BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Penerapan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi mewarnai dan menjadi salahsatu faktor penting penunjang aktifitas

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bloom dalam Sudjana (2008: 46) mengemukakan bahwa siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih guru, yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Apalagi pelaksanaan kurikulum 2013 yang merupakan usaha. pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan. melainkan melalui proses pemahaman tentang bagaimana pengetahuan itu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deden Taopik, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum senantiasa berganti sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat dinamis melekat pada kurikulum, yakni harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan kurikulum tidak bisa diprediksi karena tergantung pada kebutuhan dan kesiapan suatu Negara dalam menerapkan perubahan kurikulum tersebut. Perubahan yang terjadi pada kurikulum merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Kurikulum merupakan serangkaian pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang di dalamnya memuat berbagai unsur pendidikan seperti metode, media, dan sebagainya. Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimplikasi pada penguasaan kognitif lebih dominan, tetapi kurang dalam penguasaan keterampilan (skill) sehingga lulusan pendidikan kurang memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif. Oleh karena itu, diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik. Pada tahun ajaran 2013-2014 pemerintah (Kemdikbud) menerapkan kurikulum baru, terutama di sekolah jenjang SD/MI akan mendapatkan porsi perubahan yang cukup banyak yaitu kurikulum yang bersifat tematik integratif. Pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara menyeluruh, bermakna, dan otentik. Dalam penerapannya di kelas 5 sekolah dasar, pembelajaran tematik diimplikasikan pada guru, siswa, media, sumber belajar, dan lain sebagainya. Kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan berpikir dan tindak yang produk

2 dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Mengingat dari konsep dasar tematik terpadu, pendekatan tematik terpadu ini sangat dituntut dalam pencapaian kompetensinya. Pendekatan tematik terpadu yang dimaksud yaitu mempelajari semua mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang dijumpai peserta didik sehari-hari. Materi-materi berbagai mata pelajaran dikaitkan satu sama lain sebagai satu kesatuan, membentuk pembelajaran multidisipliner dan interdisipliner, agar tidak terjadi ketumpangtindihan dan ketidakselarasan antarmateri mata pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya efisiensi materi yang harus dipelajari dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik. Pada umumnya, masalah yang sering muncul pada kegiatan pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar siswa. Faktor yang menjadi penyebabnya beragam, kurangnya minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak menggunakannya media dan alat peraga yang inovatif, atau bahkan penjelasan materi pelajaran yang lebih berpusat pada guru sehingga tidak tercipta kondisi keaktifan dari siswa. Salah satu sekolah dasar yang telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu adalah Sekolah Dasar Percontohan Negeri Pajagalan 58 Bandung. Peneliti melakukan studi pendahuluan di Sekolah Dasar tersebut dan diketahui bahwa terdapat masalah pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu khususnya pada siswa kelas 5. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya siswa ysng mendapatkan nilai dibawah nilai standar minimum yang telah ditentukan. Meskipun demikian, pembelajaran tematik mampu meningkatkan hasil belajar dengan perpaduan sumber belajar dan media yang tepat. Katakanlah apabila sumber belajarnya baik tetapi tidak dipadukan dengan media yang tepat, tentu akan mengurangi nilai kualitas dari pembelajaran tersebut. Tidak berbeda dengan sebaliknya ketika sumber belajarnya kurang tetapi media yang digunakannya tepat, pesan pada pembelajaran dapat diterima dengan baik tetapi pesan atau materi tersebut tidak berkualitas. Maka dari itu, pembelajaran akan terlaksana dengan efektif dan efisien ketika pembelajaran tersebut mengacu pada

