PELESTARIAN KERIS SEBAGAI SALAH SATU WARISAN BUDAYA JAWA DI KOTA KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

dokumen-dokumen yang mirip
MUSEUM TOSAN AJI DI SURAKARTA

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Sejarah OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mewakili makna tertentu dari wujud keris itu sendiri. (2006 : 4), yang menyatakan bahwa Seluruh kebudayaan dimana-mana

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

STUDI TENTANG TATACARA UPACARA PERKAWINAN DI DESA TAMANAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, merupakan kekayaan budaya yang sarat dengan nilai-nilai.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEPURBAKALAAN, KESEJARAHAN, NILAI TRADISIONAL DAN PERMUSEUMAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI DI SMA NEGERI 6 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arsitektur di Indonesia adalah masuknya pola arsitektur modern yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

REKONSTRUKSI KUJANG PAMOR: Upaya Mengangkat Citra dan Entitas Sunda Makalah pada pameran SawaRGI_Itenas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Ngadeni Empu Keris dari Gunung Kidul

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

2014 SAJARAH CIJULANG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENANGANI SISWA MEMBOLOS PADA KELAS IX SMP NEGERI 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM MANTRA MASYARAKAT DESA CEMAGA SELATAN KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI 2015

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

Transkripsi:

PELESTARIAN KERIS SEBAGAI SALAH SATU WARISAN BUDAYA JAWA DI KOTA KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNP Kediri OLEH : ADISTY NURAINI RASYIDA PUTRI 11.1.01.02.0001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 ADISTY NURAINI R.P/11.1.01.02.0001 FKIP Pendidikan Sejarah 1

ADISTY NURAINI R.P/11.1.01.02.0001 FKIP Pendidikan Sejarah 2

ADISTY NURAINI R.P/11.1.01.02.0001 FKIP Pendidikan Sejarah 3

PELESTARIAN KERIS SEBAGAI SALAH SATU WARISAN BUDAYA JAWA DI KOTA KEDIRI TAHUN 2015 Adisty Nuraini Rasyida Putri 11.1.01.02.0001 FKIP Pendidikan Sejarah dees_tye@yahoo.com Drs. Heru Budiono, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi pada masa lalu keris yang berfungsi sebagai senjata dalam duel / peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian, pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya jawa, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan keris sebagai warisan budaya Jawa agar bisa dikenal dari generasi ke generasi sehingga dapat menimbulkan rasa cinta terhadap budaya Jawa dan mendukung pelestarian nya. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana perkembangan fungsi keris dari masa kemasa? (2) Bagaimana cara melestarikan keris sebagai salah satu warisan budaya Jawa di Kota Kediri? (3) Bagaimana presepsi masyarakat Kota Kediri terhadap keberadaan keris?. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Tahap penelitian antara lain adalah : observasi, mengumpulkan sumber, melakukan wawancara. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Keris sebagai simbol budaya khususnya masyarakat Jawa zaman dulu sudah dimaknai dengan perbedaan-perbedaan bentuk dapur dan pamor yang memiliki pesan tersendiri. (2) Untuk menunjang pelestarian budaya jawa, keris perlu dikenalkan pada generasi muda karena hasil warisan budaya perlu digali lagi agar menambah kekayaan budaya (3) Para pendukung budaya keris masih banyak yang melakukan ritual tertentu sebagai bentuk penghormatan maupun perawatan terhadap benda pusaka tersebut selain itu juga adanya kesinambungan antara pelestarian benda budaya dengan arah komersial itu sendiri. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: Pemerintah hendaknya mendirikan suatu wadah bagi para pecinta dan para kolektor keris sebagai suatu langkah adanya perhatian pemerintah bagi kelangsungan budaya Jawa di Kota Kediri. Dengan pola pikir manusia masa kini, diharap mendorong generasi muda selaku pewaris budaya semakin mengenal keris sebagai salah satu warisan budaya jawa dan harus memiliki semangat untuk melestarikannya. Kata kunci : pelestarian keris, warisan budaya, jawa, kota Kediri. ADISTY NURAINI R.P/11.1.01.02.0001 FKIP Pendidikan Sejarah 4

