BAB I PENDAHULUAN. Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam mendukung secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

STRUKTUR KURIKULUM SMK TARUNA BHAKTI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah salah satu orang yang mengantarkan anak didiknya menjadi lebih

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan era keterbukaan bagi negara-negara di dunia. Peluang dan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat diketahui dari daftar kehadiran siswa yang banyak hadir apabila ada

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya dan sistem pembelajaran dititik beratkan pada keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

ABDUL ROHMAN, 2015 KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kekhususannya adalah pada metode yang digunakan oleh para ilmuwan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia dewasa ini menghadapi tantangan berat dalam menghadapi perkembangan teknologi dan rekayasa, termasuk program keahlian Teknik Audio Video. Permasalahannya adalah program pembelajaran di sekolah kejuruan selalu tertinggal dibanding dengan perkembangan teknologi dan rekayasa yang berkembang terutama di masyarakat industri dan dunia usaha. Karena itu, membutuhkan bentuk pembelajaran yang tidak cukup hanya didesain dalam ruangan belajar yang berbentuk ruang kelas untuk pembelajaran pengetahuan dan ruang praktek yang hanya untuk latihan, tetapi harus dapat digunakan untuk memperoleh pengalaman belajar melalui eksperimen yang mendekatkan peserta didik dengan tuntutan dunia kerja yang akan dihadapi oleh peserta didik. Implementasi standar sarana prasarana dalam Permen No. 40 Tahun 2008 untuk program keahlian Teknik Audio Video saat ini dihadapkan pada perubahan teknologi dari analog ke digital yang memerlukan redesain sarana prasarana dan perubahan orientasi dari standar proses pembelajaran teori dan praktek di bengkel ke orientasi teori dan praktek di laboratorium. Kualitas lulusan SMK dalam kompetensi keahlian Teknik Audio Video yang dibutuhkan dunia kerja/industri mengalami persaingan ketat dengan pemberlakuan kesepakatan Asean Free Labour Association (AFLA). Sehingga perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi standar regional bahkan internasional

sesuai rencana Dirjen Pembinaan SMK yang akan meningkatkan 400 SMK menjadi berstandar internasional pada tahun 2020. Hal ini tentunya perlu disertai adanya pengembangan implementasi pembelajaran di laboratorium untuk menjamin pengendalian mutu pembelajaran di SMK agar dapat menghadapi tuntutan perubahan teknologi baik untuk teknologi lokal, nasional, maupun global. Hal ini sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan (SNP) No. 19 Tahun 2005 bahwa proses kegiatan pendidikan untuk mewujudkan pasal 36 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 harus memperhatikan tuntutan dunia kerja, perkembangan teknologi dan seni, dan dinamika perkembangan global. Permasalahan dalam program keahlian Teknik Audio Video saat ini adalah masih rendahnya kualitas pendidikan dan kesulitan sekolah untuk memenuhi kompetensi lulusan SMK dalam menghadapi kompetensi abad 21 dalam perkembangan teknologi dan rekayasa, terutama dalam pengetahuan dan kualitas produk lulusan SMK memenuhi tuntutan dunia kerja. Implementasi pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum KTSP 2006 dimana perbandingan kegiatan praktek dengan teori adalah 70% berbanding 30%, meskipun dalam beberapa kasus angka perbandingan itu pelaksanaannya bisa menjadi 60% berbanding 40%. Hal ini menunjukkan perlu adanya fleksibilitas dalam perbadingan kegiatan proses pembelajaran teori dan praktek pada program keahlian Teknik Audio Video agar proses pembelajaran dapat menghadapi atau sejalan dengan perubahan teknologi digital Audio Video yang berkembang. Ukuran adanya kualitas proses pembelajaran untuk menghadapi perkembangan teknologi dengan adanya akreditasi standar BAN dan ISO

