SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

ELECTRONIC FUEL INJECTION

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

PEMBUATAN ALAT PERAGA PRAKTIKUM SISTEM KELISTRIKAN, CHASSIS DAN TRANSMISI TOYOTA GREAT COROLLA EFI PADA CHASSIS MOBIL HONDA ACCORD

Karburator dan Sistem Bahan Bakar

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan.

Gambar Lampu kepala

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

SISTEM BAHAN BAKAR DAIHATSU TRAINING CENTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

DuFI (Durux Fuel Injection)

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

- 1 - Ignition timing (advanced angle) High. Engine speed. Amount of intake air (Manifold pressure) High. ESA map

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur Pengetesan Injektor

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Pembuatan alat praktikum sistem kelistrikan chasis dan tranmisi mobil Toyota Great Corola EFI (rekondisi sistem rem) Muhammad Mahfus I.

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

FUEL SYSTEM (CONVENTIONAL TYPE) TEKNIK KENDARAAN RINGAN XI SEMESTER 4TH Kompetensi Kejuruan SK-KD 4 TH

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Gambar 2.1. Motor Bakar Torak

BAB III LANDASAN TEORI

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed)

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

ELECTRONIC FUEL INJECTION

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

Transkripsi:

SISTEM BAHAN BAKAR Kegunaan dari sistem injeksi bahan bakar secara akurat adalah untuk memasok sejumlah bahan bakar pada waktu yang tepat. Berdasarkan pada sinyal-sinyal masukan, ECM akan memprogram setiap injektor kapan ON dan kapan OFF. A. SISTEM PENYALURAN BAHAN BAKAR Fungsi utama sistem penyalur adalah menyalurkan volume bahan bakar yang benar pada tekanan yang benar pula. Sistem penyalur bahan bakar haruslah memenuhi aturan keamanan dan emisi yang aman. Komponen utamanya adalah: Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank) Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump) ECU Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump ECU) Regulator Tekanan (Pressure Regulator) Saluran Bahan Bakar dan pipa penyalur (Fuel Lines & Delivery Pipe) Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter) Peredam Pulsasi Bahan Bakar (Pulsation Damper) Injektor Bahan Bakar (Fuel Injectors) Bahan bakar mengalir dari tangki oleh adanya pompa bahan bakar (bagian tekanan tinggi). Kelebihan bahan bakar dikembalikan ke tangki melalui pipa pembalik. Pulsation damper berfungsi untuk menyerap (meredam) bahan bakar yang sedikit berfluktuasi karena injeksi. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer. Cold start injector dipasang untuk memperbaiki start dengan jalan menambah injeksi bahan bakar ke dalam ruang pemasukan udara bila temperatur air pendingin rendah. 1

Sistem ini terdiri dari komponen-komponen seperti electric fuel pump, fuel filter, pressure regulator, pulsation damper, cold start injector, fuel injector, fuel pipe and hose. Lebih jelasnya lihat skema aliran bahan bakar pada gambar. 2

B. FUNGSI KOMPONEN 1. Electric fuel pump berfungsi mengalirkan bahan bakar bertekanan rendah dari tangki sampai ke injector. 2. Pressure regulator berfungsi mengontrol besar tekanan yang bekerja pada injector needle valve. Kelebihan bahan bakar akan dikembalikan ke tangki melalui return pipe. 3. Pulsation damper berfungsi meredam fluktuasi tekanan bahan bakar karena pengaruh injeksi. 4. Fuel injector berfungsi menginjeksikan bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai signal injeksi computer. 5. Cold start injector berfungsi menambah volume injeksi bahan bakar ke dalam intake chamber ketika suhu air pendingin mesin masih rendah, untuk memudahkan starting. C. CARA KERJA KOMPONEN 1. Electric Fuel Pump Terdapat 2 jenis pompa bahan bakar yaitu : - Tipe menyatu (In-tank type) : pompa terpasang di dalam tangki. - Tipe segaris (In-line type) : Pompa terpasang di luar tangki 3