A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional Indonesia terutama pada sektor kebudayaan. Dari sekian banyak peninggalan karya budaya yang ada, sangat tertarik untuk mengkaji salah satu peninggalan karya budaya nusantara yaitu benda budaya keris sebagai senjata yang berfungsi sebagai identitas nusantara khususnya di Kota Kediri. Sejarah permah menjadi landasan pendahulu untuk mempersatukan Nusantara yang dilakoni Prabu Kertanegara dilandasi dengan keris, melalui ekspedisi Pamalayu. Kemudian dilanjutkan oleh maha patih Gajahmada dengan sumpah Tan Amukti Palapa dengan menghunus keris tinggi siap berperang dalam arti sebenarnya. Keris dapat diartikan sebagai harta pusaka budaya dari masa lampau yang digunakan untuk kehidupan masyarakat sekarang dan kemudian diwariskan untuk generasi mendatang secara berkesinambungan. Keris Indonesia terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia non-bendawi manusia sejak tahun 2005. Menurut dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9 dan telah digunakan sebelum masa tersebut. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata duel / peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada masa kini, keris lebih merupakan benda aksesoris ( ageman ) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Dari makna filosofis dalam ricikannya keris adalah hasil dari ketajaman olah piker, olah rasa dan muncul sebagai senjata tradisional yang lahir murni dari kandungan budaya Nusantara sendiri. Dengan adanya benda pusaka keris, masyarakat di Kota Kediri sangat berantusias untuk melestarikannya. Untuk dapat melestarikan peninggalan-peninggalan budaya bangsa dengan mempelajari dan memahami nilai sejarah serta mempertahankan hasil karyanya, yaitu dengan mengkaji, serta mengetahui nilai-nilai sejarahnya. 5

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat digariskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan fungsi keris dari masa-kemasa? 2. Bagaimana cara melestarikan keris sebagai salah satu warisan budaya jawa di Kota Kediri? 3. Bagaimana presepsi masyarakat Kota Kediri terhadap keberadaan keris? B. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis, metode ini cirri khasnya yakni periode yang bermakna bahwa kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai, kemajuan, bahkan kemunduran, dilihat dan dikaji dalam konteks waktu. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah uang ada sekarang berdasarkan data-data dengan menyajikan data, menganalisis, dan menginterprestasi. Bersifat komperatif dan korelatif. Didalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpulan data. Instrument lain yang peneliti gunakan adalah alat perekam dan alat dokumentasi yang peneliti gunakan pada saat observasi. Disini peneliti berperan sebagai partisipan dan pengamat. Pada saat penelitian, subyek atau informan mengetahui bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Peneliti berfungsi menetapkan focus penelitian memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data dan membuat kesimpulan.. Hasil Dan Kesimpulan Berdasarkan perkembangan fungsi keris : a. Keris dikenal berfungsi sebagai senjata tikam. Beberapa peninggalan dapat dilihat antara lain pada beberapa relief candi. Disana terpahat keris yang dipegang dan dipergunakan sebagai layaknya senjata tikam. Tetapi dalam perkembangan era berikutnya, pada zaman Kediri, Singosari, Majapahit hingga sekarang, keris sudah mulai 6

berkembang baik pada bentuknya maupun fungsinya. b. Keris sebagai simbol budaya khususnya masyarakat Jawa zaman dulu sudah dimaknai dengan perbedaan-perbedaan bentuk dapur dan pamor yang memiliki pesan tersendiri. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. mereka, dan memberikan kepada mereka suatu kesadaran identitas dan kesinambungan yang membangkitkan penghargaan terhadap keragaman cultural dan kreativitas umat manusia. b. Perawatan Keris termasuk salah satu dari cara melestarikan keris, mulai dari diberikan minyak, dilakukan pembersihan, warangan, dan menyimpan diruangan khusus. Tetapi dalam melakukan perawatan keris lebih baik tidak Berdasarkan pelestariannya : cara terlalu berlebihan karena dapat menimbulkan makna yang negatif. a. Warisan budaya tak benda ini diteruskan dari generasi ke generasi, senantiasa mengalami perkembangan dan diperkaya oleh c. Dalam melestarikan benda budaya keris, perlu adanya wadah atau tempat khusus yang disediakan dari pemerintah untuk para kelompok-kelompok dan pemerhati keris agar mudah untuk komunitas sebagai respons terhadap lingkungannya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mengenalkan keris terhadap para generasi muda. Salah satu nya dengan mendirikan museum keris 7

