BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kelurahan. : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik Indones ia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 1
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Lurah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 18); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 22); 2
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BELITUNG TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Belitung. 2. Pemerintah Kabupaten Belitung, yang selanjutnya dapat disebut Pemerintah Daerah adalah bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Belitung. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung. 5. Kecamatan atau sebutan lain adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. 6. Camat atau sebutan lain adalah Pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 7. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten dalam wilayah kerja kecamatan. 8. Lurah adalah Kepala Kelurahan. 9. Sekretaris adalah Sekretaris pada Kelurahan 10. Seksi adalah Seksi pada Kelurahan. 11. Pelimpahan urusan adalah penyerahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten kepada Lurah. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN 3
Pasal 2 (1) Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten yang berkedudukan di wilayah kecamatan. (2) Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat. Pasal 3 (1) Lurah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. (2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lurah melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati. (3) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2 ) disesuaikan dengan kebutuhan kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas. (4) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan sarana, prasarana, pembiayaan dan personil. (5) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 4 Urusan pemerintahan kabupaten yang dilimpahkan oleh Bupati kepada Lurah merupakan urusan wajib dan urusan pilihan. Pasal 5 (1) Bupati dapat melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan dilimpahkan kepada Lurah dengan mempertimbangkan kemampuan personil, kemampuan keuangan, efisiensi dan efektifitas. (2) Dalam melakukan pengkajian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat menunjuk Sekretaris Daerah sebagai ketua pelaksana yang anggotanya terdiri dari unsur dinas/badan/kantor sesuai kebutuhan. 4
(3) Berdasarkan hasil pengkajian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jenis urusan pemerintahan kabupaten yang dilimpahkan kepada Lurah, ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 6 (1) Pemerintah kabupaten dapat menambah urusan pemerintahan kabupaten yang dilimpahkan kepada Lurah. (2) Apabila pelakasanaan urusan pemerintahan kabupaten yang telah dilimpahkan kepada Lurah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun tidak berjalan secara efektif, Bupati dapat menarik sebagian atau seluruh urusan pemerintahan yang telah dilimpahkan. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Lurah mempunyai tugas : a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan; b. pemberdayaan masyarakat; c. pelayanan masyarakat; d. penyelengaraan ketentraman dan ketertiban umum; e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan f. pembinaan lembaga kemasyarakatan. Pasal 8 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Lurah mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Camat; b. pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan di wilayah Kelurahan. Pasal 9 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Lurah adalah sebagai berikut : 1. Bidang Pemerintahan, meliputi : 5
a. melaksanakan pembinaan idiologi negara dan kesatuan bangsa di wilayah kerjanya; b. melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban serta kemasyarakatan di wilayah kerjanya; c. pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kesatuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) di wilayah kerjanya; d. fasilitas Penataan lingkungan di wilayah kerjanya; e. penyelenggaraan lomba/penilaian lingkungan tingkat kelurahan; f. pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan ; g. penegakan dan pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati serta Peraturan Perundang-undangan lainnya di wilayah kerjanya; h. pemberiaan rekomendasi untuk perizinan tertentu di wilayah kerjanya dan harus diketahui Camat. 2. Bidang Ekonomi dan Pembangunan, meliputi : a. fasilitas, koordinasi dan pengawsan penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya; b. fasilitas dan koordinasi pengembangan perekonomian di wilayah kerjanya; c. pengkoordinasian, pembinaan, pencemaran dan kerusakan lingkungan di wilayah kerjanya; d. pembinaan dan pengembangan serta pemantauan perindustrian, perdagangan, pertambangan, kepariwisataan, perkoperasian, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan golongan ekonomi lemah, peternakan, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan kelautan di wilayah kerjanya; e. pengawasan penyaluran dan pengembangan kredit dalam rangka menunjang keberhasilan program produksi pengembangan perekonomian di wilayah kerjanya; f. pelaksanaan pencegahan atas pengambilan Sumber Daya Alam (SDA) tanpa izin dan dapat mengganggu serta membahayakan lingkungan hidup di wilayah kerjanya; g. pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Bidang Pendidikan dan Kesehatan, meliputi : 6
a. pembinaan dan pengawasan kegiatan program pendidikan, generasi muda, keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan, serta peranan wanita; b. pembinaan dan pengawasan kegiatan program kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya; c. pembinaan penyelenggaraan Keluarga Berencana di wilayah kerjanya; d. pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya di wilayah kerjanya; e. pembinaan penyuluhan program wajib belajar di wilayah kerjanya; 4. Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat, meliputi : a. fasilitas pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama di wilayah kerjanya; b. pembinaan ketenagakerjaan dan perburuhan di wilayah kerjanya; c. pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya; d. fasilitas kegiatan Organisasi Sosial/ Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di wilayah kerjanya; e. pembinaan Lembaga adat dan suku terasing di wilayah kerjanya f. pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi di wilayah kerjanya; g. penanggulangan masalah sosial di wilayah kerjanya. 5. Bidang Pertanahan, meliputi : a. pengawasan atas tanah-tanah negara dan tanah aset Pemerintah Daerah di wilayah kerjanya; b. pelaksanaan monitoring dan inventarisasi terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul di wilayah kerjanya. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama 7