In-Tank Fuel Pump Pompa bahan bakar listrik yang dipasang di dalam tangki bahan bakar, telah dirubah dari bentuk tipe rotor ke tipe turbin (impeller). Keistimewaan paompa tipe turbin adalah : a. Dibanding dengan pompa tipe roror, pada pompa tipe turbin getaran bahan bakar (fuel pulsation) berkurang dan bekerja aman. b. Dikarenakan perubahan dari tipe rotor ke tipe turbin, maka pompa bahan bakar dapat dibuat lebih kompak (lebih kecil). Konstruksi : Pompa ini terdiri dari motor DC, turbin pump (impeller), check valve, relief valve, dan filter yang tersusun menjadi satu unit dan ditempatkan di dalam tangki bahan bakar kendaraan. Bila listrik dialirkan ke pompa, maka motor bergerak memutar turbine pump. Turbine pump terdiri dari satu atau dua buah impeller. Ketika turbin ini berputar bahan bakar akan masuk melalui inlet port dan keluar melewati outlet port, kemudian mengalir di bagian dalam motor dan keluar dari pompa melalui check valve. Relief valve berfungsi membebaskan tekanan bahan bakar apabila telah mencapai 3,5 6,0 kg/cm². Check valve berfungsi menyalurkan bahan bakar ke fuel line dan akan menutup saluran keluar untuk mempertahankan tekanan statis di dalam fuel line 4

selama mesin berhenti. Jika tidak ada tekanan bahan bakar, penguapan akan mudah terjadi pada temperatur tinggi, sehingga mesin sulit dihidupkan. In-Line Fuel Pump. Pompa ini terdiri dari motor, unit pompa, relief valve, check valve dan silincer. Unit pompa terdiri dari rotor, pump spacer dan roller-roller. Apabila arus listrik dialirkan ke pompa, maka rotor akan berputar dan roller-rollernya pun ikut berputar dan bergerak keluar oleh gaya sentrifugal. Karena garis pusat rotor tidak sepusat dengan garis sumbu pump spacer, maka terdapat ruang yang menyempit di sekitar outlet. Akibatnya bahan bakar mengalir ke bagian dalam motor, terus ke check valve, silencer dan fuel lines. Setelah bahan bakar keluar dari pompa, silencer menyerap tekanan bahan bakar yang diciptakan oleh pompa sehingga mengurangi suara bising. Relief valve dan check valve berfungsi sama seperti halnya pada pompa tipe in tank. Catatan : 1. Mesin akan mati jika pompa tidak berfungsi. 2. Jika pompa rusak ia harus diganti sebagai satu unit. 3. Seluruh bagian dalam pompa terisi bahan bakar, sehingga tidak ada udara. Kalaupun tangki kehabisan bahan bakar, maka seluruh bagian dalam pompa terisi uap bensin dan udara tidak dapat masuk. Oleh karena itu tidak terjadi ledakan jika ada percikan api dari sikat-sikat (brushes). 5

SISTEM KELISTRIKAN POMPA Pompa bahan bakar hanya beroperasi saat mesin bekerja. Walaupun ignition switch pada posisi ON, apabila mesin tidak bekerja, pompa bahan bakar tidak bekerja. Sirkuit kelistrikan pompa bahan bakar untuk L-EFI type (Toyota Step 2) Bila ignition switch berada pada posisi starting, maka arus listrik mengalir ke terminal ST L2 ( Circuit Opening Relay =COR) massa. Akibatnya platina COR berhubungan. Arus dari +B mengalir ke pompa bahan bakar. Pada saat yang sama measuring plate pada air flow meter akan terbuka karena tekanan udara yang masuk dan fuel pump switch berhubungan, sehingga arus listrik mengalir melewati L1 mempertahankan COR tetap ON selama mesin hidup. Resistor R dan capasitor C pada COR berfungsi mencegah kontak point terbuka ketika arus di L1 berhenti karena tiba-tiba volume udara masuk turun. Selain itu ia juga mencegah tidak terjadinya loncatan bunga api. Step2 p.26 Sirkuit kelistrikan pompa bahan bakar untuk D-EFI type (TCCS) Perbedaan sirkuit tipe L dan D hanya pada pemasaannya (ground) saja. Tipe L masa gulungan L1 di lakukan pada air flow meter, sedangkan tipe D masa gulungan L1 dilakukan oleh transistor setelah mendapat signal putaran Ne dari distributor. 6

Cara kerja : (1) Ignition switch ON: Saat ignition switch di posisi IG, relay EFI menyala. 7

