BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANAGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BINTAN. A. Gambaran Umum BPBD Kabupaten Bintan.

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL SATPOL PP KABUPATEN BINTAN TAHUN kerja daerah yang memiliki tipe A, yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS BINA MARGA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGANBENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

- 1 - Bupati Cirebon DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TAHUN 2018

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NO.3 TAHU 2010 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BANTEEN

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

- 1 - Bupati Cirebon DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 7

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANAGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BINTAN A. Gambaran Umum BPBD Kabupaten Bintan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan sebagai satuan perangkat kerja daerah yang memiliki tipe B, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan satu orang Sekretaris dan beberapa Bidang kerja yang membantu Bupati. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan, sebelumnya berada dibawah Dinas Pekerjaan Umum, Kisbang dan Sapol PP Kabupaten Bintan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2012, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan. Dan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Nasional Penanggulangnan Bencana dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kemudian dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 tahun 2012 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Bintan, sehingga Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan yang mempunyai fungsi dan struktur penanggulangan bencana berada pada Satpol PP perlu diubah dan disesuaikan dengan Permendagri Nomor 40 29

Tahun 11, sehingga terbitlah Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2012 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan. B. Visi, Misi dan Tujuan Sasaran Strategis dan kebijakan Kabupaten Bintan. 1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh kedepan ke mana instansi pemerintah harus dibawah dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi yaitu suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Bedasarkan konsep Visi di atas dan mengacu pada Visi Kabupaten Bintan dan Visi BPBD Propinsi Kepulauan Riau, maka dirumuskanlah Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan sebagai berikut Terwujudnya Ketangguhan Masyarakat Kabupaaten Bintan Dalam Menghadapi dan Menanggulangi Bencana. Tangguh yaitu kondisi masyarakat yang memiliki pemahaman dan kesadaran akan resiko bencana. dan dapat berhadaptasi dengan baik terhadap resiko bencana dan siap siaga dalam menghadapinya. Dengan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, maka diharapkan akan mengurangan berlaku dan terciptanya ketenteraman hidup bermasyarakat dan bernegara, mendapatkan perlindungan dan hak yang pasti sesuai hukum. Kondisi ini bermakna tercipta dan terpeliharanya ketertiban dan ketenteraman bagi seluruh lapisan masyarakat. 30

2. Misi. Selanjutnya misi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran Visi yang telah ditetapkan Dengan menyataka Misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingandapat mengetahuiserta mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Bedasarkan dari suatu tekat untuk mewujutkan Visi yang telah dirumuskan dan sesuai dengan peluang dan tantangan yang akan dihadapi maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan menetapkan Misinya sebagai berikut : a. Melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui pengurangan Resiko Bencana b. Meningkatkan peran kelembagaan yang handal dan regulasi dalam penanggulangan bencana di daerah. c. Membangun masyarakat yang sadar bencana. d. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terarah, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh, e. Meningkatkan profesionalisme dalam penanganan bencana. 31

3. Tujuan, Sasaran dan Strategi. Adapun tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan dalam rangka mewujudkan visi Terwujutnya Ketangguhan Masyarakat Kabupaten dalam Menghadapi dan Penanggulangi Bencana adalah : a. Meningkatnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. b. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana ( mewujutkan ketangguhan masyarakat melaluai peningkatan pengetahuan, kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana ) c. Meningkatkan penyelamatan dan evakuasi korban bencana dan penanganan pengungsi. d. Terintegrasinya penanggulangan bencana dalam program pembangunan daerah. e. Terwujudnya perencanaan program dan kegiatan kebencanaan pemaduserasian pengurangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan. f. Tersedianya regulasi penanggulangan bencana yang memadai. g. Meningkatkan partisipasi masyaarakat dalam penanggulangan bencana. h. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan bencana. 32

i. Meningkatkan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana melalui perbaikan, pemulihan, peningkatan dan pembangunan yang lebih baik. j. Terjadinya kerjasama dengan media masa dan dunia usaha dalam penanggulangan bencana. C. Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPBD Kabupaten Bintan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 dalam menjelaskan tugas dan fungsi yang dilaksanakan sebagai berikut : 1. Kepala Badan. 2. Urusan Pengarah. 3. Kepala Pelaksana. 4. Sekretaris yang terdiri dari : a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. b. Sub Bagian Keuangan. c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 5. Bagian pencegahan dan Kesiapsiagaan yang terdiri dari : 1. Seksi Pencegahan. 2. Seksi Kesiapsiagaan. 6. Bidang Kedaruratan dan Logistik, yang terdiri dari : 1. Seksi Kedaruratan. 2. Seksi Logistik. 33

7. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, yang terdiri dari : 1. Seksi Rehabilitasi 2. Seksi Rekonstruksi. D. Uraian Tugas dan Fungsi BPBD Kabupaten Bintan. Bedasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 menjelaskan tugas dan fungsi yang dilaksanakan BPBD sebagai berikut : 1. Sekratariat Unsur Pelaksana : 1. Sekrataris dipinpin oleh seorang Sekrataris adalah unsur staf yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan. 2. Sekrataris mempunyai tugas mengelola urusan kesekratariatan yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan perencanaan dan pelaporan badan. 3. Untuk melaksanaan tugas sekrataris mempunyai fungsi : a. Perumus kebijakan teknis di bidang kesekretarisan. b. Pengelola urusa Administrasi umum meliputi surat-menyurat kearsipan, kepegawaian, pengadaan, pelengkapan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan, badan. c. Pengelola urusan administrasi keuangan badan. 34

d. Pengelola penyusunan perencanaan dan pelaporan badan. e. Dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas dan fungsinya 4. Sekrataris mempunyai tugas : a. Membantu kepala Badan dalam melaksanaan tugas di bidang kesekretariatan. b. Mengoordinasikan tugas-tugas internal di lingkup badan. c. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja sekrataris sebagai pedoman pelaksana tugas. d. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaaksanaan tugas kepada para kepala Subbagian, sesuai dengan tugas dan fungsinya. e. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktipitas dan pengembangan karer bawahan. f. Memantau, mengendalikan, mengevaluasikan, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. g. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja badan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas Badan. h. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan, naskah dinas, baik yang masuk maupun keluar. i. Mengoreksi surat-surat atau naskah dinas di lingkup badan. 35

j. Mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekratariatan kepadaunit organisasi di lingkup badan. k. Menyiapkan bahan penyusunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan badan. l. Memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan. m. Mengelola pengadaan dan pelengkapan serta rumah tangga yang menjadi kebutuhan badan. n. Mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan badan. o. Mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan badan. p. Melaaksanakan Koordinasi dalaam pengusulan/penunjukan kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat penata usaha keuangan, pejabat pelaksanaan teknis kegiatan dan bendahara. q. Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengawasan kepada bendahara. r. Memantau, mengoordinasikan dan melaporkan setiap kegiatan badan kepada kepala badan. s. Mengelola perencanaan dan program badan. t. Mengelola dan mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran lingkup badan. u. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada kepala badan. 36

v. Melaporkan kepada kepala badan setiap selesai melaksanaan tugas. w. Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan sekretariat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. x. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas : a. Membantu sekretaris, dalam melaksanaan tugas dan urusan administrasi umum, kepegawaian, hubungan masyarakat dan keprotokolan Badan. b. Menyusun rencana dan program kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian, sebagai pedoman pelaksanaan tugas. c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktipitas, dan pengembangan karier bawahan. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasikan, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. f. Mengonsep, mengoreksi, dan memaraf naskah dinas yang akan ditanda tangani pimpinan. 37

g. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan urusan umum dan kepegawaian. 6. Subbagian Keuangan mempunyai uraian tugas : a. Membantu Sekretaris dalam melaksanaan tugas dalam urusan administrasi keuangan. b. Menyusun rencana dan program kerja subbagian keuangan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas. c. Memdistribusikan dan memberi petunjuk pelaaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaaksanaan tugas bawahan. f. Mengonsef, mengoreksi, dan memaraf naskahbadan yang akan ditanda tangani pimpinan. g. Mengusulkan nama calon bendahara di lingkup badan. h. Membina dan mengawas bendahara di lingkup bidang. i. Menyiapkan bahan rencana anggaran belaanja lingkup bidang. 38

