BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gitman (2003:570) mengatakan bahwa dividen payout ratio indicates

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PSAk No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah net income untuk menyatakan kelebihan pendaopatan atas biaya dan istilah net loss untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). 2. Potensi Pertumbuhan Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semaklin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan. Semakin besar kebuthan dana dimasa mendatang, semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen. Karena itu potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor yang penting dalam kebijakan dividen. Rumus yang digunakan untuk menghitung potensi pertumbuhan adalah sebagai berikut:

Potensi pertumbuhan= 3. Return on Equity (ROE) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Salah satu rasio yang diguanakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah return on equity (ROE). Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang saham (L.Thian Hin, 2001:64). ROE sering disebut rate of return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Menurut Darsono (2005: 57), ROE menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Sehingga pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bunga bank Indonesia. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: ROE= 4. Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba perusahaan merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk

membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam stuktur modal. Laba per saham sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi menganai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang. Menurut Syamsudin (1985) dalam Hairunnisa (2004) pada umumnya manajemen perusahaan dan pemegang saham sangat tertarik akan EPS karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar. Karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut: EPS= 5. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio yaitu rasio yang menunjukkan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005:54). Rumusnya adalah sebagai berikut: DER= 6. Kebijakan Dividen a. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen pada saat ini. Jadi aspek utama dalam kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan (James, 2005:270). Menurut Sartono (2001: 281), kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarakan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan (Riyanto, 2001: 265). b. Jenis Kebijakan Dividen Menurut Indrio dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan yaitu: stable dividend policy, fluctuating dividend policy dan kombinasi stable policy dan fluctuating dividend policy. 1) Stable dividend policy Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang main turun. Jadi besarnya dividen yang dibayarkan dlam jumlah yang selalu stabil walaupun

terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen. 2) Fluctuating dividend policy Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan pada akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan keuntungan. 3) kombinasi stable policy dan fluctuating dividend policy Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapat dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya di daqpatkan bagian keuntungan. Bagian dividen yang proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif. c. Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen yaitu: smoothing theory, clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividend, teori signal atau isi formasi dividen ( information content of dividend) 1) Smoothing Theory

Teori ini dikembangkan oleh Litner. Teori ini mengatakan bahwa jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya. 2) Clientele Effect Theory Teori ini diungkapkan oleh Black ang Scholes. Teori ini mengatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaa 3) Tax Preference Theory Menurut teori ini, investor tidak terlalu menyukai dividen karena dividen diberlakukan bagi investor capital gain atau dividen. Pada umumnya besarnya pajak yang diberlakukan berbeda, dimana pajak untuk dividen lebih besar dibandingkan pajak untuk capital gain. 4) Dividen Irrelevance Theory Menurut teori ini kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apapun pada harga saham tersebut. 5) Bird in The Hand Theory Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang. 6) Residual Theory of Dividend Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan cara: a). mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan, b). mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan

besarnya modal sendiri yang dibutuhkan investasi, c). memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri semaksimal mungkin, d). membayar dividen hanya jika ada sisa laba. 7) Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (information contain of dividend) Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikkan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa yang akan datang. d. Indikator Kebijakan Dividen Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio atau DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut: DPR= B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini adalah Triana hidayati (2006), Karina (2006), Farih Hakaim (2007) dan Happy S Hartadi (2006). Tinjauan penelitian terdahulu pada table 2.1 sebagai berikut. Nama peneliti (Tahun) Triana Hidayati (2006) Tabel 2.1 Tinjuan Penelitian Terdahulu Judul Variabel Hasil faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas di bursa efek Jakarta tahun 1999-2003 Independen: ROI, cash ratio, current ratio, debt to total asset, earning per share (EPS), cash dividend pay out ratio Dependen: cash dividend cash dividend pay out ratio secara signifikan mempengaruhi cash dividend. ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA, dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan cash dividend Karina Cahyati (2006) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta Independen: current ratio, debt to equity ratio, dividen per share tahun sebelumnya, earning per share, total assets turn over Dependen: dividen per share dividen per share tahun sebelumnya dan earning per share yang mempengaruhi signifikan terhadap dividen per share current ratio, debt to equity ratio, total assets turn over tidak mempengaruhi dividen per share

Farih Rahman Hakim (2007) Happy S Hartadi (2006) Analisis Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Deviden pada Perusahan Manufaktur yang MembagikanDeviden dan Terdaftar di BEJ Tahun 2003-2005 Analsis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout raio pada perusahaan go public yang listed di bursa efek Jakarta periode 2001-2003. Independen: cash position, profitability, firm size dan debt to equity ratio Dependen: devidend payout ratio Independen cash positon, profitabilitas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio Dependen dividend payout ratio cash posisition, profitability,firm size dan debt to equity ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel devidend payout ratio Secara parsial variabel cash posisition dan profitability berpengaruh secara signifikan terhadap variabel devidend payout ratio firm size dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikanterhadap variabel devidend payout ratio terdapat hubungan antara rasio pembayaran dividen dengan posisi kas, profitabilitas, Debt to Equity Ratio, ukuran perusahaan, dan potensi pertumbuhan. Cash Position berpengaruh sidnifikan terhadap dividen payout ratio Profitabilitas (ROA), Potensi pertumbuhan (GP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh sidnifikan terhadap dividen payout ratio

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Kerangka koenseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi teori yang mencerminkan ketertarikan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004:13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut: Laba Bersih (X1) Potensi pertumbuhan (X2) Return on Equity (X3) Earning Per Share (X4) Devidend Payout Ratio (Y) Debt to Equity Ratio (X5) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Laba bersih adalah selisih antara pendapatan dengan beban perusahaan baik operasional dan non operasional. Laba bersih selain didistribusikan kepada para pemegang saham, sebagian sisa laba yang diperoleh oleh perusahaan akan digunakan untuk membiayai untuk membiayai investasi. Apabila kondisi perusahaan sedang baik, perusahaan cenderung melakukan investasi dari pada membayar dividen dalam jumlah yang besar ( Suharli). Hal yang seperti ini tentu akan menimbulkan masalah kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen. Apabila perusahaan mempunyai banyak aliran kas bebas, maka

perusahaan cenderung untuk meningkatkan penggunaan uang kas untuk keuntungan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi yang mempunyai nilai positif. Dengan demikian dapat dikatakan apabila perusahaan mempunyai laba bersih yang besar maka kemungkinan kebijakan perusahaan dalam membagi dividen akan semakin besar. Pada potensi pertumbuhan, semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan perusahaan. Semakin besar kebutuhan dana di masa mendatang semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan bukan membayar dividen. Kerena itu potensi pertumbuhan menjadi faktor penting dalam kebijakan dividen. ROE merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang dfigunakan untuk operasi. Semakin besar ROE menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik kerena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROE juga akan meningkatkan pendapatan dividen (terutama cash dividend). Earning per share merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntunngan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan maka keuntungan tentu saja akan

mempengaruhi bersarnya dividen. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diketahui bahwa semakin tinggi EPS diharapkan semakin bersar dividen yang dibagikan. Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih termasuk dividen yang dibayarkan karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividen (Darsono, 2005:52). 2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2007:41), Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat di uji secara empiris. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Beradasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: laba bersih, potensi pertumbuhan, ROE, EPS dan DER berpengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap kebijakan divideb pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.