BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 19 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 36 TAHUN 2017

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 90 TAHUN 2016

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22.2 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

Sheet1 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

RAPERDA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 113/PMK.01/2006 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA PALANGKA RAYA

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 88 TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

SALINAN NO : 14 / LD/2009

BAB IV PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Transkripsi:

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagimana dimaksud dalam pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Barang Milik Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat; Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Kabupaten Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 1 Seri D); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 4 Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT TENTANG MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bangka Barat; 3. Bupati adalah Bupati Bangka Barat; 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat; 5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang aset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah Kabupaten Bangka Barat; 7. Unit Pelaksana Teknis SKPD, selanjutnya disingkat UPT SKPD adalah unit kerja yang berada di bawah SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program SKPD; 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat; 9. Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BMD adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah; 10. Pejabat Negara adalah Pejabat Negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1), UU RI Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 11. Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang milik daerah yang meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi;

12. Pengelola Barang adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab untuk melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 13. Pembantu Pengelola Barang adalah Pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada SKPD; 14. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya; 15. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD; 16. Pengguna Barang adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah; 17. Kuasa Pengguna Barang adalah Kepala Unit Kerja atau Pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; 18. Penyimpan Barang adalah pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah; 19. Pengurus Barang adalah Pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang milik daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap SKPD/Unit Kerja; 20. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa; 21. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/pengguna barang untuk melaksanakan program dan kegiatan; 22. Pelaksana Akuntansi SKPD atau Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK -SKPD adalah pejabat yang ditetapkan oleh kepala SKPD untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD; 23. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD; 24. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat yang ditunjuk untuk membantu kelancaran tugas perbendaharaan bendahara pengeluaran SKPD yang melaksanakan fungsi sebagai kasir, pembuatan dokumen pengeluaran uang atau pengurusan gaji; 25. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat;

26. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan atau tindakan untuk menghubungkan kegiatan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan dalam rangka sedang menyusun kebutuhan dan atau pemeliharaan barang milik daerah yang akan datang; 27. Penentuan Kebutuhan adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan rincian kebutuhan pada perencanaan sebagai pedoman dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah yang dituangkan dalam anggaran; 28. Penganggaran adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan penentuan kebutuhan barang daerah dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia; 29. Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah/jasa; 30. Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima barang sebagai tindaklanjut dari hasil pengadaan barang/jasa dan/atau pihak ketiga; 31. Penyimpanan adalah kegiatan dalam rangka pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam gudang/ruang penyimpanan; 32. Penyaluran adalah kegiatan untuk meyalurkan/pengiriman barang dari gudang atau tempat lain yang ditunjuk ke unit kerja/satuan kerja pemakai; 33. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna; 34. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif, pengasuransian dan tindakan upaya hukum; 35. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan; 36. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 37. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah; 38. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian adalah kegiatan atau tindakan yang bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah;

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dari Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Barang Milik Daerah di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat adalah sebagai keseragaman dalam Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran barang milik daerah pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kab. Bangka Barat; Pasal 3 Tujuan Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Barang Milik Daerah di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat adalah untuk tertib penatausahaan dan pertanggungjawaban barang milik daerah bagi Penyimpan Barang dalam mengoptimalkan pengelolaan barang milik daerah; BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 (1) Peraturan Bupati ini mengatur mengenai Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Barang Milik Daerah di satuan kerja perangkat daerah dan unit kerja dan atau Unit Pelaksana Teknis (UPT), meliputi barang inventaris dan barang persediaan; (2) Barang Inventaris sebagaimana dimaksud ayat (1) sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; (3) Barang persediaan sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran keputusan ini; BAB IV PERENCANAAN BARANG PERSEDIAAN Pasal 5 Perencanaan kebutuhan barang persediaan disusun dalam rencana kerja dan anggaran SKPD setelah memperhatikan sisa persediaan barang yang ada. Sisa persediaan barang akhir tahun diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Kerja Perubahan Anggaran (RKPA) SKPD tahun anggaran berikutnya; BAB V MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BARANG PERSEDIAAN Pasal 6 Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran barang persediaan merupakan mekanisme/sistem yang digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan penatausahaan barang persediaan milik pemerintah daerah;

