BAB I PENDAHULUAN. irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Abstract. Keywords: Scholarship, Fuzzy MADM, SAW, Criteria.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH LAPTOP UNTUK MAHASISWA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MADM

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

PENENTUAN KUALITAS TELUR AYAM RAS PADA PETERNAKAN MULAWARMAN GADINGREJO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW (Simple Additive Weighting)

BAB I PENDAHULUAN. alat pengatur tekanan dirancang khusus untuk mengatur tipe tabung baja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan proses pengumpulan dan analisis data yang

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

Multi-Attribute Decision Making

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

BAB I PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang termasuk seorang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PEMASOK NATA DE COCO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI DANA BANTUAN REHABILITASI BANGUNAN UNTUK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN PRINGSEWU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMP IBRAHIMY 1 SUKOREJO

Multi atributte decision making (madm)

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak sebagai berikut : a. Processor Intel Core i3. d. VGA Nvidia GeForce 610M 2GB

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh konsumen sebanyak-banyaknya. Dari segi kualitas pelayanan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN IDEAL MENGGUNAKAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM MELTI-ATTRIBUTE DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. nasional maka pendidikan tinggi menjadi acuan dalam mendorong perkembangan

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin maju terjadi banyak perubahan - perubahan yang mengenai kemajuan teknologi, pertumbuhan jumlah penduduk dan lain sebagainya. Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar akan berdampak pada semakin meningkatnya upaya pemenuhan kebutuhan akan bahan pangan pokok. Secara tidak langsung, kebutuhan bahan pokok akan mempengaruhi jumlah kebutuhan air. Kebutuhan air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian akan terus meningkat. Dimana irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian. Pemberian air irigasi ini tergantung pada beberapa hal seperti luas lahan, fase tanaman, serta ketersediaan air. Pemberian air harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Pemberian yang terlalu berlebihan akan berakibat akar tanaman yang mudah membusuk sehingga penyerapan mineral oleh akar akan berkurang. Namun jika air yang diberikan sedikit, maka tanaman akan mengering dan mati. Untuk mencegah tanaman mengering dan mati maka diperlukan penambahan air yang berguna untuk mensuplai kebutuhan air bagi tanaman tersebut. Air yang digunakan untuk mensuplai tanaman ini dapat berasal dari 1

air hujan, sungai, atau waduk. Dalam penyampaian atau pendistribusian air dikenal istilah irigasi sederhana dan irigasi teknis. Irigasi sederhana, yaitu sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan secara sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu pengatur dan pengukur sehingga air tidak dapat diatur dan diukur sehingga efisiensinya rendah. Sedangkan irigasi teknis, yaitu sistem irigasi yang dilengkapi alat pengatur dan pengukur pada headwork, bangunan bagi, bangunan sadap, sehingga air teratur dan terukur sampai dengan bangunan sadap, sehingga efisiensinya tinggi. Jenis irigasi teknis inilah yang membutuhkan peranan manusia dalam pengoperasian dan pengelolaannya. Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sistem irigasi di tingkat usaha tani telah ditetapkan dalam 2 (dua) landasan hukum yaitu UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Untuk mewujudkan tertib pengelolaan jaringan irigasi yang dibangun pemerintah dibentuk kelembagaan pengelolaan irigasi. Untuk mewujudkan keterpaduan pengelolaan sistem irigasi pada setiap provinsi dan kabupaten/kota dibentuk komisi irigasi. Komisi irigasi Kabupaten/kota dibentuk oleh bupati/walikota. Keanggotaan komisi irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari wakil pemerintah kabupaten/kota dan wakil nonpemerintah yang meliputi wakil perkumpulan petani pemakai air dan/atau wakil kelompok pengguna jaringan irigasi dengan prinsip keanggotaan proporsional dan keterwakilan. 2

