215 123 Sama 12 Kab. Seruyan 94 133 141 Sama 13 Kab. Sukamara 206 583 283 Sama 14 Kab. Pulau Pisau 7.440 0 0 Sama Sumber: Data Hasil Olahan Sendiri Dari tabel 4.13 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu: Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013 Dilihat dari tabel 4.8 diatas dapat kita ketahui bahwa penerimaan pada Kabupaten Barito Selatan, Palangka Raya, Gunung Mas, Murung Raya, dan Katingan tidak mencapai jumlah penghasilan yang sudah ditargetkan, hal ini disebabkan karena turunnya harga batubara pada tahun 2012 yang mencapai $81,75/ton. Walaupun demikian produksi akan batubara tetap meningkat dari tahun 2011 hingga mencapai 386 juta ton, hal ini membuktikan bahwa peminat akan batubara meningkat dari tahun sebelumnya. selain itu tarif pada penerimaan Iuran tetap untuk bidang eksplorasi dan eksploitasi mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu untuk eksplorasi tahap 1 Rp2000/hektar, lalu tahap 2 Rp2500/hektar, dan tahap 3 Rp3000/hektar. Sedangkan eksploitasi tahap 1 Rp15000/hektar, lalu tahap 2 Rp25000/hektar, yang mana tarif tersebut berubah menjadi $2 (untuk ekslporasi) dan $4 (untuk eksploitasi). Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dari tabel 4.8 dapat kita ketahui pula pada Kabupaten Kapuas, Barito Utara, Barito Timur, Kotawaringin Timur dan Sukamara memiliki persentase penerimaan yang tinggi. Adapun penyebab tingginya persentase penerimaan tersebut yaitu: 1. Kabupaten Kapuas (290%) penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp53.607.208.087,00.

2. Kabupaten Barito Utara (174%) penerimaan royalti pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp34.247.419.881,17 dan adanya penerimaan escrow (Kurang Bayar) sebesar Rp19.328.282.288,55. 3. Kabupaten Barito Timur (278%) penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp26.420.710.444,00. 4. Kabupaten Lamandau (116%) penerimaan royalti pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp2.085.645.602 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp428.829.014,00. 5. Kabupaten Kotawaringin Timur (390%) penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp1.636.679.395,00. 6. Kabupaten Kotawaringin Barat (123%) penerimaan iuran tetap untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan jumlah kurang bayar mencapai Rp167.070.000,00. 7. Kabupaten Seruyan (141%) penerimaan iuran tetap pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp115.749.402,00. 8. Kabupaten Sukamara (283%) penerimaan iuran tetap pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp583.073.156,88. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan bahasan yang telah dilakukan pada Bab 4 maka dapat disimpulkan bahwa: a. Perencanaan jumlah target Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara dari tahun 2010-2012 pada Provinsi Kalimantan Tengah selalu mengalami peningkatan, yang mana masing-masing berjumlah yaitu Tahun 2010 Rp 167.874 (dalam milyar), Tahun 2011 Rp 435.206 (dalam milyar), Tahun 2012 Rp 448.469 (dalam milyar). b. Besarnya jumlah realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara yang di peroleh dari tahun 2010-2012 terkait Mineral dan Batubara di provinsi Kalimantan Tengah selalu mencapai target walaupun harga batubara mengalami naik turun, adapun masing-masing berjumlah: 1. Tahun 2010 Rp 336.525 (dalam milyar). Pada tahun 2010 didapatkan 6 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Barito Selatan (148%), Barito Utara (501%), Kapuas (570%), Lamandau (317%), Murung Raya (181%) dan Seruyan (121%). 2. Tahun 2011 Rp 438.358 (dalam milyar). Pada tahun 2011 didapatkan 3 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Kapuas (103%), Kotawaringin Timur (257%) dan Seruyan (130%). 3. Tahun 2012 Rp 568.381 (dalam milyar). Pada tahun 2012 didapatkan 8 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Kapuas (290%), Barito

