LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

B U P A T I K U N I N G A N

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 36 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS

BUPATI PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR SULAWESI BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

: : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3)

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

I. PENDAHULUAN.

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SERANG

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR : 80 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARA,

- 3 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA. dan WALIKOTA TASIKMALAYA MEMUTUSKAN:

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

""*$3mt.:3' TIH5,P BIS*"',

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2014 SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

SISTEM AKUNTANSI PPKD

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

tepja daerah tentang Sistem Akuntansi Pemerintah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 35

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI NABIRE PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

BUPATI MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH) PADA PEMDA KABUPATEN JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN Kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Unhas Dengan Pemda Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin i

DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan...... i Surat Penugasan...... ii Eksekutif Summary...... iii Kata Pengantar...... v I. Pendahuluan...... 1 A. Analisis Situasi...... 1 B. Kegiatan yang dilaksanakan...... 4 C. Maksud dan Tujuan...... 5 II. Pelaksanaan Kegiatan...... 7 A. Metode Pelaksanaan...... 7 B. Tahapan Pelaksanaan...... 8 C. Tempat Pelaksanaan... 11 D. Pelaksana Kegiatan... 11 III. Hasil Kegiatan...... 12 A. Hasil (output)... 12 B. Penerima Manfaat... 12 IV. Penutup... 13 Lampiran: Peraturan Bupati Jeneponto Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Lampiran 1 Sistem Akuntansi SKPD Lampiran 2 Sistem Akuntansi SKPKD Lampiran 3 Laporan Keuangan Konsolidasi Lampiran 4 Bagun Akun Standar Pemda Kabupaten Jeneponto Kontrak Kerja Sama Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin ii

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin iii

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin iv

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin v

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin vi

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin vii

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin viii

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin ix

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin x

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin xi

Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin xii

EKSEKUTIF SUMMARY Mulai Tahun Anggaran 2015 seluruh pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan keuangan berbasis akrual. sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut dibutuhkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yang mendukung peraturan tersebut. Sistem dan prosedur tersebut, saat ini dikenal dengan istilah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Lampiran II Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen penting yang harus disiapkan paling lambat Tanggal 30 Mei 2014 sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan pemerintah untuk penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). Batas waktu tersebut ditetapkan pemerintah dalam rangka implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual mulai Tahun Anggaran 2015. Namun kenyataannya masih terbatas daerah yang menyiapkan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) sampai batas tanggal tersebut. Ironisnya kondisi yang ada adalah payung hukum untuk melaksanakan kewajiban tersebut belum dipersiapkan. Demikian juga dengan Pemerintah Kabupaten Jeneponto, sistem akuntansi yang ada belum di sesuaikan dengan kewajiban penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peraturan bupati tentang sistem akuntansi pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan juga dimanatkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah telah selesai dilaksanakan/disusun. Penyusunan peraturan bupati ini, dimaksudkan untuk memberikan dasar bagi aparatur Pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam pencatatan, membukukan, dan menyajikan laporan keuangan yang berbasis akrual baik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas akuntansi maupun pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto sebagai entitas pelaporan. Dengan demikian, aparatur Pemerintah Kabupaten Jeneponto memiliki kemampuan menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berbasis akrual. Tujuan disusun dan diterbitkannya Peraturan Bupati Kabupaten Jeneponto tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah untuk mewujudkan pengelolaan dan pelaporan keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang transparan dan tepat waktu. Dari sisi perguruan tinggi, kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi perguruan tinggi terkait dengan tri dhama perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengabdian. Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu sumbangsih perguruan tinggi yang dapat membantu pemerintah daerah dalam penyempurnaan sistem di bidang keuangan daerah. Tujuan akhirnya menciptakan sistem pemerintahan daerah yang baik (good governace). Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin xiii

