BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari faktor intern dan faktor eksternnya. Faktor-faktor tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagian terpenting dalam kehidupan suatu bangsa yang ingin cepat maju yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup sikap dan norma yang merupakan nilai-nilai moral manusia yang paling umum yaitu menghargai orang lain, rasa tanggung jawab dan sebagainya yang dapat memperluas wawasan. Pendidikan merupakan suatu proses yang terstruktur dalam rangka mempengaruhi siswa sehingga akan menimbulkan perubahan tingkah laku dalam dirinya. Didalam proses pendidikan terjadi suatu proses belajar mengajar dimana pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasarannya dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pendidikan mempunyaifungsi yang harus diperhatikan seperti pada Undang-UndangSistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 Bab II yang berisi tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa tujuan pendidikan itu untuk membentuk siswa menjadi manusia yang diharapkan bangsa. Dalam memenuhi

2 tujuan tersebut tidak mungkin dapat tercapai dalam waktu satu ataupun dua tahun melainkan memerlukan waktu yang lama. Lagi pula tidak mungkin dapat dicapai hanya melalui satu atau dua tingkatan saja, melainkan melalui pendidikan seumur hidup, dalam sekolah maupun luar sekolah. Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peserta didik. Dari mulai Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu lembaga yang sampai saat ini menjadi lembaga untuk mencetak lulusan yang siap untuk bekerja. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Bandung adalah SMK Pasundan 3 Bandung. SMK Pasundan 3 Bandung memiliki 3 (tiga) bidang keahlian yaitu Multimedia, Adminisrasi Perkantoran dan Akuntansi. Di bidang Administrasi Perkantoran terdapat mata pelajaran stenografi yang wajib diikuti siswa. Mata pelajaran stenografi merupakan mata pelajaran produktif yang ada dalam struktur kurikulum yang wajib dipelajari siswa. Mata pelajaran stenografi ini termasuk salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Stenografi sendiri adalah cara menulis ringkas dan cepat yang biasanya dipakai untuk menyalin pembicaraan. Sebagaimana Sumaryati dan Zulfika, (2004: 13) mengemukakan bahwa Stenografi berarti menulis dengan cara menggunakan huruf dan hubungan serta kata-kata yang pendek. Tulisan steno menggunakan tanda-tanda khusus yang lebih singkat daripada tulisan panjangnya (latin), dan

3 kemudian disempurnakan dengan menambah beberapa singkatan (sudah singkat disingkat lagi). Stenografi bisa dikatakan sebagai symbol yang dicatat dan mengandung arti. Karena stenografi merupakan tulisan yang berupa simbol serta dalam penulisan dan penghapalan singkatan stenografi yang sulit, maka hal ini yang sering dikeluhkan para siswa SMK Pasundan 3 Bandung melalui wawancara singkat, hal tersebut membuat prestasi serta minat belajar siswa pada mata pelajaran stenografi menurun. Selain itu para siswa beranggapan bahwa stenografi tidak akan dipergunakan lagi di lapangan pekerjaan dikarenakan sudah banyak teknologi lain yang lebih canggih yang dapat digunakan serta lebih praktis dalam menyalin atau membuat suatu dokumen/wacana tertentu sehingga semakin membuat prestasi belajar dan minat belajar siswa pada mata pelajaran stenografi semakin menurun. Pada mata pelajaran stenografi belum dikatakan berhasil dikarenakan banyak siswa yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Suatu keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh. Sebagaimana Dimyati dan Mujiono (2006:4-5) mengemukakan Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dan ijazah atau kemampuan melompat setelah latihan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur penguasaan akademik siswa. Semakin baik penguasaan akademik siswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula.

