BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV. Hukum Islam di BKS. Binamaju Multikarsa, Surabaya. suatu jasa atau pekerjaan terlepas.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat universal dan komprehensif, manusia adalah mahluk sosial dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

melakukan ijab dan qabul dengan jelas secara lisan berdasarkan jual beli grosir,

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Analisis Mekanisme Pembayaran Upah Karyawan Mingguan di Bengkel Las Sumber Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat dan saling tolong

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Analisis terhadap Mekanisme Upah Borongan Buruh Hukum Islam terus hidup dan harus terus bergerak dalam perkembangannya terus menerus sejalan dengan hal itu, ekspolarasi permasalahan umat juga semakin banyak. Berbagai kejadian dan peristiwa yang terjadi di masyarakat terus berkembang dan tidak ada habisnya, terutama dalam bidang pemberian upah atau pengupahan. Pada PT Integra Indocabinet terdapat 3 jenis pekerjaan yaitu pekerjaan dengan sistem borongan, pekerjaan dengan sistem harian dan pekerjaan dengan sistem bulanan. Pekerjaan borongan adalah jenis pekerjaan yang dihitung secara keseluruhannya, maksudnya pekerjaan itu tidak dihitung secara satu-persatu, akan tetapi dihitung menurut hasil dari waktu yang telah disepakati dan dibayarkan di akhir. Pekerjaan dengan sistem harian adalah jenis pekerjaan yang upahnya akan diberikan kepada pekerja setiap dua minggu sekali. Pekerja yang menggunakan sistem bulanan akan diberikan upahnya sesuai dengan golongan dan jabatannya berdasarkan peraturan yang berlaku dan dibayarkan pada akhir

59 bulan. Buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah. 1 Pada dasarnya dalam suatu pekerjaan membutuhkan tenaga manusia, walaupun pekerjaan tersebut ringan atau berat, mempunyai hasil yang cukup dan baik. Pihak SDM merekrut pekerja sebagai pegawainya untuk mengerjakan suatu barang yang diproduksi. Pekerjaan tersebut membutuhkan pekerja yang banyak serta ketelatenan dalam mengolah bahan baku yang dijadikan sebagai barangbarang yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti: lemari, rak sepatu, kursi, meja, dll. Proses produksi ini memiliki dua bagian yang harus dilewati, yaitu: Pertama, bagian awal dalam proses produksi ini diawali dengan gudang material, pembahanan, dan produksi. Kedua, merupakan bagian akhir yang diawali dengan finishing, assembling, QC, pengepakan dan shipment. 2 Bagian-bagian ini sangat penting dalam tahapan memproduksi suatu barang dalam perusahaan PT. Integra Indocabinet. Dalam perekrutan pekerja dengan sistem borongan pihak PT. Integra Indocabinet menggunakan perjanjian kontrak kerja yang harus ditandangani oleh pekerja agar pekerja mengetahui jenis pekerjaan yang mereka kerjakan. PT. Integra Indocabinet menggunakan sistem borongan hasil dalam menentukan jumlah upah yang harus dibawa pulang oleh pekerja. Pengupahan akan diberikan kepada pekerja saat pekerja telah 1 Peraturan pemerintahan No. 08 tahun 1981, pasal 1 huruf c tentang ketenagakerjaan. 2 Bpk. Budi, Wawancara, Sidoarjo 25 September 2012.

60 menyelesaikan pekerjaan dengan mengalikan berapa jumlah hasil yang dihasilkan. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan dari pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/jasa yang telah atau akan dilakukan. Dalam Islam pemberian upah harus diperhatikan secara detail agar terjadi keseimbangan hak antara keduanya untuk mencapai keadilan bagi para pekerja karena dapat mewujudkan keseimbangan antara keduanya dan juga dalam pemberian upah harus memperhatikan rukun dan syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Pemberian gaji dengan sistem borongan yang diberikan oleh PT. Integra Indocabinet ini sudah memenuhi aturan-aturan yang ada dalam hukum Islam. Pemberian gaji ini menggunakan jam tetap semisal setiap mengerjakan lemari pekerja dibayar dengan upah sebesar Rp 6000,- per jam namun jam ini tidak akan menambah jumlah upah yang akan didapat. Syari at mengesahkan praktek upah-mengupah karena kehidupan sosial saling menerima dan mendapatkan bantuan sesamanya. Para pekerja membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sebaliknya perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk menghasilkan barang. Para ulama membolehkan mengambil upah sebagai imbalan dari pekerjaannya, karena hal itu