(2) Ignition switch START: Saat mesin starer, sinyal STA (sinyal starter) dikirim ke ECU mesin dari terminal ST pada ignition switch. Saat sinyal STA di input ke ECU mesin, mesin menyalakan transistor dan relay bukaan rangkaian dinyalakan. Kemudian, arus dibiarkan mengalir ke dalam pompa bahan bakar untuk mengoperasikan pompa bahan bakar. (3) Mesin hidup/bekerja Seiring dengan hidupnya mesin, ECU mesin menerima sinyal NE dari crankshaft position sensor, transistor tetap menyala dan pompa terus bekerja. 8

(4) Apabila mesin dimatikan: Bahkan saat ignition switch pada posisi ON, apabila mesin dimatikan, sinyal NE tidak lagi di input ke ECU mesin, sehingga ECU mesin mematikan transistor, mematikan relay bukaan rangkaian, dan menghentikan pompa bahan bakar. Catatan : DLC 1 Beberapa model kendaraan dilengkapi dengan DLC1 seperti tampak di kiri. Saat termmianl +B dan terminal FP diberi arus pendek menggunakan SST dengan ignition switch di posisi ON, arus akan mengalir ke pompa bahan bakar tanpa melalui circuit opening relay. Dengan cara ini, pemeriksaan tekanan bahan bakar atau operasi pompa dapat dilakukan dengan memaksa pompa bahan bakar untuk bekerja. 9

Sirkuit kelistrikan pompa bahan bakar dengan pengontrol kecepatan Berfungsi untuk mengontrol kecepatan pompa sehingga mengurangi pemakaian daya listrik saat kebutuhan bahan bakar sedikit seperti pada putaran idling. Sedangkan bila mesin distart, kecepatan tinggi, atau beban tinggi ECU akan mengaktifkan fuel pump control relay, sehingga fuel pump berputar lebih cepat. Cara kerja : Engine ECU terus menerus menghitung lamanya penginjeksian setiap kali injeksi. Bila mesin idling atau pada kondisi pemakain bahan bakar sedikit, maka ECU akan meng ON kan fuel pump control relay. Akibatnya titik kontak B berhubungan dan arus mengalir ke pompa melalui resistor. Pada saat ini pompa akan berputar lebih lambat. Bila kebutuhan bahan bakar mesin meningkat seperti pada kondisi starting, beban tinggi atau pada putaran tinggi, maka ECU akan meng off kan fuel pump control relay. Akibatnya kontak B terlepas dan kontak A berhubungan. Arus mengalir ke pompa bahan bakar tanpa melalui resistor menyebabkan pompa berputar tinggi 10

2. Fuel Filter Saringan bahan bakar (fuel filter) berfungsi memisahkan partikel kotoran dalam bahan bakar. Saringan ini dipasang pada sisi saluran bahan bakar bertekanan tinggi. Secara umum interval penggantiannya dilakukan setiap 40000 km. 11

3. Pulsation Damper Tekanan kerja bahan bakar sepanjang jalur aliran tekanannya diupayakan tetap konstan pada besaran 2,55 atau 2,9 kg/cm². Oleh karena itu apabila terjadi penginjeksian, maka akan timbul fluktuasi tekanan dalam saluran tekan bahan bakar, sehingga terjadi getaran. Untuk mengurangi fluktuasi tadi dipasang pulsation damper yang menyerap variasi getaran tersebut oleh sebuah diaphragm. Tekanan bahan bakar dapat diperiksa dengan mudah dengan sekrup pulsation damper. Beberapa jenis mesin tidak memiliki pulsation damper. Catatan : Mesin seperti daftar di bawah ini tidak dilengkapi pulsation damper yaitu : - Mesin 4A-GE (D-type EFI) dari Mei 1987. - Mesin 4A-GE (L type EFI) dari Agustus 1987 - Mesin 4A-FE seluruhnya. 4. Pressure Regulator Karena adanya fluktuasi tekanan akibat penginjeksian dan variasi perubahan volume manifold, maka jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sedikit akan berubah walaupun signal injeksi tetap. Oleh karena itu apabila volume yang akan diinjeksikan selalu tepat, maka tekanan bahan bakar harus dipertahankan konstan oleh pressure regulator. 12