Susunan Organisasi Pasal 10 Susunan Organisasi Kelurahan terdiri dari : a. Lurah; b. Sekretaris Kelurahan; c. Seksi Pemerintahan; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; e. Seksi Ekonomi dan Pembangunan; f. Seksi Kesejahteraan Sosial. Bagian Kedua Sekretariat Kelurahan Pasal 11 (1) Sekretariat Kelurahan merupakan unsur staf. (2) Sekretariat Kelurahan dipimpin oleh seorang Sekretaris Kelurahan, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Lurah. Pasal 12 Sekretaris Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaporan, urusan keuangan, urusan kepegawaian dan umum. Pasal 13 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Sekretaris Kelurahan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan program dan pelaporan; b. penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, perbendaharaan dan verifikasi keuangan; c. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta perjalanan dinas; d. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Ketiga 8
Seksi Pemerintahan Pasal 14 (1) Seksi Pemerintahan merupakan unsur pelaksana Kelurahan di bidang penyelenggaraan pemerintahan. (2) Seksi Pemerintahan mempunyai dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah melalui Sekretaris Kelurahan. Pasal 15 Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan umum. Pasal 16 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Seksi Pemerintahan mempunyai tugas : a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dalam rangka pembinaan wilayah dan masyarakat di bidang pemerintahan; b. melakukan pelayanan kepada masyarakat bidang kependudukan dan perizinan; c. membantu tugas-tugas dibidang pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); d. membantu pelaksanaan dan pengawasan pemilihan umum; e. membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang pemerintahan; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keempat Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Pasal 17 9
(1) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum merupakan unsur pelaksana Kelurahan di bidang penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. (2) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh seorang Kepala seksi, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Lurah melalui Sekretaris Kelurahan. Pasal 18 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan ketentraman dan ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; Pasal 19 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi : a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang ketentraman dan ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; b. melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; c. melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang ketentraman dan ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; d. membantu dan mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan kerukunan warga; e. membantu pelaksanaan dan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada masyarakat serta melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya; f. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang ketentraman dan ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Ketiga 10
Seksi Ekonomi dan Pembangunan Pasal 20 (1) Seksi Ekonomi dan Pembangunan merupakan unsur pelaksana Kelurahan di bidang penyelenggaraan pembangunan. (2) Seksi Ekonomi dan Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Lurah melalui sekretaris kelurahan. Pasal 21 Seksi Ekonomi dan Pembangunan menpunyai tugas membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasidan pelaporan urusan perekonomian dan pembangunan. Pasal 22 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Seksi Ekonomi dan Pembangunan mempunyai fungsi : a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang perekonomian dan pembangunan; b. melakukan kegiatan pelayanan dan pembinaan terhadap perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomiaan masyarakat; c. melakukan pelayanan kepada masyarakat bidang perekonomian dan pembangunan; d. melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan pelaksanaan pembangunan; e. membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga dan memelihara prasarana dan sarana fisik di lingkungan kelurahan; f. membantu, membina dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah Lembaga Kemasyarakatan di kelurahan; g. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang perekonomian dan pembangunan; h. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; 11
i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keenam Seksi Kesejahteraan Sosial Pasal 23 (1) Seksi Kesejahteraan Sosial merupakan unsur pelaksana Kelurahan di bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial. (2) Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah melalui Sekretaris Kelurahan. Pasal 24 Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan palaporan urusan kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan. Pasal 25 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi : a. melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan sosial; b. melakukan kegiatan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan pendidikan masyarakat; c. membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya; d. membina kegiatan pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah; e. membantu pelaksanaan kegiatan pembinaan kesejahteraan keluarga, Karang Taruna, Pramuka, olah raga dan organisasai kemasyarakatan lainnya; f. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang kesejateraan sosial; g. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. BAB IV 12
TATA KERJA Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Lurah melakukan koordinasi dengan Camat dan instansi vertikal yang berada di wilayah kerjanya. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugasnya Lurah, Sekretaris, serta Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dengan tugas masing-masing. Pasal 28 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pasal 29 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 30 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUP 13
Pasal 32 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 18 Juli 2008 BUPATI BELITUNG, Ttd. DARMANSYAH HUSEIN Diumumkan di Tanjungpandan pada tanggal 18 Juli 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, Ttd. M U L G A N I BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2008 NOMOR 49 14