4 Untuk mata pelajaran stenografi sendiri di SMK Pasundan 3 Bandung dipelajari siswa kelas X (sepuluh) khususnya untuk program kejuruan Administrasi Perkantoran (AP) yang dipelajari di semester 1 (satu) dan 2 (dua). Dalam seminggu terdapat dua jam pelajaran yang diisi dengan tatap muka yang dilakukan di kelas dengan KKM yang ditetapkan sebesar 75. Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentukan oleh guru yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun ternyata dari hasil ujian akhir semester (UAS) nilai stenografi siswa masih rendah dan berada di bawah KKM yang ditetapkan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Stenografi Kelas X AP SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Jumlah Siswa yang Sudah Memenuhi KKM Jumlah Siswa yang Belum Memenuhi KKM KKM X AP 1 25 60,40 6 Siswa 19 Siswa X AP 2 22 65,41 4 Siswa 18 Siswa 75 Jumlah 47 62,74 10 Siswa 37 Siswa Sumber : data diolah Dilihat dari tabel diatas bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X AP 1 dan X Ap 2 yaitu 62,74, sedangkan jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM pada Ujian Akhir Semester Ganjil stenografi kelas X AP 1 dan AP 2 adalah 10 siswa serta jumlah siswa yang belum memenuhi KKM adalah 37 siswa. Dari pernyataan tabel di atas terlihat bahwa banyak siswa yang belum mencapai KKM,

5 dimana KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu 75. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa banyak siswa yang menganggap mata pelajaran stenografi itu sulit sehingga banyak siswa yang nilainya kurang dari KKM yang telah ditetapkan. Sesuai dengan data yang diperoleh melalui studi pendahuluan di atas, maka diperoleh suatu indikasi bahwa belum tercapainya prestasi belajar yang maksimal disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Sebagaimana dikemukakan oleh Purwanto, (1997: 107) yakni Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor luar dan dalam, faktor luar terdiri dari lingkungan dan instrumental, sedangkan faktor dalam yaitu fisiologi dan psikologi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor eksternal. Agar siswa memperoleh prestasi yang baik maka sekolah sebagai lembaga pendidikan yang formal harus menciptakan dan menyediakan suatu lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat membantu proses belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar yang memuaskan. Sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Majid, (2008: 165) bahwa: Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Dari penjelasan di atas sudah barang tentu setiap satuan pendidikan harus menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan sesuai dengan yang dibutuhkan siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

6 Sekolah yang baik adalah sekolah yang memprioritaskan kenyamanan dan kelengkapan sarana yang dapat menunjang proses pembelajaran. Dari sekolah yang nyaman tersebut maka akan lahir minat-minat siswa untuk belajar yang juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tetapi berdasarkan survey pendahuluan ke SMK Pasundan 3 Bandung, peneliti menemukan suatu masalah dimana lingkungan belajar yang ada di sekolah tersebut belum kondusif. Untuk meyakinkan apakah terdapat masalah mengenai lingkungan belajar di sekolah tersebut maka penulis melakukan observasi langsung serta melakukan wawancara singkat kepada sejumlah siswa dan guru. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa keadaan fasilitas belajar di SMK Pasundan 3 Bandung belum memadai, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut: Sarana Fasilitas Tabel 1.2 Fasilitas Belajar di SMK Pasundan 3 Bandung Jumlah Yang Ada Jumlah yang Bisa Dipakai Jumlah Kebutuhan Mesin tik 41 Buah 20 Buah 50 Buah Komputer 22 Buah 20 Buah 50 Buah Printer 8 Buah 6 Buah 50 Buah - LCD 5 Buah 3 Buah 15 Buah - Meja Siswa 280 Buah 280 Buah 336 Buah - Kursi Siswa 560 Buah 560 Buah 672 Buah - Lemari 8 Buah 8 Buah 10 Buah - Papan tulis 28 Buah 28 Buah 28 Buah - Prasarana Keterangan Masih banyak mesin tik yang anjlok Banyak komputer yang rusak ringan/tidak berfungsi Perpustakaan 1 Ruang - 1 Ruang 2,5 m X 4 m (Jarang dipakai)

