BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

NUR ENDAH APRILIYANI,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari sudut pandang eksternal yakni berkaitan dengan kompetisi antar bangsa. Fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan nasional masih rendah dan ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara lain. Berbagai kritikan tajam yang berasal dari berbagai sudut pandang terus ditujukan kepada dunia pendidikan nasional dengan berbagai alasan dan kepentingan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Agar dapat bersaing dalam tingkat Internasional, negara diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Realisasinya dengan adanya pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di suatu negara. Tujuan pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak 1

2 mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pemerintah telah menetapkan strategi pokok pembangunan pendidikan nasional yaitu peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas pendidikan dan efisiensi pengelolaan pendidikan, maka akan dapat menyelesaikan berbagai macam masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan lokal, nasional, dan global guna menciptakan tenaga pendidik yang profesional dibidangnya. Selama ini profesi guru dianggap sebagai pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan guru dalam mengajar hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran. Oleh karenanya dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai upaya Pemerintah dalam melaksanakan tujuan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan dan sebagai upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan serta dalam menjamin perluasan akses pendidikan. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam pengertian yang lebih luas guru juga dapat diartikan sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga di masjid, di surau, di rumah, dan sebagainya. 2 Guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan. Bila guru memiliki kualitas akademik, berkompeten, dan profesional, maka diharapkan proses pendidikan yang berjalan dapat optimal dan menghasilkan output lulusan yang kompetitif. Sebaliknya, bila guru tersebut 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.31.

3 tidak memenuhi kualitas akademik, tidak berkompeten, dan tidak profesional, maka keseluruhan proses pendidikan tidak akan optimal. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. 3 Tugas utama guru akan lebih memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dalam kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau ketrampilan yang memenuhi standar mutu atau kode etik tertentu. Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Guru profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas intelektual, moral, keimanan, ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan kependidikan yang luas, kemampuan manajerial, trampil, kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami potensi, karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan kurikululm. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: 4 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Profesional 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Kepribadian Kompetensi atau kemampuan profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek: 3 Sudarwan Danim, Pofesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandng: Alfabeta, 2010), hlm. 17. 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

4 1. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3. Pengembangan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan pengembangan diri. 5 Guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode pembelajaran, memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga harus memiliki pemahanan yang mendalam tentang hakikat manusia, dan masyarakat. Hakikat-hakikat ini akan melandasi pola pikir dan budaya kerja guru, serta loyalitasnya terhadap profesi pendidikan. Pemasalahaan lain yang akan timbul yaitu mengenai materi pelajaran kimia itu sendiri. Kurang jelasnya tujuan pembelajaran kimia yang harus dicapai oleh siswa/siswi akan berdampak pada perbedaan materi atau standar kompetensi yang ingin dicapai dari masing-masing sekolah. Dengan kata lain, kinerja guru kimia harus mencerminkan seorang guru kimia yang profesional dan handal dalam bidangnya, baik dalam segi penyusunan materi pelajaran kimia yang cocok dengan karakteristik siswa ataupun dalam segi manajemen kelasnya. Peningkatan profesionalisme guru merupakan upaya untuk membantu guru yang belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional. Dengan demikian, peningkatan kemampuan profesional guru merupakan bantuan atau memberikan kesempatan kepada guru tersebut untuk melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. 5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 24

5 Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu, keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Peningkatan kemampuan profesional guru bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang bersifat aspek-aspek administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan keprofesionalannya dan komitmen sebagai seorang pendidik. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: 6 1. Pendidikan lanjutan dalam jabatan 2. Inservice training 3. Pembentukan wadah-wadah peningkatan kualitas guru. Musyawarah guru mata pelajaran yang kemudian akan disebut dengan MGMP sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan kemampuan guru agar lebih siap dalam menghadapi berbagai kesulitan pembelajaran. MGMP memiliki kedudukan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses pembelajaran. Kehadiran MGMP sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran terutama untuk menyamakan persepsi, substansi 6 Marno dan M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 27

6 materi, pemilihan metode, serta penentuan pola evaluasi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Inovasi pendidikan yang mungkin dapat dilaksanakan melalui kegiatan MGMP adalah inovasi yang ada kaitannya dengan konsep perangkat pembelajaran melalui kegiatan pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi, penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar. Pengembangan inovasi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dapat diwujudkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran, pelaksanaan program perangkat pembelajaran dan evaluasi program perangkat pembelajaran. Keefektifan MGMP sebagai salah satu faktor eksternal untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru. Peningkatan tersebut dapat dikaji dari ruang lingkup dan prinsip kerja MGMP dalam konteks manajemen sekolah, dan materi MGMP. Secara khusus, peningkatan profesionalisme tersebut dapat pula dikaji dalam agenda atau program MGMP. Dengan demikian keberadaan MGMP diharapkan dapat memecahkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran, selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran (efective teaching). 7 Memperhatikan fenomena tersebut, maka cukup menjadi gambaran bahwa kinerja guru masih belum dapat dilaksanakan dengan baik. Keadaan ini harus diatasi sedini mungkin karena jika dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan akan berdampak kepada rendahnya kinerja guru yang akibatnya kurang mendukung terhadap kelancaran pelaksanaan tugasnya, sehingga tujuan lembaga yang telah ditetapkan tidak akan tercapai dengan sempurna. Dari latar belakang tersebut peneliti bermaksud meneliti Pengaruh Partisipasi dalam Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Profesional Guru Kimia SMA Wilayah Kota Semarang 7 Mustafid Rahman, Studi Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten Cirebon (Studi Pengurus MGMP PAI SMP Kabupaten Cirebon) Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 58

7 B. RUMUSAN MASALAH Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan diteliti, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap masalah yang diteliti, maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah. Adapun permasalahan penelitian ini secara operasi penulis merumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi profesional guru Kimia SMA yang berpartisipasi dalam kegiatan MGMP Kimia kota Semarang? 2. Apakah ada pengaruh partisipasi guru dalam kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru Kimia SMA di wilayah kota Semarang? C. TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci mengenai pengaruh partisipasi guru dalam kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru kimia di wilayah kota Semarang. Secara lebih rinci tujuan khusus yang akan dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru Kimia yang berpartisipasi dalam kegiatan MGMP kota Semarang. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi guru dalam kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru Kimia SMA di wilayah kota Semarang. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan, referensi, wacana dan pendukung untuk penelitian selanjutnya serta masukan pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi profesional guru kimia.

8 2. Manfaat Praktis. a. Bagi guru di MGMP Memberikan informasi bagi para guru sehingga mereka dapat memanfaatkan MGMP dalam upaya meningkatkan kemampuan mengajar di kelas, serta sebagai masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas kegiatan MGMP. b. Bagi Pengawas dan Kepala Sekolah Bahan acuan bagi para pengawas dan kepala sekolah untuk membuat keputasan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru kimia melalui kegiatan-kegiatan yang ada di MGMP. c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan peneliti sebagai calon guru mengenai pentingnya kegiatan MGMP sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar serta dapat memberikan data awal untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi dalam meneliti pengembangan di bidang peningkatan mutu pengajaran.