Penyusunan peraturan bupati tentang sistem akuntansi pemerintah daerah dilakukan dengan menggunakan metode pelaksanaan sebagai berikut. 1. Pembentukan daftar inventarisasi masalah. 2. Pengumpulan data. 3. Focus Group Discussion (FGD). 4. Melakukan kajian atas prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas baik pada SKPD maupun pada SKPKD, serta konsolidasian laporan keuangan antara SKPD dan SKPKD untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah. 5. Penyempurnaan dan finalisasi Penyusunan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilakukan melalui tahapan-tahapan pelaksanaan untuk pencapaian indikator kinerja (keluaran) sebagai berikut. 1. Pembahasan rancangan peraturan bupati. 2. Focus Group Discussion (FGD) tahap pertama. 3. Melakukan kajian atas pencatatan, pembukuan dan pelaporan, prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, dan prosedur akuntansi selain kas baik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). 4. Focus Group Discussion (FGD) tahap kedua Tempat pelaksanaan kegiatan penyusunan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilakukan di Fakulyas Ekonomi Unhas dan pengumpulan data dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto dengan melibatkan tim surveyor. Pelaksana kegiatan penyusunan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilaksanakan oleh Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Universitas Hasanuddin. Penerima manfaat dari penyusunan peraturan bupati tersebut adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelolah Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan, membukukan, dan menyajikan laporan keuangan yang berbasis akrual. Dengan demikian, dengan adanya peraturan bupati tersebut diharapkan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto memiliki kemampuan menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang berbasis akrual. Hasil (output) dari pelaksanaan penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) telah dilaksanakan dengan menghasilkan output berupa Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Jeneponto Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Berbasis Akrual. Peraturan bupati tersebut akan berlaku mulai Tanggal 1 Januari 2015. Dengan demikian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk Tahun Anggaran 2015 sudah berbasis akrual. Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin xiv

KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, penyusunan peraturan bupati tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang dikenal dengan istilah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Lampiran II Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah telah selesai dilaksanakan/disusun sesuai dengan rencana. Tujuan adanya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Pemerintah Kabupaten Jeneponto dapat dijadikan dasar bagi aparatur Pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam melakukan pencatatan, pembukuan, dan penyajian laporan keuangan yang berbasis akrual baik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas akuntansi maupun Pemerintah Kabupaten Jeneponto sebagai entitas pelaporan. Selain itu SAPD tersebut dapat mewujudkan pengelolaan dan pelaporan keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang transparan dan tepat waktu. Terima kasih disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang telah menjalin kerjasama dengan Universitas Hasanuddin. Bagi Universitas Hasanuddin kegiatan tersebut merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Untuk itu, ke depan kiranya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin kembali diberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud yang tidak lain merupakan tanggung jawab sosial Universitas. Kerja sama antara Pemda Kabupaten Jeneponto dan Universitas Hasanuddin xv

LAPORAN AKHIR Nama Program : Pembentukan Regulasi Nama Kegiatan : Keluaran (Output) : Penyusunan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah (Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah) Pada Pemda Kabupaten Jeneponto Rancangan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah) Pada Pemda Kabupaten Jeneponto I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pemerintah Daerah selaku pihak yang diberikan mandat oleh rakyat untuk mengelola dan menyelenggarakan pemerintahan di daerah harus mempertanggung-jawabkan kinerjanya kepada rakyat. Salah satu model pertanggung-jawaban kinerja pemerintah adalah dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat pada akhir tahun anggaran oleh pemerintah daerah merupakan salah satu mekanisme pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat untuk memenuhi tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. Mulai Tahun Anggaran 2015 seluruh pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan keuangan berbasis akrual. sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut dibutuhkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yang mendukung peraturan tersebut. Sistem dan

prosedur tersebut, saat ini dikenal dengan istilah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Lampiran II Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan serangkaian prosedur pencatatan dengan menggunakan akuntansi double entry melalui alatalatnya berupa buku jurnal, buku besar, neraca saldo, dan laporan keuangan itu sendiri. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen penting yang harus disiapkan paling lambat Tanggal 30 Mei 2014 sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan pemerintah untuk penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). Batas waktu tersebut ditetapkan pemerintah dalam rangka implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual mulai Tahun Anggaran 2015. Namun kenyataannya masih terbatas daerah yang menyiapkan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) sampai batas tanggal tersebut. Ironisnya kondisi yang ada adalah payung hukum untuk melaksanakan kewajiban tersebut belum dipersiapkan. Demikian juga dengan Pemerintah Kabupaten Jeneponto, sistem akuntansi yang ada belum di sesuaikan dengan kewajiban penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Beberapa langkah persiapan perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, salah satu langkahnya adalah membentuk payung hukum daerah sebagaimana yang diamanatkan oleh perundang-undangan di atasnya, selain perlu mempersiapkan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang melaksanakan fungsi akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peraturan bupati tentang sistem akuntansi pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto sebagaimana diamanatkan