Cara Kerja : Tekanan bahan bakar dari delivery pipe akan menekan diaphragm membuka valve, sehingga sebagian bahan bakar akan kembali ke tangki. Apabila kevakuman yang dihubungkan di bawah diaphragm dapat melawan tegangan pegas, maka volume bahan bakar yang kembali ke tangki akan bertambah dan menurunkan tekanan bahan bakar di saluran bahan bakar pada tingkat tertentu. Bila pompa berhenti bekerja, maka pegas akan menutup katup, sehingga check valve dalam pompa 13

bahan bakar dan katup dalam pressure regulator akan mempertahankan sisa tekanan dalam saluran bahan bakar. Catatan : Pressure regulator tidak mungkin dilakukan penyetelan tekanan (2,55 kg/cm 2 ), dan bila terjadi kerusakan harus diganti. Kerusakan pressure regulator, misalnya katupnya terganjal dan sebagainya, akan menyebabkan turunnya tekanan sehingga mesin susah start, idlingnya kasar dan tenaga berkurang. 5. Injector Injector adalah nosel electromagnit yang akan menginjeksikan bahan bakar sesuai signal yang dikirim ECU. Konstruksi : Masing-masing injektor dipasang dengan sebuah heat insulator pada intake manifold atau pada kepala silinder yang dekat dengan lubang pemasukan dan masing-masing dihubungkan dengan delivery pipe. Cara Kerja : Bila injector menerima signal dari ECU, maka solenoid akan menjadi magnit dan menarik plunger melawan tegangan pegas. Oleh karena plunger dan needle valve merupakan satu unit, maka ketika plunger tertarik needle valve-pun akan terangkat dari dudukannya dan bahan bakar akan mengabut. Pengaturan volume bahan bakar yang diinjeksikan tergantung lamanya signal yang dikirim ECU ke injector. Catatan : 1. Tidak boleh membongkar tutup pada ujung injektor dan hati-hatilah untuk mencegah kotoran atau benda-benda asing masuk ke dalam needle valve. 2. Jika bensin mengandung kadar sulfur yang tinggi, maka sulfur carbon deposit akan bertumpuk sedikit demi sedikit pada needle valve, sehingga menyebabkan volume injeksi berkurang dan tenaga berkurang, back fire, idling kasar dan sebagainya. 3. Bila terdapat kotoran di dalam katup injektor akan menyebabkan kebocoran bahan bakar, akibatnya idling kasar, volume injeksi berkurang, tenaga berkurang, akselerasi berkurang, back fire dan sebagainya. 14

4. bila solenoid dihubungkan langsung dengan tenaga baterai, maka coil akan rusak. Selama pemeriksaan gunakan selalu resistor untuk menurunkan tegangan. Petunjuk penanganan O-ring: O-ring tidak boleh di gunakan ulang. Sewaktu memasang O-ring, mula-mula lapisi dengan bensin. Sewaktu memasang injektor ke delivery pipe, jangan samapi merusak O-ring. Dengan injektor terpasang dalam delivery pipe, putar indikator dengan tangan. Bila tidak berotasi dengan baik, maka O-ring sudah rusak. Tipe-Tipe Injektor Ada banyak tipe injektor, tetapi secara umum dapat dibagi ke dalam tipe sebagai berikut : a. Tipe Pintle (penyemprotan baik) b. Tipe Hole (sukat untuk tersumbat). Dibuat oleh ND (bentuk katup tirus) (1 atau 2 lubang) Dibuat oleh Aisin (bentuk katup bola atau tirus (1 atau 2 lubang) c. Nilai resistan Resistan rendah ( 2 3 Ohm) Resistan tinggi ( 13,8 Ohm) 15

Tipe-Tipe Konektor Injektor SIRKUIT KELISTRIKAN INJECTOR Ada 2 tipe injector yaitu low resistance type dan high resistance type. Bila transistor pada ECU menjadi ON, arus listrik akan mengalir melalui injector ke terminal 10 dan 20 kemudian ke E1(massa), akibatnya injector menginjeksikan bahan bakar. Resistor Solenoid Resistor solenoid menurunkan tegangan ke injektor untuk mencegah terjadinya panas dan menstabilkan kerja injektor-injektor. Resistor solenoid diperlukan karena tidak ada mechanical delay pada saat needle valve bekerja, jumlah gulungan coil pada injektor solenoid telah dikurangi dan diameter kawat diperbesar untuk meningkatkan respon injektor. Dengan cara ini tahanan menjadi kecil, arus yang mengalir akan besar, dan dengan demikian umur 16