Utara(174%), Barito Timur (278%), Lamandau (116%), Kotawaringin Timur (390%), Kotawaringin Barat (123%), Seruyan (1141%), Sukamara (283%). c. Hasil monitoring yang dilakukan pada Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2012 tidak terdapat perbedaan dalam hasil perhitungan dan jumlah yang didapatkan. d. Besarnya jumlah pengusulan penyaluran dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara untuk provinsi Kalimantan tengah tahun 2010-2012 selalu mengalami peningkatan. Adapun jumlah yang di usulkan yaitu Tahun 2010 Rp 336.525 (dalam milyar), Tahun 2011 Rp 438.358 (dalam milyar), Tahun 2012 Rp 568.381 (dalam milyar). e. Adapun siklus pengusulan penyaluran dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Tengah telah sesuai dengan teori yang ada. Saran Adapun saran yang dapat diberikan yaitu: a. Dalam penjumlahan target seharusnya dilakukan tidak hanya dengan melihat jumlah realisasi pada tahun sebelumnya namun juga harus dilakukan dengan menimbang harga batubara dan mineral berdasarkan harga pasar serta menimbang pula jumlah produksi batubara yang nantinya akan menjadi batasan produksi pada tahun tersebut, serta untuk tahun selanjutnya jumlah yang di targetkan atau yang direncanakan untuk penerimaan negara bukan pajak harus lebih tinggi lagi karena mengingat hasil realisasi dari tahun 2010-2012 selalu mengalami kenaikan. b. Untuk tahun selanjutnya hasil realisasi penerimaan PNBP nya jangan hanya beberapa Kabupaten saja yang memiliki persentase tinggi, tetapi maksimalkan semuanya memiliki persentase tinggi juga sehingga hasil penerimaannya akan lebih tinggi dari sebelumnya. c. Untuk produksi batubara seharusnya diturunkan lagi karena mengingat pada hasil analisa bahwa produksi batubara tahun 2010-2012 mengalami kenaikan yaitu : 1. Tahun 2010 sebesar 275.164.196 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember mencapai $130,41/ton. 2. Tahun 2011 sebesar 353.387.341 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember mencapai $112,67/ton. 3. Tahun 2012 sebesar 386.000.000 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember sebesar $81,75/ton. Sehingga dengan demikian pemerintah seharusnya lebih memantau jumlah produksi batubara karena mengingat batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sehingga harus dilakukan batasan dalam memproduksi batubara tersebut. REFERENSI Biro Keuangan Sekertariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2011). Kompendium Peraturan PNBP. (1th Edition). Jakarta : Biro Keuangan Sekertariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dipowicaksono, Fiqi and Wibowo, Satya Aditya. (2013). Marketing Strategy For 3M PPE Products at Coal Mining in East Kalimantan. Jurnal Business Administration. Vol 2, No. 9, diakses 18 Maret 2014 dari http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/ijba/article/download/653/523.

Emod, Lela Rochmatin. (2013). Pengelolaan PNBP Nikah dan Rujuk di Lingkungan Kementrian Agama. Jurnal Ekonomi Keagamaan. Vol 1, No. 118, diakses 20 Maret 2014 dari http:///e:/pengelolaanpnbpnikahdanrujukdi Lingkungan Kementerian Keagamaan.htm Hasibuan, Mikko Rawindra and Djajadiningrat, Surna Tjahja. (2012). Effort To Increase Performance of Sub Directorate of State Revenue of Mineral and Coal in Optimizing Non Tax State Revenue General Mining. The Indonesian Journal of Business Administration, Vol 1, No. 1, diakses 12 April 2014 dari http://portalgaruda.org/download_article.php?article=88753&val=2219. Hidayat. (2011). Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Kelembagaan Lokal. Jurnal Sejarah, Jilid 15, No. 19, diakses 12 April 2014 dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/cilekha/article/download/3412/3067. LI Yanfeng, ZHAO Wenda, GUI Xiahui, ZHANG Xiaobo. (2012). Flotation Kinetics and Separation Selectivity of Coal Size. Jurnal Physicochemical Problem of Mineral Processing. Vol 2, No. 49, diakses 18 Maret 2014 dari http://www.ppmp.pwr.wroc.pl/sorpa/file/5609eea312404d80b37560585dc32840/download. Mowen Hansen. (2009). Managerial accounting;akuntansi manajerial. Buku 1 (edisi 8). Jakarta Selatan : Salemba Empat. Nursanto Edy, Idrus Arifudin, Amijaya Hendra, dan Pramumijoyo Subagyo. (2011). Keterdapatan dan Tipe Mineral pada Batubara serta Metode Analisis. Vol 4, No. 1, diakses 18 Maret 2014 dari ttp://technoscientia.akprind.ac.id/techno/files/full/vol4no1agus2011/edy_nursanto_001-010.pdf. Prawira, Sutisna. (2010). REFLEKSI KINERJA SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 2010.10 Februari 2014. http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/4027- refleksi-kinerja-sektor-energi-dan-sumber-daya-mineral-tahun-2010.html Robbins, Stephen P. / Coulter, Marry. (2009). Manajemen. (Edisi 8) Jilid 1. New Jersey: Pearson Education. Inc. Saidi, Muhammad Djafar & Huseng, Rohana.(2010). HUKUM PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK. (2nd Edition). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Saryono, Agus. (2013). Laporan Penyusunan Tabel & Grafik Agustus 2013. Jakarta:Sekretaris Direktorat Jenderal HAM. Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak. (Edisi 5). Jakarta Selatan: Salemba Empat. Susyanto. (2012). KINERJA SEKTOR KERJA ESDM TAHUN 2012. 21 Mei 2014. http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/6127-kinerja-sektor-esdm-tahun-2012-.html Victor Imanuel Williamson Nalle. (2012). Hak Menguasai Negara Atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Undang-Undang Minerba. Jurnal Konstitusi. Vol 9, No. 3, diakses 18 Maret 2014 dari http://www.academia.edu/2614229/hak_menguasai_negara_atas_mineral_dan_batubara_pa scaberlakunya_undang-undang_minerba Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. (Edisi 10) Buku 1. Jakarta Selatan : Salemba Empat. Yuniarto, Agung. (2012). Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Bogor: Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan PUSDIKLAT Anggaran dan Perbendaharaan.

RIWAYAT PENULIS Nama : Widyastuti Paramita Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 25 Agustus 1992 Pendidikan Terakhir : S1 (Universitas Bina Nusantara) Jurusan (Akuntansi) Tahun 2014