7 Lab. Mengetik - - 1 Ruang Tidak ada Lab. Praktek AP, 7 m X 8 m (masing-masing 1 Akuntansi,Multimedia 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang Ruangan) Ruang Kelas 13 Ruang 9 Ruang 4 Ruang 7 m X 8 m Aula 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 7 m X 24 m BP/BK 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 3 m X 3 m Ruang Toilet 10 Ruang 5 Ruang 10 Ruang 1,6 m X 1,6 m Kantin Sekolah 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 3 m X 9 m Ruang Lab. Biologi 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 7 m X 8 m Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 7 m X 8 m Ruang Lab. Komputer Sumber: SMK Pasundan 3 Bandung 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 7 m X 8 m Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa fasilitas belajar yang dipersiapkan sekolah untuk membantu kelancaran dalam proses pembelajaran belum cukup memadai. Fasilitas belajar tersebut diantaranya kondisi ruangan perpustakaan yang jarang dipakai oleh siswa, serta perbandingan banyaknya siswa yang ada di SMK Pasundan 3 Bandung dengan ketersediaan fasilitas penunjang lainnya yang dapat menghambat dalam proses belajar mengajar (data terlampir). Selain fasilitas yang dikemukakan di atas metode pembelajaran yang digunakan di sekolah pun menggunakan metode ceramah bervariasi sehingga siswa kurang aktif ketika melakukan proses belajar mengajar, serta terdapat permasalahan lain yang dapat menghambat proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan tingkat prestasi belajar siswa rendah, sehingga mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu lingkungan belajar di rumah siswa sendiri rata-rata memiliki keadaan yang cukup kondusif, dari mulai ketersediaan fasilitas belajar di rumah dan hubungan orang tua dengan anak yang

8 cukup baik meskipun keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mencukupi. Tetapi tidak semua siswa memiliki keadaan lingkungan keluarga yang kondusif, adapula terdapat beberapa siswa yang bermasalah di lingkungan keluarga yang mengakibatkan seringnya siswa tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Data ini didapat dari hasil wawancara dengan guru BK SMK Pasundan 3 Bandung pada tanggal 11 Februari 2012. Selain faktor ekstenal, terdapat faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya yaitu minat belajar. Penulis melihat suatu kondisi dimana banyak siswa tidak begitu antusias mengikuti proses pembelajaran, hal ini didukung pula dengan hasil wawancara tanggal 11 Februari 2012 dengan guru stenografi bahwa terdapat beberapa siswa yang tidak mau mendengarkan penjelasan yang disampaikan, tidak mau melakukan kegiatan pembelajaran atau kalau pun mau melakukannya siswa yang bersangkutan tidak begitu bersemangat, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengobrol dengan teman terdekat pada saat guru menjelaskan materi, dan perilaku-perilaku siswa lainnya. Perilakuperilaku tersebut dianggap sebagai masalah yang seringkali dihadapi oleh guru dan perlu mendapat perhatian sebab jika dibiarkan terus menerus tentu akanmenghambat kemajuan belajar siswa dan proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Perilaku-perilaku siswa yang disebutkan diatas, diduga berkaitan erat dengan keaktifan belajar yang dipengaruhi oleh minat dan dorongan untuk belajar.upaya menumbuhkan minat dan dorongan belajar bisa melalui upaya yang diciptakan oleh guru,sebab siswa seringkali membutuhkan stimulus dari luar untuk

9 menumbuhkan minat dan dorongan belajar.upaya yang diciptakan guru itu disamping dapat mempengaruhi minat dan dorongan belajar, juga mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Peranan minat sangat besar pengaruhnya terhadap kemauan seseorang dalam menerima dan melakukan suatu perbuatan. Minat memiliki manfaat sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. Dengan memiliki minat belajar, siswa lebih menyukai pelajaran tersebutserta memperkuat ingatan tentang pelajaran yang diberikan oleh guru.dengan ingatan yang kuat, siswa berhasil memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.sehingga, tidak sulit bagi siswa dalam mengerjakan soal atau pertanyaan dari guru.hal tersebut menghasilkan nilai yang bagus dan meningkatkan prestasi siswa tersebut.demikian halnya, jika minat belajar siswa sudah/mulai menurun, maka dapat dipastikan siswa yang bersangkutan kurang antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan belajar, baik kegiatan belajar yang dilakukan di dalam kelas, maupun kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas (di rumah). Minat merupakan rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu.dalam kegiatan belajar, minat siswa terhadap kegiatan belajar adalah ketertarikan, kemauan dan kesediaan siswa melakukan setiap kegiatan pembelajaran, baik kegiatan belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas, maupun kegiatan belajar yang dilakukan siswa di luar kelas (di rumah). Dengan demikian minat menjadi hal yang mendasar yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia senangi. Sebagaimana menurut kamus besar bahasa Indonesia, (2002,744) Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut

10 Sudarman, (2004:78) Minat adalah keinginan untuk mengambil dan menekuni suatu bidang studi. Seorang siswa dapat diukur minat atau tidaknya selain dari test minat dapat juga dilihat dari seberapa sering siswa tersebut datang untuk mengikuti mata pelajaran. Secara umum mengenai rendahnya tingkat minat belajar siswa dapat dilihat dari segi motivasi belajar dimana faktor kehadiran menjadi acuannya. Adapun daftar kehadiran siswa pada mata pelajaran stenografi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.3 Daftar Kehadiran Siswa Kelas X AP Pada Mata Pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung No Kelas Jumlah Ketidakhadiran Siswa Tanpa Keterangan 1 X AP 1 17 Siswa 2 X AP 2 12 Siswa Jumlah Seluruhnya 29 Siswa Sumber: SMK Pasundan 3 Bandung Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa masih cukup tinggi jumlah ketidakhadiran siswa dalam mengikuti mata pelajaran stenografi, hal ini mengindikasi bahwa masih rendahnya minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar dapat menciptakan dan menimbulkan konsentrasi dalam belajar. Siswa akan memiliki konsentrasi yang baik apabila dalam dirinya terdapat minat untuk mempelajari hal yang ingin mereka ketahui. Konsentrasi yang terbentuk inilah, yang mempermudah siswa memahami materi yang dipelajari.jika

11 seorang siswa sudah mempunyai minat yang tinggi, maka belajar bukan lagi sebagai beban.belajar menjadi hal yang menggembirakan bahkan siswa dapat belajar dengan perasaan senang karena mengetahui hal-hal yang baru. Dengan kata lain, memperkecil kebosanan siswa terhadap pelajaran. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN STENOGRAFI DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah ketidaksesuaian dalam upaya penataan lingkungan belajar yang dilakukan oleh guru dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung.Aspek tersebut diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu upaya untuk menumbuhkan minat belajar siswa adalah dengan cara menata lingkungan belajar yang efektif khususnya di sekolah untuk menciptakan kondisi belajar yang baik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan sempurna. Serta untuk menumbuhkan minat yang kuat terhadap mata pelajaran stenografi sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dan memperjelas arah penelitian sesuai dengan judul

12 yang telah dikemukakan di atas. Maka dapat dipaparkan rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kondusifitas lingkungan belajar siswa di SMK Pasundan 3 Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 3. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 4. Adakah pengaruh kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 5. Adakah pengaruh tingkat minat belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 6. Adakah pengaruh kondusifitas lingkungan belajar dan tingkat minat belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Maksud mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan infomasi yang diperlukan guna menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan diatas. Adapun tujuan mengadakan penelitian ini adalah:

13 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana kondusifitas lingkungan belajar di SMK Pasundan 3 Bandung? 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 4. Untuk mengetahuiada tidaknya pengaruh kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 5. Untuk mengetahuiada tidaknya pengaruh tingkat minat belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 6. Untuk mengetahuiada tidaknya pengaruh kondusifitas lingkungan belajar dan tingkat minat belajar terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi di SMK Pasundan 3 Bandung? 1.4. Kegunaan Hasil Penelitian praktis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan 1. Segi Teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas secara khusus bagi perkembangan dunia pendidikan dalam pembahasan pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap

14 prestasi belajar untuk keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah. 2. Segi Praktis hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dari segi praktis antara lain: a. Memberikan informasi tambahan untuk SMK Pasundan 3 Bandung khususnya pada siswa bahwa dengan memiliki lingkungan belajar yang kondusif akan dapat membantu meningkatkan minat belajar yang tinggi dan berdampak pada prestasi belajar yang baik. b. Memberi masukan kepada guru dan sekolah bahwa lingkungan belajar yang ada di sekolah dapat mempengaruhi minat belajar siswa sekaligus akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai calon pendidik dan orang tua. d. Memberi gambaran kepada peneliti selanjutnya yang ada hubunganya didalam penelitian.