pemakaian injektor rendah karena injektor menjadi panas. Dengan alasan ini resistor dipasang seri untuk mengurangi tegangan yang dialirkan ke injektor. 6. Cold Start Injector Dipasang pada intake chamber berfungsi memperbaiki kemampuan start mesin pada waktu mesin masih dingin. Cara kerja : Cold start injector bekerja selama mesin distart dan suhu air pendingin mesin masih rendah. Lamanya injeksi maksimum dibatasi oleh cold start injector time switch. Bila kunci kontak diputar pada posisi ST arus mengalir ke solenoid dan menarik plunger melawan tegangan pegas. Oleh karena katup di ujung nosel terangkat, maka bahan bakar akan mengabut pada cold start injector. 17

7. Cold Start Injector Time Switch Berfungsi untuk mengatur lamanya injeksi maksimum dari cold start injector. SIRKUIT KELISTRIKAN COLD START INJECTOR TIME SWITCH Bila suhu masih rendah kontak masih tertutup. Bila kunci kontak diputar pada posisi ST arus akan mengalir ke cold start injector, titik kontak, massa. Bahan bakar akan diinjeksikan. Ketika mesin sudah hidup dan kunci kontak ON bahan bakar berhenti diinjeksikan. Jika motor starter berputar lama memungkinkan terjadinya penggenangan bahan bakar di busi dan mesin sukar hidup. Untuk mencegah hal ini, maka ketika arus mengalir ke heat coil ( 1) dan ( 2) elemen bimetal menjadi panas dan titik kontak akan terbuka, sehingga arus yang mengalir ke cold start injector terhenti. 18

D. Metode Injeksi Bahan Bakar dan Waktu Pengapian Metode injeksi bahan bakar adalah untuk menginjeksikan bahan bakar secara independen dalam tiap silinder atau untuk secara simultan menginjeksi bahan bakar ke semua silinder. Ada juga berbagai waktu pengapian, seperti injeksi pada waktu yang ditentukan atau injeksi sesuai dengan perubahan dalam jumlah intake udara atau putaran mesin. Metode dasar metode injeksi dan waktu pengapian adalah sebagai berikut. Sebagai tambahan, semakin besar volume injeksi, awal waktu pengapian semakin cepat. Injection Duration Control 1. Independen (Sequential) Bahan bakar diinjeksikan secara independen untuk tiap silinder sekali setiap dua rotasi crankshaft. 19

2. Group Bahan bakar diinjeksikan untuk tiap group sekali setiap dua rotasi crankshaft. 2 group 3 group 4 group 20

3. Simultan Injeksi dilakukan secara simultan ke silinder sekali setiap rotasi crankshaft. Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk pembakaran diinjeksikan dalam dua kali injeksi. Kontrol Durasi Injeksi Bahan Bakar ECU mesin mengubah volume injeksi bahan bakar dengan mengubah durasi injeksi dari injektor.durasi aktual ditentukan oleh dua hal berikut. 1. Durasi ditentukan oleh jumlah intake udara dan putaran mesin. 2. Beragam durasi injeksi korektif ditentukan oleh sinyal dari berbagai sensor. Durasi yang akhirnya di output ECU mesin ke dalam injektor ditambahkan berbagai koreksi ke durasi dasar injeksi. Ada koreksi-koreksi berikut: Start enrichment Warm-up enrichment Air-fuel ratio feedback correction (untuk beberapa model) Acceleration enrichment Fuel cut-off Power enrichment Koreksi-koreksi lain 21

22

E. Koreksi Bahan Bakar 1. Start Enrichment Durasi dasar tidak dapat dihitung dari jumlah intake udara karena putaran mesin rendah dan perubahan dalam jumlah intake udara besar di saat starter. Karenanya, durasi saat starter ditentukan oleh suhu cairan pendingin. Suhu cairan pendingin dideteksi oleh water temperature sensor. Semakin rendah suhu air, penguapan bahan baker semakin buruk. Karenanya, campuran udara-bahan bakar diperkaya dengan memperlama durasi. ECU mesin menentukan bahwa mesin sedang distarter saat putaran mesin adalah 400 rpm atau kurang. Saat putaran tiba-tiba turun dibawah 400 rpm akibat penambahan beban mendadak, hysteresis digunakan untuk mencegah ECU mesin mendeteksi mesin yang sudah di starter. Start ulang, kecuali putar mesin jatuh hingga di bawah 200 rpm. PETUNJUK SERVIS: Apabila ada kerusakan dengan water temperature sensor, dapat dianggap kondisi starter paling buruk. 23