dalam ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan juga dimanatkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah telah selesai dilaksanakan/disusun. B. Kegiatan yang Dilaksanakan 1. Uraian Kegiatan dan Keluaran Penyusunan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut keluaran yang dihasilkan adalah tersusunnya peraturan bupati di bidang keuangan daerah mengenai Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAPD). Peraturan bupati tersebut akan dipergunakan dalam keseluruhan kegiatan penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, meliputi Sistem akuntansi anggaran, penerimaan kas, pengeluaran kas, pendapatan, belanja dan beban, transfer, pembiayaan SKPKD, piutang, investasi SKPKD, persediaan, asset, asset lainnya, kewajiban, ekuitas, jurnal koreksi dan penyesuaian, penyajian kembali (restatement) neraca, siklus akuntansi pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas akuntansi, serta konsolidasi laporan keuangan SKPD dan SKPKD dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto sebagai entitas pelaporan.

2. Indikator Kinerja (Keluaran) Indikator kinerja dari kegiatan penyusunan dan pembentukan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) yang dilaksanakan oleh Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin adalah tersusun dan terbentuknya rancangan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto. C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kegiatan Penyusunan peraturan bupati ini, dimaksudkan untuk memberikan dasar bagi aparatur Pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam pencatatan, membukukan, dan menyajikan laporan keuangan yang berbasis akrual baik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas akuntansi maupun pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto sebagai entitas pelaporan. Dengan demikian, aparatur Pemerintah Kabupaten Jeneponto memiliki kemampuan menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berbasis akrual. 2. Tujuan Kegiatan Tujuan disusun dan diterbitkannya Peraturan Bupati Kabupaten Jeneponto tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah untuk mewujudkan pengelolaan dan pelaporan keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang transparan dan tepat waktu.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Metode Pelaksanaan Penyusunan peraturan bupati tentang sistem akuntansi pemerintah daerah dilakukan dengan menggunakan metode pelaksanaan sebagai berikut. 1. Pembentukan daftar inventarisasi masalah. 2. Pengumpulan data. 3. Focus Group Discussion (FGD). 4. Melakukan kajian atas prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas baik pada SKPD maupun pada SKPKD, serta konsolidasian laporan keuangan antara SKPD dan SKPKD untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah. 5. Penyempurnaan dan finalisasi Maksud pelaksanaan metode tersebut agar penyusunan peraturan bupati mengenai Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAPD) Pemda Kabupaten Jeneponto terlaksana sesuai dengan maksud dan tujuannya. B. Tahapan Pelaksanaan Penyusunan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilakukan melalui tahapan-tahapan pelaksanaan untuk pencapaian indikator kinerja (keluaran) sebagai berikut. 5. Pembahasan rancangan peraturan bupati.

Pembahasan rancangan dilakukan pada minggu pertama setelah penanda tangan kontrak kerjasama dengan melakukan iventarisasi masalah. Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah mempunyai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan. Namun sistem tersebut belum berbasis akrual sesuai dengan diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. 6. Focus Group Discussion (FGD) tahap pertama. Focus Group Discussion (FGD) tahap pertama dilaksanakan secara internal penyusun pada Tanggal 9 Oktober 2014, Jam 19.00-20.10 Wita, bertempat di Fakultas Ekonomi Unhas, Jl. Kandea, Makassar, Sulawesi Selatan. Focus group tersebut dihadiri oleh tim penyusun. Membicarakan langka-langkah persiapan penyusunan peraturan bupati mengenai kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan pembagian tugas. 7. Melakukan kajian atas pencatatan, pembukuan dan pelaporan, prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, dan prosedur akuntansi selain kas baik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Kajian tersebut meliputi identifikasi prosedur, menentukan pihak-pihak terkait, menentukan dokumen terkait, menentukan jurnal standar, menuangkannya dalam langkah teknis. Kajian dilakukan dengan berpedoman pada beberapa hal sebagai berikut.

a. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah pada Lampiran II mengenai panduan penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. b. Batang tubuh dan lampiran dari Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; c. Buletin teknis dari Standar Akuntansi Pemerintahan yang dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. d. Peraturan Bupati Kabupaten Jeneponto yang terkait dengan penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). 8. Focus Group Discussion (FGD) tahap kedua Focus Group Discussion (FGD) dimaksudkan untuk mengkompilasi tugastugas yang telah dibagikan pada focus group pertama lalu. Dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014, Jam 19.10-21.15 Wita, di Fakultas Ekonomi Unhas, Kampus Kandea, Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah dilakukan kompilasi tugas-tugas diadakana penyempurnaan dan finalisasi. C. Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan kegiatan penyusunan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut.

1. Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan ruang pertemuan kantor Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin di Kandea, Makassar, Sulawesi Selatan. 2. Pengumpulan data dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto dengan melibatkan tim surveyor. 3. Pengetikan naskah dilaksanakan oleh tim operator D. Pelaksana Kegiatan Penyusunan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto dilaksanakan oleh Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Universitas Hasanuddin. III. HASIL A. Hasil (output) Pelaksanaan penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) telah dilaksanakan dengan menghasilkan output berupa Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Jeneponto Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Berbasis Akrual. Peraturan bupati tersebut akan berlaku mulai Tanggal 1 Januari 2015. Dengan demikian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk Tahun Anggaran 2015 sudah berbasis akrual.

B. Penerima Manfaat Penerima manfaat dari penyusunan peraturan bupati tersebut adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelolah Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan, membukukan, dan menyajikan laporan keuangan yang berbasis akrual. Dengan demikian, dengan adanya peraturan bupati tersebut diharapkan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto memiliki kemampuan menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. IV. PENUTUP Penyusunan peraturan bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto telah selesai disusun. Dalam pelaksanaannya dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) Kabupaten Jeneponto berjalan sesuai dengan rencana. Sistem ini dapat menjadi pedoman dalam penyusunan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015. Sehinggga hasil akhir yang diharapkan dari penyusunan kebijakan ini adalah membaiknya kualitas Laporan Keuangan Pemda Jeneponto mulai Tahun Anggaran 2015. Selain itu dengan adanya sistem ini diharapkan akan dapat menciptakan sistem pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan bermanfaat bagi masyarakat di Pemda Kabupaten Jeneponto. Dari sisi perguruan tinggi, kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi perguruan tinggi terkait dengan tri dhama perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengabdian. Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu sumbangsih perguruan

tinggi yang dapat membantu pemerintah daerah dalam penyempurnaan sistem di bidang keuangan daerah. Tujuan akhirnya menciptakan sistem pemerintahan daerah yang baik (good governace).

PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto, maka perlu dibentuk sistem akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Standar Akuntansi Pemerintahan. b. bahwa untuk melaksanakan penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual, perlu meninjau kembali Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 06 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jeneponto; c. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 98 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati Jeneponto tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); dan 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587). 9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Uang/Negara Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara 4738);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagainana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425); 17. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2008 Nomor 14). Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI JENEPONTO TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Jeneponto. 2. Bupati adalah Bupati Jeneponto. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jeneponto. 5. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Kabupaten Jeneponto selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, selanjutnya disingkat SKPKD adalah adalah perangkat daerah pada Kabupaten Jeneponto selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 8. Pengguna Anggaran/Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran/barang milik daerah untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 9. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK- SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. 10. Entitas akuntansi adalah SKPD dan SKPKD pada pemerintah Kabupaten Jeneponto yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan realisasi anggaran dan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. 11. Entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan yang bertujuan umum 12. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta penginterpretasian atas hasilnya. 13. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. 14. Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensikonvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 15. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.