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 tahun 2006 pada Bab IV pasal 16, 17 dan 18 mengatur tentang kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah yaitu Daerah Irigasi (DI) dengan luas diatas 3000 ha menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat, Daerah Irigasi (DI) antara 1000 ha - 3000 ha kewenangan Pemerintah Provinsi dan Daerah Irigasi (DI) lebih kecil dari 1000 ha sepenuhnya menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten, sedangkan jika berada pada lintas kabupaten maka menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi. Jaringan tersier sepenuhnya merupakan tanggung jawab organisasi petani (P3A). Dengan adanya perubahan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tersebut maka Daerah Irigasi yang memiliki luasan 1000-3000 ha menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi padahal sebelumnya merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten. Berdasarkan perubahan kewenangan tersebut maka pemerintah propinsi membutuhkan petugas yang bertugas untuk menyampaikan pelaporan operasi irigasi tersebut. Dikarenakan Pemerintah propinsi tidak memiliki petugas yang memadai maka diperlukan suatu adanya perubahan penyampaian operasi irigasi tersebut. Perubahan ini dilakukan pada teknologi yang digunakan pada pelaporan debit tersebut. Teknologi ini diharapakan mampu memaksimalkan kinerja petugas yang jumlah terbatas sehingga pelaporan debit tetap berjalan dengan baik. Sistem pelaporan yang sekarang digunakan adalah sistem blangko. Sistem blangko masih terdapat banyak kekurangan diantaranya diperlukan banyak 3

kertas untuk blangko, jarak antar daerah daerah irigasi dengan Balai PSDA yang jauh sehingga butuh waktu yang lama dan biaya transportasi sehingga tidak efektif dan efisien. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan untuk mencari alternatifalternatif teknologi selain blangko yang lebih efektif dan efisien. Untuk itu pada penelitian kali ini dibandingkan berbagai cara yang lebih efektif dan efisien dalam kegiatan pelaporan debit. Untuk mendapatkan itu maka perlu dibandingkan berbagai alternatif. Alternatif-alternatif yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan pengisian manual dengan kertas, SMS, komputer kemudian menyerahkan filenya ke petugas pusat, Komputer dengan jaringan internet, atau dengan dipasang alat secara otomatis. Orang yang dilibatkan dalam penilaian kinerja irigasi mengandung beberapa pendapatan dan ketidakpresisian dalam memberikan keputusan pada indikator kinerja, sehingga perlu adanya metode yang mengakomodir hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem penilaian kinerja pelaporan debit yang dapat mengakomodir pendapat dan ketidakpresisian penilaian yang dilakukan pakar serta menilai kinerja irigasi. Sistem dirancang dengan memperhatikan kebutuhan input, proses dan output. Penentuan indikator kinerja dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Untuk mendapatkan keputusan yang paling tepat maka digunakan metode pengambilan keputusan dengan metode fuzzy. Alasan penggunakan metode fuzzy karena metode fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti, logika 4

fuzzy sangat fleksibel. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non linear yang sangat kompleks, logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan, logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional, dan logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. Salah satu analisis fuzzy yang digunakan adalah Multi Atributte Decision Making (MADM). Didalam analisis fuzzy MADM terdapat metodemetode yang digunakan dalam penyelesaian masalah diantaranya Simple Additive Weighting Method (SAW), Weight Prdoduct (WP), Elimination Et Choix Traduisant la realite (ELECTRE), Technique for Order Preference by Similary to Ideal Solution (TOPSIS) serta Analytic Hierarchy Process (AHP). Namun, dalam penelitian ini hanya digunakan 2 buah metode dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan teknologi yaitu Weight Prdoduct (WP) dan Technique for Order Preference by Similary to Ideal Solution (TOPSIS). 1.2 Tujuan Menentukan teknologi yang akan digunakan untuk pelaporan debit mengunakan Multiple Attribute Decision Making (MADM) dengan metode Weighted Product (WP) dan Technique for Order Preference by Similary to Ideal Solution (TOPSIS). 5

1.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini perlukan adanya batasan batasan masalah yang bertujuan untuk mendapatkan data dan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dibuat. Adapun batasan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Weighted Product (WP) dan Technique for Order Preference by Similary to Ideal Solution (TOPSIS). 6