j. Meneliti, melengkap surat perintah membayar uang pesediaan (SPPUP), (SPP GU), (SPP TU), (SPP LS), gaji dan (SPP LS), pengadaan. k. Melakukan Perivikasi surat perintah pembayar (SPP) dan menyiapkan surat perintah membayar (SPM) l. Melakukan verifikasi surat pertanggung jawaban (SPJ). m. Melaksanakan akutansi keuangnan Badan. n. Menyiapkan laporan keuangan badan. 7. Subbagian Perencanaan dan pelaporan mempunyai uraian tugas : a. Membantu sekrataris dalam melaksanaan tugas perencanaan dan program. b. Menyiapkan dan menyusun rencana dan program kerja sub bagian perencanaan dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. c. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. 39

f. Menyusun rencana dan program kerja badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas badan. g. Mengonsep, mengoreksi, dan memaraf naskah dinas yang akan ditanda tangani pimpinan. 8. Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang dalam melaksanaan tugas di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. b. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja bidangpemerintahan daan aparatur, sebagai pedoman pelaksanaan tugas. c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para kepala subbidang sesuai dengan bidang tugasnya. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. 9. Seksi Pencegahan mempunyai tugas : a. Membantu kepala bidang, dalam melaksanaan tugas di bidang pencegahan bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi pencegahan. 40

c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas. e. Membantu, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaantugas bawahan. 10. Seksi Kesiapsiagaan mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang, dalam melaksanaan tugas di bidang pencegahan bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi pencegahan. c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas. e. Mermantau, mengendalikan, mengevaluasikan dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. 11. Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas : a. Membantu kepala badan dalam melaksanaan tugas di bidang kedaruratan dan logistik bencana. b. Merencanakan langkah-langkah operasional bidang kedaruratan dan logistik sebagai pedoman dalam melaksanaan tugas. c. Menyusun kebijakan bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penangan pengungsi dan dukungan tenaga logistik, untuk mengurangi dampak bencana. 41

d. Mendiatribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para kepala subbidang, sesuai dengan bidang tugasnya. e. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. f. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. 12. Seksi kedsaruratan mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang dalam melaksanaan tugas di bidang kedaruratan bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi kedaruratan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas bedasarkan langkahlangkah operasional agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. c. Mendiatribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. f. Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan kedaruratan bencana. 42

13. Seksi Logistik mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang dalam melaksanaan tugas di bidang lpgistik bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi logistik, sebagai pedoman pelaksanaan tugas bedasarkan langkahlangkah operasional agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. c. Mendiatribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. f. Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan logistik bencana. 14. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas : a. Membantu kepala bidan dalam melaksanaan tugas di bidang Rehabilitasim dan Rekonstruksi bencana. 43

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakandan langkah-langkah operasional bidang rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai pedoman dalam melaksanaan tugas. c. Menyusun kebijakan bidang penanggulangan bencana meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana untuk pedoman penanggulangan bencana. d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi peenerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana. e. Memfasilitasi pertisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat. f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pada pascbencana untuk pemulihan dan perbaikan. 15. Seksi Rehabilitasi mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang dalam melaksanaan tugas di bidang rehabilitasi pasca bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi rehabilitasi, sebagai pedoman pelaksanaan tugas bedasarkan langkahlangkah operasional agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. 44

c. Mendiatribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. f. Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan logistik bencana. 16. Seksi Rekonstruksi mempunyai uraian tugas : a. Membantu kepala bidang dalam melaksanaan tugas di bidang rekonstruksi pasca bencana. b. Menyusun rencana kerja dan program kerja seksi Rekonstruksi, sebagai pedoman pelaksanaan tugas bedasarkan langkahlangkah operasional agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. c. Mendiatribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas. e. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan. 45

f. Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan rekonstruksi pasca bencana. g. Menyusun kebutuhan rekonstruksi pelayana publik dengan memperhatikan setandar konstruksi bangunan, kondisi sosial, adat istiadat, budaya lokal dan ekonomi. h. Menetapkan prioritas kegiatan rekonstruksi bedasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian. E. Fasilitas pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bintan. Sebagaimana fungsi dan tugas pokok yang diemban Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan, merupakan tergolong tugas yang sangat berat, terutama dalam menghadapi masyarakat atau kelompok dimasyarakat yang kurang mematuhi atau melanggar ketentuan baik Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah, disamping tugastugas lainnya dalam melaksanakan pengamanan seluruh hutan di daerah yang tersebar di wilayah Pemerintahan Kabupaten Bintan. Diharapkan dengan minimnya potensi yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Tidak Tetap di BPBD serta pegawai damkar di 3 UPT di Kabupaten Bintan, maka keberadaan berbagai sarana dan prasarana 46