61 termasuk hak dari seorang pekerja untuk mendapatkan upah yang layak diterimanya. PT. Integra Indocabinet memberi upah pada saat pekerja telah selesai melakukan pekerjaannya dan barang yang dihasilkan telah memenuhi kriteria yang perusahaan. Sebelum mendapatkan upah, pekerja terlebih dahulu harus mengerjakan barang untuk diproduksi dengan melihat desain yang telah disediakan oleh perusahaan. Setelah itu barang tersebut dikrimkan ke pihak QC dimana pihak ini bertugas sebagai pengecekan barang yang telah dikerjakan oleh pekerja apakah telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh perusahaan atau tidak. Barang yang telah di QC barulah barang tersebut dipacking secara rapi agar dalam pengiriman melalui jalur laut. Namun yang jadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah pada saat barang return, pekerja disuruh untuk memperbaiki barang yang rusak sehingga menjadi barang yang bisa digunakan kembali. Permasalahan return bisa terjadi karena dapat diakibatkan oleh dua hal. Pertama, barang return yang dikembalikan kepada pekerja disebabkan adanya kecacatan produksi yang mengakibatkan barang tersebut menjadi rusak. Untuk kecacatan produksi barulah pihak pekerja bertanggung jawab atas kinerjanya yang kurang bagus. Dan telah sesuai dengan perjanjian kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang menyatakan bahwa pekerja tidak akan menerima upah ketika terjadi kecacatan barang yang dilakukan oleh diri pekerja. Kedua, barang yang dikembalikan (return) disebabkan oleh persediaan bahan

62 baku dan bahan baku penolong tidak berkualitas bagus serta dalam proses pengiriman barang. Sehingga pekerja tidak mempunyai tanggung jawab untuk memperbaikinya karena bukan kesalahan dari pekerjanya sendiri. Seperti permasalahan berikut adalah barang yang telah dikirimkan ke negara tetangga pastinya telah memenuhi kriteria yang dibuat oleh perusahaan dikarenakan barang itu telah melewati proses pengecekan yang dilakukan pihak QC. Padahal dalam perjanjian telah disebutkan bahwa pekerja tidak akan menerima upah ketika terjadi kecacatan barang yang dilakukan oleh diri pekerja. Dan juga dalam Undang-Undang RI No. 13 tahun 1981 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 95 ayat (1) menjelaskan bahwa: Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. Padahal dilihat dari proses pengiriman melalui jalur laut dapat mengakibatkan barang tersebut rusak dikarenakan pada saat terjadi ombak yang besar sehingga jasa pengiriman tersebut tidak dapat mengelak untuk menghindarinya. Hal ini bisa terjadi karena jarak tempuh yang begitu jauh dan keadaan seperti ini adalah keadaan memaksa (overmacht) sehingga para pekerja merasa dirugikan. Perusahaan tidak mau tahu apa yang telah terjadi pada saat pengiriman barang itu sehingga perusahaan melimpahkannya kepada pekerja dengan cara tidak memberi upah. 3 3 Amir, Wawancara, Sidoarjo, 26 September 2012.

63 Penjelasan mengenai praktik pemberian gaji sudah memenuhi aturanaturan yang berlaku. Yang jadi permasalahan hanyalah pemberian gaji pada saat terjadi return, hal ini tidak sesuai dengan hak pekerja untuk mendapatkan upah setelah mereka mengerjakan pekerjaannya. Barang return tersebut telah merugikan pihak pekerja karena pihak pekerja mengorbankan untuk tidak mendapatkan upah atas hasil kerjanya dan pada saat return tentunya pekerja melakukan pengulangan kembali dari awal untuk memperbaiki sesuai dengan standar. Masalah ini menjadikan kesenjangan antara pengelola perusahaan dengan para pekerja karena perusahaan tidak mementingkan hak pekerjanya dan permasalahan tersebut tidak dibenarkan dalam Islam. B. Analisis Hukum Islam terhadap Upah Borongan pada Buruh Pabrik PT Integra Indocabinet. Ija>rah adalah salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lapangan muamalah. Dalam pengertian syara ija>rah adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk mengambil manfaat atau jasa dengan jalan penggantian. 4 Upah merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kita memahami dan mewujudkan karakter sosial kita. Karena persoalan upah pada dasarnya bukan merupakan persoalan yang hanya berhubungan dengan uang, melainkan merupakan persoalan yang lebih berkaitan 4 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, penerjemah Kamaluddin Al a>qid Marzuki (Bandung: al- Ma arif, 1988), 25.

64 dengan penghargaan dan wujud tolong menolong antar manusia terhadap sesamanya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada prinsipnya Islam sangat menghendaki bahkan memberi dorongan agar manusia saling tolong menolong dalam hal kebaikan, karena pada dassarnya telah menjadi sunnatullah bahwa manusia sebagai makhluk sosial harus bermasyarakat dan tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Di antara sekian banyak bentuk tolong menolong adalah sistem kerjasama hubungan industrial yang didalamnya juga termasuk sistem pengupahan. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha kerjasama saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bersama baik bagi pengusaha maupun pekerja karena sesungguhnya Allah Swt. mencipatakan manusia dengan derajat yang berbeda agar manusia dapat saling tolong menolong satu dengan yang lainnya. Allah berfirman dalam surah Az-Zukhru>f ayat 32: Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat 5 Al-Qur an, 43: 9.

