BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai eksistensi individulisnya, pengamatan tentng apa yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Penggunaan Buku Kerja Layanan Informasi. Menurut Sujarwas, buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

1. Periode 18/ 19 tahun 20/ 21 tahun yaitu mahasiswa semester I s/ d semester IV. Pada periode ini tampak karakteristik sebagai berikut : Stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan orang lain. Stuart dan Sundeen (dalam Keliat,1992).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB II. Tinjauan Pustaka

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Konsep Dasar Pemahaman Diri Pemahaman diri berasal dari kata pemahaman dan diri. Sobur (2003:499) mengemukakan bahwa diri (self) adalah komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran individu mengenai eksistensi individulisnya, pengamatan tentng apa yang merupakan miliknya,pengertiannya mengenai siapa dia itu, dna perasaan-perasaan terhadap sifatnya, kualitasnya dan segala milikinya. Pendapat ini menunjukkan bahwa diri pada dasarnya adalah pengenalan tentang diri yang berkaitan dengan kesadaran individu mengenai eksistensi individulisnya. Ridwan (2011:1) mengemukakan bahwa pemahaman diri tidak hanya sebatas tentang pemahaman terhadap identitas diri, namun lebih dari itu. Pemahaman diri merupakan pemahaman sebagai diri pribadi, social, spiritual dan kelebihan serta kelemahan yang ada pada diri sendiri. Pemahaman diri merupakan langkah awal dalam pembentukan konsep dan kepribadian diri. Dari sini akan mewujudkan eksistensi dan eksplorasi diri pribadi. Malas, tidak mau bekerja; hanya ingin menikmati hidup tanpa usaha keras. Agustiani (2006:138) mengemukakan bahwa pemahaman diri merupakan gambaran yang dimiliki diri individu tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Pendapat ini menekankan bahwa pemahaman diri bukan merupakan faktor bawaaan melainkan berkembang dari pengalaman yang secara terus 7 menerus dan terdiferemsial.

Warjito (2010:1) mengemukakan bahwa salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah pemahaman diri. Pemahaman diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Pemahaman diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari pemahaman diri, sehingga terdapat beberapa pengertian. Pemahaman diri individu dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan pemahaman diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memindividung kualitas kemampuan yang dimiliki. Pindividungan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memindividung seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pindividungan positif terhadap kualitas kemampuan 9 yang dimiliki mengakibatkan individu individu memindividung seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Pemahaman diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. Maslow (dalam Romanfajrin, 2009:1) mengemukakan bahwa menyebut pemahaman diri atau personal meaning menggambarkan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang

sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya. Selain itu Baumeister (dalam Romanfajrin, 2009:1) mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap individu, di mana perilaku menjadi memiliki tujuan, daripada hanya berperilaku berdasarkan insting atau impuls. Menurut Reker yang di tulis oleh Maria (dalam Romanfajrin, 2009:1) menjelaskan bahwa orang yang memahami diri adalah mereka yang memiliki tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis), identitas diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi. Pemahaman diri adalah suatu cara untuk memahami, menaksir karakteristik, 10 potensi dan atau masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Menurut Santrock, (dalam Hartono, 2010: 209) Pemahaman diri (self Understanding) adalah gambaran kognitif remaja mengenai dirinya, dasar, dan isi dari pemahaman diri remaja Menurut Hartono (2010: 209) pemahaman diri siswa SMA adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang mana pengenalan siswa atas pribadinya sendiri mencakup dua sisi yaitu pengenalan siswa atas keunggulannya dan pengenalan siswa atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki siswa baik yang bersifat potensial maupun aktual. Kekuatan siswa menggambarkan keunggulan, kehebatan pribadi siswa, sedang

