P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Oleh Nila Kesumawati Jurusan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas PGRI Palembang

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. M. Gilar Jatisunda 1)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam pengertian individu memiliki potensi untuk tumbuh dan

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

P - 64 KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DENGAN MEDIA GEOGEBRA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Jaya Dwi Putra. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Kota Tangerang Selatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PENCAWAN MEDAN. Arisan Candra Nainggolan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pendekatan Pembelajaran Metacognitive Scaffolding dengan Memanfaatkan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

I. PENDAHULUAN. bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roheni, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Menulis Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SERTA SELF- ESTEEM MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dengan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan PendidikanMatematika Realistik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

DAFTAR PUSTAKA. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia menjadi perhatian saat memasuki abad ke-21.

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini ingin menguji sebuah perlakuan yakni pengaruh

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

Transkripsi:

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK Nila Kesumawati (nilakesumawati@yahoo.com) FKIP Universitas PGRI Palembang ABSTRAK Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai akibat dari pendekatan pendidikan matematika realistik (PMR) dan konvensional. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan subjek populasi seluruh siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama peringkat tinggi, sedang, dan rendah di Palembang. Sampel yang terlibat sebanyak 275 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah. Analisis data menggunakan uji perbedaan dua rata-rata sampel independent. Untuk mengetahui kemampuan, pola jawaban, dan strategi yang digunakan siswa dalam pemecahan masalah, dilakukan analisis terhadap hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan, ada perbedaan peningkatan antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pendekatan PMR dengan siswa yang mengikuti pendekatan konvensional. Kata-kata kunci: pemecahan masalah matematis, pendidikan matematika realistik A. Latar Belakang Masalah Setiap berakhirnya penyelenggaraan UN, standar kelulusan selalu menjadi perhatian baik di dunia pendidikan maupun dimasyarakat. Pada jenjang sekolah lanjutan atas, standar kelulusan dari tahun ke tahun makin meningkat terlihat dari tahun 2007 yaitu angka standar kelulusan adalah 5,00 dari tiga mata pelajaran menjadi 5,25 pada tahun 2008 dari enam mata pelajaran. Standar kelulusan tahun 2008 didasarkan pada enam mata pelajaran membuat beban siswa menjadi lebih berat itu terlihat dari angka ketidaklulusan 2008 lebih besar 2% dari tahun 2007 yaitu sebesar 10% (Media Indonesia, 6 Juni 2008). Hal yang sama juga terjadi pada UN tahun 2009. Dinas Pendidikan Nasional memastikan standar nilai rata-rata kelulusan UN 2009 naik. Dari sebelumnya 5,25 menjadi 5,50. Nilai 4 hanya ditoleransi dua mata pelajaran saja, bila lebih dipastikan siswa tidak lulus (Sriwijaya Post, 30 Januari 2009). Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 484

Dari setiap UN, mata pelajaran matematika selalu dimasukan sebagai mata pelajaran yang diujikan. Meskipun kurikulum matematika terus menerus disempurnakan, penelitian-penelitian dilakukan, para ahli dan praktisi pendidikan matematika berkumpul diseminar-seminar untuk menemukan solusinya, akan tetapi tetap saja matematika menjadi momok bagi siswa-siswa dalam menghadapi UN. Rendahnya penguasaan materi matematika pada siswa SMP, dapat dilihat pula pada rendahnya persentase jawaban benar para peserta Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2003 dan Program for International Students Assessment (PISA) 2003. Secara internasional ada dua indikator hasil belajar matematika, yaitu hasil tes TIMSS 2003 dan PISA 2003. Hal ini dapat dijadikan cermin bahwa materi ujian standar internasional yang diujikan belum semuanya dikuasai oleh siswa, sehingga banyak tidak bisa dijawab oleh siswa kita. Karena materi tes yang diberikan merupakan soal-soal tidak rutin (masalah matematis yang membutuhkan kemampuan penalaran). Di sekolah tempat siswa belajar matematika menekankan pada pemberian rumus, contoh soal, dan latihan soal. Mereka hanya mengerjakan soal latihan menggunakan rumus dan algoritma sehingga siswa dilatih seperti mekanik. Konsekuensinya jika mereka diberikan soal non rutin mereka akan membuat kesalahan. Namun mereka relatif lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur (Mullis, et al., 2000). Berdasarkan kenyataan di atas, siswa kita akan membuat kesalahan jika diberikan soal non rutin. Itu berarti kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih kurang, padahal dalam pembelajaran matematika kemampuan pemecahan masalah sangat penting, sebagaimana dikemukakan oleh Branca (Gani, 2007) bahwa kemampuan pemecahan masalah sebagai jantungnya matematika. Kemampuan pemecahan masalah amatlah penting dalam matematika, yang dikemudian hari dapat diterapkan dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Nasution (2000) penyelesaian masalah dapat dipandang sebagai proses siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang dipelajarinya lebih dahulu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang baru. Siswa yang terlatih dengan pemecahan masalah akan terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 485