16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 17. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 18. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 19. Pengakuan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-lra, belanja, pembiayaan, pendapatan-lo dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. 20. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. 21. Pengungkapan adalah laporan keuangan yang menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. 22. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan-lra, belanja, transfer, surplus/defisit-lra, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. 23. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang selanjutnya disingkat LPSAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan dan penurunan SAL tahun pelaporan yang terdiri dari SAL awal, SiLPA/SiKPA, koreksi dan SAL akhir. 24. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. 25. Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-lo, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. 26. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

27. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-lo, koreksi dan ekuitas akhir. 28. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca dan LAK dalam rangka pengungkapan yang memadai. 29. Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. 30. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. 31. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. 32. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. 33. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. 34. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. 35. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. 36. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

37. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. 38. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah. 39. Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. 40. Penyesuaian adalah transaksi penyesuaian pada akhir periode untuk mengakui pos-pos seperti persediaan, piutang, utang dan yang lain yang berkaitan dengan adanya perbedaan waktu pencatatan dan yang belum dicatat pada transaksi berjalan atau pada periode yang berjalan. 41. Bagan Akun Standar,yang selanjutnya disingkat BAS, adalah kode perkiraan buku besar akuntansi yang terdiri dari kumpulan akun nominal dan akun riil secara lengkap yang digunakan di dalam pembuatan jurnal, buku besar, neraca lajur, neraca percobaan, dan laporan keuangan. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Sistem akuntansi pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto bertujuan memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pasal 3 (1) Ruang lingkup yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah daerah ini, meliputi: a. Sistem akuntansi anggaran b. Sistem akuntansi penerimaan kas c. Sistem akuntansi pengeluaran kas d. Sistem akuntansi pendapatan e. Sistem akuntansi belanja dan beban f. Sistem Akuntansi Transfer g. Sistem Akuntansi Pembiayaan SKPKD h. Sistem akuntansi piutang i. Sistem akuntansi Investasi SKPKD j. Sistem akuntansi persediaan k. Sistem akuntansi aset l. Sistem akuntansi asset lainnya

m. Sistem akuntansi kewajiban n. Sistem akuntansi ekuitas o. Sistem akuntansi jurnal koreksi dan penyesuaian p. Sistem akuntansi penyajian kembali (restatement) neraca q. Siklus akuntansi (2) Sistem akuntansi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan. Pasal 4 (1) SAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas: a. sistem akuntansi SKPD; b. sistem akuntansi SKPKD; c. laporan Keuangan Konsolidasian; dan d. bagan akun standar. (2) Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-lo, beban, pendapatan-lra, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD. (3) Sistem akuntansi SKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-lo, beban, pendapatan-lra, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan SKPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah. BAB III PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH Pasal 5 (1) Pemerintah Kabupaten Jeneponto menerapkan sistem akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual.

(2) Sistem akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada SKPD, tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Sistem akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada SKPKD, tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (4) Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal, tercantum dalam Lampiran III sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (5) Bagan Akun Standar Pemerintah Daerah (BAS) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d sebagai menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan kodefikasi mencakup akun-akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara lengkap. (6) BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas level 1 sampai dengan level 5, meliputi: i. level 1 (satu) menunjukkan kode akun; ii. level 2 (dua) menunjukkan kode kelompok; iii. level 3 (tiga) menunjukkan kode jenis; iv. level 4 (empat) menunjukkan kode obyek; dan v. level 5 (lima) menunjukkan kode rincian obyek. (7) Kode akun sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a terdiri atas: a. akun 1 (satu) menunjukkan aset; b. akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban; c. akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas; d. akun 4 (empat) menunjukkan pendapatan-lra; e. akun 5 (lima) menunjukkan belanja; f. akun 6 (enam) menunjukkan transfer; g. akun 7 (tujuh) menunjukkan pembiayaan; h. akun 8 (delapan) menunjukkan pendapatan-lo; dan i. akun 9 (sembilan) menunjukkan beban. (8) BAS sebagaimana dimaksud pada dalam ayat (6) digunakan di dalam pencatatan transaksi pada buku jurnal, pengklasifikasian pada buku besar dan pengikhtisaran pada neraca saldo, dan penyajian pada laporan keuangan.