2. Warm-Up Enrichment Jumlah injeksi bahan bakar ditingkatkan karena penguapan bahan bakar buruk selama mesin dingin. Saat suhu pendingin rendah, durasi ditambah agar campuran udara-bahan bakar lebih kaya untuk mendapatkan kemampuan berkendara selama mesin dingin. Koreksi maksimum adalah dua kali lebih panjang dari suhu normal. Apabila ada kerusakan dengan water temperature sensor, dapat dianggap kondisi berkendara buruk. 3. Air-Fuel Ratio Feedback Correction (Untuk Kebanyakan Model) Apabila tidak ada fluktuasi besar pada beban atau putaran mesin, seperti pada engine idle atau berkendara dengan kecepatan konstan setelah pemanasan, bahan baker (campurannya dekat dengan rasio teoritis) disuplai sesuai dengan intake udara. Koreksi berikut diberikan saat berkendara dengan kecepatan konstan setelah pemanasan. Kontrol feedback menggunakan oxygen sensor (kontrol feedback rasio udara-bahan bakar) : ECU mesin menentukan durasi dasar untuk mencapai rasio bahan bakar-udara teoritis. 24

Tetapi, perubahan kecil dari rasio teoritis terjadi menuruti kondisi aktual mesin, perubahan akibat waktu dan kondisi lain. Karenanya, oxygen sensor mendeteksi konsentrasi oksigen pada gas buangan untuk menentukan apakah durasi sudah mencapai rasio teoritis. Bila ECU mesin dari sinyal oxygen sensor menentukan bahwa rasio udara-bahan bakar lebih kaya disbanding rasio teoritis, mesin ECU memperpendek durasi agar campuran lebih tipis. Sebaliknya, apabila rasio tipis, mesin akan memperpanjang durasi agar campuran jadi lebih kaya. Kontrol feedback bekerja untuk menjaga rasio rata-rata pada rasio teoritis dengan melakukan koreksi kecil secara berulang.(ini disebut operasi "closedloop") 25

4. Acceleration Enrichment Rasio menjadi lebih tipis, terutama selama awal akselerasi karena kekurangan suplai bahan bakar terjadi selama akselerasi akibat perubahan intake udara saat pedal gas diinjak. Karenanya, durasi injeksi ditambah untuk menambah volume. Akselerasi ditentukan oleh kecepatan perubahan pada sudut bukaan throttle valve. Koreksi selama akselerasi meningkat tajam pada awal akselerasi dan berkurang sampai peningkatan berakhir. Semakin besar akselerasi, volume injeksi juga bertambah. 5. Fuel Cut-Off Selama deselerasi, operasi injeksi berhenti sesuai kondisi deselerasi untuk mengurangi gas buangan berbahaya dan meningkatkan efek rem mesin. Kemudian sistem fuel cutof diaktifkan untuk memutus aliran bahan bakar. Kondisi deselerasi ditentukan oleh bukaan throttle valve dan putaran mesin. saat katup tertutup dan kecepatan tinggi, kendaraan melambat. 26

Fuel cut-off control Kontrol fuel cut-off menghentikan injeksi bahan bakar saat putaran mesin lebih dari kecepatan yang ditentukan dan throttle valve tertutup. Injeksi bahan bakar dilanjutkan saat putarann mesin berkurang atau throttle valve terbuka. 6. Power Enrichment Saat beban berat, ada intake udara yang besar, seperti pada jalan menanjak. Karenanya sulit untuk mencampur bahan bakar dengan intake udara. Sebagian intake udara tidak digunakan dalam pembakaran. Karena itu, lebih banyak bahan bakar diinjeksikan agar semua intake udara terpakai dan meningkatkan kekuatan. Beban berat ditentukan dari bukaan throttle position sensor, putaran mesin, dan massa intake udara (VG atau PIM). Semakin besar VG atau PIM atau lebih besar kecepatan, rasio pertambahan bertambah. Jumlah juga ditambah saat sudut bukaan throttle valve mencapai nilai tertentu atau lebih. Koreksi pertambahan berkisar 10% hingga 30%. 27