seperti di Jawa Tengah. Tidak lain. Tetapi seiring menutup kemungkinan lebih tersosialisasinya pengetahuan sering diadakan nya pameran keris. Dari presepsi masyarakat : a. Beraneka ragam masyarakat Kota Kediri dalam menghormati keris. Salah satu bentuk penghormatan terhadap senjata tersebut adalah merawatnya sebaik mungkin agar tidak cepat rusak terkikis zaman, dengan cara memandikannya secara berkala, mewaranginya serta membalurnya dengan minyak wangi yang dalam ritualnya seringkali dilengkapi dengan berbagai sesaji. b. Kalangan agamawan, terutama yang tidak memahami budaya dan tradisi perkerisan menilai ritualritual tersebut adalah bentuk penghormatan yang berlebihan terhadap keris atau benda pusaka perkerisan kepada masyarakat luas, dapatlah diketahui bahwa memandikan pusaka adalah sebuah cara untuk membersihkan bilah keris dari karat yang dapat mengkorosinya. C. DAFTAR PUSTAKA Gardner, G.B. 1936. Keris and Other Malay Weapon. Singapura: Progressive Publishing Company. Harsrinuksmo, Bambang. 2004. Ensiklopedi Keris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Jogjakarta: Ombak Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Koesni. 2003. Pakem Pengetahuan Tentang Keris. Semarang: CV. Aneka Ilmu. 8

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset. Jakarta: Kencana. Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Pamungkas, Ragil. 2007. Mengenal Keris Senjata Magis Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi Raffles, S.T.S. 1817. History of Java. Yogyakarta: Narasi. S. Lumintu. 2000. Pamor Keris: Macam dan Tuahnya. Jogjakarta. Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Soebiyanto. 1973. Ensiklopedi Budaya Nasional. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Soekiman, Djoko.1983. Keris, Sejarah dan Fungsinya. Yogyakarta: Proyek Javanologi. Visualisasi Potensi Kota Kediri. 2002. Tidak dipublikasi. Kediri. Wibawa, Prasida. 2008. Tosan Aji Pesona Jejak Prestasi Budaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, 2011. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Wilwatikta, Wawan. 2007. Ke- Pusakaan Keris Sebuah Tinjauan Filosofis: Pamor (46-49). Jakarta: Yayasan Panji Nusantara. Yuwono, Basuki Teguh. 2006. Sembilan Fungsi dan Peran Keris dalam Masyarakat. Journal / Item / 4: 4 Januari 2008. Zainal Muttaqin. 2010. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Banten: Universitas Serang Raya Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 11 Tahun 2010. Tentang Cagar Budaya http://id.m.wikipedia.org/wiki/siste m_sosial_budaya_indonesia (12 Februari 2015, 19:12) http://id.wikipedia.org/wiki/balai_p elestarian_peninggalan_purbakala (05 Maret 2015, 08:04) 9

http://id.wikipedia.org/wiki/kota_ Kediri (02 Februari 2015, 21:25) http://m.antaranews.com/berita/109 494/unesco-kukuhkan-kerisindonesia-sebagai-warisan-dunia (25 Juni 2015, 20:51) http://m.kaskus.co.id/thread/50f3b8 5ce374b45974000002/mentalitasmasyarakat-modern (25 Juni 2015, 22:17) Wawancara bapak Anton Lukman Hadi Wawancara bapak Bambang Dwi Koerjanto Wawancara bapak Basuki Teguh Yuwono Wawancara bapak Salidi Wawancara ibu Susi Margi Wawancara mas Ghany Rasyidi Utama 10