(9) BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidah terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (10) Penyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, pemindahan pencatatan pada jurnal (posting) kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo dan laporan keuangan. (11) Entitas akuntansi menyajikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; c. laporan operasional; d. laporan perubahan ekuitas; dan e. catatan atas laporan keuangan. (12) Entitas pelaporan menyajikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. laporan realisasi anggaran; b. laporan perubahan saldo anggaran lebih; c. neraca; d. laporan operasional; e. laporan arus kas; f. laporan perubahan ekuitas; dan g. catatan atas laporan keuangan. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 6 (1) Pencatatan transaksi pelaksanaan anggaran disesuaikan dengan dokumen anggaran. (2) Dalam hal kodefikasi akun dokumen anggaran belum sesuai dengan BAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (7), pemerintah daerah dapat melakukan konversi dalam penyajian LRA.

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH A. UMUM SISTEM AKUNTANSI SKPD Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen penting yang harus disiapkan dalam rangka implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual. SAPD sebagai alat untuk mewujudkan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh SAP dan kebijakan akuntansi menjadi serangkaian prosedur pencatatan dengan menggunakan akuntansi double entry melalui alat-alatnya berupa buku jurnal, buku besar, neraca saldo, dan laporan keuangan itu sendiri. Sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas anggaran, pendapatan-lo, beban, pendapatan-lra, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD. Klasifikasi Dalam sistem akuntansi SKPD, PPK-SKPD melakukan pencatatan transaksi-transaksi dan/atau kejadian keuangan yang berkaitan dengan: a. Sistem akuntansi anggaran b. Sistem akuntansi penerimaan kas c. Sistem akuntansi pengeluaran kas d. Sistem akuntansi pendapatan e. Sistem akuntansi belanja dan beban f. Sistem akuntansi piutang g. Sistem akuntansi persediaan h. Sistem aset i. Sistem asset lainnya j. Sistem akuntansi kewajiban k. Sistem akuntansi ekuitas l. Sistem akuntansi jurnal koreksi dan penyesuaian m. Sistem akuntansi penyajian kembali (restatement) neraca n. Siklus akuntansi

B. SISTEM AKUNTANSI ANGGARAN PADA SKPD Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan dan belanja pada SKPD. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Pencatatan anggaran pada SKPD merupakan tahap persiapan sistem akuntansi pemerintah daerah. Pada tahap ini dilakukan pencatatan untuk merekam data anggaran yang akan membentuk estimasi perubahan SAL. Estimasi perubahan SAL ini merupakan akun perantara yang berguna dalam rangka pencatatan transaksi realisasi anggaran. Pihak-Pihak Terkait Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur akuntansi anggaran SKPD adalah: a) Pengguna Anggaran b) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) Sistem dan Prosedur Pencatatan Akuntansi/Langkah-Langkah Teknis Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat DPA-SKPD disahkan oleh Sekretaris Daerah selaku Koordinator Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan PPKD. Pengakuntansian anggaran menjadi opsional bagi PPK-SKPD yakni dapat dibuat jurnal anggaran atau tidak. Apabila anggaran diakuntasikan, maka berdasarkan dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) yang telah disahkan, PPK-SKPD mencatat "Estimasi Pendapatan" di debit sebesar total anggaran pendapatan, dan "Apropriasi Belanja" di kredit sebesar total anggaran belanja. Selisih antara anggaran pendapatan dan anggaran belanja dicatat "Estimasi Perubahan SAL" di debit. Atas transaksi di atas, PPK-SKPD membuat Bukti Memorial (BM) selanjutnya berdasarkan BM tersebut mencatat pada jurnal umum, sebagai berikut: Dokumen yang Mendasari Bukti Memorial dan DPA 1, DPA 2.1 dan DPA 2.2 Laporan Operasional (LO) & Neraca LRA Uraian Debet Kredit Uraian Debet Kredit Tidak ada jurnal Estimasi Pendapatan LRA. Estimasi Perubahan SAL Apropriasi Belanja