65 mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. 6 Untuk menganalisis pemberian upah borongan terhadap buruh pabrik PT. Integra Indocabinet dalam perspektif hukum Islam maka harus ditinjau dari rukun dan syarat ujrah. Rukun ujrah ada empat yaitu: a) a>qid (orang yang berakad), b) S>}higat, c) Ujrah (upah), d) Manfaat 7. Permasalahan return bisa terjadi karena dapat diakibatkan oleh dua hal. Pertama, barang return yang dikembalikan kepada pekerja bisa disebabkan adanya kecacatan produksi yang mengakibatkan barang tersebut menjadi rusak. Untuk kecacatan produksi barulah pihak pekerja bertanggung jawab atas kinerjanya yang kurang bagus. Dan telah sesuai dengan perjanjian kontrak kerja (ijab qabu>l) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang menyatakan bahwa pekerja tidak akan menerima upah ketika terjadi kecacatan barang yang dilakukan oleh diri pekerja. Kedua, barang yang dikembalikan (return) bisa disebabkan oleh persediaan bahan baku dan bahan baku penolong tidak berkualitas bagus serta dalam proses pengiriman barang. Sehingga pekerja tidak mempunyai tanggung jawab untuk memperbaikinya karena bukan kesalahan dari pekerjanya sendiri. Seperti halnya kasus berikut, dalam rukun ujrah di atas dapat dikemukakan bahwa perjanjian kerja yang terjadi di PT Integra Indocabinet belum memenuhi 6 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya, 706. 7 Rachmat Syafe i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 125.

66 ketentuan-ketentuan hukum Islam. Hal ini dapat dilihat pada perjanjian kontrak kerja terdapat a>qid (Orang yang berakad) antara majikan dengan buruh. Juga terdapat akad ijab qabu>l (S{higat) melalui ucapan dan surat kontrak kerja dan upah yang dibayar oleh pemilik perusahaan setelah para pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Dalam perjanjian kerja menjelaskan bahwa Apabila terjadi kecacatan terhadap barang produksi jika disebabkan oleh diri pekerja sendiri maka tidak berhak memperoleh upah. Serta diperjelas lagi dalam Undang- Undang RI No. 13 tahun 1981 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 95 ayat (1) menjelaskan bahwa: Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. Namun pada praktik pemberian upah dengan sistem borongan saat terjadi return tida\k sesuai dengan rukun ujrah yang berhubungan dengan akad ijab qabu>l (S{higat). Karena permasalahan ini bukan diakibatkan oleh diri pekerja melainkan diakibatkan oleh pengangkutan barangnya. Dan perusahaan melimpahkan kesalahannya terhadap pekerja pada saat barang return sehingga para pekerja merasa dirugikan karena pada saat barang return pihak pekerja mengorbankan untuk tidak mendapatkan upah atas hasil kerjanya serta pekerja melakukan pengulangan kembali dari awal untuk memperbaiki sesuai dengan standar. Padahal dilihat dari proses pengiriman melalui jalur laut dapat mengakibatkan barang tersebut rusak dikarenakan pada saat terjadi ombak yang besar sehingga jasa pengiriman tersebut tidak dapat mengelak untuk menghindarinya. Hal ini bisa terjadi karena

67 jarak tempuh yang begitu jauh dan keadaan seperti ini adalah keadaan memaksa (overmacht) sehingga para pekerja merasa dirugikan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah An-Nisa> : 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu 9 Dalam hukum Islam pemberian upah harus diperhatikan secara detail agar terjadi keseimbangan hak antara keduanya untuk mencapai keadilan bagi para pekerja, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa> ayat 135: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu 11 Ayat di atas menjelaskan tentang berbuat adil, begitupun dalam pemberian upah harus tercipta keadilan agar mewujudkan keseimbangan antara 100. 8 Al-Qur an, 4: 29. 9 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya, 107 10 Al-Qur an, 4: 135. 11 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: Al-Hidayah, 2002),

68 keduanya dan juga dalam pemberian upah harus memperhatikan rukun dan syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Syarat-syarat mengadakan suatu perjanjian hukumnya diperbolehkan, karena manusia diberi kebebasan dalam hal untuk membuat segala macam bentuk perjanjian dan menentukan syarat-syaratnya, tetapi tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sesuai dengan sabda rasulullah Saw. Yang berbunyi: Artinya: orang-orang muslim itu sesuai dengan syarat mereka dan apabila membuat hukum harus sesuai dengan kebenaran Akan tetapi dalam permasalahan ini perusahaan tidak mementingkan hak pekerja sehingga merugikan para pekerja dan tidak sesuai dengan rukun ujrah yang berkaitan dengan akad ijab qabu>l (S{higat). 12 Jalaludin Abdur Rahman Bin Abi Bakar Asy-Syuyuti, Al-Jami us Sagir, Juz II, (Darul Fikr, tt), 186.