menganalisisnya dan akhirnya meneliti hasilnya. Keterampilan itu akan menimbulkan kepuasan intelektual dalam diri siswa, meningkatkan potensi intelektual, dan melatih siswa bagaimana melakukan penelusuran melalui penemuan. Ini berarti kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang harus mendapat perhatian, mengingat peranannya yang sangat strategis dalam mengembangkan potensial intelektual anak. Menurut Polla (2001: 48) Pendidikan matematika di Indonesia, nampaknya perlu reformasi terutama dari segi pembelajarannya. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini begitu banyak siswa mengeluh dan beranggapan bahwa matematika itu sangat sulit dan merupakan momok, akibatnya mereka tidak menyenangi bahkan benci pada pelajaran matematika. Jika perlu ada suatu gerakan untuk melakukan perubahan mendasar dalam pendidikan matematika, terutama dari strategi pembelajaran dan pendekatannya. Ini berarti untuk melakukan reformasi dalam pendekatan pembelajarannya, yaitu pendekatan pembelajaran matematika dari biasanya kegiatan terpusat pada guru ke situasi dimana siswa menjadi pusat perhatian. Guru sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa membangun matematika untuk mereka sendiri, tidak hanya menyalin mengikuti contoh-contoh tanpa mengerti konsep matematikanya. Prinsip utama dalam pembelajaran matematika saat ini adalah untuk memperbaiki dan menyiapkan aktivitas belajar yang bermanfaat bagi siswa yang bertujuan untuk beralih dari paradigma mengajar matematika ke belajar matematika, keterkaitan siswa secara aktif dalam pembelajaran harus ditunjang dengan disediakannya aktivitas belajar yang khusus sehingga siswa dapat melakukan doing math untuk menemukan dan membangun matematika dengan fasilitas oleh guru. Pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini pada jenjang persekolahan khususnya cenderung dilakukan dengan cara: (1) guru menjelaskan pengertian konsep dalam matematika, (2) memberikan dan membahas contoh soal dari konsep tersebut, (3) menyampaikan dan membahas soal-soal aplikasi dari konsep, (4) membuat rangkuman dan (5) memberikan tugas berupa pekerjaan rumah (PR) (Haji, 2004). Melalui pendekatan seperti di atas, kreativitas siswa kurang berkembang. Akibatnya, prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika rendah dan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 486