9001:2008 dalam pembelajaran di laboratorium masih dapat dikatakan menjadi tidak cukup memadai untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang sangat pesat, karena yang menjadi ukuran bermutu pada sekolah yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) adalah nilai dari kualitas implementasi 8 standar nasional pendidikan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) (Permendiknas No. 13 Tahun 2009). SNP ini tertuang pada Permen No. 19 Th 2005 yang memuat standar isi, proses, dan kompetensi lulusan (pasal 35 ayat 1). Demikian pula dalam manajemen dari ISO 1901:2008 merupakan sekolah standar adanaya jaminan mutu implementasi pelayanan dalam implementasi pembelajaran yang berkualitas sesuai SNP. Sedangkan jaminan adanya pelayanan di laboratorium adalah ISO/IEC 17025 yang merupakan standar mutu manajemen laboratorium. Sehingga untuk menghadapi implikasi teknologi dan rekayasa yang berkembang di dunia industri dan usaha, maka pembelajaran masih menghadapi kendala dalam memenuhi standar sarana prasarana dalam hal laboratorium audio video yang sesuai dengan kompetensi keahlian Teknik Audio Video yang ada di dunia industri dan dunia usaha. Pembelajaran yang efektif adalah suatu proses pendidikan yang dapat menghadapi perubahan teknologi. Salah satu bentuk aktivitas implementasi pembelajaran berbasis laboratorium telah dilakukan oleh John Dewey pada tahun 1903 yang mendirikan sekolah-sekolah laboratorium yang kemudian dikenal dengan nama sekolah Dewey (Pontoh, 2009:v). Sekolah menjadi laboratorium untuk berbagai teori dan praktek pendidikan baru. Sehingga, implementasi pembelajaran di laboratorium di sekolah-sekolah menjadi bagian penting dalam

upaya memenuhi tuntutan kualitas pembelajaran. Model implementasi pembelajaran di laboratorium dapat menghasilkan tenaga kerja terdidik atau peserta didik yang berkualitas dalam suatu kompetensi keahlian. Dalam definisi pendidikan vokasi dan kejuruan sebagai suatu jenis pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu. Menurut Murnomo (2010:78) bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah menyusun kurikulum kegiatan belajar mengajar yang harus lebih didominasi oleh kegiatan praktik, baik praktikum yang dilakukan di laboratorium, bengkel, kebun percobaan, maupun ruang studio. Implementasi pembelajaran di laboratorium SMK, berdasarkan kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan adalah implementasi pembelajaran di SMK yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan rekayasa di dunia usaha dan industri. Namun, dalam pelaksanaannya peserta didik masih belum mendapat pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan di industri dan di dunia usaha. Hal ini diperoleh dari hasil observasi peneliti sebagai dosen tetap dan pembimbing mahasiswa pada Program Latihan Profesi (PLP). Permasalahan pembelajaran di SMK yang sering menjadi kendala bagi guru pamong dan mahasiswa yang melakukan program PLP adalah bagaimana agar kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan kondisi fasilitas sarana prasarana yang ada di SMK? Bagaimana menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik? Dan bagaimana mengembangkan materi ajar pada kurikulum agar dapat mengatasi kesenjangan dengan dunia usaha serta industri teknologi dan rekayasa? Salah satu permasalahan yang penting dari hal tersebut

sangat terkait dengan tidak jelasnya pengembangan fasilitas pembelajaran di laboratorium yang tidak didesain untuk program keahlian Teknik Audio Video di SMK. Gambaran kondisi sarana prasarana ini, untuk pembelajaran program keahlian di SMK di Jawa Barat yang didesain dengan kategori ruangan laboratorium hanya untuk bidang sains seperti pada tabel 1.1. No. Tabel 1.1 Kategori Ruangan Laboratorium berdasakan Mapping Sekolah di Jawa Barat Nama Ruangan Semua Rusak Jml Rusak Berat Luas (m 2 ) Jml Luas (m 2 ) Rusak Ringan Jml Luas (m 2 ) 1. Laboratorium Bahasa 256 15464,20 4 4200 10 850 2. Laboratorium Komputer 745 46046,38 26 9408 59 2871 3. Laboratorium IPA 694 41606 31 3734 132 8184 4. Laboratorium Biologi 220 9760,90 5 276 30 865 5. Laboratorium Kimia 152 7176,99 1 126 4 329 6. Laboratorium Fisika 81 7528,32 1 63 6 607 7. Laboratorium IPS 17 1752 7 20 1 20 Sumber : http://schomap.dikmenjur.net Sedangkan ruangan untuk pembelajaran program keahlian di SMK disebut ruangan praktek seperti pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Kategori Ruang Praktek di Jawa Barat No. Kategori Ruang Nama Ruangan Jml Luas 1. Ruang Praktek Teknik Audio-Video 3 183 2. Ruang Praktek Teknik Elektronika Industri 9 665 3. Ruang Praktek Teknik Elektronika Komunikasi 10 661 4. Ruang Praktek Teknik Informatika Komersial 3 609 5. Ruang Praktek Teknik Instalasi Listrik 5 348 6. Ruang Prakviek Teknik Listrik Industri 4 360 7. Ruang Praktek Teknik Listrik Jaringan 1 79 Sumber : http://schomap.dikmenjur.net

