PROFIL SATPOL PP KABUPATEN BINTAN TAHUN kerja daerah yang memiliki tipe A, yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

WALIKOTA BUKITTINGGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 7

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI KEEROM PERATURAN DARAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANAGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BINTAN. A. Gambaran Umum BPBD Kabupaten Bintan.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

B U P A T I B A L A N G A N

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

PROFIL SATPOL PP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 A. Gambaran Umum. Satuan Pamong Praja Kabupaten Bintan sebagai satuan perangkat kerja daerah yang memiliki tipe A, yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan dengan satu orang Sekretaris dan beberapa Bidang kerja yang membantu Bupati. Secara historis Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, sebelumnya memiliki nomenklatur yakni Kantor Hansip (Pertahanan Sipil) sebagaimana diatur pada ketentuan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Ketenteraman dan Ketertiban Kabupaten Kepulauan Riau. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau Nomor 9 Tahun 2005, tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kepulauan Riau. Direvisi dan diterbitkan lagi Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan. Dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja kemudian direvisi dan diterbitkan lagi Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, kemudian dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 tahun 2012 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana 29

daerah Kabupaten Bintan, sehingga Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan yang mempunyai fungsi dan struktur penanggulangan bencana berada pada Satpol PP perlu diubah dan disesuaikan dengan Permendagri Nomor 40 Tahun 2011, sehingga terbitlah Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2012 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan. B. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan. 1. Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan mempunyai Visi yaitu Bintan Tenteram, Aman dan Tertib, Makna dari visi Satpol PP Kabupaten Bintan Bintan Tenteram dan Tertib, yaitu dimana seluruh penduduk Kabupaten Bintan dimasa depan hidup berdasarkan peraturan perundangan terutama perda yang berlaku dan terciptanya ketenteraman hidup bermasyarakat dan bernegara, mendapatkan perlindungan dan hak yang pasti sesuai hukum. Kondisi ini bermakna tercipta dan terpeliharanya ketertiban dan ketenteraman bagi seluruh lapisan masyarakat, dunia usaha tumbuh dan berkembang sehingga berdampak terhadap peningkatan Penghasilan Asli Daerah (PAD). 2. Misi. Selanjutnya misi dari pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan adalah untuk dapat mewujudkan visi dari pada Bintan Tenteram dan Tertib, maka ditetapkan 2 (dua) misi utama dalam 30

pembangunan ketenteraman dan ketertiban di Kabupaten Bintan, yaitu sebagai berikut : a. Mengendalikan keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta penegakan Peraturan Daerah. Misi ini bermakna bahwa ketentraman, keamanan dan ketertiban umum merupakan kebutuhan masyarakat Kabupaten Bintan dan ini adalah salah satu tanggung jawab Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan untuk menjamin terkendalinya suasana yang kondusif dalam kehidupan masyarakat secara merata dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Bintan, berkaitan dengan hal tersebut tentunya melalui pemberdayaan personil Satpol PP dalam upaya penegakan dan pengawasan pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah di Kabupaten Bintan, yang cakupannya adalah fasilitas umum/sosial, gedung milik pemerintah daerah, lokasi kegiatan pejabat, acara-acara penting, sumber PAD dan aset daerah lainnya, termasuk pula kawasan-kawasan objek vital. b. Mengembangkan Kapasitas Penegak Hukum Misi ini bermakna bahwa dalam menciptakan ketentraman, keamanan dan ketertiban umum di wilayah Kabupaten Bintan yang cukup luas serta menjamin kondisi yang kondusif dalam kehidupan masyarakat maupun penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Daerah maka Satuan Polisi Pamong Praja berupaya mengoptimalkan sumber daya aparatur yang profesional 31

dan memiliki kapasitas yang memadai dibandingkan dengan wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk Kabupaten Bintan. c. Membina masyarakat untuk ketahanan dan perlindungan Misi ini mengandung makna tercipta dan terpeliharanya ketentraman dan ketertiban tidak semata berdasarkan hasil kerja keras Satuan Polisi Pamong Praja, tetapi sangat dipengaruhi oleh kontribusi positif sebagai sektor dan yang paling dominan adalah partisipasi masyarakat. Masyarakat sangat menentukan dalam upaya menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban,oleh karena itudalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan berupaya mengoptimalkan hal tersebut melalui pemberdayaan petugas Linmas dalam rangka membantu pelaksanaan tugas untuk menciptakan ketentraman, keamanan dan ketertiban umum di Kabupaten Bintan. 3. Tujuan, Sasaran dan Strategi. Adapun tujuan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan dalam rangka mewujudkan visi Bintan Tenteram dan Tertib adalah : a. Tercipta dan terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban umum dalam masyarakat serta menegakkan peraturan daerah dan peraturan pelaksanaan lainnya secara berdaya guna dan hasil guna. b. Terwujudnya aparat polisi pamong praja yang profesional, handal dan berwibawa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. 32

c. Terwujudnya kondisi yang kondusif bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan aktivitas masyarakat. C. Uraian tugas dan Fungsi Satpol PP Kabupaten Bintan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 dalam pasal 4 menjelaskan tugas dan fungsi yang dilaksanakan sebagai berikut : 1. Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pada poin 1, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. Pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah; d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. Pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Sipil Daerah dan aparatur lain; 33

f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; dan g. Pelaksanaan tugas lainnya, seperti : 1) Mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hokum daerah; 2) Membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat Negara dan tamu Negara; 3) Pelaksanan pengamanan dan penertiban asset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 4) Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum Bupati; 5) Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala missal; dan 6) Pelaksanaan tugas pemerintahan umum yang diberikan Bupati sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Selanjutnya dapat juga dijelaskan tentang wewenang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan yang terdapat dalam pasal 5 sebagai berikut : 1. Menertibkan dan menindak warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum. 34

2. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah. 3. Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat. 4. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah. 5. Melakukan tindakan administrative terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Bupati. Dalam Pasal 7 menjelaskan tentang kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan Yaitu : 1. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama dan hak azasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat. 2. Menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi Pamong Praja. 3. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketenteran dan ketertiban umum. 4. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana. 35

5. Menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan atau Peraturan Bupati. D. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satpol PP Kabupaten Bintan. Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, terdiri dari, yaitu : a. Kepala b. Sekretaris yang terdiri dari : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Penyusunan Program c. Bidang Penegakan Perundang-undangan & Pengembangan Kapasitas, terdiri dari : 1) Seksi Pengawasan dan Penyidikan 2) Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Manusia d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat terdiri dari : 1) Seksi Operasi dan Pengendalian 2) Seksi Kerjasama e. Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari : 1) Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat 2) Seksi Bina Potensi Masyarakat f. Kelompok Jabatan Fungsional 36

Adapun Tata Kerja dari organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, terdiri dari, yaitu : (1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas operasional di bidang penegakan, penertiban, pengamanan dan penyuluhan, diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan kewenangannya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi baik secara vertical maupun horizontal. (3) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan mengambil langkah-langkah yang di perlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja mengikut dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas-tugasnya wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi. (6) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin dan berkoordinasikan bawahannya masingmasing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk dalam pelaksanan tugas. 37

(7) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Pamong Praja mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat waktu. (8) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Satuan Organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja dari bawahan diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan lebih lanjut. E. Fasilitas dan Peralatan. Sebagaimana fungsi dan tugas pokok yang diemban Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, merupakan tergolong tugas yang sangat berat, terutama dalam menghadapi masyarakat atau kelompok dimasyarakat yang kurang mematuhi atau melanggar ketentuan baik Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah, disamping tugas-tugas lainnya dalam melaksanakan pengamanan seluruh aset daerah yang tersebar didalam wilayah kerjah Pemerintahan Kabupaten Bintan. Diharapkan dengan potensi yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap Satuan Polisi Praja Kabupaten Bintan, maka keberadaan berbagai sarana dan prasarana dalam menunjang tugas dilapangan atau dimasyarakat perlu tersedia secara maksimal mungkin, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Sekretariat Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan, dalam rangka pelaksanaan tugas baik secara rutinitas maupun bersifat non rutinitas yang menjadi tugas dan tanggung jawab Satuan Polisi Pamong Praja dalam mengemban fungsi baik 38

terhadap kelangsungan pembangunan, pemerintah serta sosial kemasyarakatan dalam wilayah kerja Kabupaten Bintan, perlu ditopang sarana dan prasarana yang memadai, untuk jelasnya keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang ada dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel II.1 Sarana dan Prasarana Kerja Yang Dimiliki Satpol PP Kabupaten Bintan No Jenis Sarana dan Prasarana Kerja Jumlah 1 Kendaraan Roda 4 5 buah 2 Kendaraan Roda 2 9 buah 3 Komputer 9 pcs 4 Laptop 5 buah 5 Meja kerja 50 buah 6 Kursi kerja 60 buah 7 Sofa 1 paket 8 Lemari arsip 12 buah 9 Filling cabinet 5 buah 10 Printer 10 pcs 11 Faximile 1 pcs 12 Mesin tik 1 pcs 13 Meja computer 6 buah 14 Alat penghancur kertas 1 pcs 15 Ac 9 buah 16 Baju anti huru hara 30 pasang 17 Tongkat Fleksibel 30 buah 18 Perisai Plastik 30 buah Sumber : Kantor Satpol PP Kabupaten Bintan Tahun 2014. Dari Tabel di atas, terlihat bahwa jumlah sarana dan prasarana yang ada di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan. Dari berbagai jenis sarana yang dibutuhkan dalam pekerjaan baik secara administratife maupun dilapangan, ternyata dapat digolongkan sarana dan prasarana masih kurang mencukupi didalam mendukung pelaksanaan tugas baik dalam pengamanan, 39

penyelenggaraan serta melaksanakan ketertiban dimasyarakat dalam rangka kelangsungan Pemerintahan Kabupaten Bintan. Pusat Pemerintahan Kabupaten Bintan yang telah pindah ke Bintan Bunyu, lokasi kantor yang jauh dari tempat tinggal staf Satpol PP juga memberikan andil dalam mempengaruhi kinerjanya. Struktur organisasi Satpol PP Kabupaten Bintan, dapat di lihat pada gambar dibawah ini : Struktur organisasi 40