7. Koreksi Intake Air Temperature Densitas udara berubah tergantung suhu udara. Karenanya, koreksi dilakukan untuk meningkatkan atau mengurangi volume bahan bakar sesuai dengan intake air temperature untuk mengoptimalkan rasio campuran. Intake air temperature dideteksi oleh intake air temperature sensor. ECU mesin di set ke suhu standar 20 C (68 F).Jumlah koreksi ditentukan saat suhu lebih atau kurang dari suhu ini. Saat intake air temperature rendah, jumlah dinaikkan karena densitas udara tinggi. Saat suhu tinggi, jumlah dikurangi karena densitas udara rendah. Koreksinya berkisar 10%. 28

F. INSTRUCTIONAL SHEET 1. EFI MAIN RELAY Pemeriksaan EFI main relay 1. Periksa kontinuitas relay (a) Gunakan ohm meter, periksa ada kontinuitas antara terminal 1 dan 3. (b) Periksa tidak ada kontinuitas antara terminal 2 dan 4. bila kontinuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti relay 2. Periksa kerja relay (a) Hubungkan voltase baterai pada terminal 1 dan 3. (b) Gunakan ohm meter, periksa ada kontinuitas antara terminal 2 dan 4. bila kontinuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti relay Lembar Pemeriksaan Item 1.(a) Terminal 1 dan 3 1.(b) Terminal 2 dan 4 2.(b) Terminal 2 dan 4 OHM meter (coret salah satu) Ada/tidak ada kontinuitas Ada/tidak ada kontinuitas Ada/tidak ada kontinuitas 29

2. CIRCUIT OPENING RELAY 1. Periksa kontinuitas relay (a) Gunakan ohm meter, periksa ada kontinuitas antara terminal 1 dan 3. (b) Periksa tidak ada kontinuitas antara terminal 2 dan 4. bila kontinuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti relay 2. Periksa kerja relay (a) Hubungkan voltase baterai pada terminal 1 dan 3. (b) Gunakan ohm meter, periksa ada kontinuitas antara terminal 2 dan 4. bila kontinuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti relay 3. Hubungan lnagsung (a) Gunakan kabel jumper dan hubungkan terminal +B dengan FP. Bila pompa tidak berputar atau tidak terdengar suara, maka ganti pompa. Lembar Pemeriksaan Item 1.(a) Terminal 1 dan 3 1.(b) Terminal 2 dan 4 2.(b) Terminal 2 dan 4 3.(a) Terminal +B dan FP OHM meter (coret salah satu) Ada/tidak ada kontinuitas Ada/tidak ada kontinuitas Ada/tidak ada kontinuitas Pompa/tidak bekerja 30

3. KERJA INJEKTOR 1. Hidupkan mesin atau start 2. Gunakan soundscope untuk memeriksa adanya suara operasi yang normal sesuai dengan putaran mesin 3. Bila tidak tersedia soundscope, pemeriksaan dapat dilakukan dengan merasakan hambatan kerja injektor menggunakan jari Lembar Pemeriksaan Item Injektor # 1 Injektor # 2 Injektor # 3 Injektor # 4 Kondisi Normal/tidak Normal/tidak Normal/tidak Normal/tidak 31

4. RESISTANSI INJEKTOR 1. Lepaskan semua konektor injektor 2. Gunakan Digital Ohm meter 3. Ukur nilai resistansi injector coil Lembar Pemeriksaan Item Dibersihkan ( ) Volume (CC) Injektor # 1 Injektor # 2 Injektor # 3 Injektor # 4 5. VOLUME PENGINJEKSIAN INJEKTOR 1. Lepaskan semua injektor 2. Tempatkan injektor pada injector cleaner 3. Bersihkan injektor dengan injector cleaner 4. Ukur volume injeksi bahan bakar. Lembar Pemeriksaan Item Dibersihkan ( ) Volume (CC) Injektor # 1 Injektor # 2 Injektor # 3 Injektor # 4 32