Berdasarkan tabel 1.1 dan 1.2, istilah kategori ruangan laboratorium dan kategori ruangan praktek tentunya akan membedakan kualitas kondisi kelengkapan, manajemen pengelolaan ruangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Ruangan praktek untuk program keahlian Teknik Audio Video yang ada pada mapping hanya berjumlah 3 (tiga) ruang praktek yang digunakan untuk pembelajaran pembelajaran praktikum. Seiring dengan program keahlian Teknik Audio Video yang dihadapkan pada perubahan teknologi dari analog ke digital, maka peneliti melakukan kajian untuk menemukan model implementasi pembelajaran di laboratorium di SMK terkait dengan pentingnya peranan pembelajaran di laboratorium pada pendidikan di SMK. Permasalahan tersebut sangat penting, karena dalam penjaminan mutu suatu produksi, adalah adanya laboratorium pendidikan, yang bukan hanya sekedar ruang praktek. Fasilitas pembelajaran melalui optimalisasi peran laboratorium dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pengalaman belajar melalui eksperimen dan latihan. Hal ini seperti dikemukan oleh Rahayuningsih (2005:14) yang mengatakan bahwa pembelajaran di laboratorium sering dijumpai kebiasaan negatif yang dilakukan siswa, pelaksanaan kegiatan tidak sebanding dengan fungsi praktikum terhadap jumlah waktu yang dikerjakan pada kegiatan pembelajaran di laboratorium. Hal ini tentunya tidak seharusnya terjadi, karena adanya pembelajaran di laboratorium adalah untuk meningkatkan kemampuan koginitif, afektif, dan psikomotor. Dengan permasalahan pembelajaran laboratorium yang telah ada (konvensional) sangat sulit dikembangkan untuk mendukung perkembangan

teknologi dan rekayasa pada dunia industri dan usaha di masyarakat. Maka fokus penelitian yang akan peneliti lakukan adalah untuk mengetahui gambaran mengenai implementasi pembelajaran di laboratorium SMK dalam melaksanakan standar proses pendidikan sebagai upaya dalam menghasilkan kompetensi lulusan sesuai dengan yang diharapkan oleh dunia kerja dan industri. B. Identifikasi Masalah Dari uraian permasalahan di atas, maka pembelajaran di laboratorium yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran di laboratorium SMK masih belum menggambarkan standar pembelajaran laboratorium yang berorientasi pada dunia kerja di bidang teknologi kejuruan. 2. Pelaksanaan pembelajaran di laboratorium SMK masih belum dapat mengikuti perkembangan teknologi. 3. Kualitas lulusan pendidikan kejuruan di SMK yang berstandar ISO 9001:2008 masih belum menunjukkan performa kecakapan atau kemampuan kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha atau industri. C. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian Adapun permasalahan di atas yang menjadi fokus penelitian ini adalah melakukan eksplorasi untuk menghasilkan Model Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Laboratorium di SMK pada Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video dengan pertanyaan penelitian seperti berikut :

1. Bagaimanakah model implementasi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)? 2. Bagaimanakah model implementasi tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium? 3. Bagaimanakah model implementasi evaluasi pembelajaran di laboratorium untuk menentukan kriteria penilaian pada peserta didik? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK ini terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi dan rekayasa pada bidang Teknik audio video yang perlu adanya model kedudukan dan fungsi kegiatan pembelajaran di laboratorium untuk dapat menghadapi perkembangan teknologi. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi sebagai upaya mengembangan komponen-komponen pembelajaran dalam desain model : 1. Implementasi perencanaan pembelajaran di laboratorium untuk program kompetensi keahlian Teknik Audio Video di SMK dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi. 2. Untuk menentukan orientasi pelaksanaan pembelajaran berbasis laboratorium dalam model pembelajaran untuk menghadapi perkembangan teknologi. 3. Untuk mengetahui sejauhmana penilaian terhadap hasil kegiatan pembelajaran di laboratorium SMK dalam implikasi bidang teknologi dan rekayasa.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan untuk menemukan kedudukan dan fungsi laboratorium di SMK yang berstandar ISO 9001:2008 model pembelajaran pada program kompetensi keahlian Teknik Audio Video dalam implikasi teknologi dan rakayasa. 2. Manfaat Praktis a. Dalam upaya untuk memberikan kejelasan komponen dalam implementasi pembelajaran di laboratorium yang harus ditingkatkan oleh sekolah, guru, civitas sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik. b. Memberikan sumbangan informasi tentang desain model implementasi pelaksanaan pembelajaran di laboratorium, dan untuk memberikan fleksibilitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium dalam menghadapi perubahan teknologi dan rekayasa. c. Sebagai alat untuk mengukur ketercapaian hasil pembelajaran terhadap implikasi penilaian kemampuan peserta didik, sebagai upaya untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di laboratoium agar dapat menghasilkan produk lulusan yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri dan dunia usaha.