kekurangan siswa adalah sejumlah keterbatasan yang dimiliki siswa. Kekurangan siswa menggambarkan ketidak mampuan siswa yang menjadi hambatan siswa dalam meraih cita-cita. Dalam modul layanan informasi tentang pemahaman diri menggambarkan bahwa pengelan terhadap diri sendiri merupakan kemampuan individu dalam mengeksplorasi potensi diri sendiri yang terdiri dari potensi fisik dan potensi psikis. Potensi psikis yaitu kelebihan pada anggota badan, panca indera beserta kekuatan/ kualitasnya, sedangkan potensi psikis yaitu seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki individu yang berkaitan dengan kemampuan kejiwaan antara lain : intelektual (IQ), bakat, minat, dan sifat, ciri-ciri kepribadian. 11 Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa pemahaman diri adalah individu mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra individu sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap. Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan siswa atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang ada dalam diri. 2.1.2 Tujuan Pemahaman Diri Warjito (2010:1) mengemukakan bahwa tujuan materi pemahaman diri adalah membantu siswa mengeksplorasi kemampuan/ bakat, miatnya, nilai-nilai kepribadian dan kemampuan emosioalnya dalam rangka memahami diri dalam kaitannya dengan memasuki dunia kerja. Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi siswa usia SMA. Siswa yang memahamai diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada siswa yang belum mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada

dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri. Menurut Farid (2007:1) ketika individu mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki 12 rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pindividungan diri yang jelas. Materi pemahaman diri ditujukan agar siswa mampu mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja, sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam karier. Ridwan (2011:1) mengemukakan bahwa sebagai langkah awal untuk menjawab pertanyaan tentang pemahaman diri maka individu perlu memahami berbagai hal prinsip yang bisa dipahami dan dikembangkan terus-menerus dalam kehidupan. 1. Hidup itu adalah suatu periode yang memiliki batas waktu tertentu yang diberikan oleh Tuhan bagi manusia. 2. Hidup adalah suatu proses menjadi, yaitu menjadi manusia yang berarti dan berguna bagi hidup itu sendiri dan berguna bagi dunia. 3. Waktu tak akan terulang lagi. Menunda-nunda waktu dengan alasan masih banyak waktu adalah tidak beralasan. 4. Rentang waktu kehidupan tidak seharusnya diisi dengan cara seadanya. Manusia harus merencanakan dan mengisi kesempatan hidupnya dengan cara efektif dan produktif. 5. Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu. Tidak ada yang bisa memastikan kapan individu akan dilahirkan, sebagaimana juga tidak bisa dipastikan kapan kita akan meninggalkan dunia.

13 6. Tak selamanya manusia tergantung padaorang lain; tidak selamanya kamu bergantung padaorang tua. Suatu saat kamu harus mandiri. Karena itu, kamu harus sudahmemiliki citacita. Kamu harus memulai sesuatu dengan berani mengatakan, Aku sudah mulai! Berdasarkan prinsip di atas, individu akan lebih mengerti tujuan hidupnya dan untuk apa dia di lahirkan di bumi ini. Sebagai remaja dan pelajar, siswa berada pada kelompok peralihan kematangan tertentu dan menjelang pemantapan dan penitian masa depan. Ini adalah masa yang penting untuk memantapkan hati menuju masa depan. Oleh karena itu, seorang pelajar SMA harus berani melangkah menuju kedewasaan. Seorang yang dewasa tidak malu bertindak benar, tidak bermalasan, dan tidak dimanjakan oleh fasilitas. Remaja atau pelajar yang memiliki prinsip harus berani menata hidupnya sendiri. Tidak seharusnya seorang pelajar melakukan hal-hal berikut ini. a) Menjadi benalu atau parasit ; menjadi penghisap, yang akan mati jika yang dihisap telah mati b) Menjadi fotokopi atau bayang-bayang orang lain; tidak memiliki rasa tanggung jawab diri; seolah-olah orang lainlah yang memiliki dan menguasai hidupnya c) Menjadi konsumeris, boros, dan koruptif; takut menata dan menerima realita, tidak mau menjalani kehidupan dengan perhitungan matang, tidak sederhana, tidak apa adanya dan merugikan diri sendiri atau orang lain d) Menjadi hedonis; hanya menikmati hari ini sepuasnya dengan menghalalkan 14 segala cara, tidak peduli akan masa depan Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa tujuan pemahaman diri adalah membantu individu dalam memahami dirinya, nilai-nilai kepribadian dan kemampuan