Pasal 7 Barang persediaan milik pemerintah daerah diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode pelaporan, barang persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik dan dinilai berdasarkan harga beli terakhir. Untuk persediaan barang cetakan yang sudah diporporasi dicatat sebesar nilai nominal barang; Pasal 8 Pihak-pihak yang terkait dalam Penyaluran persediaan meliputi : Penerimaan, Penyimpanan dan a. Bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu; b. Penyimpan barang; c. Kepala unit pemakai barang; d. Pelaksana akuntansi/ppk SKPD; e. Bidang Aset DPPKA Kab. Bangka Barat; f. Bidang Keuangan DPPKA Kab. Bangka Barat; g. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); h. Pengguna Anggaran (PA); i. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Pasal 9 (1) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu/PA/KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, bertugas melakukan pembayaran atas pembelian/pengadaan barang persediaan yang dilaksanakan oleh PPK; (2) Barang persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kemudian diserahkan oleh PPK kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan untuk kemudian diserahkan kepada Penyimpan barang; Pasal 10 Penyimpan barang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 bertugas : a. Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah; b. Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterimanya; c. Meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan; d. Mencatat barang persediaan yang diterima ke dalam buku/kartu barang; e. Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan; f. Membuat laporan penerimaan, penyaluran/pendistribusian dan sisa barang persediaan yang dikelolanya; g. Melakukan inventarisasi fisik barang persediaan.

Pasal 11 (1) Kepala unit pemakai barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, bertugas membuat permintaan tertulis dalam pendistribusian barang persediaan untuk digunakan sesuai keperluan kepada kepala SKPD/atasan langsung penyimpan barang (format contoh permintaan barang persediaan terlampir); (2) Berdasarkan permintaan dari unit pemakai barang tersebut kepala SKPD/atasan langsung penyimpan barang melakukan penelitian dan selanjutnya menyetujui dan/atau menolak seluruh/sebagian terhadap permintaan unit pemakai barang; (3) Dalam hal permintaan disetujui, kepala SKPD/atasan langsung penyimpan barang memerintahkan penyimpan barang mengeluarkan barang dengan menandatangani surat perintah pengeluaran barang, dan kemudian penyimpan barang menyerahkan kepada unit pemakai barang yang dituangkan dalam bukti serah terima barang persediaan yang ditandatangani oleh pejabat unit pemakai barang dan penyimpan barang (contoh format surat perintah penyaluran barang terlampir); Pasal 12 Pelaksana akuntansi/ppk SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 bertugas mencatat transaksi akuntansi persediaan barang dalam laporan keuangan SKPD terkait pengadaan, jumlah maupun nilai sisa dalam rangka penyusunan laporan keuangan SKPD; Pasal 13 Bidang Aset DPPKA Kab. Bangka Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 menghimpun laporan persediaan dari seluruh SKPD setiap 6 bulan sekali; Pasal 14 Bidang Keuangan DPPKA Kab. Bangka Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 merupakan pihak yang menggunakan data persediaan dari hasil pencatatan akuntansi pelaksana akuntansi SKPD dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan penyusunan perubahan APBD; Pasal 15 Barang persediaan dapat diperoleh dari pengadaan maupun hibah; Pasal 16 (1) Hasil pelaksanaan pengadaan barang persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diterima oleh PPK, untuk diserahkan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang untuk kemudian diserahkan kepada Penyimpan barang; (2) Penyerahan barang persediaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dituangkan dalam berita acara;