3 materi yang baik dan media yang tepat. Dalam proses pengembangan pembelajaran tematik terpadu, guru dituntut untuk merancang atau membuat materi yang baik yaitu materi pelajaran disampaikan dengan berpusat pada siswa sehingga tercipta kondisi keaktifan dari siswa tersebut. Pada kaitannya dengan hasil belajar, pembelajaran tematik menggabungkan beberapa atau bahkan seluruh mata pelajaran ke dalam satu tema dan disesuaikan dengan lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Hal inilah yang membuat pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang baik. Menurut Syah dalam Kurniawan (2011:22), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa berasal dari dalam diri siswa (internal), dari luar diri siswa (eksternal), dan faktor pendekatan belajar. Faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi faktor psikis yaitu IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, serta minat. Dan faktor fisiologis yaitu keadaan jasmani yang mempengaruhi aktivitas belajar, yang dalam hal ini dapat dikatakan stamina atau kondisi tubuh siswa ketika melakukan kegiatan belajar. Untuk faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor pengorganisiran di sekolah berupa kurikulum, kebijakan, fasilitas, dan sebagainya. Faktor sosial di sekolah meliputi system sekolah, status sosial sekolah, serta interaksi guru dengan siswa. Dan faktor situasional yang meliputi keadaan sosial ekonomi, waktu dan tempat, serta lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar siswa dapat dikatakan bersifat relatif, karena hasil belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya sehingga berubah-ubah. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila salah satu saja faktor yang menurun, maka akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Meskipun demikian, pemilihan media dan alat peraga yang digunakan guru juga sama pentingnya dengan pemilihan model pembelajaran. Dikatakan penting karena media merupakan pelantara yang baik, karena berhubungan langsung dari guru kepada siswa. Dalam upaya peningkatan hasil belajar, penggunaan media dapat dilakukan dengan mengacu pada sumber belajar yang sudah ditetapkan. Media yang

4 digunakan dapat berupa media visual yaitu media yang berasaskan penglihatan manusia atau mata. Media visual yang baik tidak sekedar suatu media yang dapat dilihat oleh mata, namun media yang penerimaan pesannya berupa visual atau gambar tanpa mengurangi atau menghilangkan makna dari pesan tersebut. Ini berkaitan dengan salah satu fungsi media menurut Kemp dan Dayton (1985) yaitu menyajikan materi dengan isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum atau dapat dimengerti oleh sasaran, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu. Fungsi media pada tujuan pembelajaran, informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi mesti dirancang dengan sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan pembelajaran yang efektif. Selain untuk memudahkan, media pembelajaran juga harus mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan bagi siswa perorangan. Dalam pengembangan media visual, terdapat banyak jenis dan bentuk. Untuk pembelajaran tematik terpadu, pemerintah mengeluarkan buku paket untuk setiap jenjangnya. Buku tematik yang dikeluarkan terdiri dari buku bagi guru dan buku bagi siswa, buku bagi guru untuk membimbing guru dalam setiap langkah pembelajaran. Sedangkan buku bagi siswa buku yang digunakan siswa untuk belajar seperti pada umumnya dan terdapat banyak cerita yang edukatif dan terdapat banyak gambar. Buku tematik saja tidaklah cukup untuk mencapai pembelajaran yang harmonis. Salah satunya adalah dengan menggunakan komik yang dimana dapat dikatakan sebagai media visual yang cukup baik. Dikatakan

5 demikian karena komik mempunyai sifat sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secaara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan nonverbal ini, mempercepat siswa paham terhadap isi pesan dimaksud, karena siswa terbantu untuk tetap fokus dan tetap dalam jalurnya (Munadi, 2008:100). Dalam pembelajarannya, media komik harus dapat dikemas dalam bentuk yang menarik tanpa menghilangkan keefektifan dan keefisiensiannya. Komik pembelajaran sangat berperan dalam pengembangan yang sudah didesain sedemikian rupa akan lebih baik apabila dikemas dengan komik yang dimana terdapat banyak gambar beserta makna-makna yang diharapkan dapat tersampaikan dengan kesesuaian dengan tema. Berdasarkan peranan dari media visual, komik juga berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena media visual berbentuk komik memiliki peran untuk memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa akan terbantu dalam memahami materi yang kompleks. Meskipun buku tematik dan komik pembelajaran merupakan suatu sumber belajar dan media yang baik, namun dalam pelaksanaannya belumlah memadai. Dikatakan belum memadai karena penggunaan buku tematik dan komik pembelajaran membutuhkan banyak bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi. Apabila sarana tersebut terpenuhi, maka dapat menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan dimana pembelajaran tidak terhambat. Sarana tersebut juga membuat guru dan siswa untuk memiliki kreativitas tinggi. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti akan memfokuskan diri pada kajian tentang pengaruh penerapan media komik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu. Kajian yang dimaksud dilakukan dengan eksperimen kuasi pada siswa kelas lima di SDPN Pajagalan 58 Bandung. B. Identifikasi Masalah