emosioalnya dalam rangka memahami diri dalam kaitannya dengan upaya pengembangan kematangannya dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. 2.1.3 Ciri-Ciri Siswa yang Memahami Dirinya Siswa SMA/SMK merupakan usia dimana individu mencapai kematangan kariernya. Kematangan karier bagi siswa terbukti bila mereka mampu mengambil keputusan karier secara mandiri, dimana kemandirian itu tidak pernah terlepas dari pengaruh pemahaman diri siswa. Menurut Bastaman (2006:1) menjelaskan dalam diri individu yang memahami diri terjadi meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik. Almond (2006:1) mengemukakan bahwa mereka yang memahami diri yaitu; (1). Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna, secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan dengan makna kehidupan, (2). Konsep meaning yang mereka yakini, memunculkan kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan tujuan hidup mereka, (3). Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna, entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya, (4). Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri individu, akan muncul perasaan signifikan pada diri mereka 15 sendiri dan rasa bangga terhadap kehidupan mereka. Farid, (2008:1) menjelaskan bahwa ketika individu mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pindividungan diri yang jelas. Farid, (2008:1) menambahkan bahwa percaya diri terkait dengan (1) self-concept yaitu bagaimana individu menyimpulkan diri individu secara keseluruhan, bagaimana individu melihat potret diri Individu secara keseluruhan, bagaimana Individu mengkonsepsikan diri

individu secara keseluruhan, (2). Self-esteem: sejauh mana individu punya perasaan positif terhadap diri Individu, sejauhmana Individu punya sesuatu yang individu rasakan bernilai atau berharga dari diri Individu, sejauh mana individu meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri individu, (3). Self- efficacy: sejauh mana individu punya keyakinan atas kapasitas yang individu miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general Self-efficacy atau sejauhmana individu meyakini kapasitas individu di bidang individu dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy, (4). Self-confidence; sejauhmana Individu punya keyakinan terhadap penilaian Individu atas kemampuan Individu dan sejauh mana Individu bisa merasakan adanya kepantasan untuk berhasil. Self confidence 16 itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy. Gunawan (2007:1) mengemukakan bahwa bahwa sebuah perjuangan besar yang harus dilalui individu dalam kehidupan adalah memahami diri, dengan memahami individu akan mampu mencapi kesuksesan. Menurutnya pemahaman diri bisa dicapai dengan jalan berfikir positif dan memiliki kebiasaan yang efektif. Dari uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan siswa yang memahami diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut; a. Percaya diri Dalam kamus istilah Bimbingan dan konseling yang ditulis Thantaway (http://belajarpsikologi.com) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri individu yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Pendapat di atas menunjukkan bahwa rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan individu terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Cirri individu yang percaya diri sebagai berikut: a) selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu; b) mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai; c) mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi; d) mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi; e) memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya; f) memiliki kecerdasan yang cukup; g) memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup; h) memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing; i) memiliki kemampuan bersosialisasi; j) memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik; k) memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup; l) selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup; m) berfikir positif, dengan cirri sebagai berikut: melihat masalah sebagai tantangan, menikmati hidupnya, pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide, mengenyahkan pikiran negatif segeraa setelah melintas di pikiran, mensyukuri apa yang dimilikinya, bukan berkeluh kesah, tidak mendengarkan gosip dan isu yang tidak tentu, tidak banyak excuse, langsung action, menggunakan bahasa positif, optimis, menggunakan bahasa tubuh yang positif, peduli pada citra diri sendiri, n) memiliki kebiasaan yang efektif, dengan cirri sebagai berikut: menjadi proaktif, merujuk pada tujuan akhir, mendahulukan yang utama,