(3) Penyimpan barang berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan barang persediaan. Penerimaan barang persediaan selanjutnya disimpan di dalam gudang atau tempat penyimpanan; Pasal 17 Barang yang dibeli dan atau diterima, barang yang didistribusikan dan atau digunakan dicatat oleh penyimpan barang ke dalam: a. Daftar Pengadaan Barang (format terlampir) b. Buku Penerimaan Barang (format terlampir) c. Buku Pengeluaran Barang (format terlampir) d. Kartu Barang (format terlampir) e. Kartu Persediaan Barang (format terlampir); Pasal 18 Setiap akhir bulan penyimpan barang melaporkan data sisa persediaan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang. Pasal 19 SKPD yang memiliki unit kerja dan atau UPT dapat menunjuk pengurus barang unit kerja dan atau pengurus barang UPT untuk menatausahakan barang persediaan. Pengurus barang unit kerja dan atau pengurus barang UPT mencatat barang yang dibeli dan atau diterima, barang yang di distribusikan dan atau digunakan ke dalam: a. Daftar pengadaan barang (format terlampir) b. Buku Penerimaan Barang (format terlampir) c. Buku Pengeluaran Barang (format terlampir) d. Kartu Barang (format terlampir) e. Kartu Persediaan Barang (format terlampir) Pasal 20 Pengamanan barang persediaan dilakukan oleh penyimpan barang. Pengamanan barang persediaan dilakukan untuk menghindari adanya kehilangan, kerusakan dan bahaya kebakaran atas persediaan di gudang/tempat penyimpanan; Pasal 21 Pemeliharaan barang persediaan dilakukan oleh penyimpan barang. Pemeliharaan barang persediaan dimaksudkan agar barang persediaan tetap dapat memberikan daya guna yang optimal dengan menjaga kebersihan, keteraturan, dan kerapian di gudang/tempat penyimpanan; Pasal 22 (1) Setiap akhir bulan Pengurus barang unit kerja dan atau pengurus barang UPT melaporkan data sisa persediaan kepada penyimpan barang SKPD;

(2) Penyimpan barang SKPD merekap data-data sisa persediaan dari pengurus barang unit kerja dan atau pengurus barang UPT serta sisa persediaan yang dikelolanya; (3) Penyimpan barang secara administrasi wajib mempertanggungjawabkan atas barang yang dikelola dalam bentuk laporan pertanggungjawaban meliputi laporan semesteran dan laporan tahunan; (4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tersebut disampaikan kepada pelaksana akuntansi SKPD yang akan digunakan sebagai bahan pencatatan akuntansi dalam rangka penyusunan neraca SKPD; Pasal 23 (1) Setiap akhir semester satu dan akhir tahun penyimpan barang melaksanakan inventarisasi fisik/stock opname barang persediaan; (2) Inventarisasi fisik/stock opname barang persediaan bertujuan untuk menguji kesesuaian antara pembukuan barang persediaan dengan kuantitas dan kualitas yang dilaksanakan dalam rangka akuntabilitas penatausahaan barang persediaan; (3) Inventarisasi fisik/stock opname barang persediaan dilakukan oleh atasan langsung penyimpan barang dan penyimpan barang dan hasil inventarisasi fisik/stock opname tersebut dituangkan dalam berita acara inventarisasi barang persediaan dan disampaikan kepada Pengelola BMD; (4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Pengelola BMD dan tembusannya masing-masing untuk Kepala SKPD yang Bersangkutan, Pembantu Pengelola BMD, dan Inspektur Inspektorat Wilayah. Pasal 24 (1) Kepala SKPD mengajukan usul penghapusan barang persediaan yang rusak, susut, kadaluarsa, dan hilang berdasarkan hasil pemeriksaan penyimpan barang kepada Pengelola BMD; (2) Dalam hal usulan tersebut disetujui, pelaksanaan penghapusan barang persediaan dilakukan oleh tim yang ditetapkan dengan keputusan kepala SKPD bersangkutan dan dituangkan dalam berita acara pelaksanaan penghapusan barang persediaan; Pasal 25 (1) Dalam hal barang persediaan yang akan dilakukan pemanfaatan atau pemindahtangan oleh SKPD, Kepala SKPD mengajukan usul pemanfaatan atau pemindahtangan barang persediaan tersebut berserta alasan pertimbangan/hasil kajian intern instansi pengguna dan kelengkapan data kepada Pengelola BMD;

(2) Dalam hal usulan tersebut disetujui, pelaksanaan pemanfaatan atau pemindahtangan barang persediaan tersebut dilakukan oleh tim yang ditetapkan dengan keputusan kepala SKPD bersangkutan dan dituangkan dalam berita acara pelaksanaan pemanfaatan atau pemindahtangan barang persediaan; Pasal 26 Pencatatan barang persediaan dengan kondisi rusak tidak dilaporkan dalam Neraca, tetapi dituangkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan; Pasal 27 Laporan pertanggungjawaban tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, disampaikan kepada Pengelola BMD melalui Bidang Aset DPPKA dan ditembuskan kepada Bidang Keuangan DPPKA Kabupaten Bangka Barat; BAB VI MEKANISME PENERIMAAN, PENYIMPANAN, PENYALURAN DAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG INVENTARIS Pasal 28 Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran barang inventaris merupakan mekanisme/sistem yang digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan penatausahaan barang inventaris milik pemerintah daerah yang dicatat oleh penyimpan barang; Pasal 29 Pihak-pihak yang terkait dalam Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran barang inventaris meliputi : a. Penyimpan barang; b. Pengguna/Kuasa Pengguna barang; c. Pengurus Barang; d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); e. Pengguna Anggaran (PA); f. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); g. Pembantu Pengelola Barang; h. Inspektorat Wilayah; i. Pengelola Barang; j. Bupati. Pasal 30 (1) PA/KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, bertugas melakukan pembayaran atas pembelian/pengadaan barang inventaris; (2) Barang Inventaris sebagimana dimaksud pada ayat (1) kemudian diserahkan PA/KPA kepada Penyimpan barang;