siswa kurang menyenangi matematika. Menurut Sunoto (2002), faktor penyebab rendahnya prestasi belajar matematika antara lain disebabkan oleh pola pembelajaran yang dilaksanakan guru, kurangnya minat siswa dalam belajar matematika, dan proses belajar mengajar yang kurang kondusif. Menurut Suwarsono (2001), secara umum proses belajar mengajar matematika di sekolah-sekolah di Indonesia terpusat pada guru yaitu guru menjelaskan, siswa mendengarkan sambil mencatat, guru bertanya, murid menjawab, siswa mengerjakan soal-soal latihan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan perubahan pendekatan dalam pembelajaran matematika dari pendekatan yang digunakan saat ini ke suatu pendekatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam belajar matematika. Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Pendekatan PMR merupakan pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memandang matematika sebagai suatu aktivitas manusia. Pendekatan tersebut bercirikan: (1) menggunakan masalah kontekstual, (2) menggunakan model, (3) menggunakan kontribusi murid, (4) interaktivitas, (5) terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya (Haji, 2004). Memperhatikan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan PMR diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, dan disposisi matematis siswa. Karena studi ini dilaksanakan di SMP, maka judul penelitiannya adalah: Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini ingin diungkapkan dan dicari jawabannya dirumuskan sebagai berikut: Apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP? C. Tujuan Penelitian Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 487

Penelitian ini bertujuan, mengkaji secara komprehensif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada: (a) gabungan ketiga peringkat sekolah; (b) sekolah peringkat tinggi; (c) sekolah peringkat sedang; dan (d) sekolah peringkat rendah. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan menghasilkan suatu produk berupa prototipe model pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung Sekolah Menengah Pertama. E. Desain Penelitian dan Prosedur Analisis Data 1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes (Pretest-Posttest Control Group Design). Secara singkat, desain eksperimen tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut. R O X O R O O Keterangan: X = Pembelajaran dengan pendekatan PMR. R = pengambilan sampel secara acak kelas. O = pretes = postes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Menengah Pertama. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik stratified sampling (teknik strata). Sampel penelitian adalah siswa SMPN kelas IX di Palembang. 2. Prosedur Analisis Data Data pada penelitian ini diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk menganalisis data hasil tes digunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Prosedur inferensi diawali melalui uji prasyarat yaitu uji homogenitas varians dan uji normalitas. Berdasarkan uji normalitas data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t dan uji F Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 488

dengan tingkat kesalahan α= 5 %. Jika data tidak berditribusi normal maka untuk menguji perbedaan rata-ratanya menggunakan uji Mann Whitney. E. Hasil Penelitian Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang normal gain skor tes pemecahan masalah matematis disajikan model Weiner skor rata-rata n gain tes pemecahan masalah matematis (TPMM). Tabel 1 Model Weiner Skor Rata-rata n gain Tes Pemahaman (TPHM), Pemecahan Masalah (TPMM), dan Disposisi Matematis (DM) Peringkat Sekolah Tinggi (A) Sedang (B) Rendah (C) Gabungan (A+B+C) Model Pembelajaran N Rata-rata n gain TPMM PMR 41 0,70 PMK 40 0,21 PMR 70 0,46 PMK 64 0,19 PMR 28 0,51 PMK 32 0,18 PMR 139 0,54 PMK 136 0,19 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Skor peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis diperoleh melalui pretes dan postes pemecahan masalah matematis. Perbandingan skor n gain pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan model pembelajaran dan peringkat sekolah disajikan dalam diagram batang berikut ini. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 489

RATA-RATA N GAIN TPMM 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.7 0.51 0.54 0.21 0.46 0.19 0.18 0.19 A B C A+B+C PERINGKAT SEKOLAH PMR PMK Rerata N Gain Pemecahan masalah Matematis Dari uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t diperoleh ringkasan hasil uji H 0 dan hipotesis penelitian terkait pemecahan masalah matematis sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji H 0 dan Hipotesis Penelitian Terkait Pemecahan Matematis Siswa pada Taraf Signifikansi 5% No Hipotesis Penelitian H 0 1 Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada gabungan ketiga peringkat sekolah (A+B+C). (Diterima) 2 Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada peringkat sekolah tinggi (A). (Diterima) 3 Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada peringkat sekolah sedang (B). (Diterima) 4 Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada peringkat sekolah rendah (C). (Diterima) Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak F. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, dan temuan-temuan dalam penelitian yang telah dikemukakan pada sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 490