berpikir dan bertindak menang-menang, berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti, mewujudkan sinergi dan melakukan evaluasi. 18 Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan kekurangan) di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang turut mempengaruhi pemahaman diri ditentukan oleh diri terbuka dan tertutup. Kepribadian yang terbuka berkonstribusi positif terhadap pemahaman diri, sedangkan kepribadian yang tertutup adalah faktor penghambat dalam pemahaman diri. Faktor eksternal (lingkungan) yang mempengaruhi pemahaman diri antara lain, lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Menurut Hurlock (2009:1) mengemukakan bahwa masa remaja dikatakan sebagai masa transisi karena belum mempunyai pegangan, sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan, remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya. Remaja masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki pemahaman tentang diri yang benar, hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya dan supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah didapatkannya. Pada kesempatan ini penulis lebih menekan pada pengaruh lingkungan sekolah terhadap pemahaman diri siswa terletak pada peran kepala sekolah, sataf administrasi, guru mata pelajaran, dan peran konselor sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Program bimbingan yang dilaksanakan oleh konselor sekolah mencakup empat bidang antara lain; bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan bimbingan belajar. Untuk mewujudkan tujuan bimbingan di sekolah, konselor perlu melaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan dimana salah satunya adalah layanan informasi.

Pemahaman diri siswa SMA di pengaruhi oleh pelaksanaan layanan informasi dalam bidang bimbingan karier, yang mana materi dalam pemberian informasi kepada siswa mencakup, potensi diri (minat, abilitas, nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau kelebihan dan kekurangan/ kelemahan diri. 2.1.4 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pemahaman diri Agar pemahaman diri dapat berfungsi dengan sebaik- baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pindividungan tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu diperhatikan oleh para pembimbing pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya terutama dalam penyusunan program pelaksanaan layanan pemahaman diri di sekolah. Menurut Nurihsan & Sudianto (2005:153) menyebutkan bahwa Secara umum prinsip-prinsip pemahaman diri di sekolah, adalah sebagai berikut: 1) Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam memahami dirinyasecara tepat. 2) Setiap siswa hendaknya memahami bahwa pemahaman diri itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup. 3) Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi 20 dan perencanaan pendidikan pemahaman diri. 4) Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan pemahaman dirinya. 5) Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilainilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi pemahaman diri di masa depannya

6) Program Pemahaman diri di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya. Program materi pemahaman diri dalam penyampaiannya diintegrasikan dengan materi bimbingan konseling. Hal ini dilakukan karena pemahaman diri merupakan bagian dari bimbingan. 7) Program pemahaman diri di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat. Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam pemahaman diri tersebut dapat disimpulkan bahwa, pemahaman diri dalam pelaksanaannya memiliki pedoman yang umum dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang karakteristik dunia kerja sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih pemahaman diri yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu 21 mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan pemahaman dirinya. Sedangkan bentuk-bentuk pelaksanaan layanan pemahaman diri yang dapat diberikan kepada siswa menurut Tohirin (2007:135-136) adalah layanan informasi tentang diri sendiri, layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan diri, layanan penempatan, dan layanan orientasi. 2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Pemahaman diri siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri adalah : 1. Faktor-faktor Internal a) Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) b) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

c) Kelelahan 2. Faktor-faktor Eksternal a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) b) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas 22 ukuran, keadaan gedung, metode pemahaman diri, tugas rumah) c) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat) Clark dalam Sudjana & Rivai (2001:39) mengungkapkan bahwa pemahaman diri siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan pemahaman diri, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam pemahaman diri akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan pemahaman diri secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2007:39) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi, (2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6) ulangan.dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor

eksternal antara lain strategi pempemahaman dirian yang digunakan guru di dalam proses pemahaman diri mengajar.