Pasal 31 Penyimpan barang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 bertugas : a. Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah; b. Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterimanya; c. Meneliti jumlah barang yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan; d. Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam penyimpanan; e. Membuat laporan penerimaan, penyaluran/pendistribusian dan sisa barang inventaris yang dikelolanya; f. Melakukan inventarisasi fisik barang inventaris. Pasal 32 (1) Pengguna melaporkan barang milik daerah yang berada pada SKPD yang bersangkutan kepada pengelola disertai usul penetapan status penggunaan; (2) Pengelola melalui pembantu pengelola, meneliti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); (3) Setelah dilakukan penelitian atas kebenaran usulan SKPD, pengelola mengajukan usul kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan status penggunaannya; (4) Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD dan/atau dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan; (5) Penetapan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada huruf d, ditetapkan oleh Bupati; (6) Atas penetapan status penggunaan, masing-masing Kepala SKPD melalui penyimpan/pengurus barang wajib melakukan penatausahaan barang daerah yang ada pada pengguna masing-masing. Pasal 33 (1) Berdasarkan penetapan status penggunaan barang inventaris pada pasal 32 ayat (6), pengguna barang memerintahkan penyimpan barang untuk melakukan penyaluran barang kepada unit pemakai yang membutuhkan; (2) Berdasarkan perintah pada ayat (1), Penyimpan barang menyalurkan barang inventaris dari penyimpanan kepada pengurus barang disertai dengan berita acara penyaluran.

Pasal 34 Barang Inventaris dapat diperoleh dari pengadaan maupun hibah; Pasal 35 (1) Barang inventaris yang diterima, disimpan dan disalurkan, dicatat oleh penyimpan barang ke dalam: a. Daftar pengadaan barang (format terlampir) b. Buku Penerimaan Barang (format terlampir) c. Buku Pengeluaran Barang (format terlampir) d. Buku Barang Inventaris (format terlampir) e. Stock Opname (format terlampir); (2) Penyimpan barang secara administrasi wajib mempertanggungjawabkan atas barang inventaris yang dikelola dalam bentuk laporan pertanggungjawaban meliputi laporan semesteran dan laporan tahunan; Setiap akhir semester satu dan akhir tahun penyimpan barang melaksanakan inventarisasi fisik/stock opname barang inventaris dalam penyimpanannya; (3) Inventarisasi fisik/stock opname barang inventaris bertujuan untuk menguji kesesuaian antara pembukuan barang inventaris dengan kuantitas dan kualitas yang dilaksanakan dalam rangka akuntabilitas penatausahaan barang inventaris dalam penyimpanan; (4) Inventarisasi fisik/stock opname barang inventaris dilakukan oleh atasan langsung penyimpan barang dan penyimpan barang dan hasil inventarisasi fisik/stock opname tersebut dituangkan dalam berita acara inventarisasi barang inventaris dan disampaikan kepada Pengelola BMD; (5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Pengelola BMD dan tembusannya masing-masing untuk Kepala SKPD yang Bersangkutan, Pembantu Pengelola BMD, dan Inspektur Inspektorat Wilayah. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 36 Ketentuan-ketentuan tentang penerimaan, penyimpanan dan penyaluran yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Barat. Ditetapkan di Muntok pada tanggal 22 Oktober 2013 BUPATI BANGKA BARAT, tdo Diundangkan di Muntok pada tanggal 23 Oktober 2013 Ust. H. ZUHRI M. SYAZALI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT, tdo RAMLI NGAD JUM BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2013 NOMOR 19 SERI E