6 Fokus masalah pada penelitian ini adalah mengenai pengaruh penggunaan media Komik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu tentang lingkungan sehat pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu. Peneliti mencoba memberikan terobosan dalam segi media pembelajaran yang belum diterapkan oleh SDPN Pajagalan 58 Bandung dengan menggunakan media komik dalam proses pembelajarannya. Sehingga peneliti dapat melihat secara langsung bagaimana pengaruh penggunaan media komik yang diterapkan dalam proses pembelajaran tematik terpadu tentang lingkungan sehat. Dengan tersedianya media tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. C. Pembatasan Masalah Terkait hasil pada penelitian ini perlu dicantumkan beberapa batasan masalah yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi pemahaman atau penafsiran, yaitu sebagai berikut : 1. Penerapan media komik pada penelitian ini adalah untuk membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran yang kemudian dideskripsikan dan dianalisis sejauhmana komik tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran. 2. Tema yang digunakan dalam pembelajaran di SDPN Pajagalan ini adalah Tema 4 yaitu Sehat itu Penting dengan subtema 3 Lingkungan Sehat. 3. Hasil Belajar dalam penelitian ini merujuk pada teori Taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan secara umum dan khusus. Secara umum masalah yang akan dikaji adalah : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

7 belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif dalam pembelajaran Tematik Terpadu di SDPN Pajagalan 58 Bandung? Sedangkan secara khusus permasalahan yang dikaji dibagi menjadi tiga bagian agar dapat memudakan pembahasan, yaitu sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek pengetahuan dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek pemahaman dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek penerapan dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung? E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunaan media komik pada ranah kognitif dalam pembelajaran di SDPN Pajagalan 58 Bandung. Sedangkan secara khusus tujuan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar

8 menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek pengetahuan dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek pemahaman dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan Buku dengan siswa yang belajar menggunakan media komik pada ranah kognitif aspek penerapan dalam pembelajaran tentang lingkungan sehat di SDPN Pajagalan 58 Bandung. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, adapun manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan teori dan konsep tentang media pembelajaran dalam pembelajaran melalui Komik pembelajaran. 2. Secara praktis a. Hasil penelitian ini dapat menilai seberapa jauh kemampuan peneliti dalam pengembangan media pembelajaran visual komik dan dapat dijadikan sebagai tempat dimana peneliti dapat mengaplikasikan semua pengetahuannya dalam bidang media pembelajaran untuk kepentingan umum.

9 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada lembaga sekolah baik guru maupun siswa mengenai media pembelajaran terutama media pembelajaran visual berupa komik. c. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pedoman proses pengembangan mengenai penelitian tentang komik pada pembelajaran di Sekolah Dasar. G. Definisi Operasional 1. Pembelajaran merupakan model pembelajaran interdisipliner (terpadu) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan tema 4 yang digunakan di SDPN Pajagalan 58 Bandung yaitu Sehat itu penting dengan sub tema 3 Lingkungan Sehat. 2. Komik yang digunakan pada penelitian ini adalah buku komik, yaitu komik yang berisikan rangkaian gambar-gambar, tulisan, dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku dengan tujuan untuk membantu siswa dalam belajar. 3. Hasil belajar ini merupakan indikator penilaian perbandingan untuk mengukur keberhasilan penerapan komik pada pembelajaran tematik. Indikator yang digunakan adalah Taksonomi Bloom dengan ranah kognitif aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). H. Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan secara sistematika sebagai berikut: 1. Bab I berisi Pendahuluan, yang meliputi a) Latar Belakang Masalah, b) Identifikasi Masalah, c) Pembatasan Masalah, d) Rumusan Masalah, e) Tujuan Penelitian, f) Manfaat Hasil Penelitian, g) Definisi Operasional, dan h) Sistematika Penulisan.

10 2. Bab II berisi Kajian Pustaka, yang meliputi a) Media Pembelajaran, b) Buku, c) Komik, d) Hasil Belajar, e) Pembelajaran Tematik Terpadu, dan f) Asumsi dan Hipotesis. 3. Bab III berisi Metodologi Penelitian, yang meliputi a) Metode Penelitian, b) Desain Penelitian, c) Populasi dan Sampel, d) Teknik Pengumpulan Data, e) Pengembangan Instrumen, f) Hasil Ujicoba Instrumen, g) Teknik Analisis Data, h) Prosedur Penelitian, dan i) Alur Penelitian. 4. Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi a) Deskripsi Hasil Penelitian, dan b) Pembahasan Hasil Penelitian. 5. Bab V berisi Simpulan dan Saran, yang meliputi a) Simpulan, dan b) Saran.