dalam menunjang tugas dilapangan atau dimasyarakat perlu tersedia secara maksimal mungkin, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan, dalam rangka pelaksanaan tugas baik secara rutinitas maupun bersifat non rutinitas yang menjadi tugas dan tanggung jawab BPBD dalam mengemban fungsi baik terhadap kelangsungan pembangunan, serta sosial kemasyarakatan dalam wilayah kerja Kabupaten Bintan, perlu ditopang sarana dan prasarana yang memadai, untuk jelasnya keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang ada dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel II.1 Sarana dan Prasarana Kerja Yang Dimiliki BPBD Kabupaten Bintan No Jenis Sarana dan Prasarana Kerja Jumlah 1 Kendaraan Roda 4 8 buah 2 Kendaraan Roda 2 5 buah 3 Komputer 9 pcs 4 Laptop 5 buah 5 Meja kerja 30 buah 6 Kursi kerja 30 buah 7 Sofa 8 Lemari arsip 12 buah 9 Filling cabinet 10 buah 10 Printer 10 pcs 11 Faximile 1 pcs 12 Mesin tik 13 Meja computer 6 buah 14 Alat penghancur kertas 2 pcs 15 Ac 7 buah 16 Topi 32 Pasang 17 Sepatu 32 buah 18 Tali pinggang 32 buah 47

Sumber : Kantor BPBD Kabupaten Bintan Tahun 2014. Dari Tabel di atas, terlihat bahwa jumlah sarana dan prasarana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan. Dari berbagai jenis sarana yang dibutuhkan dalam pekerjaan baik secara administratife maupun dilapangan, ternyata dapat digolongkan sarana dan prasarana masih kurang mencukupi didalam mendukung pelaksanaan tugas baik dalam pengamanan, penyelenggaraan serta melaksanakan ketertiban dimasyarakat dalam rangka kelangsungan Pemerintahan Kabupaten Bintan. Dari uraian tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan tersebut, dapat disimpulkan uraian tugas Bidang dan Sub Bidang kerja telah dibagi secara jelas dan terperinci, karena itu perlu diciptakan dan dijalin komunikasi, kerjasama dan koordinasi kerja yang baik antar Bidang kerja dan Sub Bagian, agar tugas yang dilaksanakan dapat tercapai secara efisien dan efektif, pelaksanaan tugas-tugas yang dilakukan, baik itu penegakkan peraturan daerah dan Peraturan Bupati, penciptaan dalam ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Kabupaten Bintan, memberikan perlindungan kepada masyarakat, pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati. Selain itu dari uraian Bab II, tergambar sejarah lahirnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bintan, visi, misi, ketersediaan 48

sarana dan prasarana kerja yang dimiliki dan susunan organisasi juga turut memberi pengaruh terhadap kinerja BPBD Kabupaten Bintan dalam menegakkan peraturan Perundang-Undangan dan memelihara ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Bintan. Ditambah lagi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bintan yang telah pindah ke Bintan Bunyu, Untuk kedepannya perlu dilakukan upaya perbaikan dan penyediaan sarana dan prasarana kerja yang memadai dan mencukupi bagi staf, serta perlu upaya peningkatan keterampilan kerja para aparatur BPBD yang mempunyai tingkat kemampuan kerja baik, berdisiplin tinggi dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan, terampil dalam pekerjaan dan lainnya. Sehingga diharapkan dapat tercipta tingkat kinerja pegawai yang juga optimal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Bintan tersebut. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Badan Penanggulanagan Bencana Daerah Kabupaten Bintan dibantu oleh Sekretariat, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan dan Logistik, dan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Untuk jelasnya struktur organisasi Kantor BPBD Kabupaten Bintan, dapat di lihat pada Gambar II.1 dibawah ini : Gambar II.1 49

Struktur organisasi KEPALA PELAKSANA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKSI PENCEGAHAN SEKSI KEDARURATAN SEKSI REHABILITASI SEKSI KESIAPSIAGAAN SEKSI LOGISTIK SEKSI REKONSTRUKSI UNIT PELAKSANA UPTD DAMKAR Sumber : BPBD Kabupaten Bintan Tahun 2014 50