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional jika didasarkan pada peringkat sekolah (tinggi, sedang, rendah) dan keseluruhan siswa. G. Implikasi Penelitian ini berhasil mengungkapkan, bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan Pendekatan PMR lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional jika ditinjau dari masing-masing peringkat sekolah dan gabungannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan beberapa implikasi dari kesimpulan penelitian sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pembelajaran (KTSP). 2. Diskusi yang merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui pendekatan PMR mampu menumbuhkan suasana kelas menjadi lebih dinamis, demokratis dan menimbulkan rasa senang dalam belajar matematika. 3. Peran guru sebagai mediator dan fasilitator membawa konsekuensi bagi guru H. Saran lebih memahami kelemahan dan kekuatan dari bahan ajar serta karakteristik kemampuan individu siswa. Jika hal ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan didiskusikan dengan sesama guru maka akan membawa dampak yang lebih positif terhadap pengetahuan guru di masa yang akan datang. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Pendekatan PMR secara signifikan lebih baik daripada pendekatan konvensional dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 491

matematis siswa SMP, ditinjau dari semua peringkat sekolah. Dengan demikian, PMR sangat potensial diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Untuk menunjang keberhasilan implementasi pendekatan PMR diperlukan bahan ajar yang lebih menarik, permasalahan kontekstual dirancang agar menantang sehingga memicu terjadinya konflik kognitif yang dapat mengembangkan pemecahan masalah matematis, serta setiap aspek kemampuan berpikir yang lainnya secara optimal. 3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diteliti bagaimana pengaruh pendekatan PMR terhadap kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan daya matematis. DAFTAR PUSTAKA Anderson., et al. (2001). A Taxonomi for Learning Teaching and Assessing. New York: Longman Arthur, L.B. (2008). Problem Solving. U.S.: Wikimedia Foundation, Inc. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/problem Solving. [7 April 2008] Diknas Sumsel. (2009). Nilai 4 Masih Diteleransi (Maksimal Hanya Dua Pelajaran). Sriwijaya Post (30 Januari 2009). Gani, R.A. (2007). Pengaruh Pembelajaran Metode Inkuiri Model Alberta Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa sekolah Menengah Atas. Disertasi Doktor pada PPS UPI: tidak dipublikasikan. Haji, S. (2004). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar matematika Di Sekolah Dasar. Disertasi Doktor pada PPS UPI: tidak dipublikasikan. Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi Doktor pada PPS UPI: tidak dipublikasikan. Media Indonesia, Ujian Nasional Angka Ketidaklulusan sekitar 12%. Jumat, 6 Juni 2008. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 492

Mullis, et.al., (2000). TIMSS 1999: International Mathematics Report. Boston: The Internasional Study Center, Boston College, Lynch School of Education. Mullis, et.al., (2003). TIMSS 2003: International Mathematics Report. Boston: The Internasional Study Center, Boston College, Lynch School of Education. Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. [Online]. Tersedia: http://www.nctm.org/focalpoints. [3 September 2007]. NCTM. (2000). Defining Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk 2/session 03/sectio 03 a.html. [3 September 2007]. Polla, G. (2001). Upaya Menciptakan Pengajaran yang Menyenangkan. Buletin Pelangi Pendidikan. 4(2). Santoso, S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Gramedia. Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: UPI. Sujono. (1988). Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sunoto, U. (2002). Pendekatan Ketrampilan Proses Melalui Metode Penemuan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa, Matematika Jurnal Matematika dan Pembelajarannya. 7 (Edisi Khusus), 618-625. Suwarsono, St. (2001). Pembelajaran Matematika di Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Prosiding Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNY Yogyakarta. Tim Pustaka Yustisia, (2007). Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Zulkardi (2005). Pendidikan Matematika di Indonesia Beberapa Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya. Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Bidang Pendidikan Matematika Pada FKIP Unsri. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 493