Menutup Akun Anggaran Pada akhir tahun anggaran PPK-SKPD membuat BM untuk menutup akun-akun anggaran. Berdasarkan BM tersebut, PPK-SKPD mencatat pada jurnal umum untuk menutup untuk akun anggaran, sebagai berikut: Dokumen yang Mendasari Bukti Memorial dan DPA 1, DPA 2.1 dan DPA 2.2 Laporan Operasional (LO) & Neraca LRA Uraian Debet Kredit Uraian Debet Kredit Tidak ada jurnal Apropriasi Belanja Estimasi Pendapatan LRA. Estimasi Perubahan SAL Menutup akun-akun LRA Pada akhir tahun anggaran PPK-SKPD membuat BM untuk menutup akun-akun pendapatan LRA dan belanja, serta untuk menutup akun-akun pendapatan LO dan beban. Berdasarkan BM tersebut, PPK-SKPD mencatat pada jurnal umum sebagai berikut: Apabila jumlah Pendapatan LRA lebih kecil dari jumlah Belanja, serta jumlah Pendapatan LO lebih kecil dari jumlah Beban. Dokumen yang Mendasari Bukti Memorial Laporan Operasional (LO) & Neraca LRA Uraian Debet Kredit Uraian Debet Kredit Pendapatan LO Defisit Beban. Pendapatan LRA Estimasi Perubahan SAL Belanja Apabila jumlah Pendapatan LRA lebih besar dari jumlah Belanja, serta jumlah Pendapatan LO lebih besar dari jumlah Beban. Dokumen yang Mendasari Bukti Memorial Laporan Operasional (LO) & Neraca LRA Uraian Debet Kredit Uraian Debet Kredit Pendapatan LO Beban. Surplus Pendapatan LRA Belanja. Estimasi Perubahan SAL C. SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS Definisi Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari identifikasi transaksi, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam

rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Prosedur akuntansi penerimaan kas, terdiri atas: a. Prosedur penerimaan kas oleh bendahara penerimaan SKPD. b. Prosedur penerimaan kas oleh bendahara pengeluaran SKPD. Dokumen yang Digunakan a. SKP Daerah/SKR Daerah/Bukti Terima Kas (BTK)/Dokumen Lain yang dipersamakan. b. SP2D-UP/GU, TU; Bukti Potong Pajak, Bukti Pengembalian Panjar dari PPTK. Jurnal Standar a. Pencatatan PPK-SKPD Pada Jurnal Umum atas Penerimaan Kas oleh Bendahara Penerimaan Bendahara Penerimaan SKPD dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya di SKPD, dikelompokkan dalam 2 (dua) kondisi, yaitu : 1) Bendahara Penerimaan SKPD bukan merupakan bagian dari BUD. 2) Bendahara Penerimaan SKPD merupakan bagian dari BUD. Pengelompokan bendahara penerimaan di atas, didasarkan pada Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) Nomor 2, sebagai berikut: Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang sebagai pendapatan negara/daerah dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD. Dalam prosedur menerima pembayaran dari wajib pajak (WP)/wajib retribusi (WR) atas pajak/retribusi, Bendahara Penerimaan SKPD tersebut di atas, melakukan pencatatan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran atas: 1) Penerimaan pembayaran secara tunai; 2) Penerimaan pembayaran melalui rekening Bendahara Penerimaan; 3) Penerimaan pembayaran melalui rekening Kas Umum Daerah. Penerimaan pembayaran yang diterima tunai dan/atau melalui rekening Bendahara Penerimaan SKPD, dapat bersumber dari: - Penerimaan Piutang Pendapatan Tahun Sebelumnya (di bahas pada bagian piutang);

- Penerimaan Pendapatan Tahun Berjalan, dan Penerimaan Kas yang terkait dengan Periode berikutnya (di bahas pada bagian pendapatan). - lain-lain penerimaan kas, akan dibahas pada jenis akun yang berhubungan. b. Pencatatan PPK-SKPD Pada Jurnal Umum atas Penerimaan Kas oleh Bendahara Pengeluaran 1) Penerbitan SP2D UP/GU/TU Pada saat PPK-SKPD menerima tembusan SP2D UP/GU/TU dari Kuasa BUD/Bendahara Pengeluaran SKPD, maka bukti tersebut dicatat oleh PPK SKPD pada Buku Jurnal Umum, sebagai berikut: 2) Penerbitan Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak (PPN dan/ atau PPh) Berdasarkan tembusan Bukti Pemotongan / Pemungutan Pajak (PPN dan/atau PPh) yang diterima dari Bendahara Pengeluaran SKPD, PPK-SKPKD mencatat pada Buku Jurnal Umum sebagai berikut: 3) Penerbitan Bukti Pengembalian Panjar/Uang Muka Beban Berdasarkan tembusan bukti pengembalian panjar/uang muka beban yang diterima dari Bendahara Pengeluaran SKPD, PPK- SKPD mencatat pada Buku Jurnal Umum sebagai berikut: D. SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS Definisi Sistem akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan

yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Sistem akuntansi pengeluaran kas, terdiri atas: a. Prosedur pengeluaran kas oleh bendahara penerimaan SKPD. b. Prosedur pengeluaran kas oleh bendahara pengeluaran SKPD. Dokumen yang Digunakan a. STS. b. Kwitansi. c. SPP GU/TU, SPM GU/TU, SPJ-GU/TU. d. Bukti sah lainnya yang disetarakan. Jurnal Standar a. Pencatatan oleh PPK-SKPD Pada Jurnal Umum atas Pengeluaran Kas oleh Bendahara Penerimaan Pengeluaran kas pada Bendahara Penerimaan SKPD merupakan penyetoran kepada rekening Kas Umum Daerah yang bersumber dari transaksi: 1) Penerimaan tunai oleh Bendahara Penerimaan; 2) Penerimaan melalui rekening Bendahara Penerimaan; 3) Penerimaan yang disetor langsung ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Penyetoran oleh Bendahara Penerimaan SKPD ke Kas Daerah menggunakan bukti Surat Tanda Setoran (STS) yang didukung dengan bukti-bukti yang bersumber dari bank seperti bukti setoran bank, nota kredit bank, dan/atau bukti transfer bank. Berdasarkan STS yang diterima dari Bendahara Penerimaan, PPK-SKPD mencatat pada jurnal umum sebagai berikut: Bendahara Penerimaan SKPD bukan merupakan bagian dari BUD. Bendahara Penerimaan SKPD merupakan bagian dari BUD.

b. Pencatatan oleh PPK-SKPD Pada Jurnal Umum atas Pengeluaran Kas oleh Bendahara Pengeluaran 1) Pada saat SPJ-GU/TU disahkan oleh BUD/Kuasa BUD Paragraf 32 PSAP Nomor 2 menyatakan: Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Pengeluaran Kas pada Bendahara Pengeluaran SKPD diakui berdasarkan SPJ-GU/TU yang telah disahkan oleh BUD/Kuasa BUD. Berdasarkan tembusan SPJ-GU/TU yang telah disahkan oleh BUD/Kuasa BUD tersebut, PPK-SKPD mencatat pada jurnal umum sebagai berikut: 2) Pengembalian Sisa UP/TU Sisa UP yang masih ada menjelang tahun anggaran berakhir dan sisa TU yang tidak habis digunakan, disetor kembali oleh Bendahara Pengeluaran SKPD kepada Rekening Kas Umum Daerah dengan membuat STS. Berdasarkan STS tersebut, PPK-SKPD mencatat pada jurnal umum sebagai berikut: 3) Pemberian Panjar/Uang Muka Beban kepada PPTK Bendahara Pengeluaran SKPD menerbitkan Nota Panjar/Nota Penyediaan Dana pada saat pemberian panjar/uang muka beban kepada PPTK. Berdasarkan tembusan Nota Panjar/Nota Penyediaan Dana tersebut, PPK- SKPD mencatat pada jurnal umum sebagai berikut: